Anda di halaman 1dari 17

Materi Inti 4.

Konseling Masalah Khusus terkait Adherence


Pokok bahasan 2

Konseling Bagi
Penyalahgunaan Napza
A. Pengenalan Pola
Penyalahgunaan Napza
• Secara profesional, ketrampilan konseling adiksi Napza
membutuhkan waktu yang cukup lama

• Asosiasi profesional adiksi di AS (NAADAC)


mengklasifikasi konselor adiksi profesional dalam
beberapa level

• Di Indonesia, profesi yang khusus mempelajari gangguan


penggunaan Napza sebagai mata kuliah wajib adalah
psikiater, sementara profesi lainnya bersifat pilihan atau
merupakan pendidikan / pelatihan berkelanjutan
Ruang lingkup

• Dalam modul ini  “ Intervensi Singkat”


• Dapat dilakukan oleh semua petugas kesehatan terlatih
kepada klien HIV-AIDS dengan riwayat gangguan
penggunaan Napza

~ nasehat sederhana ~ intervensi minimal ~ konseling


singkat ~ konseling jangka pendek
Pengertian
Intervensi Singkat

• Heather (1994) : suatu rangkaian prinsip intervensi yang


berbeda - tapi tetap menggunakan teknik dasar terapi
konvensional.
• Lama: 5 menit - 1 jam ( rata-rata 15 menit )
• Tujuan :
• meningkatkan kesadaran pasien adanya korelasi antara
masalah yang saat ini dialami dengan penggunaan
Napzanya
• merekomendasi pasien untuk perubahan perilaku berisiko
secara alamiah dan dapat dikendalikan oleh klien.
4
Intervensi Singkat Cocok bila :

Terapi yang lebih spesifik dan mendalam tidak tersedia


pasien tidak bersedia untuk dirujuk
Atau pasien resisten atas suatu terapi.

Sesuai untuk pasien dengan riwayat penggunaan Napza


yang bersifat ringan hingga sedang.

5
Derajat Keparahan
Penggunaan Napza dan tingkatan perawatan
Tidak pakai
Ringan
Sedang
Signifikan
Berat

Terapi NAPZA
Intervensi singkat

Pencegahan primer
Sumber: NIDA

6
Empat Ketrampilan Utama
dalam Proses Konseling

1. Sikap memahami dan penerimaan

2. Menguasai keterampilan konseling

3. Fokus pada rencana jangka pendek

4. Pengetahuan kerja tentang tahap-tahap perubahan

7
1. Sikap memahami dan penerimaan
• Kemampuan untuk menjadi pendengar aktif :
Tidak menghakimi (non-judgmental) terhadap apapun
yang diutarakan / dialami pasien
Memberi peluang bicara
Menghargai kondisi klien apapun latar belakangnya,
karena klien seringkali memiliki pengetahuan dan
pengalaman lapangan yang berharga yang belum tentu
diketahui oleh petugas
8
Mendengar aktif dapat:
 mengurangi resistensi pasien
 mendorong pasien untuk lebih terbuka
 menolong pasien untuk mengingat apa yang telah
dikatakan selama intervensi
 Menggali dan mengatasi ambivalensi: manfaat dan
kerugian mempertahankan dan merubah perilaku
lama yang berisiko

9
2. Menguasai Ketrampilan Konseling

• Sangat penting: mendengar aktif, yaitu kemampuan untuk


pasien membaca isi, perasaan dan arti pernyataan klien
secara akurat.

• Dalam perkataan lain disebut sebagai refleksi (reflective


listening) atau parafrase.

10
Lima langkah utama

1. Memperkenalkan masalah dalam konteks kesehatan


pasien;
2. Skrining, evaluasi, dan asesmen;
3. Memberikan umpan balik;
4. Berbicara tentang perubahan dan menetapkan tujuan;
5. Menyimpulkan dan menyelesaikan sesi

11
Contoh Menyingkirkan
Hambatan Untuk Berubah
•pasien Dewi :
•kembali mengalami infeksi menular seksual akibat
Alasan
berobat berhubungan seks dengan beberapa teman laki-lakinya

• Dewi tidak sanggup meminta pasangan seksnya untuk


menggunakan kondom karena ia selalu berada dalam
Asesmen pengaruh alkohol dan atau shabu

• manfaat yang ia terima dari perilaku minum alkohol dan


penggunaan shabu
• eksplorasi yang sistematis tentang alasan menggunakan
atau tidak menggunakan Napza
Intervensi
singkat • petugas: memperbaiki perspektif Dewi tentang korelasi
yang ada antara perilaku penggunaan Napzanya dengan
praktek perilaku seks yang tidak aman
12
FRAMES
 Feedback (umpan balik) diberikan pada pasien tentang risiko-
risiko personal atau hendaya yang mungkin dihadapi;
 Responsibility (tanggung jawab) untuk berubah adalah tanggung
jawab pasien, bukan petugas;
 Advice (saran) untuk berubah diberikan oleh petugas;
 Menu (berbagai pilihan) atas pilihan terapi atau kelompok tolong
diri diberikan kepada pasien;
 Emphatic (empati) digunakan selama proses konseling dilakukan;
 Self-efficacy (kemantapan diri) pasien dibangkitkan dalam proses
konseling. 13
B. Konseling Adherence pada Penyalahgunaan Napza
Napza bisa menyebabkan gangguan dalam adherence dengan cara

• Penggunaan dari beberapa jenis Napza jangka panjang akan menyebabkan kerusakah otak
dan gangguan jiwa

• Efek kecanduan, pada kondisi withdrawal, pasien akan lebih mencari napza dari pada ARV
• Dalam pemakaian lama sering mengakibatkan gangguan fisik spt gangguan fungsi hati dll
• Dampak psikotropika dan halusinogen tersering yang muncul adalah gangguan kepribadian
atau gangguan kejiwaan
Kegagalan dalam Adherence

• Adanya interaksi dan efek samping tumpang tindih antara ARV dan
napza
• Pengkajian awal yang tidak adekuat akan memperbesar kegagalan
dalam Adherence pada pasien
• Kondisi psikotik, depresi, cemas, gangguan maladaptif maupun
gangguan kepribadian lainnya termasuk penggunaan napza aktif
maka pasien dirujuk kepada team yang berkompetensi yang tersedia
Catatan :

• Apapun cara yang digunakan untuk mengetahui pola penggunaan


tidak menjadi masalah.
• Yang terpenting adalah petugas dapat memperoleh gambaran umum
tentang derajat masalah yang dialami pasien terkait pola
penggunaan Napzanya.
• Dengan demikian dapat disusun suatu strategi untuk perubahan
perilaku yang diinginkan sehingga terapi ARV pada pasien HIV
dengan penyalahgunaan Napza dapat dilaksanakan .
Penugasan

Bermain peran (Role Playing ) dengan menggunakan


skenario yang disediakan

Anda mungkin juga menyukai