Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU POLITIK

PARTAI LOKAL DI ACEH


KONFLIK (GAM)

Dosen pembimbing
TAUFIK ABDULLAH ,MA

Disusun Oleh:
PUTRI RAHMA DHANI
210802113
Uinit:lll

FISIP
PROGRAM STUDI ADAMITRASI NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM AR -RANIRY BANDA ACEH
TAHUN 2021/2022

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah swt yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya.sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu politik dengan judul:partai lokal di Aceh
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran, kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari pengetahuan yang kami
miliki,oleh karena itu kami melampirkan segala bentuk saran serta maksukan dan kritikan,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

Aceh timur,13 Desember 2021

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................,.............................................
Latar belakang masala..,.....................................................................................
Rumusan masalah.................................................................................................
Tujuan penelitian.......................................................................................................
Manfaat penelitian...........,....................................................................................
Hipotesis...........................................,...........................................................
Penutup..................................................................................................................
Daftar pustaka.,.....................................................................................................

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang mmasalah

Komplik yang berkepanjangan yang melibatkan pemerintah Indonesia khususnya


kelompok gerakan aceh mereka (GAM) dapat di selesaikan melalui perundingan damai yang
dilakukan di Helsinki,filandia.perudingan damai tersebut mengahasilkan sebuah nota
kesepahaman yang dkenal dengan sebutan Mou Helsinki, mou Helsinki tersebut mendasari
terbentuk nya dua peraturan diaaceh.pettama terbentuk nya undang undang no 11 tahun 2007
tentang pemerintahan aceh lahiran nya undang undang pemerintah aceh.mepakana salah satu
tonggak sejarah dalam perjalanan Indonesia , khususnya bagi masyarakat Aceh.karena
dengan undang undang ini tercurah harapan untuk terciptanya perdamaian dengan
langgeng.menyeluruh,adil dan bermartabat sekaligus sebagai wahana pelaksanaan
pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat aceh yang sejahtera.kedua terbentuk
nya partai politik lokal.kehadiran partai politik lokal di Aceh merupakan salah satu bukti
perkembangan demokrasi di Aceh .di Indonesia dengan hadirnya partai politik lokal
merupakan tambahan sarana untuk menyamapakikan aspirasi politik masyarakat..khunya di
aceh. Kehadiran partai lokal aceh lebih leluasa dalam menunjukan sikap politik nya melalui
partai lokal di Aceh

Dalan politik Indosiaa berkoperer. Peranan partai partai politik dalam kehidupan bernegara
Menjadi meningkat, terutama sejak pemilu 1999. Pemilu di gelar begitu.cepat pasa berhenti
nya Suharto sebagai presiden RI untuk ketujuh kalinya oleh mpr dan ri dalam.sidang
umum.mpr 1997. Desain sistem.politik Indosia di bawah UUUD1994. Memang menepat
kan. Lembaga kepresidenan sebagai kekuatan.saling penting , sekalipun presiden merupakan
mendatarisn majelis permusyraqaran rakyat RI .dalam periode kekuasaan pemimpin besar
revolusi Sukatno dan kekuatan bapak pembangunan Suharto tatanan kehidupan berbangsa
bangsa Kita sebagai bangsa merdeka moderen dilakukan secara amat individual terapi fi atas
dasar dan kehendak kontusi
Sebagai pusat kekuasaan dengan jaringan yang kuat di kalangan militer, bisnis politik,
kejatuhan Suharto menyisakan kelompok kelompok yang beragam.tidak ada kelompok
oposisi yang langsung bisa menjadi kekuatan mayoritas sebagai pengganti nya.kompplik dan
persaingannya ini berlangsung bisa menjadi kekuatan mayoritas sebagai pengganti nya,
komplik dan persaingann berlangsung terbuka dan secara diam di sekitar lingkaran suhato
posisi partai politik begitu lemah sepanjang kekuasaan suharto kecuali seputar tahun 1997 an
menimbulkan keributan tersendiri dalam memulai proses yang di kenal sebagai transisi awal
demokrasi

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
Anomali Demokratis pun berlangsung sepanjang transisi demokrasi periode 1999 sampai
sekarang proses transisi imi juga beriring dengan alorgaki kepartaian dalam bentuk yang
paling telanjang baik dalam politik lokal intervensi elit elit politik terus menurus terjadi.
Namum era transisi demokrasi yang memanjang kan keduklan kalangan polotsi lalu
memperkuat pantai partai politik sembari juga mulai mengupqtasi kedudukan militer dan
polisi dalam fungsi kekayaan, tidak lantas menimbulkan kenetja.

Kata Robert dhatak kembanyakam ssbuah demokrasi sudah berjalan semejak.di.hitung


dari pelaksanaan pemilu apabila persaingan partisipasi politik tinggi tidak disetaii dengan
toleransi jadi partisan nya harus di sertai toleransi untuk membuat Demokrasi kita berjalan
dengan stabiil.

Karena masa merupakan kompemen dasar dari demokrasi kita harus membaca suasana
hati publik terhadap demokrasi inii.

Makalah partai politik Aceh teori konsep dan aplikasi di Aceh disampaikan dalam
seminar di banda acej tgl 20 mei 2006 dalh Robert , demokrasi para pengkritik uyq(terj.A
rahman Zainuddin yayasan obor Indonesia Jakarta 2001 mereka merupakan salsah sayu
prementer untuk melihat kondisi demokrasi kiat

Lingkungan yang demokratis masyarakat sipil berkembang dalam hubungan dengan


komonitase yang berbeda beda konflik kekerasan dapat di cegah dicegah dengan
ketegangan dan konflik konflik tersebut dapat di regulisasi kan dan di selesaikan atau di
cegah melalui kerangka kerja demokrasi politik Karna melalui konflik etnis religius dan di
selesaikan secara damai

Menunjuk pada negara yanh memiliki todensi untuk konflik berbagai belahan dunia,
beliau menyatakan bahwa para elit politik merasakan tidak aman dapat mengunakan setimen
etnik religius kompanys komapanye pantai politik sektetian untuk meruntuhkan dukungan
dari pihak mayor . Hal tersebut dapat mencegah konflik demokrasi membutuhkan adanya
saling percaya dan pengertian bahasa yang berbeda identitas nasional yang sama karena
dalam demokrasi membutuhkan bahasa yang berbeda identitas kluturral yang lain’ dapat
mempersulit proses pengambilan keputusan yang dapat mengarahkan pada pemerintah demi
.
Diantara perdebatan teroris yang berlangsung mengenai hubungan antara demokrasi dan
perdamaian.penyelsain pasca komlik baru’ batu ini di Aceh mengidentifikasi bahwa dalam
keadaaan terntu
Memegang peranan penting dalam mengakhiri konflik kekerasan dari pihak pemerintah
Indonesia,trransisi demokrasi lah yang menjadi dasar untuk bernegosiasi dalam bentuk
dengan para pejuang sparatis.

Demokrasi Indonesia yang pada akhirnya memperkuat posisi para pemimpin yang
berkomitmen untuk mencapai solusi perdamaian di aceh.sementra pemerintah Suharto
melihat’ strategi militer sebagai cara yang utama yang mengakhiri pemberontak, demokrasi
pasca pemerintah Suharto kecuali beberapa pemimpin nasiolis yang mendukung , operasi

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
Militer , mulai melihat potensi.dialog dan negosiasi sebagai cara yang patut di perhitungkan
kan untuk mengakhiri konflik.dari pihak separatis, perkembangan menyakinkan bahwa

ketanngka kerja demkrasi politis memungkinkan untuk membuat suara mereka di dengat dn
kepentingan dalam mewakili (setidaknya tingkat pemerintahan lokal) adalah membuat
mereka siap untuk menyerahkan senjata senjata mereka dan membuat persetujuan dengan .

Pendirian partai politik lokal di Aceh diawali oleh pembahasan Rancangan Undang-
Undang (RUU) tentang Pemerintah Aceh mulai dibahas di DPR pada tanggal 25
Februari hingga 5 Juli 2006. Pembahasan terkait RUU tersebut itu tidak lama
berselang setelah Pemerintah RI menandatangani Nota Kepahaman (Memorandum of
Undestanding/ MoU) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia 15
Agustus 2005. RUU PA disusun dengan DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Sejarah panjang hubungan Jakarta-Aceh yang berada pada titik konflik, menjadikan
penandatangan Nota Ksepahaman itu menjadi sangat berarti. Apabila ditelaah MoU
tersebut terdapat beberapa poin-poin penting perjanjian
diantaranya: Pertama, pemerintah Indonesia memberikan kebebasan kepada
masyarakat Aceh, termasuk GAM untuk menjalankan pemerintahan di Aceh dengan
kewenangan yang sangat besar melalui otonomi khusus, namun masih dalam lingkup
negara kesatuan Republik Indonesia. Kedua, Pemerintah Indonesia memberikan
intensif kepada para anggota GAM berupa pemberian lahan-lahan perkebenunan dan
pertanian di daerah utara dan timur di Aceh yang akan didistribusikan kepada para
anggota GAM. Ketiga, Pemerintah Indonesia akan memberikan pengampunan
(amnesti) kepada seluruh anggota GAM dengan syarat para anggota GAM
menyerahkan seluruh senjata yang mereka miliki selama berperang. Pemberian
amnesti juga diikuti oleh pemberian hak sipil dan politik secara penuh kepada para
anggota GAM. Keempat, dalam konteks pemenuhan hak sipil dan politik tersebut,
MoU juga menyetujui agar ditumbuhkan partai politik lokal di Aceh

Terkait dengan poin keempat Isu tentang partai politik lokal di Aceh muncul setelah
ada penandatangan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia (The
Gonvernment of Indonesia disingkat Gol) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di
atas. Klausul yang tegas menyatakan akan ditumbuhkannya partai politik lokal dalam
MoU ini adalah: klausula 1.2 tentang partisipasi politik (Political partaicipation) yang
menyatakan dalam angka 1.2.1 bahwa “.

MoU di atas memperintahkan bahwa partai politik lokal harus hadir di Aceh, hal ini
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh
(selanjutnya disingkat UUPA), pada Bab XI Partai Politik Lokal Pasal 75 ayat (1)
menentukan bahwa penduduk di Aceh dapat membentuk partai politik lokal” karena
dalam MoU sendiri pada point 1.2.1 menjelaskan sesegara mungkin tidak lebih dari
satu tahun sejak penandatangan Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati
dan akan memfasilitasi pembentukan partai-partai politik yang berbasis di Aceh yang
memenuhi persyaratan nasional.

Setelah adanya UUPA, bahwa masyarakat Aceh sendiri dapat mendirikan


partai politik lokal di Aceh, sebagaimana diatur dalam Peraturan

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
Pemerintah Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal di
Aceh, Pasal 1 angka 2 menyatakan: Partai politik lokal adalah organisasi
politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia yang
berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat,
bangsa dan negara melalui pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh (DPRA) / Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/ Kota (DPRK),
Gubernur dan Wakil Gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota dan
wakil walikota.

Senada dengan di atas kehadiran Partai GAM yang disebut sebagai Partai
Aceh (selanjtunya disingkat PA), partai politik lokal dibentuk dengan
turunan Pasal 75 UUPA, kendati demikian apabila ditelusuri PA dilengkapi
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PA, hal ini didasari
karena dalam rangka terwujudnya cita-cita rakyat Aceh demi
menegakkan marwah dan martabat bangsa, agama dan negara serta
mewujudkan kesejahteraan yang adil, makmur dan merata materiil dan
spiritual dalam dalam kehidupan berdemokrasi bagi bangsa Indonesia.
Jika dilihat awal mula pembentukan PA sendiri, pimpinan politik GAM Malek
Mahmud memberikan surat mandat kepada Tgk Yahya Mu’ad S.H., untuk
membentuk partai politik lokal pada tanggal 19 Februari 2007. Partai GAM
berdiri dengan akta notaris 07 pada tanggal 07 Juni 2007 dengan
pendaftaran Kantor Wilayah Hukum dan HAM Nomor WI.UM.08.06-01.
Namun, Partai GAM menggunakan lambang bulan bintang, lambang GAM.
Sehingga, lahirlah Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang
Lambang Daerah.
Sementara itu, dalam Surat Kantor Wilayah Hukum dan HAM Aceh
dinyatakan bahwa untuk Partai GAM harus ada kepanjangan. Jika tidak
diubah, maka tidak boleh diverifikasi untuk sah sebagai badan hukum oleh
Kakanwil Hukum dan HAM Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sebab itu,
Partai GAM berubah dan mempunyai kepanjangan Partai Gerakan Aceh
Mandiri (GAM) dan juga diverifikasikan oleh Kakanwil Hukum dan HAM
pada tanggal 3 sampai dengan 24 April 2008. Kemudian atas dasar
persyaratan nasional sebagaimana tertuang dalam point 1.2.1 MoU
Helsinki, dengan ini kebijakan Pemerintah Pusat, agar tidak boleh
menggunakan nama GAM. Dari situlah, pihak Kanwil Hukum dan HAM Aceh
menyurati Partai Gerakan Aceh Mandiri (P-GAM) untuk mengubah lagi

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
namanya. Pada tanggal 6-7 April 2008 diadakan rapat antara Republik
Indonesia (RI) dan GAM serta CMI yang difasilitasi oleh IPI Interpeace di
Jakarta. Kemudian pada tanggal 8 April 2008, Wakil Presiden Muhammad
Jusuf Kalla dengan Meuntroe Malek Mahmud membuat kepastian hukum
untuk berdirinya PA.
Salah satu tujuan PA yang tercantum dalam AD/ART tertera sebagai
berikut: Pasal 4 ayat (1) menyatakan mewujudkan cita-cita rakyat Aceh
demi menegakan marwah dan martabat Bangsa Agama, dan Negara. (2)
Mewujudkan cita-cita MoU Helsinki yang ditandatangani oleh GAM dan RI
pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki. (3) mewujudkan kesejahteraan
yang adil, makmur dan merata materiil dan spiritual bagi seluruh rakyat
Aceh. (4) mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengmbangkan
kehidupan berdemokrasi, yang menjunjung tinggi dan menghormati
kebenaran, keadilan, Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Jadi dapat dipahami bahwa dibentuknya Partai Aceh itu sendiri agar
mewujudkan cita-cita MoU Helsinki serta tujuan yang paling utama
didirikan partai ini adalah agar membawa kesejahteraan yang
adil, makmur bagi seluruh lapisan masyarakat Aceh. Apa yang
diharapan masyarakat pasca konflik memang benar-benar oleh
ddiwddiwujudkan.

B.rumusan Masalah

Untuk mempermudah pemahaman masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini,maka
perlu adanya perumusan masalah yang secara sistematis di remuskan. Secara berikut:

1.bagamana sejarah lahir nya partai politik di aceh?


2.apa peran partai Aceh dalam mewujudkan perdamaian

C.Tujuan penitian

Dalam setiap penelitian perlu di ketahui maksut dan tujuan penuliann


Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
1.untuk mengetahui sejarah lahi partai politik lokal di Aceh
2.untuk mengetahui peran partai Aceh dalam mewujudkan perdamaian di Aceh

D.Manfaat penelitian

1. Penelitian ini di harapkan dan akan memberikan peran pemikiran bagi pengembangan
khasanah kajian tiori tiori sosial dan politik terutama yang berkaitan dengan partai
politik lokal yang menyerapkan aspirasi masyarakat lokal di Aceh
2. Memberikan masukan tentang bagaimana peran partai politik lokal dalam menyerap
aspirasi masyarakat lokal

E.hipotesis
1. Partai politik adalah salah satu partai lokal di provinsi Aceh Indonesia.partai ini ikut
dengan pemilihan umum legislatif Indonesia 2009.partai aceh dahulu bernama partai
gerakan aceh merdeka(GAM). Kemudian pernah berubah menjadi gerakan partai
Aceh mandiri.dalam pemilu 2009,, partai Aceh meraih suara mayoritas di provinsi
Aceh dengan menguasai 47% kursi yang tersedia
2. Partai aceh lokal Sangat berperan dalm mewujudkan dan menjaga perdamaian di
Aceh.
F. Penutup
Kesimpulan
Setelah meniliti bahwa partai politik lokal di Aceh sangat berperan penting dalam
masyarakat aceh guna mewujudkan perdamaian di aceh.karna dengan adanya partai lokal di
aceh rakyat aceh lebih leluasa dalam menyampaikan aspirasi nya,dan perundingan damai
tersebut menghasilkan sebuah nota kesepahaman yang lebih dikenal dengan (Mou
helsinki)Mou helsinki tersebut mendasari terbentuk dua peraturan di Aceh
1. UUD no 11 tahun 2007 tentang pemerintahan aceh

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
G.Daftar kepustakaan
Aa.oka Mahendra muagak masalah hukum demokrasi dan pertahanan, Jakarta.pustaka sinar
harapan.1996
Adi laweng juru bicara partai Aceh, wawancara pribadi 22 Agustus. 2017 jam 16:22
Ahmad Farhan Hamid, jln Damai nnagro Indatu ; catatan seseorang wakil rakyat Aceh
Jakarta: suara bebas 2006
Asda rasidah suhasso habib Mukhlis, dalam jurnal varia justica vol 12 no.1 Maret 2016
Al Chaidar ; gerakan aceh merdeka; jihad rakyat Aceh mewujudkan negara’ islam Jakarta
medani pers 2002.
Al anshar gongong ; amandemen konstitus otonomi daerah federalisme solusi untuk mada
depan .media presindo.yogyakata 2001
Alfian.tgk Ibrahim, wajah Aceh dalam lintasan sejarah, pusat dokumentasi dan informasi
Aceh
Raujidin ali Muhammad revilitasi Syariah Islam di Aceh: problem, solusi,dan implementasi
Ar raniry pers banda Aceh 2003.
Sm amin sekitar peristiwa berdarah di Atjeh ( Jakarta n.v sorongan 2956)
Iskandar Usman al farlaky ( DPRA): wawancara pribadi 24 Agustus 2017 jam 16:56
pengantar ilmy sejarah Bandung: historia utama pers 2005
Kristen e.schulze.the fre Aceh movement (GAM) antomy of a separatis organizatio
Washington:eas -wes center wanghington 2004
Kontraa Aceh “; Damai.dengan keadilan? Mengungkap kekerasan masa lalu.jakarta kontras
2006
Mawardi Ismail;(et.al) pertai politik lokal Indonesia:” sebuay uji coba di Aceh (Australia:
Crawford school of economic..and government at the Australian national.univesity

Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.
Dengan adanya konflik (GAM) di Acèh , Acèh mempunyai otonomi tersendiri ,hingga mempunyai
partai lokal tersendiri yaitu PA,PNA,SIRA,PDA.

Anda mungkin juga menyukai