Anda di halaman 1dari 30

PASAR MODAL INDONESIA

Makalah

Analisis Keuangan dan Pasar Modal

Disusun Oleh :

Magdalena (166020301111024)
Risky Sulaiman (166020301111030)
Jarwo Permana Putra (166020301111031)

MAGISTER SAINS AKUNTANASI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikanrahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan makalahini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul

“PASAR MODAL INDONESIA”.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai ruang lingkup “PASAR

MODAL INDONESIA” atau yang lebih khususnya membahas mengenai

Bapepam-LK, otoritas jasa keuangan, prosedur pendaftaran sekuritas di BEI,

sistem perdagangan di BEI, indeks pasar modal dan penyelesaian trasaksi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak, yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan perbaikan dimasa yang

akandatang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, 12 Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang..............................................................................................1

B. RumusanMasalah.........................................................................................3

C. TujuanPenulisan...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. BAPEPAM - LK..........................................................................................5

B. Otoritas Jasa Keuangan................................................................................6

C. Prosedur Pendaftaran Sekuritas di BEI........................................................8

D. Sistem Perdagangan di BEI........................................................................17

E. Indeks Pasar Modal....................................................................................18

F. PenyelesaianTransaksi...............................................................................23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat

berharganya di pasar modal. Pasar modal (Capital Market) adalah pasar

keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang

konkret. Mengapa pasar modal dijumpai dibanyak negara? Karena pasar

modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan

fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk

memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan

kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan

memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Sementara dari sisi

borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka

melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil

operasi perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan menyediakan dana yang

diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa

harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan

untuk investasi tersebut.

Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa

Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai

Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekurutas yang diperdagangkan di BEJ

adalah saham preferen (preferred stock), saham biasa (common stock), hak

1
(rights), dan obligasi konvertibel (convertible bonds). Saham biasa

mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ

adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).

Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.

Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diaktifkan

kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta

dikelola oleh BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal (Sekarang

Badan Pengawas Pasar Modal), suatu badan yang bernaung di bawah

Departemen Keuangan. Hingga tahun 1987, perkembangan Bursa Efek

Jakarta bisa dikatakan sangat lambat, dengan hanya 24 emiten yang

tercatat dan rata-rata nilai transaksi harian kurangdari Rp100 juta.

Pertumbuhan yang lambat tersebut berakhir pada tahun berikutnya ketika

pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang Perbankan dan pasar modal

melalui Pakto 1988. Dengan pertumbuhan yang pesat dan dinamis, bursa

efek perlu ditangani secara lebih serius. Untuk menjaga objektifi tas dan

mencegah kemungkinan adanya conflict of interest fungsi pembinaan dan

operasional bursa harus dipisahkan dan dikembangkan dengan pendekatan

yang lebih profesional. Akhirnya pemerintah memutuskan sudah tiba

waktunya untuk melakukan swastanisasi bursa. Sehingga akhir tahun 1991

didirikan PT Bursa Efek Jakarta dan diresmikan oleh Menteri Keuangan

pada tanggal 13 Juli 1992.

Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi

semakin cepat, terutama sejak dilakukan sistim otomasi perdagangan pada


tanggal 25 Mei 1995. Semua indikator perdagangan seperti nilai, volume

dan frekuensi transaksi menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pada

tahun 2008, rata-rata nilai transaksi telah mencapai angka di atas Rp4,4

triliun per hari. Meskipun pada tahun 2009 terjadi krisis keuangan di

Amerika Serikat yang mempengaruhi semua bursa di dunia tidak

terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata nilai transaksi perhari masih di

atas angka Rp4 triliun. Angka-angka tersebut meningkat luar biasa jika

dibandingkan dengan awal-awal swastanisasi bursa efek atau sebelum

diberlakukan otomasi perdagangan. Pada tahun 1994, ratarata nilai

transaksi hanya sebesar Rp104 miliar per hari. Hal ini berarti dalam kurun

waktu 15 tahun rata-rata nilai transaksi harian telah meningkat sebesar

lebih kurang 4.000%. Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan

untuk lebih meningkatkan efisiensi serta daya saing di kawasan regional,

maka efektif tanggal 3 Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta

digabung dengan PT Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi PT

Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BAPEPAM – LK ?

2. Apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?

3. Bagaimana prosedur pendaftaran sekuritas di BEI?

4. Bagaimana sistem perdagangan di BEI?

5. Apa yang dimaksud Indeks Pasar Modal?

6. Bagaimana penyelesaian transaksi?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui BAPEPAM – LK

2. Untuk mengetahui Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

3. Untuk mengetahui prosedur pendaftaran sekuritas di BEI

4. Untuk mengetahui sistem perdagangan di BEI

5. Untuk mengetahui Indeks Pasar Modal

6. Untuk mengetahui penyelesaian transaksi


BAB II

PEMBAHASA

A. Bapepam – LK

Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di

pasar saham, pasar ini perlu diregulasi untuk kepentingan publik. Jika

pasar saham tidak diatur dan diawasi, niscaya kepercayaan masyarakat

terhadap pasar saham akan luntur. Jika hal ini sampai terjadi, yaitu publik

tidak lagi percaya dengan pasar saham, maka tujuan semula dari pasar

saham sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai. Pada

tahun 1976, melalui keputusan presiden, departemen keuangan Indonesia

mendirikan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Peranan

BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan

pasar modal dan juga meregulasinya. Oleh karena itu pada tahun 1990

melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun 1990 merubah BAPEPAM

sebagai Badan Pengawas Pasar Modal yang fungsinya hanya sebagai

pembuat regulasi, pengordinasi semua bursa-bursa pasar modal yang ada

di Indonesia dan pengawas jalannya pasar modal (watch-dog).

Melalui Kep Menkeu RI No. KMK 606/KMK.01/2005 pada tahun

2005 dilakukan penggabungan antara unit eselon I Badan Pengawas Pasar

Modal (Bapepam) dengan unit eselon I Direktorat Jendral Lembaga

Keuangan (DJLK). Gabungan ini menjadi Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). BAPEPAM – LK memiliki


5
tugas untuk mengatur, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan sehari-hari

pasar modal. BAPEPAM - LK juga mempunyai tugas merumuskan

kebijakan di bidang lembaga keuangan, seperti misalnya membuat dan

meyakinkan pelaksanaan peraturan, kebijakan, standar, norma, dan

pedoman kriteria dan prosedur dibidang pasar modal, dan menerpakan

prinsip-prinsip keterbukaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.

B. Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas jasa keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan Undang-

Undang No. 21 Tahun 2011. Visi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,

melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu

mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional

yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

Berdasarkan Pasal 1 dari Undang-undang No. 21 Tahun 2011 ini

menjelaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat

OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan

pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang peraturan,

pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagai mana dimaksud dalam

Undang-undang ini. Dari pasal 1 ini terlihat bahwa OJK mempunyai

fungsi, tugas, dan wewenang dalam hal :

1. Pengaturan (regulation),

2. Pengawasan (supervision),

3. Pemeriksaan (inspection), dan


4. Penyidikan (investigation).

Pasal 2 menjelaskan bahwa Dewan Komisioner adalah pimpinan

tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Pasal 4 UU ini

menunjukan OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan

didalam sektor jasa keuangan :

a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel ;

b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil; dan

c. Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

Sesuai dengan pasal 5, OJK berfungsi menyelenggarakan sistem

pengaturan dan pengawasan yang terintgrasi terhadap keseluruhan

kegiatan didalam sektor jasa keuangan. Pasal 6 menjelaskan OJK

melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :

1) Kegiatan jasa keuangan disektor Perbankan;

2) Kegiatan jasa keuangan disektor Pasar Modal; dan

3) Kegiatan jasa keuangan disektor Perasuransian, dana pensiun,

lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Dengan dibentuknya OJK ini, maka BAPEPAM-LK yang

mempunyai tugas pengaturan dan pengawasan disektor Pasar

Modal diambil alih oleh OJK dan BAPEPAM-LK ditiadakan .Jika

dulunya BAPEPAM-LK dibawah departemen keuangan, sekarang

OJK melaporkan langsung ke DPR (DewanPerwakilan Rakyat).


C. ProsedurPendaftaranSekuritas di BEI

1. Persiapan untuk going publik

Persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk

memperoleh dana melalui publik dan rencana ini harus

diajukan di rapat umum pemegang saham dan harus disetujui.

b. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar

modal dan institusi-institusi pendukung untuk membantu

didalam penyediaan dokumen yang dibutuhkan.

c. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk

penawaran ke publik.

d. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.

e. Mengumumkan ke publik.

f. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang behubungan

dengan going public.

g. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus

mendaftarkan peringkat untuk obligasi yang akan ditawarkan.

h. Mengirimkan pernyataan registrsi dan dokumen-dokumen

pendukung lainnya ke BAPEPAM-LK.

Adapun langkah-langkah proses go public tersebut adalah sebagai

berikut Sutrisno M.M (2009; 306):


a. Persiapan: Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perusahaan

yang akan melakukan emisi yaitu persiapan internal perusahaan,

yakni melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang

menyetujui perusahaan akan melakukan go public.

b. Setelah persiapan ditingkat internal perusahaan selesai dan

mendapatkan persetujuan, maka langkah selanjutnya perusahaan

harus menyampaikan pernyataan maksud kepada BAPEPAM.

Setelah menyampaikan maksud ke Bapepam, segera menghubungi

penjamin emisi atau Underwriter yang akan membantu perusahaan

dalam proses emisi efek.

c. Underwriter atas nama emiten menyampaikan pernyataan

pendaftaran emisi efek kepada Bapepam dalam menyerahkan

berbagai persyaratan yang diperlukan.

d. Setelah pernyataan pendaftaran, Bapepam melakukan evaluasi

terhadap permintaan emiten untuk go public.

e. Bila dalam evaluasi dianggap cukup dan memenuhi persyaratan,

maka Bapepam akan memberikan izin kepada emiten untuk

menawarkan sahamnya ke pasar perdana.

f. Setelah mendapat izin, perusahaan segera memasuki pasar perdana

yakni malakukan penawaran efek langsung kepada masyarakat.

Untuk itu perusahaan segera menerbitkan prospektus ringkas yang

isinya antara lain:


1. Tujuan perusahaan, tujuan emisi, sejarah perusahaan, pengurus

perusahaan (Direksi dan Dewan Komisaris).

2. Tanggal masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal

penyerahan efek, dan tanggal pendaftaran bursa.

3. Jumlah saham yang ditawarkan, jenis saham,harga nominal

dan harga penawaran.

4. Ikhtisar laporan keuangan dan rasio-rasio penting yang

menunjukkan kinerja perusahaan, maupun prospek dan resiko

usaha.

5. Nama-nama penjamin emisi dan agen penjual.

g. Penjatahan saham: Apabila jumlah permintaan efek oleh investor

lebih besar dibanding dengan jumlah efek yang ditawarkan, perlu

dilakukan penjatahan supaya adil.

h. Pengambilan dana, bila terjadi kelebihan permintaan berarti juga

terjadi kelebihan bayar oleh investor, oleh karena itu setelah

penjatahan, kelebihan setor tersebut segera dikembalikan.

i. Penyerahan efek kepada pemesan sesuai dengan jatah yang

diterima oleh masing-masing investor

j. Pencatatan efek ke bursa, agar efek yang telah dibeli oleh investor

bias segera diperjualbelikan di bursa.

2. Registrasi di BAPEPAM

Setelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah diselesaikan dan

semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di BAPEPAM-LK


sudah dikirimkan, berikutnya adalah tugas BAPEPAM-LK untuk

mengevaluasi usulan going public ini. Yang dilakukan oleh

BAPEPAM – LK adalah sebagai berikut :

a. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukug

dari perusahaan yang akan going public dan dari underwriter.

b. Pengumuman terbatas di BAPEPAM – LK

c. Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan

d. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan

pada tiga hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan

kejelasan dari informasi dan pengungkapan (disclosure) tentang

aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan manjemen. Jika

selama 30 hari BAPEPAM-LK tidak memberi jawaban, maka

pernyataan registrasi akan dianggap secara otomatis efektif.

3. Pencatatan di Bursa

Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari

pernyataan registrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual saham

perdana tersebut di pasar primer. Setelah penawaran perdana selesai,

emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan proses-prose

berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar skunder (bursa).

a. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya

disediakan oleh BEI untuk permintaan mencantumkan sahamnya di

bursa efek.
b. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan criteria yang sudah

ditentukan.

c. Jika aplikasi ini memenuhi criteria yang disyaratkan, BEI akan

menyetujuinya.

d. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing

fee) sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BEI.

e. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini.

f. Sekuritas yang sudah dicantumkan ini siap untuk diperdagangkan.

4. Kriteria umum yang disaratkan oleh BEI untuk supaya suatu saham

dapat dicantumkan di Bursa adalah sebagai berikut

a. Persyaratan umum pencatatan di BEI

1) Pernyataan Pendaftaran emiten telah efektif

2) Calon emiten tidak sedang dalam sengketa hukum yang

diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan .

3) Bidang usahanya baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang

oleh per UU yang berlaku di Indonesia.

4) Khusus calon emiten pabrikan, tidak dalam masalah pencemaran

lingkungan (ini dibuktikan dengan sertifikat AMDAL) dan calon

emiten industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabeling

(ramah lingkungan)

5) Khusus calon emiten bidang pertambangan harus memiliki izin

pengelolaan yang masih berlaku minimal 15 tahun; memiliki

minimal satu kontrak karya atau Kuasa Penambangan atau Surat


Izin Penambangan Daerah; minimal salah satu anggota direksinya

memiliki kemampuan teknis dan pengalaman di bidang

pertambangan; calon emiten sudah memiliki cadangan terbukti

(profen deposit) atau yang setara.

6) Khusus calon emiten yang bidang usahanya memerlukan izin

pengelolaan (seperti jalan tol, penguasaan hutan) harus memiliki

izin tersebut minimal untuk 15 tahun.

7) Calon emiten yang merupakan anak perusahaan dan atau induk

perusahaan dari emiten yang sudah listing di BEJ dimana calon

emiten memberikan kontribusi pendapatan kepada emiten yang

listing tersebut lebih dari 50% dari pendapatan konsolidasi, tidak

diperkenankan dicatat di Bursa.

8) Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial

didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum

mengajukan permohonan pencatatan.

b. Persyaratan Pencatatan di Papan Utama.

1) Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.

2) Telah berdiri minimal 36 bulan (jangka waktu berdirinya dihitung

sejak Akta Pendirian Perusahaan mendapat pengesahan dari

instansi yang berwenang ).

3) Sampai dengan diajukannnya permohonan pencatatan, telah

melakukan kegiatan operasional dalam bisnis utama yang sama

minimal 36 bulan berturut-turut.


4) Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan 3 tahun terakhir,

dengan ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku

terakhir dan Laporan Keuangan Auditan Interim terakhir (jika

ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

5) Memiliki total aktiva minimal Rp. 300.000.000.000,- (tiga ratus

miliar rupiah).

6) Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir,

perusahaan memperoleh laba usaha dan laba sebelum pajak

dengan ketentuan laba sebelum pajak untuk tahun terakhir

minimal Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) dan

akumulasi laba sebelum pajak untuk 2 tahun buku terakhir

minimal Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar rupiah).

7) Arus kas operasiaonal (operational cash flow) tahun terakhir

menunjukkan angka positif dan perseroan tidak gagal melakukan

pembayaran (default) atas kewajiban pembayaran hutang.

8) Bidang usaha utamanya memberikan kontribusi pendapatan /

penjualan minimal 60% dari total pendapatan / penjualannya.

9) Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham minor (bukan

majority shareholders) yang telah melakukan penawaran umum

atau sudah tercatat di bursa efek lain minimal memiliki

100.000.000 (seratus juta) saham atau 35% dari modal disetor

(mana yang lebih kecil).


10) Bagi calon emiten yang telah melaksanakan penawaran umum

perdana harus memiliki minimal 1000 pemegang saham, atau

bila calon emiten tersebut telah tercatat di bursa lain maka harus

memiliki minimal 1000 pemegang saham yang dihitung dari

Daftar Pemegang Saham 5 hari bursa terakhir sebelum

mengajukan permohonan pencatatan ke BEI.

11) Harga perdana saham calon emiten pada saat penawaran umum

minimal 100 x fraksi atau bila perusahaan telah tercatat di bursa

efek lain, memiliki harga pasar minimal 100x berdasarkan harga

rata-rata penutupan saham selama 25 hari Bursa Terakhir.

12) Untuk calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian

penjaminan emisinya dapat menggunakan prinsip kesanggupan

penuh (full commitment) atau usaha terbaik (best effort).

c. Persyaratan Pencatatan di Papan Pengembangan

1) Telah memenuhi syarat umum pencatatan saham

2) Telah berdiri minimal 12 bulan (jangka waktu berdirinya

perusahaan dihitung sejak Akta Pendirian perusahaan

memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang).

3) Sampai dilakukannya pencatatan, calon emiten telah melakukan

kegiatan operasional dalam bisnis utama minimal 6 bulan

berturut-turut.
4) Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir ( minimal 12

bulan) dan Laporan Keuangan Interim terakhir memperoleh

predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

5) Memiliki total aktiva minimal Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh

miliar rupiah).

6) Jika calon emiten mengalami rugi usaha, maka kerugian tersebut

menunjukkan kecenderungan menurun secara signifikan atau

bersdasarkan proyeksi dari pihak independen menunjukkan

prospek yang baik.

7) Jumlah saham yang dimiliki pemegang saham minor (bukan

majority share holders) minimal 50.000.000 ( lima puluh juta)

saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil).

8) Bagi calon emiten yang telah melaksanakan penawaran umum

perdana harus memiliki minimal 500 pemegang saham, atau bila

calon emiten tersebut telah tercatat di bursa lain maka harus

memiliki minimal 500 pemegang saham yang dihitung dari

Daftar Pemegang Saham 5 hari bursa terakhir

sebelummengajukan permohonan pencatatan ke BEI.

9) Harga perdana saham calon emiten pada saat penawaran umum

minimal 20x fraksi atau bila perusahaan telah tercatat di bursa

efek lain, memiliki harga pasar minimal 20x berdasarkan harga

rata-rata penutupan saham 25 hari Bursa Terakhir.


10) Khusus calon emiten yang memiliki IPO, perjanjian penjaminan

emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full

commitment).

5. Pelaporan yang Diwajibkan

Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahaan

ini menjadi perusahaan publik yang sahamnya dimiliki oleh

publik. Untuk melindungi publik yang juga merupakan pemilik dari

perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan perusahaan publik

menyerahkan laporan-laporan rutin atau laporan-laporan khusus yang

menyerahkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi.

D. Sistem Perdagangan di BEI

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market

system dan system lelangkontinyu (continous auction system).

Dengan order-driven market system berarti bahwa pembeli dan penjual

sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker. Investor

tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker

yang dapat melakukan transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan

order dari investor. Dengan system lelang kontinyu maksudnya harga

transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari investor. Untuk

system manual, harga penawaran penjualan (ask price) dan harga

permintaan (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai bursa.

Seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada pertemuan

antara harga penawaran dan permintaan.


Harga saham ditawar dengan kelipatan nilai tertentu yang disebut

dengan fraksi. Sebelum krisis moneter, BEJ hanya menawarkan sebuah

fraksi tunggal, yaitu sebesar Rp25,-. Ini berarti harga saham akan

berlipatan dari Rp25,-, misalnya Rp1500,- Harga saham tidak mungkin

sebesar Rp1510,- karena tidak kelipatan dari Rp25,-. Setelah krisis

moneter dank arena beberapa harga saham turun dengan drastis misalnya

sampai dengan Rp100,-, maka penurunan atau kenaikan harga saham

dengan fraksi Rp25,- akan sangat signifikan sekali. Oleh karena itu,

setelah krisis moneter yaitu pada tanggal 20 Oktober 2000, BEI

menggunakan fraksi jamak seperti tampak di Tabel berikut ini.

Tabel Fraksi Harga Saham

Harga Saham Fraksi Harga

>= Rp5.000,- Rp50,-

>= Rp2.000,- Rp25,-

>= Rp500,- Rp10,-

>= Rp200,- Rp5,-

< Rp200,- Rp1,-

E. Indeks Pasar Modal

Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga

saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk

melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham.Saat ini Bursa Efek

Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus


menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.Indeks-

indeks tersebut adalah:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai

komponenperhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan

keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang

mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa

Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya

antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang

dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi

pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan

Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan

IHSG.IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek

Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh

pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).

Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk

apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak

yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).

2. Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan

kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian


saham dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari

dan Agustus.

3. Indeks Sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam

masing-masing sektor. Sekarang ini ada 9 sektor yang ada di BEI

yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri,

Industri Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan,

Perdangangan.

4. Jakarta Islmic Index (JII)

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham

yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang

diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan

kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan

Papan Utama (main board) dimaksudkan untuk menampung emiten

yang berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang baik.

Papan Pengembangan (Development Board) dimaksudkan untuk

penyehatan perusahaan – perusahaan yang kinerjanya menurun,

perusahaan – perusahaan yang berprospek baik tetapi belum

menguntungkan.

6. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas yang baik, kapitalisasi pasar


yang tinggidan, fundamental yang kuatdengan kriteria-kriteria yang

sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6

bulan.

7. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis

Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks

BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat

yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas

transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

8. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating

PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks

PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan

informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil

dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri

dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan

mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat

pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan

publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor

likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

9. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia

dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI


adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks

ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang

ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat

baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran

terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang

baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang

dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total

Aset, Price Earning Ratio(PER) dan Free Float.

10. Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia sharia Stock Indeksatau

ISSI)

Indeks ini dihitung sama dengan perhitungan IHSG yaitu

menggunakan cara rata-rata timbangan kapitalisasi pasar (value

weighted).

11. Indeks IDX30

Indeks ini berisi dengan 30 saham kapitalisasi terbesar di LQ45.

Kriteria pemilihan saham adalah nilai transaksi, frekuensi transaksi,

total hari transaksi dan tentu saja kapitalisasi pasarnya.

12. Indeks Infobank15

Indeks ini dihitung berdasarkan 15 saham unggulan perbankan

dengan mempertimbangkan Peringkat Bank, Skor GCG yang dikaji

oleh majalah Infobank, dan Aktivitas saham; yaitu nilai transaksi,

frekuensi, jumlah hari transaksi, kapitalisasi pasarnya, dan rasio free

float share.
13. Indeks SMintra18

Indeks ini berisi 18 saham infrastruktur dan pendukung infrastruktur.

Dibuat atas kerjasama IDX dan PT. Sarana Multi Infrastructure.

14. Indeks MNC36

Dihitung berdasarkan metode rata-rata tertimbang dari kapitalisasi

pasar dengan tanggal dasar 28 desember 2007 dengan nilai basis 100.

Indeks ini berisi 36 saham yang akan dievaluasi setiap 6 bulan di

awal Mei dan Nopember.

F. Penyelesaian Transaksi

Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang

panjang di belakang bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini

merupakan pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikat

kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan ini disebut juga

dengan kliring. Pada bulan Januari 1994 dengan menggunakan lima buah

saham yang paling likuid di BEJ, telah berhasil mencoba system

penyelesaian saham kliring untuk pertama kalinya. System ini adalah

system netting yaitu system yang dapat menghitung penghasilan netto dari

dana dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa

pada satu hari kerja bursa. Dengan system ini pemindah tanganan suatu

sekuritas tidak harus selalu dibuatkan sertifikatnya, akan tetapi cukup dicatat

dan dilakukan pemindahbukuan posisi kepemilikan secara elektronik.System

ini disebut sebagai system pemindahbukuan (scripless system).


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Melalui Kep Menkeu RI No. KMK 606/KMK.01/2005 pada tahun

2005 dilakukan penggabungan antara unit eselon I Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam) dengan unit eselon I Direktorat Jendral

Lembaga Keuangan (DJLK). Gabungan ini menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK).

BAPEPAM – LK memiliki tugas untuk mengatur, mengarahkan,

dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal. BAPEPAM - LK

juga mempunyai tugas merumuskan kebijakan di bidang lembaga

keuangan, seperti misalnya membuat dan meyakinkan pelaksanaan

peraturan, kebijakan, standar, norma, dan pedoman kriteria dan

prosedur dibidang pasar modal, dan menerpakan prinsip-prinsip

keterbukaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.

2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas jasa keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan Undang-Undang

No. 21 Tahun 2011. Visi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah

menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,

melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu

mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian

nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan

kesejahteraan umum.

24
3. Prosedur Pendaftaran Sekuritas di BEI diantaranya meliputi

persiapan untuk going public, registrasi di BAPEPAM-LK,

pencatatan di bursa, dan pelaporan yang diwajibkan

4. Sistem Perdagangan di BEI menggunakan order-driven market

system dan system lelang kontinyu (continous auction system).

5. Indeks Pasar Modal terdiri dari beberapa jenis diantaranya adalah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks

LQ45, Jakarta Islmic Index (JII), Indeks Kompas100, Indeks

BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks

Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual dan

Indeks IDX30.

6. Penyelesaian Transaksi

Pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikat

kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan ini disebut

juga dengan kliring.Sistem yang digunakan untuk penyelesaian

saham kliring adalah system netting yaitu system yang dapat

menghitung penghasilan netto dari dana dan efek terhadap seluruh

transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa pada satu hari kerja

bursa.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono,J. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi keenam. Penerbit

BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx

26

Anda mungkin juga menyukai