Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“JENIS DAN BERAKHIRNYA AKAD SALAM”

“Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Syariah
Dengan Dosen Pengampu Dr. Ledy Setyawati, SE., M.Si”

DISUSUN OLEH :

2001036063 Anisa Sekar Arum


2001036076 Achmad Zaki Maulani
2001036081 Shofiyyah Rizkilia Fuadi
2001036161 Amalia Umi Sa’Adah
2001036164 Faudia Nur Bahtiar
2001036222 Melia Ranti Londong

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur senantiasa terlimpah ke hadirat ilahi Rab atas segala rahmatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “Jenis dan Berakhinya Akad
Salam” ini dengan lancar. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dr. Ledy
Setyawati, SE., M.Si pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Syraiah.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Dr. Ledy
Setyawati, SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan
Syariah. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
“Jenis dan Berakhirnya Akad Salam”. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak
kepada kedua orang tua yang selalu memberi dorongan motivasi dan masukan untuk
pantang menyerah dalam mengerjakan segala sesuatu, dan pihak - pihak yang turut
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, semoga
laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Samarinda, 10 April 2021

Penulis

I
Daftar Isi

BAB 1.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

BAB 2.............................................................................................................................2

ISI...................................................................................................................................2

1. Salam..............................................................................................................2

2. Salam paralel..................................................................................................3

BAB 3.............................................................................................................................4

PENUTUP..................................................................................................................... 4

a. Kesimpulan..........................................................................................................4

b. Saran....................................................................................................................4

II
BAB 1

PENDAHULUAN

Salam merupakan salah satu jenis akad jual beli, dimana pembeli
membayar terlebih dahulu atas suatu barang yang spesifikasi dan kuantitasnya
jelas sedangkan berangnya baru akan diserahkan pada saat tertentu di kemudian
hari. Dengan demikian, akad salam dapat membantu produsen dalam penyediaan
modal sehingga ia dapat menyerahkan produk sesuai dengan yang telah dipesan
sebelumnya. Sebaliknya, pembeli mendapat jaminan memperoleh barang tertentu,
pada saat ia membutuhkan dengan harga yang disepakatinya di awal. Akad salam
biasanya digunakan untuk pemesanan barang pertanian.

Diantara bukti kesempurnaan agama Islam ialah dibolehkannya jual beli


dengan cara salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah
disepakati dan dengan pembayaran tunai pada saat akad dilaksanakan. Yang
demikian itu, dikarenakan dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan
keuntungan tanpa ada unsur tipu-menipu atau ghoror (untung-untungan). Pembeli
(biasanya) mendapatkan keuntungan berupa jaminan untuk mendapatkan barang
sesuai dengan yang ia butuhkan dan pada waktu yang ia inginkan.Sebagaimana ia
juga mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan
dengan pembelian pada saat ia membutuhkan kepada barang tersebut.

Sedangkan penjual juga mendapatkan keuntungan yang tidak kalah besar


dibanding pembeli, diantaranya penjual mendapatkan modal untuk menjalankan
usahanya dengan cara-cara yang halal, sehingga ia dapat menjalankan dan
mengembangkan usahanya tanpa harus membayar bunga. Dengan demikian
selama belum jatuh tempo, penjual dapat menggunakan uang pembayaran tersebut
untuk menjalankan usahanya dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa
ada kewajiban apapun.Penjual memiliki keleluasaan dalam memenuhi permintaan
pembeli, karena biasanya tenggang waktu antara transaksi dan penyerahan barang
pesanan berjarak cukup lama.
1
BAB 2

ISI

Ada dua jenis dari akad salam, yaitu :

1. Salam

Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang
yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli
melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di
kemudian hari.

Skema Salam

(1)

(2)
Penjual Pembeli
(3)

Keterangan :

(1) Pembeli dan penjual menyepakati akad salam

(2) Pembeli membayar kepada penjual

(3) Penjual menyerahkan barang

2
2. Salam paralel

Salam paralel artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan
pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak
ketiga lainnya (melaksanakan transaksi Bai’ As-Salam antara bank dan nasabah
dan antara bank dan suplier atau pihak ketiga lainnya secara simultan). Hal ini
terjadi ketika penjual tidak memilikibarang pesanan dan memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan tersebut.

Salam paralel dibolehkan asalkan akad salam kedua tidak tergantung pada
akad yang pertama yaitu akad antara penjual dan pemasok tidak tergantung pada
akad antar pembeli dan penjual, jika saling tergantung atau menjadi syarat tidak
diperbolehkan. Beberapa ulama kontemporer tidak membolehkan transasksi salam
paralel, terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara
terus-menerus, karena dapat menjurus kepada riba.

Skema Salam Paralel

(1) - a (1)

(3) - a (2)
Penjual/Pemasok Pembeli/Penjual Pembeli
(2) - a (3)

3
BAB 3

PENUTUP

a. Kesimpulan

Salam merupakan transaksi yang diizinkan oleh syariah Islam sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta harus mengikuti rukun da ketentuan
yang digariskan. Selain akad salam yang biasa, juga dikenal salam paralel. Salam
paralel merupakan akad salam di mana barang tidak dimiliki oleh penjual dan
penjual memesannya kepada pemasok lainnya. Akad ni juga diizinkan syariah
asalkan antara ke dua akad tersebut tidak saling tergantung atau menjadi syarat,
selain itu akad antara penjual dan pemasok terpisah dari akad antara pembeli dan
penjual.

b. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan. Kami yakin
dalam penulisan maupun penyampaiannya masih terdapat kesalahan serta
kekurangan, untuk itu kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya. Dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan kami
selanjutnya. Dan semoga makalah ini bermanfa’at bagi pembaca semua.

Anda mungkin juga menyukai