Anda di halaman 1dari 6

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

ALAT BUKTI SURAT DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA


PADA PENGADILAN NEGERI TEMANGGUNG
(Studi Kasus Putusan No. 45/Pdt.G/2013/PN Tmg)

Abdurrahman Wahid*, Yunanto, Marjo


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : wahidabdurrahman4@gmail.com

Abstrak

Akta otentik adalah salah satu alat bukti berupa surat dan dibuat secara tertulis, bukti-
bukti surat dalam kasus perdata adalah bukti paling penting. Ketentuan mengenai alat bukti surat
yang sah terdapat dalam Pasal 1866 KUHPerdata namun dalam praktiknya alat bukti surat
merupakan alat bukti yang paling kuat dalam hakim mengambil putusan. Tujuan dalam penelitian
ini yaitu untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan pembuktian dengan alat bukti surat dalam
penyelesaian perkara perdata di Pengadilan Negeri Temanggung dan untuk mengetahui kekuatan
hukum alat bukti akta otentik sebagai alat bukti surat dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri
Temanggung.

Kata kunci : Alat bukti Surat, perkara perdata, akta otentik, KUHPerdata

Abstract

The authentic act is one of the evidences in the form of letters and made in writing, the
written evidence in a civil case is the most important evidence. Provisions concerning valid
documentary evidence contained in Pasal 1866 of KUHPerdata but in practice the written
evidence is the strongest evidence in the judge made a decision. The purpose of this research is to
determine the legal basis for the implementation of evidence with documentary evidence in a civil
case settlement in Temanggung District Court and to determine the legal force of evidence
authentic deeds as documentary evidence in civil cases in the District Court of Temanggung.

Keywords : Evidence Letter, civil matters, authentic deeds, KUHPerdata

I. PENDAHULUAN menyatakan “Negara Indonesia


Hukum merupakan suatu kaidah berdasarkan atas hukum dan tidak
atau peraturan yang mengatur berdasarkan atas kekuasaan belaka”.
masyarakat. Segala tingkah laku dan Pernyataan ini juga secara tegas
perbuatan warga negaranya harus tercantum dalam Pasal 1 ayat (2)
berdasarkan atas hukum. Negara UUD NRI Tahun 1945 yang
Indonesia sebagai Negara hukum, menyebutkan bahwa Indonesia
wajib untuk menjalankan fungsi adalah negara hukum.
hukum dengan konsisten sebagai Surat sebagai alat bukti tertulis
sarana penegak keadilan. Hal dibagi menjadi dua yaitu surat yang
tersebut tertuang dalam penjelasan merupakan akta dan surat lain yang
Undang-Undang Dasar Negara bukan akta, akta adalah surat sebagai
Republik Indonesia Tahun 1945 yang alat bukti yang diberi tanda tangan,

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang memuat peristiwa yang menjadi Dalam hal ini, para pihak akan
dasar suatu hak dan perikatan, yang mengajukan alat bukti surat yang
dibuat sejak semula sengaja untuk kuat, salah satu pihak (Tergugat)
pembuktian, keharusan mengajukan alat bukti surat berupa
ditandatanganinya surat untuk dapat akta pengakuan hutang yang
disebut sebagai akta diatur dalam merupakan bukti otentik yang
Pasal 1869 Kitab Undang-Undang dikeluarkan oleh Notaris yang
Hukum Perdata. Tanda tangan yang memiliki kekuatan pembuktian yang
tidak lain bertujuan untuk cukup, sempurna dan mengikat dan
membedakan akta yang satu dengan terjadi atas kesepakatan para pihak,
yang lain atau akta yang dibuat orang namun salah satu pihak (Penggugat)
lain, untuk memberi ciri. Sedangkan menilai akta pengakuan tersebut
Bukan akta adalah surat-surat lain cacat hukum karena bertentangan
yang tidak termasuk akta yakni dengan norma hukum yang mengatur
register dan surat-surat urusan rumah khususnya dalam Kitab Undang-
tangga. Undang Hukum Perdata yang
Berdasarkan pra-penelitian, alat menyatakan akta otentik sebagai alat
bukti surat oleh hakim dapat bukti yang sempurna dan mengikat,
dijumpai dalam salah satu kasus jika hal ini terjadi maka akan
perdata tentang sengketa tanah yang menyulitkan penilaian dan penentuan
telah diputus di Pengadilan Negeri kekuatan pembuktian dalam proses
Temanggung dengan perkara Nomor pembuktian di pengadilan, karena
45/Pdt.G/2013/PN.Tmg, tanah kedua alat bukti surat tersebut diatur
merupakan objek yang sering dan diakui oleh undang-undang.
diperkarakan, dan proses Namun demikian, dalam putusan
pembuktiannya merupakan proses perkara tersebut, hakim menyatakan
yang cenderung alot, karena pada bahwa tergugatlah yang
proses inilah para pihak akan dimenangkan berdasarkan alat bukti
mengajukan alat bukti surat yang surat yaitu Akta pengakuan hutang
dianggap dapat mendukung yang dibuat oleh Notaris tidak
terjadinya suatu peristiwa hukum dan terbukti cacat hukum, maka gugatan
menguntungkan bagi pihak terkait. Penggugat tersebut dinilai tidak
Bahkan demi memenangkan suatu terbukti menurut hukum.
perkara, para pihak rela melakukan Berdasarkan uraian tersebut di
apapun, seperti mememanipulasi atau atas, maka penulis terdorong ingin
memalsukan alat bukti yang diajukan meneliti tentang bagaimana hukum
di muka persidangan, terlebih jika yang berlaku di Indonesia
yang menjadi objek sengketa memberikan jalan keluar (solusi) atas
dianggap bernilai dan atau berharga putusan Pengadilan Negeri
bagi para pihak, misalnya tanah. Temanggung yang telah berkekuatan

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hukum tetap atas objek sengketa literatur-literatur, laporan hasil


berupa akta pengakuan hutang, penelitian, karya ilmiah, peraturan
karena bila dicermati bahwa dalam perundang-undangan, dan sumber
acara pemeriksaan perkara perdata lainnya yang berkaitan dengan
pihak-pihak yang terlibat biasanya permasalahan yang diteliti.
penggugat dan tergugat, dimana Data yang sudah terkumpul
masing-masing diperiksa terkait hak kemudian diolah melalui tahap
untuk membuktikan kebenaran apa pemeriksaan (editing), penandaan
yang diajukannya, sesuai dengan (coding), penyusunan
Pasal 163 HIR yang berbunyi : (reconstructing), sistematisasi
“Barang siapa yang mengatakan berdasarkan pokok bahasan dan sub
mempunyai barang suatu hak untuk pokok bahasan yang diidentifikasi
menyebutkan suatu kejadian untuk dari rumusan masalah
meneguhkan haknya itu, atau untuk (systematizing), dalam rangka untuk
membantah hak orang lain, maka mendapatkan perutuan hukum,
orang itu harus membuktikan adanya bahan-bahan hukum yang menunjang
hak itu atau adanya kejadian itu”. atau penjelasan lebih lanjut dari
Hal senada apabila diteliti pada Pasal peraturan hukum diatas, yang terdiri
1865 KUH Perdata yang berbunyi : dari:
Setiap orang yang mendalilkan A. Bahan Hukum Primer berupa
bahwa ia mempunyai sesuatu hak Undang-Undang meliputi:
atau guna meneguhkan haknya 1. Undang – Undang Dasar
sendiri maupun membantah suatu Negara Republik Indonesia 1945.
hak orang lain, menunjuk pada suatu 2. KUHPerdata;
peristiwa, diwajibkan membuktikan 3. HIR/Rbg
adanya hak atau peristiwa tersebut. 4. Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan
II. METODE Kehakiman;
Metode penelitian jenis ini 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
dimaksudkan untuk menggambarkan 1960 Tentang Peraturan Dasar
semua data yang diperoleh berkaitan Pokok-Pokok Agraria.
dengan judul penelitian secara jelas 6. Putusan Pengadilan Negeri
dan rinci yang kemudian dianalisis Temanggung No :
guna menjawab permasalahan yang 54/Pdt.G/2013/PN.Tmg
ada. B. Bahan Hukum Sekunder
Sumber data yang digunakan Bahan hukum sekunder berupa
dalam penelitian ini yaitu sumber semua publikasi tentang hukum yang
data sekunder. Sumber data bukan merupakan dokumen-
sekunder yaitu data yang diperoleh dokumen resmi. Publikasi tentang
melalui studi dari buku-buku, hukum meliputi buku-buku teks,

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal persidangan sehingga pada akhirnya


hukum dan komentar-komentar atas hakimlah yang berhak menilai alat-
putusan pengadilan. Sebagai bahan alat bukti dalam perkara perdata.
hukum sekunder yang terutama Hakim hanya terbatas menerima
adalah buku-buku hukum termasuk dan memeriksa sepanjang mengenai
skripsi dan jurnal-jurnal hukum.1 hal-hal yang diajukan penggugat dan
C. Bahan Hukum Tersier tergugat, oleh karena itu fungsi dan
Bahan hukum tertier yaitu bahan peran hakim dalam proses perkara
yang memberikan petunjuk maupun perdata hanya terbatas mencari dan
penjelasan terhadap bahan primer menemukan kebenaran formil dan
dan sekunder seperti kamus, kebenaran itu diwujudkan sesuai
2
ensiklopedia dan lain-lain. dengan dasar alasan dan fakta-fakta
yang diajukan oleh para pihak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN selama proses persidangan
4
Sebelum menelaah lebih jauh berlangsung. Sehubungan dengan
mengenai Penggunaan Alat Bukti sifat pasif tersebut sekiranya hakim
surat dalam Penyelesaian Perkara yakin bahwa apa yang digugat dan
Perdata di Pengadilan oleh hakim diminta adalah benar, tetapi
Pengadilan Negeri Temanggung, penggugat tidak mampu mengajukan
Peneliti terlebih dahulu akan bukti tentang kebenaran yang
menyajikan deskripsi kasus yang ada diyakininya maka hakim harus
di Pengadilan Negeri Temanggung menyingkirkan keyakinan itu dengan
yang memeriksa dan mengadili menolak kebenaran dalil gugatan
perkara-perkara perdata yang karena tidak didukung dengan bukti
menjatuhkan putusan dalam perkara dalam persidangan. Dengan adanya
Nomor 45/Pdt.G/2013/PN Tmg praktik seperti ini, maka penilaian
tentang akta otentik pengakuan terhadap alat bukti surat oleh hakim
hutang.3 harus benar-benar kuat. Oleh karena
Inilah gambaran umum tentang itu, perlu diteliti apa yang menjadi
kasus posisi dalam putusan perkara acuan dan dasar hukum penggunaan
No.54/Pdt.G/2013/PN.Tmg yang alat bukti surat yaitu Akta Pengakuan
mana memuat awal mula terjadinya Hutang sehingga oleh hakim
sengketa hak milik atas tanah yang dikalahkan.
memuat dalil-dalil yang kuat untuk Berdasarkan dari contoh putusan
melakukan suatu pembuktian di penggunaan alat bukti surat tersebut,
maka dapat diketahui bahwa
1
Ibid, hlm 155 penggunaan alat bukti surat oleh
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian hakim pada umumnya digunakan
Hukum, (Jakarta : Universitas Indonesia,
1986), halaman 52. dalam kasus perdata. Alat bukti surat
3
Putusan perkara Nomor45/Pdt.G/2013/PN
4
Tmg Yahya Harahap, Op cit, hlm 499

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

disebut alat bukti langsung5, karena hukum dan oleh karenanya menjadi
diajukan secara fisik oleh pihak yang batal demi hukum.
berkepentingan di depan Berdasarkan kesimpulan hasil
persidangan. Alat bukti diajukan dan penelitian maka dapat disarankan,
ditampilkan dalam proses para pihak yang melakukan suatu
pemeriksaan secara fisik, yang perbuatan hukum yang dituangkan
tergolong alat bukti surat. kedalam akta otentik untuk lebih
teliti dan berhati-hati terhadap isi dan
IV. KESIMPULAN pokok dari akta otentik itu sendiri.
Alat bukti penggugat yaitu Tatik Para noataris/PPAT lebih berhati-hati
Hariyati adalah surat/tulisan dalam menerima kewenangan atau
fotocopy Akta Pengakuan Hutang kuasa terhadap orang lain untuk
adalah alat bukti otentik alat bukti melakukan suatu perbuatan hukum,
yang kuat karena dibuat oleh pejabat karena dapat menyebabkan kerugian
umum yang berwenang membuat apabila orang yang memberi kuasa
akta tersebut. Namun apabila pejabat melakukan gugatan di pengadilan.
tidak cakap, pejabat umum yang Kepada Badan Pertanahan Nasional
bersangkutan maupun karena cacat (BPN) untuk lebih cermat dan teliti
dalam bentuknya, mempunyai sebelum menerbitkan suatu akta
kekuatan sebagai tulisan di bawah otentik berupa sertifikat hak milik
tangan bila ditandatangani oleh para atas tanah, dengan melihat dasar-
pihak sehingga Akta Pengakuan dasar perikatan dan perbuatan hukum
Hutang tidak bisa lagi dikatakan alat sebelumnya.
bukti yang kuat.
Meskipun alat bukti tersebut V. DAFTAR PUSTAKA
terdapat kesalahan sebagaimana yang Ali Achmad & Heryani, Wiwie.
didalilkan oleh Penggugat bahwa Asas-asas Hukum
terhadap peletakan penutup akta Pembuktian Perdata, Jakarta,
dimana penutup akta tersebut Penerbit Kencana, 2012
diletakkan pada bagian tambahan
tidak berdasarkan ketentuan Pasal Bisri, Hasan. Peradilan Agama di
1320 KUHPerdata, mengenai syarat Indonesia, Jakarta: PT Raja
sahnya perjanjian yang menyebabkan Grafindo Persada, 1998
akta otentik dari perikatanya sendiri Soekanto, Soerjono. Pengantar
menjadi cacat, sehingga perikatanya Penelitian Hukum. Cet. 3.
dapat dinyatakan tidak sah, dan dapat Jakarta : Universitas
dibatalkan atau batal demi hukum. Indonesia (UI-Press), 1986.
Berbeda denganTegugat, tidaklah
menjadikan suatu akta tersebut cacat ------------ dan Sri Mamudji.
Penelitian Hukum Normatif.
5
Ibid, hlm 558

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Ed. 1. Cet. 7 Jakarta : PT.


Raja Grafindo Persada, 2003.

HIR HIR (Herziene Indonesische


Reglement) /Rbg
(Rechtsreglement voor de
Buitengewesten)

Undang-Undang Tentang Jabatan


Notaris UU No. 30, LN No.
117, Tahun 2004 TLN No.
4432.

Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Diterjemahkan oleh R.
Rubekti dan R. Tjitrosidibio.
Cet.31. Jakarta : Pradnya
Paramita, 2001.

Putusan perkara perdata di


Pengadilan Negeri
Temanggung No.
54/Pdt.G/2013/PN.Tmg

Anda mungkin juga menyukai