Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok: 1A

Imannuel Christwo (190906054)

Arleni Simanjuntak (190906026)

Mata Kuliah: Teori dan Problema Pembangunan.

Dosen Pengampu: : Fredrick Broven Ekayanta, S.I.P., M.I.P.

Hasil Diskusi Kelompok.

Perkembangan Pembangunan Negara Singapura dimasa pemerintahan Lee Kuan Yew.

Bidang Pendidikan

Lee kuan Yew melakukan seminar yang bertajuk “Asian Values” pada 15 November 1975 yang
diselenggarakan oleh Universitas Singapura sebagai media dalam mebahas mengenai
kekhawatiran Lee Kuan Yew pada nilai-nilai barat yang dianggap bertentangan dan akan
merusak nilai ketimuran. Pemerintah ketika itu khawatir karena jika dibiarkan, lama-kelamaan
akar budaya Singapura akan terus tergerus oleh pengaruh dari nilai-nilai barat. Pemerintah
kemudian menggagas internalisasi AsianValues melalui Pendidikan Moral, Pendidikan Agama,
dan Studi Sejarah serta Ilmu Sosial.Pemerintah menggunakan juga mata pelajaran Religious
Knowledge (RK) sebagai program pendidikan moral dan kewarganegaraan. Materi dalam
pendidikan moral dimulai dari penguatan pribadi siswa, tanggung jawab sosial kepada
masyarakat dan loyalitas pada negara.

Nilai-nilai tersebut kemudian diinternalisasi pada berbagai jenjang pendidikan. Pada level
pendidikan dasar yang paling penting adalah penguatan perilaku yang baik dan membangun
karakter untuk hidup dilingkungan mereka; Pada level sekolah menengah difokuskan pada
tanggung jawab pada masyarakat dan negara serta , juga dikuatkan pemahaman mengenai
budaya lokal untuk menangkal serangan globalisasi. Hal yang paling diutamakan sendiri adalah
membentuk melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dan sejarah. Sejak tahun 1968
terdapat komite khusus yang kemudian menyusun silabus pendidikan kewarganegaraan yang
kemudian dikenalkan di pendidikan dasar dan menengah misalnya seperti Patriotisme, loyalitas,
dan kesadaran kewargaanegaraan.

 Selanjutnya dilanjutkan pemerintah kemudian berusaha mempromosikan shared values


(nilai bersama) yang menjadi pegangan bersama, yang berisikan mengenai lima nilai
bersama yaitu (1) nation before community and society above self, (2) family as the basic
unit of society, (3) community supportand respect for the individual, (4) consensus not
conflict, (5) racial and religious harmony atau yaitu (1) mendahulukan kepentingan
negara sebelum kelompok ataupun kepentingan sosial sendiri (individu) (2) keluarga
sebagai unit paling dasar dalam lingkungan sosial, (3) dukungan dan penghormatan
masyarakat terhadap individu, (4) (mendahulukan) kesepakatan bukan konflik, (5)
menjaga kerukunan ras dan agama.. Nilai-nilai itu kemudian diajarkan melalui
pendidikan kewarganegaraan, ilmu-ilmu sosial, dan sejarah.

Melalui pendidikan nasionalnya, Singapura lebih fokus terhadap pendidikan kewarganegaraan


terhadap masyarakatnya dan menurut Lee kuan Yew sendiri, pembangunan negara bukan hanya
menekankan pada pembentukan pemerintahan yang baik ataupun penguatan intelektualitasnya
saja, tetapi harus juga menguatkan komitmen dan ikatan emosional masyarakat kepada negara
Singapura agar menjadi semakin kuat.

Pemerintah memiliki fokus dalam membangun masyarakat melalui pendidikan. Kesadaran


pemerintah Singapura mengkonstruksi identitas masyarakat Singapura pun dapat dilihat dengan
cara singapura yang lebih mencondongkan focus terhadap perubahan silabus kurikulum
ditingkat sekolah sampai perubahan aturan ditingkat nasional.
Bidang Politik

Selanjutnya dilanjutkan di bidang pemerintahan, lee kuan Yew merupakan perdana menteri
pertama singapura yang paling berpengaruh, namun sebelum menjadi perdana menteri dirinya
sendiri juga merupakan pendiri partai People’s Action Party (PAP) dimana ia menduduki posisi
jabatan sebagai sekretaris jenderal. PAP sendiri mengikuti pemilu pertamanya pada tahun 1955,
namun saat itu hanya menjadi partai minoritas karena masih terdapat partai yang lebih besar
yaitu Party Labour, dan dikarenakan masih menjadi koloni Inggris, jabatan perdana menteri tidak
ada pada saat itu. Namun pada tahun 1959, singapura mendapatkan hak pemilunya dan akhirnya
membawa PAP menjadi pemenang sekaligus membuat Lee Kuan Yew sebagai perdana menteri
karena Lee Kuan Yew sendiri menjadi salah satu delegasi Singapura yangmembantu
menegosiasikan agar Singapura menjadi negara yang self-governing (memiliki kewenangan
pemerintahan secara mandiri tanpa campur tangan colonial) di dalam sistem negara
persemakmuran pada saat itu.

Lee Kuan Yew menjadi penguasa Singapura yang memegang kekuasaan sampai tahun 1990. Di
dalam pemerintahannya, lee membatasi kegiatan sistem demokrasi ala barat, karena ia merasa
bahwa demokrasi ala barat akan membawa pengaruh buruk (karena demokrasi ala barat dianggap
terlalu memberikan kebebasan kepada msyarakat singapura sehingga membuat mereka dapat
berlaku sesukanya) seperti menimbulkan berbagai masalah,seperti meningkatanya
kriminalitas,meningkatnya single parent dengan anak yangnakal, meningkatnya penggunaan
obatterlarang, yang pada akhirnya akanmenimbulkan kemiskinan, sehingga
menyianyiakansemua yang sudah dikerjakan. Oleh sebab itu ia lebih ingin memelihara dan
mengutamakan tradisi komunitas yang sudah ada disingapura demi memelihara pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan stabil.

Selanjutnya untuk memelihara politik internal yang kondusif dan menjaga pertumbuhan ekonomi
yang stabil, Lee menerapkan kepemimpinan semi otoriter. Setiap warga negara yang patuh pada
hukum, bekerja dengan tekun, dan bersifat ofensif terhadap pemerintah, tidak perlu takut
terhadap pemerintah. Namun bagi mereka yang mengkritisi dan menantang pemerintah, akan
mendapat masalah. Disini Lee sendiri membuat partainya, yaitu partai PAP sebagai partai yang
dominan (state party), dimana partai mereka memiliki pembagian kursi terbesar, mendapatkan
perlindungan hukum, memegang kendali pemilu, serta kekuasaan dalam membatasi wacana
publik yang dilakukan oleh partai oposisi . Otoritarianisme yang dilakukan oleh Lee Kuan Yew
di Singapura dapat dilihat dari penerapan Asian Values (dimana secara tidak langsung
mengajarkan masyarakat singapura untuk lebih tunduk terhadap negara) yang dijadikan
pembenaran bagi berlangsungnya rezim otoriter tersebut.

Dengan menerapkan sistem otoiritarian ala Asian Value, pemerintahan Lee mampu membawa
Singapura menempati peringkat kedua dunia di dalam index Sepuluh Kebebasan Ekonomi (Ten
Economic Freedoms) oleh The Heritage Foundation dengan skor rata-rata sebesar 88.0. Lee
Kuan Yew merupakan pemimpin yang dapat dikatakan berhasil membawa kesejahteraan bagi
masyarakatnya. Beliau meninggalkan kursi perdana menteri dengan catatan GDP Singapura
sebesar US$14,000. Semua itu diraih dengan penerapan disipin politik yang tinggi pada
pemerintah Singapura seperti membudayakan pemerintahan tanpa korupsi.

Bidang Perekonomian

Sebagai negara yang merdeka pada tahun 1965 Singapura yang merupakan negara yang miskin
dan saat itu tidak memiliki sumberdaya alam yang mampu membuatnya bersaing dengan negara
lainnya. Maka dari itu Singapura memulai gebrakan dengan empat tahapan pembangunan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya, yaitu :

Pada tahap pertama, Pemerintahan Singapura mengejar strategi industrialisasi ekspor yang
dipimpin dengan menarik investor asing untuk mengatur basis manufaktur padat karya di
Singapura untuk mengekang pengangguran yang saat itu besar-besaran.

Kedua, Singapura mulai melakukan restrukturisasi industri dari padat karya dengan kegiatan
padat modal.

Pada tahap ketiga, setelah terjadi resesi besar-besaran pada pertengahan tahun 1980 Singapura
mulai melakukan restrukturisasi (penataan) di bidang jasa, hal ini yang membuat Singapura
dapat membangun fundamen ekonominya melalui sektor jasa.

Tahapan keempat yang dimulai sejak akhir 1990-an Singapura mulai melakukan pembenahan
layanan yang berbasis pengetahuan, sektor teknologi tinggi dan ekonomi domestik
kewirausahaan.
Selain itu pada tahun 1960 pemerintah Singapura mendirikan Bank of Singapore dan
International Trading Company sebagai cara dalam menghadapi masuknya inversment asing,
serta memperluas basis industry Singapura, dan ini merupakan cara mereka dalam
memodernisasikan perekonomian mereka.

Singapura juga membentuk Central Provident Fund (CPF), yaitu skema tabungan wajib yang
diamanatkan oleh pemerintah. Tabungan ini didapat dari sebagian pendapatan warga singapura
yang dipotong dan disimpan untuk negara. Sejak tahun 1965, singapura sudah diatur oleh PAP
dimana yang memiliki tujuan untuk membangun perekonomian singapura dan juga ingin
menjadikan singapura sebagai pusat keuangan global.

Singapura mendirikan Monetary Authority of Singapore tahun 1971, MAS yang bertugas
mengawasi perkembangan sector keuangan Singapura dan mengelola kebijakan moneter yang
tepat. Langkah tersebut berhasil membalikkan pertumbuhan uang cepat dan membatasi inflasi
sepanjang 1970-an. Untuk menghasilkan ekonomi yang besar, yaitu ekonomi berbasis
pengetahuan, Singapura harus memperkuat kemampuan teknologi informasinya, misalnya
Pemerintah yang secara aktif mempromosikan kewirausahaan, khususnya dalam bidang
teknologi dan untuk saat ini singapura sendiri merupakan negara yang sangat maju dalam
kegiatan pasar bebas, dan juga memiliki hubungan perdagangan internasional yang kuat dan
tertinggi (per produk domestic kapita) di Asia, diluar dari negara Jepang.

Kesimpulan:

Melihat gaya kepemimpinan Lee KuanYew di Singapura, dapat dipahami bahwa dalam
melakukan pembangunan negaranya untuk dapat berkembang menjadi negara yang maju salah
satu upaya yang ia lakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyaratnya dalam
bidang pendidikan. Lee Kuan Yew sendiri benar-benar mendahulukan perbaikan karakter
masyarakatnya dengan melakukan pendalaman nilai-nilai identitas masyarakat Singapura melalui
Pendidikan Moral, Agama, Sejarah serta kewarganegaraan. Dirinya mencoba untuk lebih
menanamkan sisi nasionalisme masyaratnya terhadap negara singapura agar tidak mudah
tergeser dengan nilai-nilai barat selain itu usahanya dalam menerapkan nilai-nilai Asia Value
dalam kepemimpinannya pun benar-benar sangat berpengaruh bagi kelangsungan kemajuan
negara singapura. Selain itu menjadi seorang pemimpin yang otoriter, tidak serta-merta
melambangkan kekerasan. Lee Kuan Yew juga berhasil dalam mengatur pemerintahannya
menjadi kondusif dan terjaga. Ia juga mampu merubah keterpurukkan singapura dari negara yang
miskin yang dikenal tidak memiliki kekayaan apapun (sumber daya alam) dan tradisional
menjadi negara industrial yang cakap dalam mengedepankan jasa, teknologi serta pengetahuan
untuk meraup dan menguasai ekonomi global hingga saat ini.

Diskusi:

 Menurut kalian dari cara yang dilakukan Lee Kuan Yew dalam membangun Singapura
apakah Indonesia juga dapat menerapkan dan mampu mengimbangi Singapura dalam
mengejar ketertinggalannya di era globalisasi sekarang?

Menurut kelompok kami Indonesia belum mampu mengejar ketertinggalannya jika dibandingkan
dengan negara Singapura sendiri, hal ini serta merta dapat dilihat dari kondisi dua negara yang
berbeda. Dimana Singapura sendiri pada dasarnya merupakan negara pelabuhan, yaitu sebagai
negara dimana banyak negara lainnya melakukan persinggahan dan perdagangan disana dan
dapat diketahui bahwa negara singapura sendiri terletak diposisi yang cukup strategis. Selain itu,
kondisi luas negara Singapura yang kecil (kurang lebih seluas propinsi Jakarta) menjadi salah
satu factor lebih mudah bagi pemerintahan singapura untuk membangun negaranya; dimana
selain membenahi sumber daya manusia mereka untuk menjadi masyarakat yang siap untuk
menghadapi globalisasi serta siap menjadi masyarakat industri, pemerintah singapura juga
mendapati kemudahan untuk mengatur perekonomian mereka karena posisi singapura sendiri
benar-benar berpotensi sebagai wadah dalam kegiatan perdagangan pasar bebas— maka hal ini
yang membuat negara singapura, dalam waktu kurun lima puluh tahun mampu beranjak dari
status negara yang miskin (tidak memiliki sumber daya alam apapun, termasuk tanah yang luas)
dapat menjadi negara industry yang mampu menyediakan jasa dan teknologi terbesar didunia,
selain itu dalam bidang pendidikannya negara singapura termasuk salah satu negara yang
memiliki sumber daya manusia terbaik didunia, ini dapat dibuktikan dari hasil PISA (penilaian
kemampuan sains) yang dimiliki Singapura merupakan hasil terbaik kedua setelah negara China.
Sedangkan di Indonesia sendiri, masih lebih sulit untuk membenahi negara kita karena adanya
factor-faktor yang cukup menghambat Indonesia dalam membangun negara secepat Singapura.
Salah satunya adalah wilayah yang jauh lebih luas dari singapura, hal menjadi satu factor yang
menyulitkan pemerintah dalam membangun negara Indonesia karena wilayah yang luas akan
membutuhkan lebih banyak waktu untuk dilakukannya pembenahan, selain itu pemerataan yang
belum dikatakan mumpuni pun semakin menghambat kemajuan Indonesia, misalnya dapat
dilihat bahwa pulau jawa lebih sering diperhatikan dan bahkan dapat dikatakan menjadi sentral
pemerintah dalam membangun negara Indonesia sehingga wilayah lain secara tidak langsung
menjadi terbengkalai pembangunannya. Tapi bukan berarti Indonesia tidak berusaha, hanya saja
dikarenakan factor-faktor ini yang membuat Indonesia terlihat lebih lama. Lalu dapat dilihat
juga, bahwa Indonesia belum mau membuka kegiatan perdagangan pasar bebas di seluruh
wilayah Indonesia sepenuhnya— dapat dilihat bahwa hanya daerah Batam saja yang sudah
menerapkannya. Masih banyak yang harus dibenahi di Indonesia, terutama dalam mengolah
sumber daya manusia masyarakat Indonesia karena menurut kami, masyarakat Indonesia belum
sepenuhnya mendapatkan perlakuan yang sama terutama dalam bidang pendidikan (bisa dilihat
lagi-lagi jika pulau jawa selalu menjadi sentral termasuk pendidikan daripada daerah lain) hal
inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia belum bisa sepenuhnya berubah menjadi negara
industry; yang berinovasi dalam menciptakan sesuatu dan malahan masyarakat Indonesia sendiri
lebih terbiasa untuk berlaku konsumtif, sehingga sumber daya alam yang dimiliki Indonesia
belum dapat direalisasikan dengan lebih baik lagi. Selain itu perbedaan budaya disetiap daerah
Indonesia juga menjadi hambatan bagi pemerintah untuk membangun negara Indonesia
(dikarenakan terlalu banyak perspektif yang dimiliki masyarakat Indonesia di setiap daerahnya).

 Apakah di negara maju seperti singapura masih ada kalangan-kalangan pemerintah yang
menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menimbun kekayaannya?

Menurut kami tidak, karena negara singapura sendiri merupakan negara maju yang dimana
memiliki hasil pendapatan diatas rata-rata; yang berarti pendapatan yang dihasilkan sudah jauh
lebih besar dari pengeluaran (kebutuhan) mereka. Serta di pemerintahan singapura sendiri,
singapura merupakan negara yang memiliki predikat negara paling terbersih dari tindakan
korupsi jadi tidak mungkin ada kalangan-kalangan pemerintah yang harus menimbun kekayaan
mereka. Selain itu, dimasa pemerintahan Lee Kuan Yew sendiri, ia sangat menjauhi kegiatan-
kegiatan korupsi, hal ini bisa dilihat dari pemberian hukuman gantung bagi siapapun yang
melakukan tindakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai