Anda di halaman 1dari 6

Semua 

system informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan seberapa baiknya sistem


tersebut didesain. Beberapa hal yang menyababkan sistem informasi mempunyai masalah, antara
lain karena:

 Waktu (overtime)
 Lingkungan sistem yang berubah
 Perubahan prosedur operasional

Perbaikan masalah system informasi disebut maintenance programming, yang meliputi tanggapan


terhadap masalah system dan penambahan fungsi baru ke sistem. Maintenance programming
mencakup 60 sampai 90 persen dari programming budget dan menunjukkan apakah
sistem informasi yang memburuk perlu diganti atau dipertahankan dengan melakukan perbaikan
kecil (minor).

Masalah system informasi berhungan dengan karakteristik/nilai informasi, yaitu :

 Relevansi (relevancy).
Hasil dari system informasi (SI) harus dapat digunakan untuk kegiatan managemen ditingkat
operasional, taktis dan strategik. Jika tidak dapat digunakan, informasi tersebut layak untuk
tidak diperhatikan lagi.

 kelengkapan (completeness),
Data tidak hanya dimasukkan secara benar, tetapi juga harus lengkap. Apabila
sebuah system informasi memiliki 95% keakuratan data, tetapi hanya 80% dari kebutuhan
informasi, maka sistem akan tidak efektif.

 kebenaran (correctness),
Kebenaran biasanya dipikir sebagai keakuratan. Semua data dari field harus dimasukkan
secara benar

 keamanan (security),
Seringkali informasi dikirimkan ke setiap orang yang
membutuhkannya. pengawasan keamanan adalah struktur pengecekan untuk memutuskan
jika informasi yang sensitif ditujukan kepada pemakai yang tidak sah.

 Ketepatan waktu (timeliness).


Tumpukan pemasukan data biasa mengalami kenaikan. Sebuah tumpukan pemasukan data
terjadi ketika data transaksi tidak langsung dimasukkan pada saat itu (ditunda/tertunda).
Keluhan tentang lambatnya sistem membuat laporan juga mengalami kenaikan. Waktu yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan program pun mengalami kenaikan.melakukan
sebuah pekerjaan dengan tepat waktu adalah hal yang penting untuk mencegah munculnya
masalah baru.

 Ekonomi (economy),
Biaya system informasi akan mengalami kenaikan sesuai dengan berjalannya waktu.
Meskipun ada beberapa biaya yang mengalami penurunan, dan sebagian akan naik Banyak
hal yang menunjukkan kenaikan biaya, seperti konsultan pemeliharaan hardware dan
program, dan sebagainya. Banyak organisasi merekrut konsultan sebagai programmer atau
analis selama proyek. Untuk jangka pendek secara drastis akan menaikkan biaya tenaga
kerja, tetapi untuk jangka panjang mengurangi biaya karena mempertimbangkan
keuntungan sistem informasi yang didapat.
 efisiensi (eficiency)

efisiensi adalah berapa banyak produksi meningkat karena tambahan unit sumber


daya dalam proses produksinya.

 Dapat dipercaya (reliability).


Sebuah indikator penting dari system informasi yang adalah dengan memperhatikan
masalah reliabilitasnya. salah satunya adalah banyaknya karyawan mengalami pergantian
(turnover), yaitu tingkat rata-rata karyawan bekerja dengan baik keluar, dan karyawan baru
ditraining.

 Kegunaan (usability).
Tidak ada hal yang lebih baik dari sebuah sistem yang dirancang sesuai dengan kriteria. Jika
sistem sulit digunakan, berarti adalah masalah dalam sistem.

Masalah system informasi berhungan dengan karakteristik informasi dan sistem. Hasil dari sistem
informasi harus dapat digunakan untuk kegiatan managemen ditingkat operasional, taktis dan
strategik. Jika tidak dapat digunakan, informasi tersebut layak untuk tidak diperhatikan lagi .Ada
beberapa permasalahan didalam sistem informasi, diantaranya :

 Masalah terstruktur
Masalah terstruktur merupakan masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan
antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah.

 Masalah tak terstruktur


Masalah terstruktur merupakan masalah yang berisi elemen-elemen atau hubungan-
hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah…

 Masalah semi-terstruktur
Masalah semi-terstruktur merupakan masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau
hubungan yang di mengerti oleh pemecah masalah. .

Monitoring

Menurut Tery (2006:395), monitoring adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Conor (1974) menjelaskan
bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah
ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring. Pada umumnya,
manajemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan
(monitoring). Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan
kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk
memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan
sumber-sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin.
Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu program dan
pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan
mengamati, serta mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut. Dalam seri monograf 3,
UNESCO Regional Office for Education in Asia and teh Pasific, dijelaskan bahwa monitoring adalah
upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen
program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagai mana telah
dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program. Suherman dkk (1988) menjelaskan
bahwa monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, untuk mengikuti perkembangan suatu
program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus.

Pemodelan sistem

Pemodelan sistem merupakan matakuliah sebagai dasar bagaimana dapat memahami sistem nyata
yang ada disekitarnya baik itu sistem produksi maupun sistem jasa. Dari pemahaman tersebut,
kemudian dapat menentukan entitas, variabel status, untuk membuat keterkaitan antara sub-
sistem yang ada. Keterkaitan antar entiti juga melihat input, proses dan output yang terjadi. Setelah
itu penentuan parameter dan pembuatan model matematis.

KONSEP MODEL

Model  : suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu
sistem nyata.

Sistem Nyata : sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik
perhatian dan dipermasalahkan.

Pemodelan : proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam
bahasa formal tertentu.

 Unsur dari Sistem

1. Adanya elemen-elemen
2. Adanya interaksi atau hubungan antar elemen
3. Adanya sesuatu yang mengikat elemen2 tersebut menjadi satu kesatuan
4. Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir
5. Berada dalam suatu lingkungan yang komplek

B. Pengertian Sistem

Geoffrey Gordon (1987) : sebagai suatu agregasi atau kumpulan obyek2 yang terangkai dalam
interaksi dan saling ketergantungan yang teratur.

Ludwig (1940) : sebagai suatu set elemen2 yang yang berada dalam keadaan yang saling
berhubungan.

Schmiidt, Taylor (1970) : suatu kumpulan komponen2 (entiti2) yang berinteraksi dan bereaksi antar
atribut komponen2/entiti2 untuk mencapai suatu akhir yang logis.

Kamus Webster : suatu kesatuan (unity) yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian yang
berbeda (diverse) yang masing2 terikat pada (subject to) rencana yang sama atau berkontribusi
(serving) untuk mencapai tujuan yang sama.

C. Klasifikasi Pemodelan

Klasifikasi model menurut Murdick, Ross, Claggett (1984) dan Ackoff, Gupta, Minas (1962):
 Kelas I. Fungsi

1. model Diskriptif memberikan ‘gambaran’ sistem nyata, tidak meramal atau memberi
rekomendasi (struktur organisasi, laporan keuangan)
2. model prediktif ‘bila ini terjadi, maka kejadian itu akan menyusul’ (analisis BEP, teori antrian)
3. model normatif memberikan jawaban ‘terbaik’ dari alternatif masalah (model simpleks,
marketing mix)

 Kelas II. Struktur

1. model ikonis mempertahankan sebagian dari sifat fisik dan hal yang diwakilinya (model
pesawat, miniatur model masa depan)
2. model Analog substitusi komponen untuk persamaan dari apa yang akan dibentuk oleh
modelnya (gelombang pantul udara dengan gelombang air)
3. model simbolik menggunakan berbagai simbol untuk menerangkan aspek dunia nyata
(programa linier, simulasi monte carlo)

 Kelas III. Acuan Waktu

1. model statis tidak mempersoalkan perubahan karena waktu (model struktur organisasi)
2. model dinamis menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktivitasnya (model
pertumbuhan)

 Kelas IV. Acuan Tingkat Ketidakpastian

1. model deterministik (model EOQ)


2. model probabilistik (diagram pohon keputusan, peta pengendalian statistik)
3. model konflik (posisi tawar, negosiasi-lobi)
4. model uncertanty menghadapi ketidakpastian mutlak (model permainan)

 Kelas V. Derajat Generalisasi

1. model umum secara umum dapat diterapkan pada berbagai bidang fungsional (programma
linear, model antrian)
2. model spesifik hanya digunakan untuk masalah tertentu (model persediaan probabilistik)

 Kelas VI. Acuan Lingkungan

1. model terbuka memiliki interaksi dengan lingkungannya berupa pertukaran informasi,


material atau energi (model sosial, model input-output)
2. model tertutup variabel seluruhny endogen yaitu variabel yang berasal dari lingkungan
terkendali internal (model termostat)

 Kelas VII. Derajat Kuantifikasi

1. kualitatif menggambarkan mutu (baik buruknya) realita


2. model mental  proses belajar manusia
3. model verbal  dalam bahasaa sehari-hari tidak bahasa logika simbolis atau matematika
4. kuantitatif variabelnya dapat di kuantifisir (berupa numerik)
5. model statistik  mendeskripsikan dan menyimpulkan data (pengukuran kerja, model korelasi
dan regresi)
6. model optimasi  untuk menentukan jawab terbaik
o optimasi  analitik mencari jawab terbaik melalui proses langsung dan tidak berulang
(analisis marjinal, analisis inkremental)
o Algoritmik  mencari jawab terbaik melalui proses berulang dan iteratif (metode
simpleks, model transportasi)

 Kelas VIII. Dimensi

1. model dua dimensi terdiri dua faktor/dimensi penentu (model pegas, regresi linier
sederhana)
2. model multidimensi terdiri banyak faktor penentu (simulasi, regresi linier berganda)

lalu mungkin kita sulit menentukan dan membuat model sistem yang baik seperti apa,mungkin hal
ini yang sering di alami oleh mahasiswa/i di Telkom University khususnya, yang disebabkan oleh
beberapa hambatan,yaitu:

1. Perseptual : kekakuan persepsi, kesulitan menemukan dan mengisolasi persoalan,


penambahan batasan dan asumsi, tidak mampu menelaah persoalan.
2. Emosional : ketakutan untuk melakukan kesalahan/menghadapi resiko.
3. Kultural dan lingkungan : sumber daya, norma, nilai, keyakinan dalam masyarakat.

maka untuk mempermudah membuat model sistem yang baik maka kita harus mengenal dulu
masalah sistem dengan cara :

 mengembangkan kreativitas berkaitan tersedianya informasi, konsep dan pengetahua secara


terbatas, secara parsial, sepotong-potong, tidak utuh , dalam menangani suatu realita
tertentu.
 Menemukan hubungan baru, perspektif baru, kombiansi baru dari sejumlah gagasan, teori,
konsep, algoritma, metode, teknik, produk, proses, warna, bantuk, tekstur, aroma, cita-rasa
dll

Tiga Elemen (Pengenalan Sistem)

1. Sensitivitas kepekaan untuk melihat adanya persoalan dan menemukan pemecahannya


2. Sinergi jika dua buah gagasan atau lebih dipadukan secara kreatif akan menghasilkan
gagasan baru yang lebih bermanfaat dari gagasan semula
3. Serendipitas kemampuan untuk menangkap relevansi/arti penting dari kejadian yang secara
kebetulan

Enam Elemen Masalah 

Decision maker                         : Pemilik masalah

Objective                                    : Tujuan akhir sistem

Decision criteria                        : Kriteria keputusan

Performance measure            : Ukuran atau patokan untuk menentukan sistem tersebut sudah
memenuhi objective atau belum.

Alternative course                    : Solusi permasalahan yang harus dilakukan


Context                                      : Cakupan/batasan

Stakeholder

Problem owner                      : Pemilik masalah

Problem user              : Orang yang menggunakan solusi dari problem  owner

Problem customer      :Orang yang merasakan dampak/efek dari solusi/keputusan

Problem analyst         :Yang menganalisa masalah

Sumber: http://www.smecda.com/e-book/

http://www.academia.edu/

https://industri3604.wordpress.com/category/pemodelan-sistem/

Anda mungkin juga menyukai