Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA

MODUL II : PETA-PETA KERJA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. DAVID TIMOTHY O 5303018051

2. YUSTINUS ZEFYON 5303020004

3. TANIA EKA W 5303020029

4. CHARISMA RAHMA P 5303020042

LABORATORIUM PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2020
I. ABSTRAK
Pada pratikum ini dilakukan pengamatan mengenai peta proses operasi untuk produksi
gerabah. Kami menggambarkan urutan kerja pada produksi gerabah dengan jalan membagi
pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail. Praktikum ini juga
dilakukan untuk menganalisis apakah perlu ada perbaikan terhadap operasi yang sudah ada.

II. PENDAHULUAN
Dalam melakukan suatu usaha produksi diperlukan tujuan dan arah yang jelas untuk
mencapai keberhasilan. Dibutuhkan suatu persiapan dan perancangan yang matang dan baik
sehingga nantinya dapat menunjang pencapaian tujuan produksi. Salah satu perencanaan
yang harus diperhatikan adalah mengenai peta proses operasi (operation process chart).
Menurut Wignjosoebroto (2006), peta proses operasi (operation process chart) atau disingkat
OPC adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan
tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail. Sutalaksana (1979) berpendapat
bahwa peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang
dialami bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai menjadi produk utuh maupun
sebagai bahan setengah jadi. Jadi dapat dikatakan peta proses operasi merupakan peta yang
menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan memuat informasi yang diperlukan
untuk analisis lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan
mesin yang dipakai.
Lewat peta-peta kerja ini kita bisa melihat langkah-langkah pembuatan produk khususnya
gerabah pada praktikum ini. Mulai dari operasi, delay hingga produk jadi. Namun tidak
semua peta kerja itu efektif dan benar, masih ada beberapa langkah yang dinilai perlu
dilakukan tapi belum ditambahkan atau bahkan tidak diperlukan seperti memerlukan waktu
yang lama hanya untuk pengeringan dan pembakaran. Oleh karna itu dilakukan sebuah
perubahan perbaikkan agar proses kinerja jauh lebih baik dengan menghilangkan atau
mengubah beberapa proses tersebut.

III. TUJUAN
OPC sendiri bertujuan sebagai sarana untuk menguraikan singkat, jelas, dan sistematis,
tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh masing – masing komponen benda kerja secara grafis
simbolis. Sebagai alat analisis peramalan kebutuhan mesin/peralatan kerja dan kebutuhan
bahan baku. Sebagai alat analisis perbaikan metoda kerja dan latihan bagi tenaga kerja Dapat
dijadikan dasar dalam menetukan tata letak pabrik.
IV. METODE
a. Flowchart (di lampiran)
b. Uraian
Langkah pertama adalah melakukan pengamatan pada proses pembuatan gerabah. Setelah
dilakukan pengamatan maka dilakukan pencatatan Langkah-langkah proses pembuatan
gerabah yang diikuti dengan pembuatan peta proses operasi (OPC). Langkah terakhir dari
pembuatan peta proses operasi (OPC), kita dapat menganalisis bagian manakah yang kurang
efektif dan efisien dalam pembuatan gerabah.

V. HASIL PENGOLAHAN DATA


Summary
Kegiatan Jumlah Penyajian (menit)
9 525

2 300

- -

Tabel 5.1 Operation Process Chart (OPC) pembuatan gerabah


selama pengamatan

Tabel 5.2 Operation Process Chart (OPC) pembuatan gerabah


setelah pengamatan

VI. ANALISA DATA

Pada tabel 5.1 tercantum OPC pada proses pembuatan gerabah. Pada saat
dilakukan pengamatan dapat dilihat bahwa terjadi proses operation sebanyak 9
kali dan proses delay sebanyak 2 kali. Ada beberapa bagian proses pembuatan
gerabah yang bisa dibilang kurang efektif. Pertama yaitu pada saat proses
penumbukan tanah yang dilakukan secara manual menggunakan kaki manusia.
Selain waktu yang dibutuhkan lama, hasil tanah pun kurang tercampur rata dan
liat karena hanya menggunakan peralatan seadanya. Dari peta proses produksi
yang dibuat berdasarkan pengamatan, operation 1, 4 dan 7 masing-masing
membutuhkan waktu 120 menit untuk penumbukan tanah. Waktu ini terhitung
cukup lama dan juga tidak efektif untuk menghasilkan tanah yang tercampur rata
dengan pasir serta kurang liat.
VII. KESIMPULAN
1. Perlu ada perbaikan dalam proses pembuatan gerabah yaitu pada proses
operation 1, 4 dan 7 yaitu penumbukan tanah.
2. Bisa dilihat di OPC usulan perbaikan untuk operation 1, 4 dan 7 hanya
membutuhkan waktu 30 menit menggunakan mesin dari sebelumnya 120
menit secara manual. Sehingga bisa menghemat waktu sebesar 90 menit
dengan hasil yang lebih bagus.

VIII. SARAN
1. Pada tahap pembentukan tanah bisa diganti menggunakan mesin agar tanah bisa
lebih liat dan memerlukan waktu yang lebih cepat. Hal ini juga membuat tanah
lebih tercampur juga dengan pasir.

IX. LAMPIRAN

LINK PENGAMATAN
https://youtu.be/I4AvL_JLIvg

FLOWCHART

Anda mungkin juga menyukai