Anda di halaman 1dari 48

Manajemen Kasus dan Rujukan

(Orientasi Tatalaksana PenanggulanganPenyalahgunaan Napza Bagi tenaga Kesehatan Di


Puskesmas)

dr Carlamia H. Lusikooy, Sp.K.J., Subsp. Ad. (K.)

22/02/24 1
Status
kontinum
Positive Physical,social
penggunaan and mental health
Substance misuse Substance use disorder

Napza Gangguan yang bermakna


secara klinik dan fungsional
Suatu keadaan sejahtera
yang diakibatkan karena
fisik, mental dan sosial,
penggunaan NAPZA yang
bebas dari Penggunaan zat jenis
mengakibatkan masalah
penyalahgunaan zat, di apa pun dengan cara,
kesehatan, ketidakmampuan
mana seorang individu pada kondisi , jumlah,
dan kegagalan untuk
mampu menyadari atau frekuensi yang
bertanggung jawab baik di
kemampuannya, dapat membahayakan
sekolah, tempat bekerja
mengatasi tekanan hidup pengguna atau orang
maupun di rumah.
yang normal, bekerja di sekitarnya
SUD bisa dikategorikan
secara produktif dan
dalam ringan, sedang dan
bermanfaat
berat tergantung pada gejala
yang diakibatkan

22/02/24 2
Continum of care

22/02/24 3
Continum
of care Promotion Prevention Tretment Recovery

• Menciptakan • Dilakukan sebelum ▪ Ditujukan untuk mereka ▪ Mendukung


lingkungan dan timbul adanya yang didiagnosis kepatuhan
kondisi yang gangguan penggunakan Napza untuk
mendukung • Intervensi dilakukan atau gangguan dalam pengobatan
perilaku sehat untuk mencegah masalah perilaku jangka
• kemampuan atau mengurangi ▪ Mengidentifikasi orang panjang,
individu untuk timbulnya masalah yang mengalami dan menjalani
menghadapi dalam perilaku memperlihatkan aftercare.
tantangan seperti penggunaan gangguan pada fokus
alkohol di bawah
umur .misuse dan
abuse prescription
drug dan
penggunaan Napza
Prevention Target Program
Universal • Populasi umum • Kampanye melalui media massa
• Abaikan perbedaan tingkat risiko tiap • Kebijakan publik
individu • Kurikulum Kesehatan
masyarakat
Selective • Individu yang hidup pada lingkungan yang • Edukasi ttg penggunaan Napza,
berisiko internet dll
• Contoh wilayah dengan tingkat • Intervensi dini seperti pelatihan
penggunaan dan transaksi tinggi ketahanan keluarga ,
ketrampilan bertahan hidup
Indicated • Individu. Yang mulai menggunakan Napza • Brief intervention
tetapi masih dalam taraf ringan • Rujuk ke pusat layanan adiksi
seperti intensive outpatient
program and peer support
group
Organisasi Sistem Rawatan

Standar
Internasional
Perawatan
gangguan
Napza, WHO
2003

Piramida organisasi layanan untuk rawatan dan


22/02/24 6
perawatan gangguan penggunaan Napza, WHO 2003
Intervensi yang disarankan pada tingkat sistem yang berbeda-beda
Tingkat Sistem Intervensi yang mungkin disediakan
Perawatan Informal di tingkat masyarakat • Intervensi penjangkauan
• Kelompok dukungan (self-help) dan
tata laksana pemulihan
• Dukungan informal melalui teman
dan keluarga
Layanan Kesehatan primer • Skrining ,intervensi singkat , rujukan
ke rawatan gangguan penggunaan
Napza khusus
• Layangan kesehatan dasar, termasuk
pertolongan pertama, tata laksana
luka

Kesejahteraan social generik • Perumahan/shelter


• Makanan
• Dukungan social tanpa syarat
• Rujukan ke layanan rawatan napza
khusus dan layanan Kesehatan dan
social lainnya sesuai kebutuhan
22/02/24 7
Tingkat Sistem Intervensi yang mungkin disediakan
Layanan rawatan khusus (rawat jalan dan • Penilaian
rawat inap) • Perencanaan rawatan
• Manajemen kasus
• Detoksifikasi /tata laksana putus obat
• Intervensi psikososial
• Pencegahan relaps
• Tatalaksana pemulihan

Layanan perawatan Kesehatan khusus • Intervensi oleh spesialis di layanan


lainnya Kesehatan jiwa (termasuk layanan
psikiater dan psikolog)
• Intervensi oleh spesialis di bidang
penyakit dalam, bedah, anak,
kebidanan, ginekologi dan layanan
perawatan kesehatan khusus lainnya
• Perawatan gigi
• Pengobatan penyakit menular
(termasuk HIV, Hepatitis C dan TBC)
22/02/24 8
Tingkat Sistem Intervensi yang mungkin disediakan

Layanan Kesejahteraan social khusus untuk • Dukungan keluarga dan reintegrasi


orang dengan gangguan penggunaan Napza • program pelatihan/Pendidikan
kejuruan
• Dukungan untuk memperoleh
pendapatan mikro kredit
• Perencanaan waktu luang
• Layanan tata laksana pemulihan
Layanan reidensial jangka Panjang untuk • Program residensial untuk menangani
orang dengan gangguan penggunaan napza gangguan napza parah atau kompleks
dan kondisi komorbid
• Perumahan
• Pelatihan kejuruan
• Lingkungan yang dilindungi
• Pelatihan ketrampilan hidup
• Dukunagan terapeutik yang terus
menerus
• Rujukan ke layanan rawat jalan/tata
laksana pemulihan
22/02/24 9
Model organisasi layanan

Pendekatan Manajemen
Pendekatan
jejaring berbasis pemulihan
satu pintu
masyarakat berkelanjutan

22/02/24 10
One stop shop/
Layanan satu
pintu

22/02/24 11
Pendekatan
jejaring
rawatan
berbasis
masyarakat

22/02/24 12
Pendekatan
jejaring • Model ini terlaksana jika Layanan satu pintu tidak bisa
dilaksanakan
rawatan • Melibatkan komponen sistem Kesehatan dan rawatan sosial
berbasis setempat
• Layanan khusus napza sebagai elemen inti dan layanan
masyarakat tambahan kota/komunal
• Kemitraan yang luas antara sektor kesehatan ,sosial,
termasuk RS ,Puskesmas dan rawatan social) dan
melibatkan LSM dan KDS

22/02/24 13
Elemen utama
rehabilitasi dan
reintegrasi sosial
berorientasi pemulihan,
UNODC 2008-🡪 model
pemulihan berkelanjutan

22/02/24 14
Managemen kasus dan rawatan dan perawatan untuk
pengguna Napza dan mereka yang terdampak oleh
GPZ

Bisa masuk dari pintu


Ini model layanan yang manapun karena pasien dapat
difungsikan dari perspektif dirujuk ke fasilitas layanan
pengguna napza yang yang sesuai dengan tingkat
memasuki system rawatan keparahan gangguan dan
kebutuhan secara individu

22/02/24 15
Layanan rawatan harus

Dapat
Tersedia Terjangkau
diakses

Berbasis
Beragam
bukti
22/02/24 16
Managemen
Kasus

22/02/24 17
• 5 % pengguna Napza memerlukan
rujukan
• SUD adalah chronic relapsing disease 🡪
butuh monitoring berkelanjutan
• Monitoring dan follow up di
Puskesmas/Primary care sangat
diperlukan

22/02/24 18
Overcome barriers,
Treatment Gap stigma and missbeliefe
• Hanya 10 % pengguna
Napza yang mendapat
Primary care pengobatan Bukan masalah moral (
and SBIRT • Lebih dari 40 % pengguna
Napza menderita mental
moral weakness) atau
willfull rejection of social
illness namun kurang dari norms
setengah (48 %)
mendapat pengobatan Perlu ,mendapat perhatian
sama dengan masalah
Kesehatan lainnya

22/02/24 19
Managemen kasus
Model praktik kolaboratif yang mencakup pasien, perawat, pekerja sosial, dokter, praktisi lain, perawat, dan
masyarakat.
Proses manajemen kasus mencakup komunikasi dan memfasilitasi perawatan secara berkesinambungan
melalui koordinasi sumber daya yang efektif.

Menilai klien dan keluarga klien dan jika diperlukan dan mengatur, mengoordinasikan, memantau,
mengevaluasi dan mengadvokasi berbagai paket layanan untuk memenuhi kebutuhan klien yang kompleks
dan yang spesifik

22/02/24 20
Butuh managemen
kasus

• Layanan terfragmentasi
Menurunkan motivasi
Menghambat akses layanan
Kompetisi layanan merugikan klien dan
layanan tersebut

• Meningkatkan keterlibatan dan motivasi klien


• Memastikan layanan sesuai yang dibutuhkan
• Meningkatkan hasil rawatan menjadi lebih baik

22/02/24 21
Perawatan GPZ vs Managemen kasus

Perawatan Manajemen Kasus


Perubahan Internal dan Mendapatkan sumber daya
interpersonal eksternal
Kualitas layanan Hasil dari layanan
Membantu klien secara Tidak secara langsung
langsung memberikan layanan
terapeutik

22/02/24 22
Mengapa butuh managemen kasus

• Untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi pasien dg memberikan kesempatan


kepada klien untuk mendapatkan akses dan terlibat dalam layanan komunitas
• Membantu klien untuk segera menemukan keinginan mendesak yang dapat
mengganggu pengobatan
• Membantu mendapatkan program layanan yang sesuai
• Membantu klien bernegosiasi untuk berpindah dalam satu program
• Dapat mempersiapkan pasien untuk berpindah ke layanan rawatan yang berbeda

22/02/24 23
Tujuan lain managemen kasus

Job training or
House
seach Family therapy
assistance
assistance

Treatment for
mental Medical care
disorder
22/02/24 24
• Dapat didefenisikan sebagai sumber daya
Recovery internal dan eksternal yang luas dan
capital : dalam yang dapat diambil untuk memulai
dan mempertahankan pemulihan
Kapital • 3 Jenis Kapital pemulihan :
pemulihan • Kapital pemulihan pribadi
• Kapital social dan keluarga
• Kapital pemulihan komunitas

22/02/24 25
22/02/24 26
Recovery Capital

22/02/24 27
Prinsip managemen kasus efektif

• Meskipun sudah ada dalam kondisi ideal, dimana seluruh layanan tersedia,
kita butuh managemen kasus (meskipun hanya merujuk dan membantu
perpindahan pasien)
• Keadaan sesungguhnya berbeda dari ideal. Manajer kasus yang bekerja dalam
lingkungan yang tidak sempurna dan cacat perlu berkoordinasi sehingga
layanan berjalan lancar dan efektif
• Program juga harus memiliki tanggung jawab. Fragmentasi mungkin terjadi
jika programnya besar .

22/02/24 28
Prinsip dasar managemen kasus efektif

Memiliki satu Bersikap tegas Berbasis


Advokasi klien
titik kontak pada pasien komunitas

Bersikap
Bersikap Bersifat Peka terhadap
prgmatif atai
antisipasi fleksibel budaya
praktis

22/02/24 29
Fungsi manajemen kasus

jejarang dan
Asesmen perencanaan
Rujukan

Monitoring Advokasi

22/02/24 30
Asesmen

• Merupakan dasar untuk perencanaan terapi kaarena manajer kasus menilai seluruh kebutuhan pasien
• Meletakan dasar ntuk mengukur kemajuan pasien
• Membantu memprioritaskan kebutuhan pasien karena manajer tahu semua kebutuhan pasien dan ia
menentukan mana yang paling mendesak
Elemen Asesmen meliputi
• Riwayat penggunaan dan terapi penggunaan napza dulu dan sekarang
• Status emosil perilaku dan kognitif
• Kesediaan untuk berubah : potensi relaps atau tetap menggunakan
• Lingkungan pemulihan atau recovery capital

22/02/24 31
Perencanaan

Ditentukan dari hasil asesmen : td 3 elemen dasar


1. Identifikasi masalah utama dan kekuatan pasien 🡪 masalah utama mungkin bukan GPZ .
Contoh seorang pasien bunuh diri mungkin lebih perlu intervensi Kesehatan mental
sebelum ia dapat mengatasi masalah GPZ
2. Identifikasi tujuan pasie secara keseluruhan bukan hanya pada layanan yang diberikan saat
itu
3. Menentukan pilihan intervensi yang tersedia untuk membantu pasien memenuhi
tujuannya.Intervensi ini bukan saja pada layanan langsung dari program yang tersedia
tetapi juga Langkah yang diambil untuk mendapatkan layanan dan dukungan dari orang
lain.

22/02/24 32
Jejaring dan Rujukan
• Jejaring merupakan bagian penting dari manajemen kasus karena satu program tidak
dapat memenuhi semua kebutuhan klien.
• Tujuan dari manajemen kasus antar program adalah untuk menghubungkan satu program
ke program lainnya untuk memberikan layanan lebih kepada klien.
• Semua program memiliki keterbatasan. Manajer kasus bergerak melintasi batas- batas
untuk menjalin hubungan. Ada program yang rigid, ada program yang fleksibel

22/02/24 33
Monitoring

Peran ini mencakup 4 hal:


1. Meyakinkan bahwa klien terlibat dengan layanan: follow up rujukan dan
menepati janji
2. Mengikuti perkembangan klien biasanya melalaui kontak dengan penyedia
layanan Kesehatan lainnya
3. Identifikasi kendala terhadap layanan seperti daftar tunggu program yan
gpanjang atau anggapan bahwa klien tidak memenuhi kriteria untuk diterima
4. Berkordinasi dengan layanan yan gklien butuhkan

22/02/24 34
Advokasi

• Merupakan prinsip managemen yang efektif


• Pada advokasi membicarakan imasalah-masalah penting yang
mempengaruhi klien
• Advokasi untuk kien mungkin sulit namun manajer kasus perlu advokasi
dengan banyak system termasuk program, keluarga dan sistem hukum

22/02/24 35
Rentang layanan

Pra Rawatan Rawatan


perawatan utama berkelanjutan

22/02/24 36
22/02/24 37
Sistem
Rujukan

22/02/24 38
Sistem Rujukan

• Merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan


tanggung jawab pelayanan Kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun
horizontal
• Terdiri dari rujukan internal dan rujukan eksternal
• Rujukan Internal: rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut (Puskesmas pembantu ke Puskesmas Induk)
• Rujukan eksternal : rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
Kesehatan baik horizontal ( dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (Puskesmas ke RSUD) maupun ke Lembaga sosial lainnya

22/02/24 39
Pasal 11 Permenkes no 1 tahun 2012
• Setiap fasilitas Kesehatan wajib melakukan rujukan apabila pasien
memerlukannya kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat
persetujuan pasien dan keluarganya
• Alasan yang sah seperti pasien tidak dapat ditransportasikan atas
alasan medis, sumber daya atau geografis
• Petugas harus memberikan penjelasan terlebih dahulu dan harus
mendapat persetujuan pasien atau keluarganya

22/02/24 40
Penjelasan yang diberikan meliputi
Diagnosis
Terapi dan atau Tindakan medis yang diperlukan
Alasan dan tujuan dilakukan rujukan
Risikko yang timbul apabila rujukan tidak dilakukan
Transportasi rujukan
Risio atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan
22/02/24 41
Prose Rujukan mengikuti mekanisme sbb

• Sebelum merujuk lakukan pertolongan pertama dan/atau stabilisasi kondisi


pasien
• IPWL melakukan kontak komunikasi terlebih dahulu dengan intitusi
rehabilitasi medis atau rehabilitasi sosial guna kesiapan penerimaan
• IPWL membuat surat rujukan kepada institusi rehabilitasi medis/ social tsb
• Institusi rehabiltasi medis atau social yang dituju memberi konfirmasi
penerimaan kepada IPWL

22/02/24 42
Kriteria kasus rujukan
Rujuk di Puskesmas Dirawat diRSUD

Intoksikasi Intoksikasi
Putus zat ringan sampai sedang Putus zat ringan sampai berat
Komorbiditas fisik dan psikiatik Kondisi komorbid fisik dan atau
tidak berat psikiatrik yang berat
Tidak mengalamipenurunan Mengalami penurunan kesadaran
kesadaran berat berat

22/02/24 43
Kompetensi Pusat Layanan Kesehatan Tingkat
I

• Kegawatdaruratan ( penanganan awal sebelum dirujuk)


• Terapi simptomatik
• Rawat jalan rumatan
• Asesmen dan konseling dasr adiksi
• Pemeriksaan penunjang (Rapid tes NAPZA, darah perifer lengkap, skrining
faktor risiko, Rapid tes HIV)

22/02/24 44
Kompetensi Pusat Layanan Kesehatan Tingkat II

• Kegawatdaruratan (penanganan awal sebelum dirujuk)


• Terapi simptomatik rawat jalan rumatan
• Asesmen dan konseling dasar adiksi
• Pemeriksaan penunjang (Rapid tes NAPZA, Darah perifer lengkap, skrining faktor risiko, rapid tes HIV)
• Detoksifikasi
• Konseling dasar dan psikoterapi
• Rawat inap jangka pendek
• Perawtan pasien dg komorbiditas fisik
• pemeriksaan penunjang ( Rapid tes NAPZA 5 zat, kimia darah, Ro Thorax, skrining factor risiko, Rapid tes HIV, Psikotes

22/02/24 45
• Kegawat daruratan (penangan awal sebelum rujuk)
• Terapi simptomatik
• Rwat jalan rumatan
• Asesmen dan konseling dasar adiksi
• Pemeriksaan penunjang (Rapid tes NAPZA, Darah perifer
lengkap, skrining faktor risiko, rapid tes HIV)
• Detoksifikasi
• Konseling dasar dan psikoterapi

Kompetensi Pusat Layanan


Kesehatan Tingkat III
• Rawat inap
• Integrated Dual Diagnosis Treatment
• Rehabilitasi dan pasca rehabilitasi
• Penangnan pasien dengan komorbiditas fisik
• Pemeriksaan penunjang (ELIZA, Rapid Tes HIV,
Serologi[Hepatitis B,C], EKG, EEG, Ro Thorax, Kimia
darah, ( Fingsi hati, fungsi ginjal, GD, UL, elektolit),
mikrobiologi, Psikotes)

22/02/24 46
Referensi

• TIP 27 : Comprehensive case managemen for substance abuse treatment ,


SAMHSA
• CAse Management for Addiction Professional , Colombo Plan DAP ,UTC 6
• International Standards for the treatment of drug use disorder,UNODC, WHO
• Modul asesmen dan rencana terapi gangguan Penggunaan NAPZA, Edisi Revisi
2015, BNN Republik Indonesia

22/02/24 47
22/02/24 48

Anda mungkin juga menyukai