Anda di halaman 1dari 16

BAB 8

MENGEKSPOR DAN MENGIMPOR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. Cokorda Werdiyatna Sumampan (A1B118047)


2. Liza Aprilia Anjani (A1B118113)
3. Azan Dani (A1B118033)
4. Aldo Saputra Sofiandi (A1B118015)
5. Ahmad Abdullah (A1B118007)
6. Bq. Eka Sulistia Rahayu (A1B118044)

MATA KULIAH : GLOBAL MARKETING

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2021

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari
mata kuliah Global Marketing yang berjudul “BAB 8 MENGEKSPOR DAN
MENGIMPOR”.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin sebagai salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu. Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari
bahwa dalam penulisannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang
akan datang.

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat memberi manfaat bagi
kami sebagai penyusun dan bagi para pembaca umumnya. Terima Kasih.

Mataram, 13 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB 1 ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 4
C. TUJUAN MASALAH............................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK ................................................................................. 5
B. KEBIJAKAN NASIONAL YANG MENGATUR EKSPOR DAN IMPOR ............................ 6
C. ORGANISASI EKSPOR ....................................................................................................... 7
D. PEMBIAYAAN EKSPOR ..................................................................................................... 9
E. PERDAGANGAN IMBAL BELI ........................................................................................ 11
BAB III ........................................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah
Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka
hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu
wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak
terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka
ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi
bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling
membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda,
baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur
sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan,
komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau
tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara
satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat
didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-
tiap negara tersebut. Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan
istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak
lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai
masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan,
adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kriteria Keputusan Pemasok?
2. Apa Saja Kebijakan Nasional Yang Mengatur Eskpor Dan Impor?
3. Apa Saja Organisasi Ekspor?
4. Bagaimana Pembiyaan Ekspor?
5. Apa Saja Perdagangan Imbal-Beli?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Bagaimana kriteria keputusan Pemasok
2. Untuk Mengetahui Kebijakan Apa Saja Yang Ada Dalam Ekspor dan Impor
3. Untuk Mengetahuai Apa Bagian dari Organisasi Ekspor
4. Untuk Mengetahui Bagaiamna Cara Pembiyaan Ekspor
5. Untuk Mengetahui Apa Yang di Maksud Dengan Perdagangan Imbal-Beli

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK


Jelas, tidak ada peraturan sederhana yang menuntun keputusan pemasok. Bahkan
sebenarnya, Keputusan menctapkan pemasok adalah salah satu keputusan paling
Kompleks dan penting yang dihadapi oleh perusahann global . terdapat enam faktor
yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan mengenai pemasok yaitu:
1. Faktor Biaya dan Kondisi
Faktor biaya adalah lahan, tenaga kerja, dan modal . Tenaga kerja atau sumber
daya manusia termasuk biaya pekerja dari setiap tingkat: manufaktur dan
produksi. profesional dan teknis, serta manajemen. Biaya tenaga kerja langsung
dalam bidang industri dasar šekarang berkisar dari $0,50 per jam di negara
berpendapatan rendah sampaí $6 sampai $20- per jam di negara berpendapatan
tinggi. Upah hanyalah salah satu biaya produksi dan terdapat banyak faktor lain
yang harus diperhatikan dalam keputusan pemasok seperti aspirasi manajemen.
Faktor lain dari produksi adalah lahan, material, dan modal. Biaya dari faktor-
faktor ini tergantung pada ketersediaan dan kelimpahan relatif.
2. Logistik
Secara umum, semakin jauh jarak antara sumber produk dan pasar sasaran,
semakin besar waktu penundaan untuk penyerahan dan semakin tinggi biaya
transportasi. Akan tetapi. inovasi dan teknologi transportasi yang baru mengurangi
waktu dan biaya. Untuk mempermudah penyerahan barang secara global,
perusahaan transportasi seperti CSX Corporation membentuk aliansi dan menjadi
bagian penting dari sistem nilai industri Industriawan dapat memanfaatkan jasa
antar sarana yang memungkinkan kontainer dipindahkan antara pengangkulan
dengan kereta api kapal, pesawat udara, dan truk, biaya transportasi untuk ekspor
dan impor A.S. hanya berkisar 5 persen dari biaya total Di Eropa, dengan adanya
pasar tunggal berarti semakin sedikit pemeriksaan di perbatasan, yang akan
mempercepat waktu penyerahan dan menurunkan biaya.
Di akhir tahun 1980-an, Memorex mengalihkan pengiriman ke transpor kapal dan
kereta api; menggunakan Long Beach sebagai pelabuhan masuk mengurangi
waktu pengangkutan lewat laut selama sepuluh hari dan menghemat $400 sampai
$800 per kontainer. Di tahun 1992, Memorex mulai menggunakan truk panjang
sebagai pengganti kereta api, hasilnya penghematan emproduksi perife lebih dari
$1.000 setiap container.
3. Infrastruktur Negara
Untuk menawarkan pengaturan yang menarik untuk pengoperasian pabrik,
infrastruktur negara perlu dikembangkan secara memadai untuk mendukung
pengoperasian pabrik. Infrastruktur yang diperlukan akan bervariasi dari
perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, tetapi minimal termasuk daya

5
listrik, transportasi, komunikasi, pemasok jasa dan komponen, cadangan tenaga
kerja, aturan sipil, dan pemerintah yang efektif. Sebagai tambahan, sebuah negara
harus menawarkan akses pada pertukaran mata uang asing yang dapat diandalkan
untuk membeli material dan komponen yang diperlukan dari luar negeri di
samping pengaturan keamanan secara fisik tempat pekerjaan dapat dilaksanakan
dan produk dapat dikirimkan kepada pelanggan.
4. Risiko Politik
Risiko politik, atau risiko perubahan dalam kebijakan pemerintah yang akan
berdampak kebalikan pada kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara
efektif dan menghasilkan laba, merupakan penghambat investasi dalam
menetapkan pemasok lokal. Sebaliknya, semakin rendah tingkat risiko politik,
semakin kecil kemungkinan seorang investor akan menghindari sebuah negara
atau pasar. Kesulitan menilai risiko politik secara proporsional berbanding terbalik
dengan tingkat perkembangan ekonomi.
5. Akses Pasar
Sebuah faktor kunci dalam menentukan lokasi fasilitas produksi adalah akses
pasar. Bila sebuah negara atau kawasan memutuskan untuk membatasi akses demi
neraca pembayaran atau karena alasan yang lain, mungkin perlu untuk
menetapkan fasilitas produksi dalam negara itu sendiri.
6. Kurs Mata uang Asing
Ketika memutuskan di mana menempatkan aktivitas industri, biaya produksi yang
dipasok oleh sebuah sumber negara sebagian akan ditentukan oleh kurs mata uang
asing yang paling lazim untuk mata uang negara tersebut.
Kurs mata uang demikian mudah berubah sekarang ini, sehingga bagi kebanyakan
perusahaan lebih baik berhati-hati untuk diversifikasi lokasi produksi. Kapan pun,
apa yang dahulunya merupakan lokasi yang menarik untuk produksi mungkin
menjadi kurang menarik karena fluktuasi kurs mata uang. Misalnya, nilai kurs lira
Turki. menurun sampai 89 persen dibandingkan dolar A.S. antara November 1996
sampai November 1997.

B. KEBIJAKAN NASIONAL YANG MENGATUR EKSPOR DAN IMPOR


1. Program pemerintah yang mendukung ekspor
Setiap pemerintah yang peduli dengan defisit perdaganganatau pembangunan
ekonomi harus memfokus perhatian pada pemberdayaan perusahaanperusahaan
yang tidakterlibat pada manfaat potensial dari kegiatan dari kegiatanekspor.
Upaya ini perlu pada tingkatan nasional, regional dan lokal. Terdapat tiga macam
kegiatan yang biasanyadipakai oleh pemerintah yang dirancang untuk
mendukungkegiatan ekspor perusahaan nasional.
2. Tarif
Klasifikasi dari usatu produk dapat menyebabkanperbedaan yang besar dalam bea
masuk yang dikenakan. Dengan menggunakan BTN, orang kadang-kadang
dapatmencari klasifikasi yang paling menguntungkan untukmenekan seminimal
mungkin bea masuk klasisifikasi yang dikenakan oleh Negara pengimpor.

6
3. Kuota dan Pengendalian Perdagangan.
Kuota adalah pembatasan yang dilakukan oleh pemerintahatau restriksi atas
sejumlah unit atau nilai total dari produkatau kategori produk tertentu yang boleh
diimpor. Penyimpangan perdagangan yang disebabkan oleh kuotalebih parah
daripada akibat tariff. Krena setelah kuotaterpenuhi, mekanisme harga pasar tidak
diperkenankanuntuk dipakai.
4. Kebijakan diskriminasi Pembeli
Hal ini berbentuk aturan pemerintah dan regulasiadministrative, seperti halnya
kebijakan formal daninformal perusahaan., yang mendiskriminasi pemasokasing.
5. Prosedur Bea Masuk Membatasi
Peraturan dan undangundang untuk klasifikasi danmenentukan nilai komoditi
sebagai dasar pengenaan beamasuk impor dapat dilakukan sedemikian rupa
sehinggapenyelesaiannya menjadi sulit dan mahal.
6. Pengendalian Moneter Selektif dan KebijakanDiskriminasi dan Kurs Mata Uang.
Kebijakan diskriminasi kurs mata uang menyimpangkanperdagangan dengan cara
yang sama seperti bea masukimpor selektif dan subsidi ekspor.
7. Pematasan Administrasif dan Peraturan Teknis.
Ini termasuk peraturan antidumping, peraturan mengenaiukuran, serta peraturan
keselamatan dan kesehatan.Beberapa dari peraturan ini dimaksudkan untuk
menolakbarang dari luar negeri, sementara yang lain diarahkan padatujuan
domestic yang sah.

C. ORGANISASI EKSPOR
Perusahaan manfaktur yang berkepentingan dengan pemasaran ekspor mempunyai
dua alternatif luas secara organisasi :pengorganisasian di negara asal dan
pengorganasasian di pasar sasaran.Isu isu dan pendekatan ini berkaitan dengan
pengorganasasian yang selanjutnya akan di bahas.
 Organisasi di Negara Manufaktur
Isu-isu di negara asal melibatkan keputusan apakah menyerahkan tanggung jawab
ekspor di dalam perusahaan atau bekerjasama dengan organisasi eksternal yang
mempunyai spesialisasi dalam suatu produk atau wilayah geografis.
 Organisasi Ekspor Milik Sendiri
Kebanyakan perusahaan menanggapi operasi ekspor dalam organisasi
sendiri.tergangtung pada ukuran perusahaan.tanggung jawab mungkin disatukan
ke dalam uraian pekerjaan karyawan domestic.Sebagai alternatifnya tanggung
jawab ini mungkin di tangani sevagai bagian dari divide atau struktur organiasasi
terpisah.
Kemungkinan pengaturan untuk mengenai ekspor trmasuk hal-hal berikut ini.
1. Sebagai kegiatan paro waktu yang di laksanakan oleh karyawan domestik
2. Lewat mitra ekspor yang berafiliasi dengan struktur pemasaran domestik yang
mengambil alih kepemilikan barang sebelum barangnya keluar dari negara yang
bersangkutan
3. Lewat dapartemen ekspor yang independem dari strukur pemasaran domestik
4. Lewat dapartemen ekspor yang independem dari struktur pemasaran domestik

7
5. Untuk perusahaan multinasional setiap kemungkinan di atas ada di setiap devisi

 Organiasasi ekspor Independem eksternal


Bila sebuah perusahaanmemiliki untuk tidak melakukan sendiri pemasaran dan
promosi terdapat sejumlah jasa ekspor yang tersedia termasuk perusahaan
perdagangan ekspor(EMC=Export management compoines)perusahaan
manajemen ekspor,pedagang ekspor,manajer ekspor kombinasi,perwakilan
ekspor.perusahaan manufaktur atau agen komisi dan distributor ekspor,definisi
dalam lampiran di akhir bab ini merupakan pedoman bagi pengunaan
Industri,namun karena variasi dalam pengunaan istilah ini mungkin tidak
konsisten di gunakan pembaca di peringatkan untuk memeriksa dan memastikan
jasa yang di lakukan oleh organisasi ekspor independem
 Organisasi di negara pasar
Organisasi ekspor harus melakukan pengaturan untuk mendistribusiakn produk di
negara pasar.keadaan ini berlaku tanpa memperdulikan apakah organisasi itu
berada dalam perusahaan manufaktur atau berupa organisasi ekspor indenfeden
eksternal.keputusan mendasar yang harus di hadapi oleh setiap organisasi
pengespor adalah:sejauh mana kita tergantung pada perwakilan langsung di pasar
sebagai lawan dari perwakilan oleh perantara independem.
 Perwakilan pasar langsung
Terdapat dua keuntungan utama untuk perwakilan langsung di sebuah
pasar:kendali dan komunikasi.perwakilan langsung bertanggung jawab atas
pengembangan program tertentu.alokasi sumber daya atau perubahan harga yang
dapat di terapkan secara unilateral kalau produk belum di kenal di pasar.usaha
khusus harus di lakukan agar terjadi penjualan.keuntungan perwakilan tidak
langsung atau independem usaha seperti itu dan investasi sering kali tidak
terwujud.
 Perwakilan independemn
Di dalam pasar kecil biasanya pendirian perwakilan langsung dia anggap tidak
layak karena volume penjualan tidak mungkin menutup biaya.bahkan di pasar
yang lebih besar,manufaktur kecil biasanya juga mengalami kekurangan volume
penjualan yang dapat menutup biaya perwakilan langsung.
 Pemasaran dengan membonceng
Pemasaran dengan memonceng atau pengunaan tenaga penjual induk ayam
merupakan inovasi dalam distribusi interasional yang mendapat banyak perhatian
dewasa ini.ini meruapakan pengaturan yang membuat sebuahn perusahaan
manufaktur memperoleh distribusi produk lewat saluran distribusi yang lain.kedua
belah pihak dapat di untungkan :mitra distribusi yang aktif memperoleh
pengunaan sistem distribusi yang lebih maksimal dan oleh karenaitu
meningkatkan penghasilan yang di peroleh dari sistem itu.

8
D. PEMBIAYAAN EKSPOR
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesian Eximbank dibentuk
melalui UU No.2 Tahun 2009, disebutkan bahwa lembaga ini adalah fasilitas yang
diberikan kepada badan usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong
kegiatan ekspor nasional. Memberikan bantuan dalam rangka ekspor, dalam bentuk
Pembiayaan, dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dan/atau usaha lain yang
menunjang Ekspor :
Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapat
dibiayai oleh perbankan tetapi mempunyai prospek (non-bankable but feasible) untuk
peningkatan ekspor nasional; dan Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh
Bank atau Lembaga Keuangan dalam penyediaan pembiayaan bagi Eksportir yang
secara komersial cukup potensial dan/atau penting dalam perkembangan ekonomi
Indonesia. Penjaminan, dan Asuransi guna pengembangan. Produk keuangan yang
ditawarkan:
A) PEMBIAYAAN KONVENSIONAL
1. Buyer’s kredit
Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada Importir oleh Indonesian
Eximbank dalam rangka meningkatkan ekspor terkait
2. Kredit investasi ekspor
Pembiayaan yang diberikan kepada eksportir untuk membiayai investasi
dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi untuk kegiatan ekspornya
3. Kredit modal kerja ekspor (KMKE)
Pembiayaan yang diberikan berdasarkan kebutuhan modal kerja eksportir.
Produk ini dapat dibagai menjadi dua, yaitu:
KMKE transaksional, diberikan berdasarkan modal kerja dalam satu cycle
KMKE tahunan, diberikan sesuai kebutuhan modal kerja berdasarkan data
historis penjualan dan proyeksi ekspor dalam satu tahu ke depan (dengan
memerhatikan trade cycle yang bersangkutan)
4. Pembiayaan L/C impor atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN)
Fasilitas pembiayaan atas kewajiban pembayaran L/C atau SKBDN yang
diterbitkan Bank pelaksana dalam rangka pembelian (impor) bahan baku, suku
cadang atau mesin yang mendukung kegiatan produksi barang atau jasa ekspor
5. Penerbitan L/C impor
Fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Indonesian Exim bank untuk
menerbitkan L/C dalam rangka pengadaan bahan baku, suku cadang atau
mesin untuk mendukung kegiatan ekspor
6. Penerbitan Standby Letter of Credit (SBLC)
Fasilitas Penerbitan Standby L/C adalah fasilitas yang diberikan oleh
Indonesia Eximbank kepada Eksportir dalam bentuk jaminan yang diterbitkan
untuk menjamin risiko yang dihadapi beneficiary jika Importir melakukan
wanprestasi atas kontrak/perikatan yang menjadi dasar penerbitan SBLC.
7. Tagihan ekspor

9
Fasilitas Pengambil Alihan Tagihan Ekspor atau Tagihan Dalam Rangka
Ekspor adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Indonesia Eximbank
dalam bentuk pengambilalihan tagihan ekspor barang maupun jasa secara
diskonto dengan hak regres (with recourse) atau hak untuk menagih kepada
pemegang wesel jika terjadi non-akseptasi atau non pembayaran
8. Trust receipt
Fasilitas yang diberikan Indonesia Eximbank kepada Eksportir untuk
mengeluarkan barang atau bahan baku yang diimpor, di pelabuhan/kapal untuk
kemudian diproses dan dijual, hasil penjualan ini akan digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban impornya
9. Warehouse receipt financing
Fasilitas pembiayaan modal kerja oleh Indonesia Eximbank kepada Eksportir
yang pelaksaannya dikaitkan dengan nilai barang/komoditas milik Eksportir
yang ada di gudang yang dikelola oleh warehouse manager
B) SYARIAH
1. Anjak Hutang Syariah
Anjak Hutang Syariah adalah pengalihan hutang dari pihak yang berhutang
kepada pihak lain yang wajib menanggungnya sehingga Eksportir. Dalam hal
ini nasabah eksportir yang berhutang kepada issuing Bank mengalihkan
hutangnya kepada Divisi Syariah Indonesia Eximbank, Divisi ini akan
membayar kepada negotiating Bank, kemudian Divisi ini juga akan melakukan
penagihan kepada nasabah Eksportir
2. Pembiayaan Investasi Ekspor Syariah
Fasilitas pembiayaan investasi ekspor berdasarkan kebutuhan investasi
Eksportir dengan menggunakan prinsip Syariah. Prinsip Syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
membayar tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi
hasil
3. Pembiayaan L/C Impor Syariah
Produk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip
Murabahah dan Wakalah yang diberkan Divisi Syariah Indonesia Eximbank
untuk melunasi pembiayaan L/C atas nama Nasabah untuk pembelian barang
impor/local
4. Pembiayaan Modal Kerja Ekspor Syariah (MKE)
Fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Indonesia Eximbank berdasarkan
kebutuhan modal kerja Eksportir dalam rangka ekspor dengan menggunakan
prinsip syariah. Pembiayaan ini berdasarkan persetujuan para pihak yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil
C) PENJAMINAN
1. Penjaminan Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE)
Fasilitas penjaminan yang diberikan oleh Indonesia Eximbank sebagai
penjamin kepada Bank Umum sebagai terjamin atas resiko tidak terpenuhinya

10
kewajiban keuangan oleh Eksportir yang menerima KMKE dari Bank Umum
tersebut
2. Penjaminan L/C Impor
Fasilitas dalam bentuk penjaminan (confirmation) atas L/C yang diterbitkan
oleh Bank lain atas permintaan Nasaah/Eksportir untuk pengadaan bahan
baku, suku cadang atau mesin dalam rangka kegiatan ekspor barang dan jasa
D) ASURANSI
Produk yang memberikan perlindungan bagi Eksportir Indonesia maupun Investor
Indonesia di luar negeri dari kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh risiko
komersial maupun risiko politik. asuransi ini meliputi:
 Asuransi atas risiko kegagalan ekspor
 Asuransi atas risiko kegagalan pembayaran
 Asuransi atas investasi yang dilakukan oleh Perusahaan Indonesia di luar negeri
 Asuransi atas risiko politik di suatu Negara yang menjadi tujuan ekspor
E) JASA KONSULTANSI
Untuk jasa konsultasi ini, Indonesia Eximbank menyediakan jasa konsultasi
berupa:
1. Pelatihan dan Penyediaan Informasi Trade Finance
2. Technical Assistance

E. PERDAGANGAN IMBAL BELI


Beberapa eksportir membiayai transaksi internasional dengan membayar penuh atau
sebagian dalam bentuk lain selain uang Sejumlah alternatif metode pembiayaan,
dikenal dengan nama perdagangan imbal-beli (countertrade), digunakan secara luas
Dalam transaksi perdagangan imbal-beli juga terjadi, hasil-hasil penjualan produk
mengalir dalam satu jalur ke pembeli, aliran produk dan jasa yang terpisah, sering
mengalir dalam jalur yang berlawanan. Perdagangan imbal-beli umumnya melibatkan
penjual dari Barat dan pembeli dari negara berkembang: sebagai contoh, negara-
negara mantan Blok Soviet secara historis sangat bergantung pada perdagangan
imbal-beli. Pendekatan ini mencapai puncak popularitasnya di pertengahan tahun
1980-an. Perkiraan yang belum pasti kebenarannya dari pangsa pasar perdagangan
imbal-beli volume perdagangan dunia scbesar 25 sampai 30 persen. Untuk
perdagangan Timur-Barat, pangsa pasarnya diperkirakan bahkan lebih tinggi. Tingkat
aktual perdagangan imbal-beli ini tepatnya kurang lebih dibandingkan perkiraan-
perkiraan ini.

Perdagangan imbal-beli meluas bila mata uang keras langka Kontrol terhadap nilai
tukar mata uang dapat melindungi perusahaan dari hilangnya pendapatan: perusahaan
mungkin dipaksa membelanjakan uang dalam negara untuk produk yang kemudian
diekspor dan dijual di pasar negara ketiga. Barangkali pendorong tunggal terpenting
dibalik pertumbuhan perdagangan imbal-beli adalah turunnya kemampuan negara-
negara berkembang untuk membiayai impor melalui pinjaman bank. Kecenderungan
ini menyebabkan kenaikan utang pemerintah yang mendorong kesepakatan-
kesepakatan untuk membiayai sendiri, Pemerintah AS secara resmi menentang

11
mandat pemerintah terhadap perdagangan imbal-beli, karena hal itu menunjukkan
jenis perjanjian perdagangan bilateral yang melanggar sistem perdagangan bebas.
Dua kategori perdagangan bebas selanjutnya akan dibahas Salah satunya adalah barter
yang merupakan campuran dari bentuk perdagangan imbal-beli, termasuk
counterpurchase, penycimbangan, kompensasi perdagangan, dan perjanjian kerjasama
yang mempunyai kategori terpisah. Mereka memasukkan perbedaan ril dari barter
karena uang atau kredit terlibat dalam transaksi itu.

1. Barter sederhana
Juga disebut barter langsung Klasik atau murni, istilah ini menguraikan bentuk
perdagangan bilateral, tidak menggunakan uang yang paling sederhana dan paling tua
Barter sederhana adalah pertukaran barang atau jasa secara langsung antara dua pihak
Walaupun tidak menggunakan uang. Kedua belah pihak membuat pendekatan harga
bayangan untuk produk yang mengalir ke masing-masing arah. Sebuah kontrak
meresmikan transaksi barter sederhana. Yang pada umumnya kurang dari satu tahun
untuk menghindari masalah dalam fluktuasi harga. Akan tetapi, untuk beberapa
transaksi pertukaran mungkin terentang selama beberapa bulan atau beberapa tahun,
dengan kontrak yang memungkinkan penyesuaian dalam rasio pertukaran untuk
menangani fluktuasi dalam harga dunia.
2. Imbal-beli
Bentuk imbal beli ini, yang juga disebut perdagangan paralel atau barter paralel,
dibedakan dari bentuk yang lain karena setiap penyerahan barang dibayar tunai.
Sebagai contoh, Rockwell International menjual mesin cetak kepada Zimbabwe
seharga $8 juta Namun, kesepakatan itu hanya bisa berjalan setelah Rockwell setuju
membeli $8 juta ferochrome dan nikel dari Zimbabwe, yang kemudian dijual di pasar
dunia. Kesepakatan antara Rockwell dan Zimbabwe mengilustrasikan beberapa aspek
imbal beli. Pada umumnya. Produk yang ditawarkan pihak asing tidak berkaitan
dengan ekspor perusahaan barat dan oleh karena itu tidak dapat dipergunakan
langsung oleh perusahaan tadi. Dalam kebanyakan transaksi imbal beli, dua kontrak
terpisah ditandatangani. Dalam satu kontrak pemasok setuju untuk menjual produk
yang dibayar tunai (kontrak penjualan yang asli) dan dalam kontrak yang lain
pemasok setuju membeli dan memasarkan produk yang tidak berkaitan dari pembeli
(kontrak terpisah, paralel). Nilai dolar dari barang yang disetujui oleh pemasok untuk
dipasarkan pada umumnya ditentukan dalam persentase-dan kadang-kadang nilai
penuh-produk yang dijual kepada pihak asing. Kalau pemasok dari barat itu menjual
barang tadi, siklus perdagangan menjadi lengkap.
3. Penyeimbangan (Offset)
Penyeimbangan adalah suatu teknik dengan jalan mana pemerintah dalam suatu
negara Pengimpor mengembalikan mata uang keras yang digunakan untuk pembelian
barang yang mahal seperti pesawat terbang militer atau sistem telekomunikasi,
Sebagai efeknya pemerintah tersebut berkata, "Jika Anda ingin agar kami
membelanjakan uang Pemerintah untuk produk Anda, Anda harus mengekspor
produk dari negara kami. Penyeimbangan melibatkan kerja sama dalam proses
manufaktur dari ranster teknologi. Misalnya, pihak asing mungkin menyertakan

12
penyaratan untuk tetapkan sub kontrak lokal atau mengatur perakitan proses
manufaktur lokal nilai yang setara dengan suatu persentase tertentu dari nilai kontrak.
Komitmen merakit atau melakukan manufaktur lokal di bawah spesifikasi pemasok
umumnya syaratkan coproduction agreement, yang berkaitan dengan penyeimbangan
meskipun, dalam bentuknya sendiri sebenarnya mewakili jenis perdagangan imbal-
beli.
4. Perdagangan Kompensasi (CompensationTrading)
Bentuk imbal beli ini juga disebut membeli kembali, dan melibatkan dua kontrak
terpisah paralel. Dalam satu kontrak, pemasok setuju untuk membangun pabrik atau
menyediakan peralatan pabrik, memberi paten atau lisensi, atau keahlian teknis,
manajerial, atau distribusi yang pembayaran awal dilakukan dalam mata uang keras
pada saat penyerahan. Dalam kontrak yang lain, perusahaan pemasok setuju untuk
menerima pembayaran dalam bentuk output pabrik yang setara dengan investasinya
(dikurangi bunga) untuk kurun waktu sampai 20 tahun. Pada dasarnya, transaksi
tergantung pada kesediaan kedua perusahaan menjadi pembeli dan penjual. Republik
Rakyat Cina telah menggunakan kompensasi perdagangan secara ekstensif. Mesir
juga menggunakan pendekatan ini untuk mengembangkan sebuah pabrik aluminium.
Perusahaan Swiss, Aluswiss, membangun pabrik dan juga mengekspor alumina
(oksida aluminium yang ditemukan dalam bauksit dan tanah liat) ke Mesir Aluswis
mendapatkan kembali keuntungan dari aluminium yang telah selesai diproduksi di
pabrik yang scbagian untuk membayar pembangunan pabrik tersebut. Seperti
ditunjukkan pada contoh-contoh di atas, kompensasi berbeda dari counterpurchase di
mana suplai teknologi atau modal berkaitan dengan output yang diproduksi, i” Dalam
counterpurchase, seperti diungkapkan di atas, barang yang diambil oleh pemasok
biasanya tidak dapat langsung digunakan dalam aktifitas bisnisnya.
5. Persetujuan Kerja Sama (CooperationAgreements)
Persetujuan kerja sama memenuhi kebutuhan perusahaan barat melakukan bisnis
dengan ekonomi non-pasar, yang merasa segan terkait dalam penjualan dan
pembelian. Apa yang membedakan pengaturan ini dari tipe imbal beli yang lain
adalah spesialisasi dari setiap perusahaan barat untuk membeli atau menjual, tidak
keduanya. Ketiga bentuk persetujuan kerja sama masing-masing menggambarkan
akomodasi yang semakin kompleks terhadap kebutuhan mitra dagangnya. Ketiga
bentuk itu adalah kerja sama dan barter sederhana (kesepakatan segi tiga), kerja sama
dan imbal beli, serta kerja sama, counterpurchase dan kredit oleh sebuah bank.
Sebagai salah satu contoh dari kerja sama dan barter sederhana, pihak-pihak yang
terlibat dalam transaksi mungkin dua perusahaan barat yang tidak saling berkaitan
dengan sebuah perusahaan AS yang mengkhususkan diri sebagai penjual, sebuah
perusahaan Eropa Barat sebagai pembeli, dan sebuah Eastern European Foreign Trade
Organization (FTO).
6. Perdagangan yang Dialihkan (SwitchTrading)
Disebut juga perdagangan dan tukar-menukar segitiga (swap), perdagangan yang
dialihkan (switch trading) adalah mekanisme yang berlaku untuk barter atau imbal
bel. Dalam pengaturan ini, seorang petugas profesional perdagangan yang dialihkan,
lembaga perdagangan yang dialihkan, atau bank memasuki barter sederhana,

13
pengaturan clearing. Atau pengaturan imbal beli saat salah satu pihak tidak bersedia
menerima semua barang atau clearing credit yang diterima dalam suatu transaksi.
Mekanisme perputaran ini menyediakan pasar sekunder untuk barang dan kredit yang
di imbal belikan atau dibarterkan serta mengurangi kekakuan yang menjadi ciri barter
dan imbal beli. Biaya yang dikenakan oleh petugas perdagangan yang dialihkan
berkisar dari 5 persen nilai pasar komoditi sampai 30 persen untuk barang
berteknologi. Petugas ini mengembangkan jaringan perusahaan dan kontak pribadi
sendiri serta biasanya berkantor pusat di Wina, Amsterdam, Hamburg, dan London.
Bila salah satu pihak mengantisipasi bahwa produk yang akan diterimanya akhirnya
akan dijual dengan diskon lewat perdagangan yang dialihkan, biasanya dia menaikkan
harga produknya atau menentukan biaya khusus untuk penyimpanan di pelabuhan
atau konsultansi atau mengharuskan penggunaan kapal milik negaranya.

Keuntungan dari perdagangan yang dialihkan adalah


1. karakter multilateral menawarkan efisiensi ekonomi yang lebih besar dalam
menetapkan harga dan meningkatkan perdagangan
2. harga yang didiskon dapat membuka pasar baru lebih cepat, dan perusahaan barat
dapat menghindari tanggung jawab memasarkan barang yang diterimanya dalam
imbal beli.

Kerugiannya termasuk
1. menganggu pasar yang sudah dibina oleh produsen, kalau petugas perdagangan
yang dialihkan ini menawarkan produknya di pasar seperti itu
2. produk mungkin berlebiban atau sulit dijual dipasar dunia
3. pihak asing menilai perusahaan barat tidak bersungguh-sungguh untuk
mengadakan hubungan perdagangan jangka panjang, terutama bila pasar pihak
asing yang sudah dibina terancam oleh produk diskon,dan
4. sifat yang kompleks dan merepotkan dari transaksi yang dialihkan.

Kompleksnya perdagangan yang dialihkan berakar dalam mekanisasi transaksi


biasanya, petugas perdagangan yang dialihkan menjual komoditi untuk mendapatkan
mata uang lunak” (artinya tidak dapat ditukarkan), menggunakan mata uang lunak
untuk membeli komoditi lain, dan mengulangi proses itu sampai dia dapat membeli
komoditi yang dapat dijual untuk mendapat mata uang keras

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor
impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal
atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan
jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah
yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat
istiadat, dan cara yang berbeda-beda.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesian Eximbank dibentuk
melalui UU No.2 Tahun 2009, disebutkan bahwa lembaga ini adalah fasilitas yang
diberikan kepada badan usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong
kegiatan ekspor nasional.
Beberapa eksportir membiayai transaksi internasional dengan membayar penuh atau
sebagian dalam bentuk lain selain uang Sejumlah alternatif metode pembiayaan,
dikenal dengan nama perdagangan imbal-beli (countertrade), digunakan secara luas
Dalam transaksi perdagangan imbal-beli juga terjadi, hasil-hasil penjualan produk
mengalir dalam satu jalur ke pembeli, aliran produk dan jasa yang terpisah, sering
mengalir dalam jalur yang berlawanan. Perdagangan imbal-beli umumnya melibatkan
penjual dari Barat dan pembeli dari negara berkembang: sebagai contoh, negara-
negara mantan Blok Soviet secara historis sangat bergantung pada perdagangan
imbal-beli.

15
DAFTAR PUSTAKA

Keegan, Warren J. “Manajemen Pemasaran Global, Edisi Keenam : Jilid Satu”.


(Jakarta : PT INDEKS). 2007

Latar Belakang Mengimpor dan Mengekspor.


http://berbagipengetahuan95.blogspot.com/2014/07/contoh-makalah-ekspor-dan-
impor.html?m=1 (diakses pada Selasa,13 April 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai