ID Alat Bukti Surat Dalam Penyelesaian Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Teman
ID Alat Bukti Surat Dalam Penyelesaian Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Teman
Abstrak
Akta otentik adalah salah satu alat bukti berupa surat dan dibuat secara tertulis, bukti-
bukti surat dalam kasus perdata adalah bukti paling penting. Ketentuan mengenai alat bukti surat
yang sah terdapat dalam Pasal 1866 KUHPerdata namun dalam praktiknya alat bukti surat
merupakan alat bukti yang paling kuat dalam hakim mengambil putusan. Tujuan dalam penelitian
ini yaitu untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan pembuktian dengan alat bukti surat dalam
penyelesaian perkara perdata di Pengadilan Negeri Temanggung dan untuk mengetahui kekuatan
hukum alat bukti akta otentik sebagai alat bukti surat dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri
Temanggung.
Kata kunci : Alat bukti Surat, perkara perdata, akta otentik, KUHPerdata
Abstract
The authentic act is one of the evidences in the form of letters and made in writing, the
written evidence in a civil case is the most important evidence. Provisions concerning valid
documentary evidence contained in Pasal 1866 of KUHPerdata but in practice the written
evidence is the strongest evidence in the judge made a decision. The purpose of this research is to
determine the legal basis for the implementation of evidence with documentary evidence in a civil
case settlement in Temanggung District Court and to determine the legal force of evidence
authentic deeds as documentary evidence in civil cases in the District Court of Temanggung.
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
yang memuat peristiwa yang menjadi Dalam hal ini, para pihak akan
dasar suatu hak dan perikatan, yang mengajukan alat bukti surat yang
dibuat sejak semula sengaja untuk kuat, salah satu pihak (Tergugat)
pembuktian, keharusan mengajukan alat bukti surat berupa
ditandatanganinya surat untuk dapat akta pengakuan hutang yang
disebut sebagai akta diatur dalam merupakan bukti otentik yang
Pasal 1869 Kitab Undang-Undang dikeluarkan oleh Notaris yang
Hukum Perdata. Tanda tangan yang memiliki kekuatan pembuktian yang
tidak lain bertujuan untuk cukup, sempurna dan mengikat dan
membedakan akta yang satu dengan terjadi atas kesepakatan para pihak,
yang lain atau akta yang dibuat orang namun salah satu pihak (Penggugat)
lain, untuk memberi ciri. Sedangkan menilai akta pengakuan tersebut
Bukan akta adalah surat-surat lain cacat hukum karena bertentangan
yang tidak termasuk akta yakni dengan norma hukum yang mengatur
register dan surat-surat urusan rumah khususnya dalam Kitab Undang-
tangga. Undang Hukum Perdata yang
Berdasarkan pra-penelitian, alat menyatakan akta otentik sebagai alat
bukti surat oleh hakim dapat bukti yang sempurna dan mengikat,
dijumpai dalam salah satu kasus jika hal ini terjadi maka akan
perdata tentang sengketa tanah yang menyulitkan penilaian dan penentuan
telah diputus di Pengadilan Negeri kekuatan pembuktian dalam proses
Temanggung dengan perkara Nomor pembuktian di pengadilan, karena
45/Pdt.G/2013/PN.Tmg, tanah kedua alat bukti surat tersebut diatur
merupakan objek yang sering dan diakui oleh undang-undang.
diperkarakan, dan proses Namun demikian, dalam putusan
pembuktiannya merupakan proses perkara tersebut, hakim menyatakan
yang cenderung alot, karena pada bahwa tergugatlah yang
proses inilah para pihak akan dimenangkan berdasarkan alat bukti
mengajukan alat bukti surat yang surat yaitu Akta pengakuan hutang
dianggap dapat mendukung yang dibuat oleh Notaris tidak
terjadinya suatu peristiwa hukum dan terbukti cacat hukum, maka gugatan
menguntungkan bagi pihak terkait. Penggugat tersebut dinilai tidak
Bahkan demi memenangkan suatu terbukti menurut hukum.
perkara, para pihak rela melakukan Berdasarkan uraian tersebut di
apapun, seperti mememanipulasi atau atas, maka penulis terdorong ingin
memalsukan alat bukti yang diajukan meneliti tentang bagaimana hukum
di muka persidangan, terlebih jika yang berlaku di Indonesia
yang menjadi objek sengketa memberikan jalan keluar (solusi) atas
dianggap bernilai dan atau berharga putusan Pengadilan Negeri
bagi para pihak, misalnya tanah. Temanggung yang telah berkekuatan
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
disebut alat bukti langsung5, karena hukum dan oleh karenanya menjadi
diajukan secara fisik oleh pihak yang batal demi hukum.
berkepentingan di depan Berdasarkan kesimpulan hasil
persidangan. Alat bukti diajukan dan penelitian maka dapat disarankan,
ditampilkan dalam proses para pihak yang melakukan suatu
pemeriksaan secara fisik, yang perbuatan hukum yang dituangkan
tergolong alat bukti surat. kedalam akta otentik untuk lebih
teliti dan berhati-hati terhadap isi dan
IV. KESIMPULAN pokok dari akta otentik itu sendiri.
Alat bukti penggugat yaitu Tatik Para noataris/PPAT lebih berhati-hati
Hariyati adalah surat/tulisan dalam menerima kewenangan atau
fotocopy Akta Pengakuan Hutang kuasa terhadap orang lain untuk
adalah alat bukti otentik alat bukti melakukan suatu perbuatan hukum,
yang kuat karena dibuat oleh pejabat karena dapat menyebabkan kerugian
umum yang berwenang membuat apabila orang yang memberi kuasa
akta tersebut. Namun apabila pejabat melakukan gugatan di pengadilan.
tidak cakap, pejabat umum yang Kepada Badan Pertanahan Nasional
bersangkutan maupun karena cacat (BPN) untuk lebih cermat dan teliti
dalam bentuknya, mempunyai sebelum menerbitkan suatu akta
kekuatan sebagai tulisan di bawah otentik berupa sertifikat hak milik
tangan bila ditandatangani oleh para atas tanah, dengan melihat dasar-
pihak sehingga Akta Pengakuan dasar perikatan dan perbuatan hukum
Hutang tidak bisa lagi dikatakan alat sebelumnya.
bukti yang kuat.
Meskipun alat bukti tersebut V. DAFTAR PUSTAKA
terdapat kesalahan sebagaimana yang Ali Achmad & Heryani, Wiwie.
didalilkan oleh Penggugat bahwa Asas-asas Hukum
terhadap peletakan penutup akta Pembuktian Perdata, Jakarta,
dimana penutup akta tersebut Penerbit Kencana, 2012
diletakkan pada bagian tambahan
tidak berdasarkan ketentuan Pasal Bisri, Hasan. Peradilan Agama di
1320 KUHPerdata, mengenai syarat Indonesia, Jakarta: PT Raja
sahnya perjanjian yang menyebabkan Grafindo Persada, 1998
akta otentik dari perikatanya sendiri Soekanto, Soerjono. Pengantar
menjadi cacat, sehingga perikatanya Penelitian Hukum. Cet. 3.
dapat dinyatakan tidak sah, dan dapat Jakarta : Universitas
dibatalkan atau batal demi hukum. Indonesia (UI-Press), 1986.
Berbeda denganTegugat, tidaklah
menjadikan suatu akta tersebut cacat ------------ dan Sri Mamudji.
Penelitian Hukum Normatif.
5
Ibid, hlm 558
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/