DAFTAR ISI
Hukum orang yang mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah. Dan hukum mengamalkannya adalah
Fardhu Ain. Dan umat Islam yang dapat membaca Al-Quran, wajib hukumnya belajar Tajwid, supaya
terpelihara huruf, makhraj, ghunnah, dan Mad-nya.
Mari kita belajar dan tidak bosan membaca dan menggali isi Al-Quran, serta mengamalkannya.
"... dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan'." (QS. Thaahaa: 114).
Buku ini disusun berdasarkan kaidah ilmu tajwid dasar dan bacaan quran berdasarkan qiroah Imam Ashim
riwayat imam Hafs. Analogi contoh dan penjelasan dalam buku ini salah satunya kami ambil dari
ilmutajwid.com dan beberapa pesantren di Indonesia. Untuk peraga atau contoh pengajar kepada murid bisa
menggunakan metode Iqro’ atau Metode Qiroati. Adapun untuk materi pendalaman kaidah / adab terhadap Al-
Quran kami ambil dari nukilan kitab At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran karya imam Nawawi.
TUJUAN PROGRAM
Memahami hukum-hukum bacaan dan mampu menerapkannya secara benar dalam membaca
Al-Qur’an serta trampil mengajarkannya
Mengenal Al-Qur’an dan hal-hal yang berhubungan dengannya, serta trampil mengajarkannya
Mendeskripsikan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan
sehari-hari serta trampil mengajarkannya
HURUF HIJAIYAH
MAKHORIJUL HURUF
Makhraj artinya tempat keluar. Makharijul Huruf adalah tempat keluarnya huruf-huruf pada saat
dilafalkan. Pembaca Al-Quran yang baik, bukan saja harus mengetahui hukum-hukum tajwid,
tetapi juga harus memperhatikan dan memahami makhraj dan sifat dari huruf-huruf yang
dibacakan.
Sejumlah ulama dan ahli-ahli qiraat memiliki perbedaan dalam pengelompokan (pengklasifikasian)
Makharijul Huruf, namun secara garis besar intinya adalah sama.
Terdapat 17 Makhraj yang diklasifikasikan menjadi 5 tempat, yaitu:
Dari pengelompokan Makharijul Huruf ini perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa
huruf yang memiliki Makhraj yang sama. Namun, ketika dilapalkan – bunyi atau suara dari
huruf- huruf tersebut tidaklah sama. Maka yang membedakannya terletak pada sifat huruf.
SIFATUL HURUF
Menurut Ibn Jazari sifatul huruf dibagi menjadi 17 golongan dari dua sifat. Sifat huruf dibagi
menjadi 2 yaitu Sifat yang mempunyai lawan dan Sifat yang tidak mempunyai lawan. Sifat yang
ْ
mempunyai lawan Ash-Shifatul Mutadhadah- )ة َد َتضا امل ت َفا ص ِّ لdisebut juga Sifat Lazimah - ﻻﺯﻣﻪ
yaitu:
Ciri kekal yang pasti ada pada setiap pengucapan huruf dalam semua keadaan, baik itu pada
keadaan berbaris maupun mati, mempunyai 10 golongan.
َ
Sedangkan Sifat lawan nya ini disebut juga dengan Ash-Shifatul Ghairu Mutadhadah - ِّ ر غي ت فا ص
ال
َ َ
ة د تض ا ا م ل atau Sifat ‘Aridhah - ﻋاﺭضﻪ. Ash-Shifatul Ghairu Mutadhadah atau sifat 'Aridhah yaitu: Ciri
yang berubah-ubah bagi suatu huruf, seperti tarqiq (tipis), tafkhim (tebal), ghunnah (dengung),
idgham (meleburkan huruf), atau ikhfa' (menyamarkan huruf)’, panjang atau pendek dan
seumpamanya, mempunyai 7 golongan.
Menurut bahasa adalah: Suara yang Menurut bahasa adalah: Suara yang
disembunyikan/ disamarkan. menyerupai suara unggas/burung.
Terdapat 10 huruf yang bersifat Hams. Hurufnya ada 3, yaitu : shād ()ص, zāy () ز, dan
sīn ()س.
Dikelompokkan dalam lafadz: َ ت َك َس ص ْخ َش
ُ ه َّث َح َف: [fahatsahu syakhshun sakata: , خBunyi desiran yang berlaku pada huruf sād
ص, س, ك, ف ت, ث ح, ه,ش, ] paling kuat dibanding zāy dan berikutnya.
:Contoh ﻮن
َ ﻴَﺪْﻋ, ﻮن
َ ﻴَﻄْﻤَﻌ
Menurut bahasa adalah: Kuat. Menurut bahasa adalah: Lembut dan Mudah.
Menurut istilah adalah: Tertahannya suara Menurut istilah: Mengeluarkan huruf dari mulut
sejenak di tempat makhroj, kemudian tanpa memberatkan lisan.
melepaskannya secara tiba-tiba bersama udara.
Hurufnya ada 2, yaitu waw وdan yā' ي
Terdapat 8 huruf yang bersifat Syiddah
Pembunyian dengan sifat lin hanya berlaku
Dikelompokkan dalam lafadz : َكْت َب ط َﻗ د ِج أ: apabila huruf itu mati, dan sebelumnya ada
ajidu qattun bakat yaitu : ء, ج, د, ق, ط, ب, كdan huruf berbaris atas.
ت
;Contohnya َخ ْوفdan َب ْيت
Menurut bahasa adalah: Lunak atau lemah Menurut bahasa: Condong atau miring.
lembut. Menurut istilah adalah: Mengeluarkan
suara ketika melafadzkan huruf tanpa ada Menurut istilah adalah: huruf yang
hambatan. pengucapannya miring setelah keluar dari ujung
lidah.
Hurufnya ada 15, yaitu selain huruf Syiddah
Hurufnya ada 2, lam ( )لdan ra' () ر
dan At-Tawas-suth/Mutawassith , yaitu; خ ح ث
غيهوفظضصشسزذ Ra' ( )رmiring bagian punggung lidah dan Lam
( )لmiring bagian permukaan lidah
Menurut bahasa adalah: Menyebar dan meluas. Menurut bahasa adalah: Menurun.
Menurut istilah adalah: Pengucapan huruf Menurut istilah adalah : Pengucapan huruf
disertai menyebarnya angin di dalam mulut disertai dengan menurunkan sebahagian besar
lidah ke dasar permukaan mulut.
Menurut istilah adalah: Pengucapan huruf yang Menurut istilah : Pengucapan hurufnya, dengan
disertai memanjangnya suara dari awal sisi lidah lingkaran sekeliling lidah menutup ke arah
sampai ujungnya, di sebelah kiri atau kanan langit-langit.
lidah.
Hurufnya ada 4.
Hurufnya 1 saja, yaitu ḍhad ()ض.
Dikelompokkan dalam lafadz صضطظyaitu ص
ض, ط, ظ,
Hurufnya ada 6.
Sebelum membahas lebih jauh tentang Hukum Mad, ada baiknya mengenal sedikit tentang
“ketukan” dalam membaca Al-Qur’an:
Panjang suara atau bacaan yang dipakai harus rata, tetap, dan teratur.
Huruf berharakat fathah dan fathatan ( ;) ـ ًـ ـdhammah dan dhammatain ( ; ) ٌـ ـkasrah dan
kasratain ( ) ـــ ٍـ ـdibaca 1/2 alif atau 1 harakat (ketukan)
Cara membacanya boleh panjang 2 harakat, 4 harakat, atau 6 harakat. Di dalam Al-
Quran, Mad Jaiz Munfashil diberi tanda garis tipis melengkung di bagian atas huruf Mad
Thobi’i atau berada di antara huruf Mad Thobi’i dan huruf Alif –> Mad Jaiz Munfashil
adalah contoh :
dalam satu kata .Panjang bacaan Hukum Mad Wajib Muttashil adalah harus 6 harakat
(tidak dapat ditawar).
Hukum Mad Muttashil diberi tanda (simbol) garis lengkung tebal yang mirip dengan
gambar pedang, yang diletakkan di atas huruf Mad Thobi’i atau berada di antara Huruf
Mad Thobi’i dan Hamzah. Contoh :
Hukum Mad Arid Lissukun berlaku apabila huruf Mad Thobi’i ( ي ; ـ ـَ ـ ـ ا
ـ
ـ
ِـ ـ
ـ;و
) bertemu dengan huruf (hidup) berbaris Fathah, Fathatain, Kasra, Kasratain,
ـ ــُـ ـ ـ
e. Mad liin
Kunci mengingat Hukum Mad Lin adalah huruf Waw dan Ya, hampir sama dengan
Hukum Mad Thobi’i, tapi yang membedakan adalah tanda baris (harakat), dan Hukum
Mad Lin tidak berlaku untuk huruf Alif. Lin artinya lembut atau lunak
Mad Lin berfungsi pada saat bacaan berhenti di tanda wakof di ujung ayat ( usul-ayah /
اوس الية) dan juga berlaku sekalipun saat ingin berhenti di tengah ayat karena terpaksa (
Waqof Idhthirari / ) اضطﺮارى وقف. Hukum Mad Lin berlaku apabila huruf berbaris Fathah
) ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـَ ـ ـ ـ ـ ـ ( وSukun Waw huruf dengan bertemu ( ) dan Ya Sukun ( ), dan
ي
berada dalam satu kata/kalimat dengan satu huruf setelahnya. Panjang bacaan Mad Lin
boleh 2 harakat, 4 harakat, atau 6 harakat (pilih salah satu), sebagaimana sudah dijelaskan
di dalam pengertian hukum Mad, bahwa panjang bacaan harus konsisten (rata, tetap, dan
teratur).
Contoh :
MODUL #4: HUKUM NUN SUKUN ATAU TANWIN, HUKUM MAD SILAH THOWILAH DAN MAD SILAH QOSHIROH
HUKUM NUN SUKUN ATAU TANWIN
Dalam hukum nun sukun atau tanwin dibagi menjadi 6 bagian yaitu :
a. Idgham Bighunnah
Bi artinya dengan. Ghunnah artinya dengung. Sementara Idgham artinya meleburkan
satu huruf ke dalam huruf setelahnya, atau bahasa lainnya di-tasydid-kan. Cara membaca
Idgham Bighunnah adalah dengan meleburkan atau , ٌـ ـ ًـ ـ,ٍـ ـ menjadi suara huruf di
ن
tasydid, diiring dengan menggunakan suara dengung 1 Alif – 1 1/2 Alif atau sekitar 2 –
3 harakat.
Contoh :
b. Idgham Bilaghunnah
Bila artinya tidak. Ghunnah artinya dengung. Sementara Idgham artinya meleburkan
satu huruf ke dalam huruf setelahnya, atau bahasa lainnya di-tasydid-kan. Cara
membacanya adalah dengan meleburkan atau ر, ٌـ ـ, ٍـ ـ, ًـ ـhuruf suara menjadi لatau
ن
atau lafaz kedua huruf tersebut seolah diberi tanda tasydid, tanpa dikuti suara dengung
(ghunnah).
c. Iqlab
Apabila huruf Nun Sukun ( ) atau tanwin ( ًـ ـ, ٍـ ـ, ) ٌـ ـbertemu dengan huruf Ba ( )ب.
ن
Menurut bahasa, Iqlab artinya mengubah atau menggantikan sesuatu dari bentuknya.
Cara membacanya adalah dengan menggantikan نatau ٌـ ـ, ٍـ ـ, ًـ ـsuara menjadi
huruf
huruf mim sukun ( ) مsehingga pada saat akan bertemu dengan huruf بbibir atas dan
bawah dalam posisi tertutup, diiringi dengan suara dengung sekitar 2 harakat.
Contoh :
d. Izhar Halqi
Izhar artinya jelas atau terang. Dinamakan Izhar Halqi karena makhraj dari huruf-
hurufnya keluar dari tenggorakan (halq). Hukum Izhar Halqi berlaku apabila Nun Sukun
( ) نatau tanwin ( ًـ ـ, ٍـ ـ, ) ٌـ ـbertemu dengan huruf Alif, ‘Ain, Ghain, Ha, Kha, Ha’ (
) ﮬ – خ – ح – غ – ع – اdan Hamzah ( ) ء, namun ن atau , ٌـ ـ ًـ ـ,ٍـ ـ jarang bertemu
dengan huruf Hamzah ( ) ء, akan tetapi huruf Hamzah tetap salah satu huruf Izhar
Halqi. Cara membaca Izhar Halqi harus jelas/terang, dan tidak berdengung.
Contoh :
f. Ikhfa Haqiqi
Ikhfa’ secara harfiah berarti menyamarkan atau menyembunyikan. Cara membacanya
adalah dengan mengeluarkan suara atau , ٌـ ـ ًـ ـ,ٍـ ـ dari rongga hidung sehingga terlihat
ن
samar atau menjadi suara “N” atau “NG” , kemudian disambut dengan dengung 1 – 1
1/2 Alif atau sekitar 2 – 3 harakat, setelah itu baru masuk ke huruf sesudahnya.
Ikhfa Haqiqi adalah menyamarkan huruf Nun Sukun ( ) نatau tanwin ( ًـ ـ, ٍـ ـ, ) ٌـ ـke
dalam huruf sesudahnya – ada 15 huruf – yaitu: ط – ض – ص – ش – س – ز – ذ – د – ث –ت
– ك – ق – ف – ظ.
Contoh :
MODUL #5: HUKUM MIM SUKUN, HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID (GHUNNAH), HUKUM ALIF LAM
Contoh :
’
3. Izhar Syafawi
Hukum Izhar Syafawi adalah hukum tajwid yang berlaku apabila huruf Mim Sukun ( ) مbertemu
dengan semua huruf hijaiyah, kecuali huruf Mim dan Ba. Izhar artinya jelas/ terang atau tidak
berdengung. Syafawi artinya bibir; karena huruf Mim makhrajnya adalah pertemuan bibir bagian
atas dan bibir bagian bawah. Contoh :
َ ّ
دش ﻣ ة
َ
ّ
) adalah hukum tajwid yang berlaku apabila huruf Mim dan
نغ
Nun dalam keadaan bertasydid ( ن/ ) م.Ghunnah artinya dengung; suara yang terdengar jelas
dan nyaring yang keluar dari pangkal hidung (khaisyum). Musyaddadah artinya bertasydid. Cara
membaca Ghunnah Musyaddadah adalah membaca terlebih dahulu HURUF sebelum MIM/NUN
bertasydid ( /ن م ) , kemudian
www.almuhibbin.com | All Rights Reserved 2
Belajar Baca Qur’an (BBQ)
Sehingga ada alunan innn.. / unnn… / annn… atau atau immm.. / ummm.. / ammm..
Contoh :
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Fatha apabila bertemu dengan Hamzah Sukun (
) ءاasal mulanya ; ءأ
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Kasrah apabila bertemu dengan huruf Ya
Sukun ( ) ِإيasal mulanya ; ِإئ
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Dhammah apabila bertemu dengan huruf
Waw Sukun ( ) أُـوasal mulanya أُـؤ
Contoh :
Apabila huruf berharakat Kasrah ( ) ـ ِّـ ـbertemu huruf Ya Sukun ( ), dan huruf setelahnya
ي
adalah huruf Ya Berharakat ي,ي, )ي
(
Dan apabila huruf berharakat Dhammah ( ) ـ ـ ـُـ ـ ـbertemu Waw sukun ( و ), dan
Maka cara membacanya sama seperti membaca hukum Mad Thobi’i, serta
panjang bacaanya adalah 2 harakat.
Dan pada pertemuan huruf yang kedua dan ketiga yang sifat dan makhraj-nya sama, cukup
dibaca 1 harakat
Contoh :
FAWATIHUSSUWAR
a. Mad lazim mukhoffaf harfi
Lazim artinya harus / wajib. Harfi artinya huruf; mad terjadi karena huruf ( bukan pada
kata/kalimat). Mukhaffaf artinya ringan; cara mengucapkannya. Hukum Mad Lazim Harfi
Mukhaffaf merupakan hukum tajwid yang ditujukan untuk kombinasi 14 huruf yang terletak di
13 ‘Ayat pembuka’, di 29 Surah di dalam Al-Qur’an.
Hukum Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal berlaku apabila huruf Mad Thobi’i ي ; ــ ـَ ــ ـ ا
( ـــ
ِـ ـ
ـ;و
ـ ـ ـُ ـ ـ ـ ) bertemu dengan huruf bertasydid ( ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ). Panjang bacaan Mad Lazim Kilmi
Mutsaqqal adalah wajib 6 harakat (tidak dapat ditawar), sama seperti hukum Mad Wajib
Muttashil. Kedua hukum ini memiliki tanda (simbol) garis lengkung tebal seperti gambar
pedang. Contoh
MACAM-MACAM IDGHOM
a. Idghom Mutajanisain
Idgham Mutajanisain adalah hukum tajwid yang berlaku apabila terjadi pertemuan dua huruf
yang berbeda sifat, namun sejenis tempat keluar suara atau makhraj-nya; satu dalam keadaan
sukun dan satu lagi berharakat. Mutajanisain artinya sejenis dan Idgham artinya meleburkan satu
huruf ke dalam huruf setelahnya (di-tasydid-kan). Hukum Idgham Mutajanisain berlaku untuk 8
huruf, yaitu: ب, ت, ث, د, ذ, ط, ظ, م
Perhatikan gambar :
Contoh bacaan :
b. Idghom Mutamatsilain
Idgham Mutamatsilain adalah hukum tajwid yang berlaku untuk pertemuan dua huruf yang sama
sifat dan mahrajnya; satu dalam keadaan sukun dan satu lagi berharakat. Dua huruf tersebut
berada di dalam kata/kalimat yang terpisah.
Mutamatsilain artinya sama/serupa dan Idgham artinya meleburkan satu huruf ke dalam huruf
setelahnya (di-tasydid-kan).
Cara membacanya adalah dengan memasukkan (meleburkan) huruf yang bersukun ke dalam
huruf berharakat secara jelas/terang dan tidak didengungkan.
c. Idghom Mutaqoribain
ْ َ َ َ ْ
IDGHAM MUTAQORIBAIN (ِّا )ن ي ِّﺭَب قا ت ﻣ ام غ د Mutaqoribain artinya dua berdekatan
ْ َ َ َ ْ
Idgham mutaqoribaini (ِِّّّا ن ي ِّﺭَب قا ت ﻣ ام غ د ) apabila ada huruf:
ْ
- Tsaa ‘ sukun ( ) ثbertemu dengan huruf Dzal ()ذ
- Baa’ sukun (ْ ) بbertemu dengan huruf Mim ()م
- Qaaf sukun (ْ ) قbertemu dengan huruf kaaf ()ك
Cara membacanya harus dimasukkan diidghamkan ke dalam huruf yang kedua itu.
Umpamanya:
ْ
www.almuhibbin.com | All Rights Reserved 3
Belajar Baca Qur’an (BBQ)
َْ َ َْ
ﺭكب ﻣع dibaca ا ﺭكمع نا
َ
نا ا
أ ن خ لق ّ
ألم
كم َ dibaca َ لكم
لم ن
خ
MODUL #7: WAQOF, TAFKHIM DAN TARQIQ, NUN ‘IWADH
WAQOF
Arti dari wakof sendiri adalah berhenti, menurut istilah waqaf ialah menghentikan bacaan sejenak
atau putus suara dan berganti nafas akhir atau di tengah ayat. Penerapan waqaf disesuaikan
dengan tanda tertentu. Tanda waqaf ada yang terdapat di permulaan ayat atau di tengah tengah
ayat.
Jenis Waqof perhatikan :
Tarqiq (َ )يق ﺮِق تberarti menipiskan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah
membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis. Pada pengertian itu tampak,
bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis dengan cara mengucapkan hurur di bibir
(mulut) agak mundur sedikit dan tmpak agak meringis.
B. Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la yang berkumpul
pada kalimat: ِقـ غط ض ُخص, kesemuanya harus dibaca tebal.
ظContoh:
فَا لحق،و َاـقُـ ول ن ،م لَنا ع ، غا فَ ق، خلُ وال صآفَـّات،اُـ د وَﮬا.
ض ضُه س
ِيُب وال َطـ
Selain ketujuh huruf tersebut harus dibaca tarqiq, kecuali huruf lam dan ra, yang mempunyai
ketentuan sendiri.
Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafal jalalah (ِ َ)ة َجالَ َلـ ل ا ﻔظُ ل, yakni lam yang
terdapat pada lafal: dengan syarat agar lam itu didahului tanda baca fathah atau dammah.
Contoh:
شهد هلال،ِ س بحان هلال،ِهلال ساَلم،َِ ﺻالةُـ هلال .
Kedua, ra wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
- Ra bertanda baca fathah. Contoh: ﺮآء، حشﺮةٌـ،َاـ لﻔُـَق َاـلﺮح ي ِم ،ِرحمـةَ هلال
- Ra bertanda baca dammah. Contoh: رِفع ﺮوا ، ُاـ ذك خ َيار،كَﻔﺮوا َاـ ال
ت َه
ا،
- Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah.
:Contoh َقﺮَية، مﺮَيم، َنﺮزقُـك م،مﺮح ًبا
- Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh:
حﺮ َمة، عﺮيَـانًـا، ُقـ ﺮب ًَة،ُذري ًَّة
- Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah,
namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh: ُع، ِا ر ح وا رَتابُـ ا ِم َا وا،اِ رج ِع اِر ي
،م
ج
- Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah
ra bertemu dengan huruf isti’la (ٍ َح ء عاَل سِت اِـ ﺮف ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul
pada kalimat: قِظ ضغط خص
Contoh:
، َﺮقةٌـ،قِﺮطَاس ل َِبا لمﺮﺻاد فُـ َيﺮ
،ضاُه
C. Bacaan Tarqiq
Pertama, huruf lam dibacan tarqiq (tipis), jika huruf lam berada dalam lam jalalah yang didahului
huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh:
بِ س ِم هلال، م ن ع ن ِد هل ِال، ِبا ِهلل،َا ل َح م ُد ِ ِهلل
Semua lam yang tidak berada pada lafal jalalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka harus dibaca
tarqiq (tipis). Contoh:
من، ا َِلى ال ِبل، َبكل آَية ُلَي علَم ون، كالَـّ َل وَت عَلم ون ع ل َم ا لَيِق ين،ا ل ِع ل ِم
NUN ‘IWADH
Nun Iwadh : juga dikenali dengan Nun Wasal atau Nun Wiqaayah. Ia juga dipanggil Bacaan
Iltiqa’ Sakinain (pertemuaan dua sukun). Apabila baris Tanwin (baris dua) bertemu dengan Alif
Lam ( ) الatau Hamzah Wasal ( ) ا, huruf yang bertanwin itu akan dibaca satu baris sahaja dan
huruf Nun berbaris kasrah akan ditambah pada bacaan (walaupun ia tidak terdapat pada tulisan).
Nama lengkapnya beliau adalah Abu Zakariya bin Syaraf bin Mari bin Hasan bin Husain bin
Muhammad bin Jum’ah bin Hizam An- Nawawi Ad-Dimasyqi. Beliau dilahirkan di desa Nawa
yang termasuk wilayah Hauran pada tahun 631H. Imam Nawawi mempunyai penguasaan ilmu
yang luas, derajat tekun yang mengagumkan, senantiasa hidup warak, zuhud dan sabar dalam
kesederhana hidupnya. Banyak karya beliau begitu banyak diantaranya: Syarah Muslim, Al-Irsyad
dan At-Taqrib berkenaan dengan segi-segi umum hadits, Tahdzibul Asmaa’wal Lughaat, Al-
Manaasik Ah-Shughra dan Al-Manaasik Al-Kubra, Minhajut Taalibin, Bustaanul ‘Arifiin,
khulaasahtul Ahkaam fi Muhimmaaatis Sunan wa Qawaa’idil Islam, Raudhatut Taalibiin fii
‘Umdatil Muftiin, Hulyatul Abrar wa Syi’aarul Akhyaar fii Talkhiishid Da’awaat wal Adzkaar
yang lebih dikenal dengan nama Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil
Quran. Di penghujung usianya, Imam Nawawi bertolak ke negeri kelahirannya dan berziarah ke
Al-Quds dan Al-Khalil. Kemudian beliau kembali ke Nawa dan ketika itulah beliau sakit di
samping ayah bundanya. Imam Nawawi rahimaullah wafat pada malam Rabu 24 Rajab tahun
676H dan dimakamkan di Nawa.
- KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QURAN
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan
mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengaan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah
swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir 35:29-30)
“Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an, bacalah dan naiklah serta bacalah dengan
tartil seperti engkau membacanya di dunia karena kedudukanmu adalah pada akhir
ayat yang engkau baca.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’I)
- KELEBIHAN ORANG YANG MEMBACA AL-QURAN
Ibnu Mas’ud Al-Anshari Al-Badri ra meriwayatkan dari Nabi saw, sabdanya yang artinya:
“Orang yang paling berhak menjadi imam dari suatu kaum adalah orang yang
terpandai membaca Kitab Allah diantara mereka. Jika mereka sama taraf dari segi
bacaan. maka yang lebih mengetahuai tentang sunnah.” (Riwayat Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas raa, Nabi saw bersabda: “Adalah para pembaca Al-
Qur’an hadir di majelis Umar ra bermusyawarah dengannya, terdiridari orang tua
dan pemuda.” (Riwayat Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Musa AL-Asy ari, katanya: Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya termasuk menggagungkan Allah swt adalah memuliakan orang tua
yang muslim dan pengkaji Al-Qur’an yang tidak melampau batas dan tidak
menyimpang dari padanya serta memuliakan penguasa yang adil.” (Riwayat Abu
Dawud)
“Sesungguhnya Nabi saw mengumpulkan antara dua orang korban perang Uhud,
kemudian berkata, ‘Siapa yang lebih banyak hafal Al-Qur’an di antara keduanya, beliau
mendahulukannya masuk ke liang lahat.” (Riwayat Bukhari)
“Diriwayatkan dari Nabi saw: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ’Siapa yang
yang mengganggu wali-Ku, maka Aku telah menyatakan perang kepadanya.” (Riwayat
Bukhari)
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah swt dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya
mereka mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama
yang lurus.” (QS Al-Bayyinah 98:5)
Dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan :
- “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya dan sessungguhnya
setiap orang mendapat apa yang diniatkannya.”
- Telah kami terima riwayat dari Ibnu Abbas ra, katanya: “Sesungguhnya
manusia diberi ganjaran sesuai dengan niatnya."
- “Sesungguhnya orang-orang diberi ganjaran sesuai dengan niat-niat mereka.”
18. Jika dia membaca sambil berjalan, kemudian melalui sejumlah manusia, diutamakan
memutuskan bacaan dan memberi salam kepada mereka, kemudian melanjutkan
bacaannya
19. Diriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’I ra bahwa Rasulullah saw tidak suka membaca
Al-Qur’an dengan tujuan urusan dunia
20. Disunahkan bagi setiap pembaca, sama saja dalam sembahyang atau di
luar sembahyang, jika selesai membaca Al-Fatihah agar menguacapkan
Aamiin
21. Sunnah Sujud Tilawah (bertemu ayat Sajadah sejumlah 14). Para ulama sependapat
atas perintah melakukan Sujud Tilawah
Ketika Islam sudah tersebar pada masa pemerintahan Usman ra dia takut terjadi
perselisihan yang menyebabkan tertinggalkan sesuatu ayat dari Al-Qur’an atau terjadi
penambahan di dalamnya. Kemudian Usman menulis/menyalin kumpulan Al-Qur’an
yang ada pada Hafsah dan disetujui oleh para sahabat dalam Mushaf-Mushaf dan
mengirimkannya ke berbagai negeri serta menyuruh melenyapkan tulisan yang
bertentangan dengan itu.
Imalah
Imalah menurut bahasa artinya memiringkan atau membengkokan, sedangkan menurut
istilah yaitu memiringkan fathah kepada kasrah atau memiringkan alif kepada ya’.
Pada riwayat Imam Hafs hanya ada satu lafadz yang harus dibaca imalah yaitu pada lafadz
Isymam
Isymam artinya mencampurkan dammah pada sukun dengan memoncongkan bibir ata u
mengangkat dua bibir. Dalam qira’ah riwayat Hafs, Isymam terdapat pada lafadz “ تأﻣ ْن ﻻ
”
Saktah
Saktah menurut bahasa artinya diam, tidak bergerak. Sedangkan menurut istilah ilmu qira’ah,
saktah ialah berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas. Dalam qira’ah Imam Ashim
riwayat Hafs bacaan saktah terdapat di empat tempat yaitu : QS. Al-Kahfi: 1, QS. Yaasiin:
52, QS. Al-Qiyamah: 27 dan QS. Al-Muthafifin: 14
Contoh
وعد لا ﺮ ام حمن َﮬذا من مﺮق دَنا. QS. Yaasiin: 52
Tashil
Tashil menurut bahasa artinya memberi kemudahan, keringanan atau menyederhanakan
hamzah qatha’ yang kedua, adapun menurut istilah qira’ah artinya membaca antara hamzah
dan alif . Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu bacaan tashil yaitu pada
QS. Fusshilat: 44
ولَو جع ل ٰن ُهـ قُـ رء ًانا أَـعجـم ً يا َّلقَالُـو ا لَو َل فُـصلَت ا ٰيتُـ ۥُهـ ءاَـعجمى وعرِبى ...
Naql
Naql menurut bahasa artinya memindah, sedangkan menurut istilah ilmu qira’ah artinya
memindahkan harakat ke huruf sebelumnya. Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs ada
Badal
Badal menurut bahasa artinya mengganti, mengubah, sedangkan maksud badal disini
adalah mengganti huruf hijaiyah satu dengan huruf hijaiyah lainnya. Diantara lafadz-lafadz
yang di badal dalam Al-Qur’an menurut Imam Ashim riwayat Hafs yaitu :
… شر ٌك ِفى ٱل
أ
م
ل
ُ
ه
م
Shilah
Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs ada satu ha’ dlamir yang tetap di panjang
َ
ْ
َ
walaupun diawali dengan huruf mati, yaitu pada kalimat ي هانا
ْ ويخلد dalam QS.
ﻣ ﻪ
Al-Furqan : 69
ف
MODUL #10 : PENUTUPAN KHOTMIL QURAN