Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa terlepas dari peran orang lain. Sehingga,
dalam berkehidupan masyarakat dan negara, manusia tidak bisa menampik
kemungkinan bahwa peran dari orang lain sangat dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan
melalui proses saling membantu satu sama lain, sehingga manusia kemudian
membentuk organisasi atau Negara untuk dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Namun demikian, organisasi hanyalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang
tidak teratur tanpa adanya kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan dari kelompok anggota yang
saling berhubungan tugas. Kepemimpinan tidak akan lepas dari siapa yang memimpin
yang disebut pemimpin. “ Pemimpin adalah agen perubahan, orang yang
perilakunya lebih besar untuk mempengaruhi orang lain dibandingkan orang lain
mempengaruhinya. ” (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2008).

Selain mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas organisasi, peran pemimpin harus


disertai dengan rancangan proses manajemen Selain mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas organisasi, peran pemimpin harus disertai dengan rancangan proses
manajemen. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemimpin adalah bagaimana
seorang pemimpian harus menjadi wajah utama dari sebuah negara. Negara yang
dapat dikatakan berhasil tergantung dari bagaimana pemimpin membuat, merancang,
dan mengimplementasikan sebuah kebijakan guna mencapai sesuatu yang telah
diagendakan. “ Pemimpin harus benar-benar bijaksana dan benar-benar dapat
mempertanggungjawabkan semua kegiatan, baik secara moral maupun
secara formal. ” (Najib, 2013).
Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin dalam
politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam
berinteraksi dengan bawahannya. Pada umumnya gaya kepemimpinan memiliki tiga
pola dasar, yaitu orientasi proses, orientasi hubungan, dan orientasi hasil. Sedangkan
gaya kepemimpinan yang sering dijumpai dalam organisasi, termasuk organisasi yang
lebih luas seperti negara adalah kepemimpian otoriter, kempimpinan demokratis, dan
kepemimpinan situasional. Penulis melihat bahwa isu kepemimpinan menarik untuk
diteliti, khususnya ciri atau gaya kepemimpinan LE KUAN YEW dalam
menjalankan pemerintahannya dalam tekanan dan tudingan yang dihadapainya,
sehingga sukses membawa Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki
pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia.

1
1.1 RUMUSAN MASALAH
Penulisan ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mendasar.
Pertama, Apa strategi lee kuan yew ? Kedua, bagaimana gaya kepemimpiannya ?
Ketiga, apa saja pencapaian dan penghargaan Lee kuan yew?

1.2 METODE PEMBAHASAN


Pembahasan ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana penulis
menekankan analisis atas gaya kepemimpinan Lee Kuan Yew dalam membawa
Singapura sebagai salah satu negara maju di Asia hanya dalam kurun waktu tiga
dekade. Data penelitian ini bersumber dari bahan pustaka berupa buku, karya ilmiah,
dan beritaberita dari website terpercaya yang menggambarkan gaya kepemimpinan
Lee Kuan Yew sebelum dan selama menjadi Perdana Menteri Singapura. Setelah itu,
penulis juga akan memaparkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat Singapura
Singapura selama kepemimpinan Lee Kuan Yew.

BAB II
HASIL ANALIS

1.1.1 Biografi Lee Kuan Yew


( Lahir di Singapura pada 16 September 1923, - Meninggl di Singapura, 23
Maret 2015 Pada umur 91 Tahun ). Lee merupakan generani ke-empat keluarga
China Hakka di Singapura yang telah mendiami Singapura sejak tahun 1863. Lee
kuan yew bersekolah di SD Teluk Kurau, Raffles Institution dan Raffles Collage. Ia
sempat berhenti kuliah akibat adanya Perang Dunia II dan pendudukan Jepang di
Singapura pada 1942-1945. Saat sekolah ia mengambil mata pelajaran Bahasa
Mandarin dan Bahasa Jepang. Karena hal itu ia bekerja sebagai penulis laporan
Sekutu bagi Jepang serta editor Bahasa Inggris untuk koran jepang, Hobudu (alat
propaganda Jepang). Setelah perang usai, ia memalnjutkan kuliahnya di Fitzwilliam
College, Inggris dijurusan hokum. Setelah kuliahnya selesai, ia kembali kenegaranya
pada tahun 1949 dan berkerja sebagai Pengacara di biro Laycock dan Ong.

1.1.2 Karier politik


Awal kebangkitan Lee Kuan Yew sehingga menjadi pemimpin Singapura dimulai
dengan mendirikan partai bersama kolega-koleganya, yaitu People’s Action Party
(PAP). Di partainya sendiri, Lee Kuan Yew berhasil menduduki jabatan strategis
yaitu posisi Sekretaris Jenderal. PAP mengikuti pemilihan legislatif pertamanya pada
tahun 1955, namun karena Singapura masih menjadi negara koloni Inggris pada saat
itu, PAP hanya menjadi partai minoritas, sementara yang menjadi partai mayoritas
adalah Party Labour. Pada saat Singapura masih menjadi koloni Inggris, jabatan
perdana mentri tidak ada saat itu. Seiring waktu berjalan, Lee Kuan Yew menjadi
salah satu delegasi Singapura yang membantu menegosiasikan agar Singapura
menjadi negara yang self-governing dalam sistem negara persemakmuran pada saat
itu. Akhirnya, Singapura mendapatkan haknya, dan pada tahun 1959, Singapura
mengadakan pemilihan di bawah undang-undang dan konstitusional yang baru, dan
PAP menjadi partai pemenang dengan suara mayoritas, yang sekaligus mengantarkan
Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri Singapura yang pertama pada tanggal 5 Juni
1959 dan selanjutnya, Lee membentuk kabinet pertamanya (Britannica Editors,
2018).
Lima tahun kemudian, pada tahun 1959, Lee kembali terpilih sebagai Perdana
Mentri pertama Singapura, menggantikan mantan Kepala Mentri Singapura, David
Saul Marshall. Pada tahun 1963 Lee Kuan Yew kembali terpilih menjadi PM untuk
ketujuh kalinya berturut-turut, ( pada tahun 1963-1968, 1972-1976, 1980-1984, dan
1988), hingga pengunduran dirinya pada November 1990. Kemudian Lee menjabat
sebagai Mentri Senior pada kabinet Goh Chok Tong pada Agustus 2004, tatkala Goh
mundur dan digantikan oleh Lee Hsien Loong anak dari Lee Kuan Yew, Goh
menjabat sebagai Mentri senior, dan Lee Kuan Yew menjabat diposisi baru yakni
Mentri Mentor. Oleh Bell (dalam Natalia), menyatakan bahwa Lee Kuan Yew
menjadi penguasa Singapura yang memegang kekuasaan sampai tahun 1990.

1.1.3 Gaya Kepemimpinan Lee Kuan Yew


Lee Kuan Yew merupakan Perdana Menteri Singapura pada periode 1953-1990.
Dalam masa kepemimpinannya, Lee menerapakan Gaya kepemimpinan yang  otoriter
sekaligus demokratis, yang kemudian disebut sebagai mobokrasi atau hybrid
regime atau ‘Demokrasi ala Asia’. Lee membuat batasan-batasandalam kebebasan
demokrasi yang bertujuanuntuk memelihara tradisi komunitas di Singapura. Lee
beranggapan bahwa tradisi bercorak Asia sulit dilepaskan untuk tiap komunitas,
karena pergantian identitas tersebut butuh evolusi yang panjang.

Lee menilai, apabila Singapura menerapkan demokrasi ala Barat, akan


menimbulkan berbagai masalah, seperti meningkatanya kriminalitas, meningkatnya
penggunaan obat terlarang, yang pada akhirnya akan menimbulkan kemiskinan,
sehingga menyianyiakan semua yang sudah dikerjakan. Kemudian, Lee menyatakan
bahwa Singapura akan lebih mengutamakan kepentingan komunitas dibanding
demokrasi untuk memelihara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.

3
Selanjutnya, untuk memelihara politik internal yang kondusif dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil seacara simultan, Lee menerapkan kepemimpinan semi otoriter.
Setiap warga negara yang patuh pada hukum, bekerja dengan tekun, dan bersifat
ofensif terhadap pemerintah, tidak perlu takut terhadap pemerintah.

Namun bagi mereka yang mengkritisi dan menantang pemerintah, akan mendapat
masalah (Bell, 1997). Meskipun dengan hybrid regime yang telah digunakan Lee
Kuan Yew untuk memimpin Singapura, namun dalam kenyataannya beliau berhasil
dalam memajukan perekonomian Singapura. Melihat realitanya saat ini, Singapura
menjadi salah satu dari negara yang ada di Asia yang memiliki kemampuan sangat
baik dalam perkembangan ekonomi. Hal ini kemudian, tidak bisa terlepaskan dari
sosok Lee Kuan Yew yang begitu cerdas dalam membuat keputusan dan membangun
perekonomian dari segala sektor yang ada di Singapura.

Oleh beberapa pakar, Lee digambarkan sebagai pemimpin yang kharismatik,


diktator, dan sekaligus pemimpin transformasional, karena mampu memotivasi dan
membawa kemajuan besar pada semua sektor. Model kepemimpinan Lee telah
menjadi alat pemelihara proses politik dan ekonomi Singapura yang berkinerja tinggi
dan stabil, dalam waktu yang bersamaan. Lee berhasil merubah Singapura menjadi
negara maju dan negara metropolitan ketiga di dunia dengan waktu yang relatif
singkat (tiga dekade). Oleh The Heritage Foundation dalam 2013 Ten Economic
Freedom, Singapura mendapat peringkat kedua dunia dengan skor rata-rata 88.0
sebagai negara yang memiliki kepatuhan hukum, pemerintahan yang terbatas,
efisiensi, dan pasar tebuka. Selain itu, Singapura berhasil memperoleh GDP
US$14.000, serta negara yang bersih dari korupsi.

1.1.4 Strategi Kepemimpinan Lee Kuan Yew


Dalam melancarkan setiap strateginya untuk memajukan Singapura, Lee Kuan Yew
menerapkan pengendalian politik yang ketat atas segala aspek kehidupan sehingga
negara Singapura pada saat itu menjadi masyarakat yang paling diatur di dunia. Dia
sempat mengatakan bahwa kebebasan pers dan kebebasan media berita harus di
bawah kebutuhan integritas Singapura. Ia pun menangkap para pengkritiknya yang
tidak sejalan dengan visinya tanpa melalui pengadilan, termasuk menangkap
sejumlah wartawan. Berbagai langkah politik yang ia ambil dan membuahkan banyak
hasil yang menguntungkan terutama untuk masyarakat Negara Singapura, dimana
dalam kurun waktu 20 tahun, antara tahun 1960 hingga 1980, Pendapatan per kapita
Singapura meningkat hingga 15 kali lipat. Tidak heran apabila Singapura diberi
predikat sebagai negara terkaya ke-4 di dunia. Lee kuan yew membrantas Para
koruptor dalam membangun Singapura yang bersih dari korupsi sehingga dalam masa
kepemimpinannya, Ia berhasil mewujudkan kebijakan rumah murah serta program
industrialisasi untuk menciptakan lapangan kerja. Dalam bidang sosial, Ia pun
melancarkan kebijakan keluarga berencana dengan memberi hukuman kepada
orangtua yang memiliki lebih dari 2 orang anak melalui sistem pajak.

1.1.5 Pencapaian dan penghargaan Lee Kuan Yew


Pada masa kepemimpinannya, Lee Kuan Yew berhasil menggapai berbagai
pencapaian yang luar biasa dalam karirnya memajukan negara Singapura,
diantaranya:
 Pada tahun 1961 Lee Kuan Yew membangun Badan Pembangunan Ekonomi
yang berhasil mengukir keberhasilan Singapura dalam bidang industri melalui
investasi, pajak insentif, menghasilkan sumber daya manusia yang terlatih,
serta menghasilkan sistem transportasi modern dan jaringan komunikasi.
 Antara tahun 1965 hingga 1985, ekonomi Singapura semakin meningkat 8
kali lipat dan pendapatan per kapitanya mencapai 4 kali lipat. Selain itu,
presentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan berhasil menurun hingga
0,3%. Angka tunawisma dan pengangguran berhasil diberantas.
 Ia berhasil mendapatkan penghargaan dari Woodrow Wilson Award for Public
Service dari Woodrow Wilson International Center for Scholar.

BAB II
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas, penuis menyimpulkan bahwa makalah ini berisi tentang
pemimpin singapura yang berhasil mejadikan negara singapura menjadi negara paling
makmur diasia tenggara. Melihat gaya kepemimpinan Lee Kuan Yew di Singapura,
dapat dipahami bahwa menjadi seorang pemimpin yang otoriter, tidak serta-merta
dilambangkan dengan kekerasan dan penyempitan ruang bagi masyarakat untuk
menyuarakan pemikiran dan gagasan yang mereka miliki. Lee Kuan Yew pada masa
kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri Singapura, telah menggabungkan gaya
kepemimpinan otoritarian dan demokratis yang kemudian dapat disebut sebagai
mobokrasi atau hybrid regym, atau ‘demokrasi ala Asia.’ Model kepemimpinan Lee
menjadi alat pemelihara proses politik dan ekonomi Singapura yang berkinerja tinggi
dan stabil, dalam waktu yang bersamaan . Lee Kuan Yew telah mengubah Singapura
secara drastis dengan melaksanakan visinya untuk membuat Siangapura menjadi
Negara yang lebih baik. Sebagai contoh, Singapura mendapat peringkat kedua dunia
dengan skor rata-rata 88.0 sebagai negara yang memiliki kepatuhan hukum,

5
pemerintahan yang terbatas, efisiensi, dan pasar tebuka dalam 2013 Ten Economic
Freedom. Selain itu, Singapura berhasil memperoleh GDP US$14.000, serta negara
yang bersih dari Korupsi.

1.2 SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran tentang penulisan serta pembahasan makalah diatas. Agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan dalam penulisan dan atau pembahasan materi makalah untuk
penulisan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
 Lee Kuan Yew. 1998. The Singapore Story. Singapura : Marshall Cavendish.
 Lee Kuan Yew. 2013. ONE MAN’S OF THE WORD. Inggris : Straits Times
Press.

WEBSITE
Diakses pada tanggal, 10 Maret 2021 tentang “ biograifi Lee kuan yew ”
 https://internasional.kompas.com/read/2018/03/23/18150051/biografi-tokoh-
dunia-lee-kuan-yew?page=all
Diakses pada tanggal, 10 maret 2021 “ Profil Lee kuan yew ”
 https://m.merdeka.com/lee-kuan-yew/profil/
Diakses pada tanggal, 11 maret 2021 “ Analisis gaya kepemimpian Lee kuan yew”
 http://jurnal.bakrie.ac.id/index.php/JEMI/article/view/1841
Diakes pada tanggal, 11 maret 2021 “ Gaya Kepemimpinan Lee Kuan Yew ”
 https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-lee-kuan-yew/
Diakses pada tanggal 11 Maret 2021 “ Analisis Strategi Kepemimpinan dan Gaya
kepemimpinan Lee Kuan Yew ”
 https://www.academia.edu/38590025/
Analisis_Gaya_Kepemimpinan_Lee_Kuan_Yew_dalam_Mengantarkan_Sing
apura_menjadi_Negara_Maju

Anda mungkin juga menyukai