Anda di halaman 1dari 32

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN

TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA 3 : TOTAL STATION

LAPORAN

OLEH :
NURUL HASANAH
D061211052

GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Total Station adalah peralatan Theodolit yang dilengkapi dengan EDM

(Electronic Distance Measurement) dan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi

menjadi satu kesatuan dalam alat Total Station. Selain dalam alat ukur TS ini,

maka alat ini dilengkapi juga dengan target berupa tongkat yang dilengkapi

dengan prisma-prisma yang berfungsi sebagai reflector. Jumlah reflector dapat

terdiri dari 1 (satu), 3 (tiga) atau lebih tergantung dari jauhnya target titik yang

akan diukur jarak dan posisinya.

Total Station banyak digunakan dalam pemetaan lahan, seperti pemetaan

topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan. Total Station juga digunakan di

situs arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian.

Pada masa kini pengukuran polygon banyak mempergunakan TS (Total

Station) dimana sudut dan jarak diukur bersamaan kemudian datanya direkam

dalam peranti khusus (disket, Chip) dan dapat langsung diproses oleh komputer.

Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal dan

sudut vertikal) secara otomatis. Karena TS dilengkapi dengan chip memori, maka

data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download di

komputer.
1.2 Maksud dan tujuan

Adapun maksud dari praktikum acara ini adalah agar peserta dapat membuat

peta topografi berdasarkan interpolasi antar titik pada poligon tertutup dengan

menggunakan Total Station. Sedangkan tujuan dari praktikum acara ini

adalah:

1. Peserta dapat menentukan koordinat setiap titik patok pada poligon;

2. Peserta dapat menentukan besar kesalahan pembacaan data pada alat total

station;

3. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pengukuran topografi

dengan menggunakan Total Station dibandingkan dengan theodolit

maupun dengan metode Tapping compass.

1.3 Waktu dan lokasi penelitian

Praktikum Pemetaan Topografi acara tiga total station dilaksanakan pada

hari Sabtu, 30 Oktober 2021 dimulai pada pukul 7.30 WITA sampai selesai

dengan keadaan cuaca cerah dan bertempat di Bukit Samata, Kecamatan

Samata, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Alat dan bahan

1) 1 unit total station Leica TS11

2) 1 unit tripod

3) 1 unit prisma reflector dan tongkat stand prisma

4) Pita meter (minimal 2 meter)

5) Kompas brunton atau kompas bidik

6) Alat tulis menulis untuk mencatat data


7) Payung untuk melindungi alat dari pengaruh cuaca

1.5 Prosedur praktikum

1) Hidupkan TS dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan tunggu

hingga muncul halaman untukmenyentringkan alat. Lakukan

penyentringan alat dan pengisian Job baru. Jika sudah selesai akan muncul

halaman awal.

2) Pada halaman awal, pilih menu “Go To Work”, kemudian pilih “Setup”

3) Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk method, pilih “Set

Orientation” dan pilih Next

4) Pada pilihan “Station point from” pilih “Enter New Point” karena titik

pada patok telah diketahui dan belum pernah dimasukkan sebelumnya.

5) Masukkan tinggi pada “Instrumen height” kemudian pilih OK

6) Pada menu New Point, masukkan koordinat X,Y,Z dari patok 1, serta beri

nama pada kolom “Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan.

7) Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target arah Utara dengan

bantuan prisma, masukkan nama target pada “Backsight ID”, tinggi target,

serta orientasinya. Apabila target berada pas di Utara, maka orientasi

bernilai 0000’00” pilih Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jarak

dan perbedaan ketinggian serta koordinat target.

8) Lakukan pengukuran pada patok lain yang masih dalam jangkauan.

9) Untuk menyimpan data, pilih meas, patok P1 akan tersimpan dan Point ID

otomatis akan berubah menjadi P2.

10) Catat semua data yang terekam sebagai backup-an


11) Pengukuran selesai dilakukan, lalu periksa dan amankan semua peralatan

yang digunakan.

1.5.1 Setting Up Alat

1) Dirikan tripod pada patok acuan, dalam hal ini patok 1 yang telah

diambil koordinat X, Y, dan Z misalnya patok utama 1. Dan pastikan

tempat dudukan tribrach relative datar.

2) Tempatkan TS diatas dudukan tribrach pada tripod, kunci dengan

pengunci tribrach.

3) Lakukan centering dengan memutar pemutar tribrach hingga nivo telah

centering. Alat siap untuk membidik target.

4) Siapkan target dengan memasang prisma reflector pada standnya, catat

posisi tinggi prisma pada tongkat stand.

5) Alat siap digunakan pada patok 1, untuk membidik arah utara dan

patok-patok lain.

6) Setelah pengukuran dari patok awal selesai, dan alat dipindahkan ke

patok yang lebih tinggi. Missal, patok detail 1 (PD_1) agar semua

patok dapat dibidik. Lalu lakukan kembali centering alat seperti pada

Langkah awal hingga semua patok dapat tercover.

1.5.2 Set Up Method

set method maksudnya adalah penentuan posisi patok dan arah pengukuran

dilakukan. Terdapat bebrapa metode yang digunakan tergantung dengan

kondisi data awal yang diperoleh. Misalkan posisi patok telah diketahui

dan tinggal menentukan orientasi terhadap arah utara maka dapat


dilakukan metode set orientation, apabila posisi patok berdirinya alat

belum diketahui dan dua atau tiga patok lain diketahui posisinya, maka

dapat dilakukan resection. Pada praktikum ini, dapat dilakukan metode set

orientation, karena titik patok 1 (P1) telah diketahui. Adapun Langkah-

langkahnya adalah :

1) Hidupkan TS dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan tunggu

hingga muncul halaman untukmenyentringkan alat. Lakukan

penyentringan alat dan pengisian Job baru. Jika sudah selesai akan muncul

halaman awal.

2) Pada halaman awal, pilih menu “Go To Work”, kemudian pilih “Setup”

3) Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk method, pilih “Set

Orientation” dan pilih Next

4) Pada pilihan “Station point from” pilih “Enter New Point” karena titik

pada patok telah diketahui dan belum pernah dimasukkan sebelumnya.

5) Masukkan tinggi pada “Instrumen height” kemudian pilih OK

6) Pada menu New Point, masukkan koordinat X,Y,Z dari patok 1, serta beri

nama pada kolom “Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan.

7) Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target arah Utara dengan

bantuan prisma, masukkan nama target pada “Backsight ID”, tinggi target,

serta orientasinya. Apabila target berada pas di Utara, maka orientasi

bernilai 0000’00” pilih Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jarak

dan perbedaan ketinggian serta koordinat target. Jika sudah catat data-data

tersebut pada table backup lapangan. Kemudian pilih set. Akan muncul
menu kamera, pilih Yes jika ingin mengambil gambar panorama, pilih No

jika tidak.

8) Alat siap digunakan untuk survey.

1.5.3 Pengambilan Data

Setelah dilakukan set orientation, alat siap untuk digunakan dengan

Langkah sebagai berikut :

1) Dari halaman awal, pilih “Go To Work” dan pilih “Survey”

2) Masukkan nama target pada kolom “point ID” missal P1, dan tinggi

target pada “Target Height”

3) Lakukan pengukuran jarak dengan memilih Dist, catat sudut

horizontal, vertikal, jarak horizontal, dan beda tinggi pada table backup

lapangan.

4) Untuk menyimpan data, pilih meas, patok P1 akan tersimpan, dan

point ID otomatis berubah menjadi P2.

5) Lakukan pengukuran pada patok lain yang masih dalam jangkauan,

misalnya patok detail 1, bahkan patok detail 2.

6) Jika sudah selesai, pindahkan alat pada patok detail 1 (PD_1), agar

pengukuran bisa menjangkau sisa patok yang belum di ukur.

7) Lakukan kembali proses set orientation sebelum melakukan

pengukuran.

8) Catat semua data yang terekam sebagai backup-an

9) Pengukuran selesai dilakukan, lalu periksa dan amankan semua

peralatan yang digunakan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemetaan (Surveying)

Pemetaan (surveying) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat

diatas,pada maupun dibawah permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi

diperlukan adanya suatu kerangka referensi, yang direpresentasikan dengan

menggunakan bench mark (alam maupun buatan manusia). Surveying is the

science, art and technology of determining the relative positions of points

above, on, or beneath the earth surface, or of establishing such points. (Paul R

Wolf, Ghilani).

Gambar 2.1 Surveyor


Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying (pemetaan)

adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas, pada maupun dibawah

permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi diperlukan adanya suatu kerangka

referensi, yang direpresentasikan dengan menggunakan bench mark (alam

maupun buatan manusia).

Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai batas-batas

kepemilikan tanah. Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk memetakan bumi

diatas dan dibawah permukaan laut; menyiapkan peta navigasi udara, darat dan

laut, menetapkan batas-batas pemilikan tanah pribadi dan tanah negara,

mengembangkan informasi tata guna tanah dan sumber daya alam yang

digunakan untuk pengelolaan lingkungan, menentukan ukuran, bentuk gaya

berat dan medan magnet bumi. Selain itu pemetaan juga mempunyai peranan

penting dalam bidang rekayasa untuk desain perencanaan dan pembangunan

jalan raya, jalan baja, pembangunan gedung, saluran irigrasi, jalur pipa gas dan

lain-lain. Bench mark ini digunakan sebagai titik awal pengukuran. Untuk

pengukuran poligon ini Bench mark menggunakan arah Utara sebagai titik

awal.

Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan ekstraterestris.

Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan

peralatan yang berpangkal di tanah. Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak

berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan menggunakan bantuan wahana

(pesawat terbang, pesawat ulang-alik maupun satelit).


Prinsip dasar pemetaan adalah pengukuran sudut dan jarak untuk

menentukan posisi dari suatu titik. Jika dua sudut dan satu sisi dari sebuah

segitiga diketahui, maka semua sudut dan jarak dari segitiga tersebut dapat

ditentukan. Dengan demikian untuk mendapatkan koordinat suatu titik dapat

dilakukan dengan cara mengukur sudut dan jarak dari titik yang sudah diketahui

koordinatnya

2.2 Peta

Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar ( bidang

gambar) dengan skala tertentu, sedangkan peta topografi adalah peta yang

memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan manusia di atas permukaan bumi.

unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun diidentifikasi dan pada umumnya

untuk memperlihatkan keadaan yang esungguhnya, ilmu ukur tanah adalah ilmu

yang berhubungan dengan bentuk muka bumi topografi artinya ilmu yang bertujuan

menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam suatu peta dengan segala

sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti kota, jalan, sungai, bangunan, dan

lain-lain dengan skala lingkaran tertentu sehingga denganmempelajari peta kita

dapat mengetahui jarak, arah dan posisi tempat yang kita inginkan.Pedoman ini

mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder ( topografi, geologi permukaan,

hidrologi), data primer (pengukuran topografi dan pemetaan,

surveyhidrometri,sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis

hidrologi, analisishidrolika, desain hidraulik, perhitungan volume pekerjaan

sebagai acuan dalam penyusunan rencangan biaya, analisis ekonomi, analisis


dampak lingkungan serta penyusunan dokumentender yang diperlukan untuk

penyelesaian dari pekerjaan pembangunan.

Gambar 2.2 Peta Topografi

Pengertian lain mengenai peta topografi ada dua, yaitu :

1. Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi beserta bangunan alami

maupun buatan manusia yang ada di atasnya.

2. Peta yang menggambarkan relief/sifat permukaan bumi yang digambarkan

dengan garis kontur.

2.3 Garis Kontur

Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik

yangmempunyai ketinggian yang sama terhadap bidang refrensi yang digunakan.

Kecuraman dari suatu lereng (stepness) dapat ditentukan dengan adanya interval

kontur dan jarak antara dua kontur, sedangkan jarak horizontal antara dua garis

kontur dapat ditentukan dengan cara interpolasi. garis kontur tidak boleh saling

berpotongan satu sama lain.selain itu garis kontur harus merupakan garis yang

tertutup baik di dalam maupun di luar peta.


Gambar 2.3 Garis kontur

Macam-macam Garis Kontur :

a) Kontur indeks

Kontur indeks adalah garis penanda nilai kontur yang digambarkan dalam

bentuk garis yang lebih tebal dengan selang nilai tertentu. Biasanya untuk nilai

indeks dipilih urutan nilai yang mudah dibaca, misalnya 5, 10, 15, atau 50, 100,

150, dst.

b) Kontur antara

Garis kontur antara merupakan garis kontur regular yang digambar dengan

interval nilai yang normal, digambar dalam bentuk garis yang lebih tipis, dan

terletak di antara kontur indeks. Garis kontur antara ini dapat diberi angka nilai

kontur ataupun tidak, tergantung dari ruang yang tersedia.

c) Kontur tambahan

Garis kontur tambahan biasanya digambar d antara interval kontur dasar (bisa

½, 1/3, ¼, dst. dari interval kontur dasar). Garis ini biasanya dibutuhkan untuk

mendetilkan daerah dengan topografi landai hingga datar di mana jarak antar

garis kontur renggang. Garis ini umumnya digambarkan dalam bentuk garis

putus-putus atau rangkaian titik-titik untuk memedakannya dengan interval garis

kontur dasar.
d) Kontur cekungan/ depresi

Bentuk-bentuk cekungan di permukaan bumi disajikan secara khusus pada peta

topografi, yaitu dengan memberikan tambahan garis-garis pendek yang tegak

lurus garis kontur dan mengarah ke dasar cekungan.

Kontur gabungan Jika beberapa garis kontur berjarak sangat dekat atau

tergambarkan bersinggungan pada skala pea yang dignakan, maka

dimungkinkan untuk tidak menyajian garis-garis tersebut secara individual.

Garis-garis tersebut dapat digabungkan menjadi satu garis kontur yang

(sebenarnya) terdiri dari beberapa garis kontur.

Ada beberapa sifat-sifat dari Garis kontur yang harus diketahui, yaitu

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Garis kontur selalu merupakan garis tertutup ( loop ) kecuali pada batas peta.

2) Dua garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin

saling berpotongan.

3) Garis kontur tidak mungkin bercabang ( dalam hubungan dengan keaslian

alam, kecuali buatan manusia ).

4) Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu,

kecuali pada bagian tanah vertical akan digambarkan sebagai garis yang

berimpit.

5) Semakin miring keadaan tanah , kontur akan di gambarkan semain rapat.

6) Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang.

7) Garis kontur yang melalui tanjung/lidah bukit akan cembung kearah turunnya

tanah.
8) Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung kearah titik atau

hulu lembah.

9) Garis kontur yang memotong sungai akan cembung kearah hulu sungai.

10) Garis kontur yang memotong jalan akan cembung kearah turunnya.

2.4 Total Station

Total station adalah suatu alat ukur (sudut dan jarak) survey digital

elektronik yang mampu memberikan data yang dibutuhkan di lapangan (di

station alat). Total Station adalah suatu alat yang merupakan kombinasi

theodolit elektonik, Electronic Distance Meter, dan perangkat lunak yang

berfungsi sebagai pengumpul dan pemroses data. Data yang diperoleh dari

pengukuran menggunakan Total Station adalah data berupa sudut dan jarak.

Kemudian dengan menggunakan persamaan trigonometri, diperoleh nilai

koordinat suatu titik. Alat pengukur ini juga merupakan alat pengukur sudur

yang sudah dilengkapai dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan

sistem elektrolik atau dengan kata lain total station adalah theodolite yang

sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter). Kalau sebelumnya

alat sudut terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk total station kedua

fungsi ini sudah terintegrasi menjadi satu kesatuan.

Pada dasarnya prinsip pengukuran sudut dengan menggunakan theodolit

hampir sama dengan Total Station, yaitu dengan menggunakan salah satu

titik sebagai referensi (backsight) kemudian mengukur titik lain (foresight)

untuk dicari sudut ukurannya. Dari sudut ukuran ini nantinya akan
digunakan untuk mencari azimuth. Dalam Total Station, pengukuran jarak

dilakukan dengan memanfaatkan sistem Electronic Distance Meter (EDM).

Untuk mendapatkan data jarak suatu titik, Total Station memancarkan suatu

gelombang, kemudian objek tersebut akan memantulkan gelombang

tersebut dan diterima kembali oleh alat. Kemudian perangkat lunak di dalam

alat akan menghitung secara otomatis jarak dari tempat berdiri alat dengan

titik yang diukur.

2.4.1 Pengukuran Sudut

Pada dasarnya pengukuran sudut dengan menggunakan Total Station

sama dengan pengukuran sudut pada theodolit. Di dalam Total Station terdapat

dua buah sumbu yang kedua sumbu tersebut terdapat suatu skala yang dapat

digunakan untuk menyatakan besarnya sudut. Data sudut yang harus diketahui

untuk memperoleh koordinat 3D adalah sudut vertikal dan sudut horisontal,

sudut horisontal digunakan untuk mendapatkan posisi horisontal (X,Y) dan

sudut vertikal digunakan untuk memperoleh posisi vertical (Z).

2.4.2 Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak pada Total Station pada dasarnya merupakan

pengukuran jarak menggunakan Electronic Distance Meter (EDM). Untuk

memperoleh jarak, Total Station memancarkan suatu gelombang dari pusat

lensa Total Station ke suatu objek yang akan diketahui posisinya kemudian

menerima pantulannya. Untuk mengetahui jarak dari alat ke target dihitung

berdasarkan cepat rambat gelombang yang dikalikan dengan waktu

tempuhnya. Data yang diperoleh dalam pengukuran menggunakan Total


Station pada dasarnya berupa sudut dan jarak. Pengambilan data dilakukan

dengan Metode tachymetri. Metode tachymetri menggunakan metode polar

untuk penentuan posisi horisontalnya (X,Y) dan menggunakan metode

Trigonometri untuk perhitungan posisi tinggi (Z).

2.5 Terrestrial Laser Scanning

Terrestrial Laser Scanning (TLS) adalah sebuah teknik menggunakan

cahaya laser untuk mengukur titik-titik dalam sebuah pola secara langsung

dalam tiga dimensi dari yang ada pada permukaan objek dari sebuah tempat di

permukaan bumi. Hasil yang didapatkan dari pengukuran TLS ini adalah point

clouds yang berkoordinat tiga dimensi terhadap tempat berdiri alat. Point clouds

tersebut adalah kumpulan titik-titik dalam jumlah banyak yang dapat digunakan

sebagai bahan pembuatan model tiga dimensi. TLS ini mempunyai kekurangan

yaitu ketidakmampuan TLS dalam mengakuisisi warna yang sesuai dengan

warna aslinya. Warna yang didapatkan oleh alat TLS adalah intensitas pantulan

dari benda yang ditembak oleh laser tersebut.

TLS memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan teknik survei

tradisional lainnya seperti tachimetri, GPS, dan fotogrametri, yaitu :

1) Menangkap geometri suatu objek dalam 3-D secara langsung, cepat dan

detil.

2) Dapat memangkas biaya dan dapat menyelesaikan pekerjaan jauh lebih

cepat.
3) Dapat digunakan pada daerah survei atau objek yang sulit dijangkau dan

berbahaya di mana teknik survei tradisional sangat sulit untuk

dilakukan.

4) Tidak memerlukan cahaya untuk dapat mengakuisisi data

5) Pemindaian yang secara lengkap dan komprehensif.

6) Data dapat digunakan untuk saat ini dan masa yang akan mendatang

TLS juga memiliki kekurangan, yaitu tidak mampu untuk mengambil warna

sesuai dengan warna tampak objek, melainkan warna yang didapatkan hanya

warna intensitas dari gelombang pantulan.

2.6 Pengukuran Kerangka Kontrol

2.6.1 Kerangka Kontrol Horizontal

Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan

yang memperlihatkan posisi titik satu terhadap titik lainnya di atas

permukaan bumi pada bidang datar secara horisontal. Terdapat 2 jenis

kesalahan pada pengukuran KKH, yakni kesalahan penutup sudut dan

kesalahan linier (jarak).

2.6.2 Kerangka Kontrol Vertikal

Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang

referensi yang telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang garis

vertikalnya. Untuk suatu negara biasanya muka air laut rata-rata (MSL)

ditentukan sebagai bidang referensinya. Apabila MSL sebagai bidang

referensinya, maka perluasan ke daratan disebut geoid atau datum.


Untuk mendapatkan tinggi suatu titik perlu dilakukan pengukuran

beda tinggi antara suatu titik terhadap titik yang telah diketahui tingginya

dengan metode Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) menggunakan alat sipat

datar atau waterpass. Perkembangan teknologi dan kebutuhan praktis serta

cepat pada suatu pekerjaan memungkinkan alat ukur digital seperti total

station untuk pengukuran tinggi atau kerangka kontrol vertikal, meskipun

ketelitian waterpass masih lebih tinggi. Terdapat kesalahan pada

pengukuran KKV, yakni kesalahan penutup tinggi. Toleransi kesalahan

tersebut nilainya harus kurang dari atau sama dengan 4√D dimana D adalah

jarak antar titik pengukuran dalam satuan kilometer.

2.7 Bagian-bagian total station

Gambar 2.1 Total Station

1) Pegangan skrup pengaman pegangan

2) Garis acuan tinggi instrument

3) Penutup baterai

4) Panel pengoperasian

5) Pengunci instrument dengan pelat bawah

6) Pelat dasar
7) Pengatur sekrup kaki

8) Skrup pengatur nivo

9) Nivo

10) Lensa yang menghadap obyek

11) Slot (tancapan) kompas

12) Pendeteksi cahaya

13) Pengatur fokus untuk sentring

14) Penutup lensa pengatur

15) Lensa pengatur sentring yang menghadap mata

16) Pengunci sudut horizontal

17) Skrup penggeser halus horizontal

18) Penyambung (konektor) data input / output

19) Konektor tenaga dari luar

20) Ketinggian plat

21) Skrup pengatur ketinggian plat

22) Pengunci sudut vertikal

23) Skrup penggerak halus vertikal

24) Lensa ETS yang menghadap mata

25) Skrup pengatur fokus

26) Pembidik

27) Akuan titik tengah ETS

28) Tampilan
a) Tampilan layar

Tampilannya berupa LCD dot matrik 4 baris dan 20 karakter

berbaris. Tiga baris pertama menampilkan data ukuran dan baris

paling bawah adalah tombol fungsi F1 – F4 yang berubah sesuai

dengan mode pengukuran.

b) Kontras dan Penerangan

Kontras dan penerangan dapat diatur tingkatannya.

29) Tombol dan Softkey

Gambar 2.2 Tampilan Layar Total Station

- Fungsi tombol [USR1].

Dalam mode numerik, memasukan 1

Dalam mode alfanumerik,memasukan S, T, U, atau 1

- Fungsi tombol [USR2].

Dalam mode numerik, masuk 2

Dalam mode alfanumerik,memasuki V, W, X, atau 2


- Menggunakan USR1 atau USR2 tergantung dari kebiasaan

dilapangan. Kita dapat menyeting kedua tombol tsb, yaitu [USR1]

atau [USR2] tergantung pilihan kita sendiri. Tombol yang kita pilih

kemudian kita setting sehingga berfungsi seperti harapan (setingan)

kita.

- Fungsi-fungsi setting dapat diterapkan di tombol [ USR ] adalah

sebagai berikut :

1. Masukan HT

2. BS check

3. Basis XYZ

4. Standar PT

5. Pilih Sasaran

6. Masukan Temp – Tekan

7. Masukan Note

Untuk menampilkan daftar fungsi yang dapat kita setting tahan

tombol [USR] beberapa saat ± satu detik.

- Untuk memilih / mengubah fungsi yang ditetapkan, tekan tombol

[▼] atau [▲] untuk menyorot fungsi yang akan kita pilih, kemudian

tekan [ENT] . Maka Fungsi yang dipilih untuk difungsikan akan

diindikasi dengan tanda bintang (✲) di samping nama fungsi.


- Jika item dalam daftar terdapat tanda panah (➜) Di sampingnya,

maka berarti item ini adalah menu. Dan jika kita memilih item menu

ini dengan kemudian menekan [ENT] maka akan muncul sub-menu.

- Item pada sub-menu ditandai dengan judul teks [MENU]

dibelakangnya. Jika kita memilih item ini, maka seluruh menu akan

difungsikan / diterapkan ke tombol [USR] tersebut.

- Fungsi tombol MSR1 & MSR2

a) Untuk memulai pengukuran jarak

b) Jika ditekan selama ± satu detik. menampilkan Pengaturan

modus pengukuran.

c) Mengukur jarak

Untuk melakukan pengukuran jarak, tekan [MSR1] atau [MSR2]

ketika dalam target pengukuran, Dan Konstan prisma akan

muncul dengan huruf yang kecil dekat SD.

d) Mengatur konstanta prisma

Untuk melakukan hal ini, tahan [MSR1] atau [MSR2] selama ±

satu detik. Catatan - Konstanta prisma Nikon selalu 0, apakah itu

prisma tunggal atau prisma tiga. Jika konstan prisma yang

digunakan bukan 0 mm, maka masukkanlah nilai konstan prisma

tersebut. Misalnya konstan prisma 30 mm, masukkan 30mm di

bidang Const instrumen. (tergantung prisma nya).


- Fungsi tombol REC

Mencatat / merekam data ukur, Memastikan data yang dimasukkan

dalam mode input. Jika kita menekan tombol ini selama ± satu detik

di Screen Dasar Pengukuran (BMS) atau Stakeout.

Berarti kita Memilih untuk merekam pengukuran sebagai catatan CP

bukannya catatan SS, Output data pengukuran berupa (PT, HA,

VA, dan SD) pada port COM (Pengaturan data Rec harus diatur ke

COM.

- Fungsi tombol PRG

a) Menampilkan menu Programs, yang berisi tambahan program

pengukuran.

b) Dalam mode numerik, masuk 4.

c) Dalam mode alfanumerik, memasuki J, K, L, atau 4.

d) Untuk menampilkan menu Programs, tekan [PRG].

- Fungsi tombol DAT

a) Menampilkan Tabel, XYZ, atau data STN, tergantung dari

pengaturan.

b) Dalam mode numerik, masuk 6. Dalam mode alfanumerik,

masuk P, Q, R, atau 6.
- Fungsi tombol MODE

a) Mengubah modus keyboard antara nomerik dan alfabet jika

ditekan di layar PT atau CD.

b) Mengganti modus di (PT=No. titik), (CD=Code), (HT=Tinggi)

c) Mengaktifkan Qcode mode, jika ditekan di layar Basic

Measurement Screen (BMS).

- Fungsi tombol COD

Menekan [COD] di layar BMS. Maka akan muncul jendela [CD]

untuk memasukkan kode Untuk mengganti fitur kode default yang

sudah ada. Tetapi Kita dapat juga memasukan code dari softkeys

List atau Stack.

- Fungsi tombol HOT

a) Tombol menu HOT dapat dimunculkan di setiap layar / setiap

saat. Untuk menampilkan menu utama HOT. Tekan. [HOT],

maka akan muncul jendela menu HOT. Yang selanjutnya dapat

kita lihat pilihan2 menu yang dapat di edit.

b) Untuk mengedit tinggi target, Masukkan tinggi dari target, atau

pilih Stack untuk menampilkan kumpulan HT yang pernah

dipakai (stack =20 nilai HT terakhir yg pernah dimasukkan).

c) Untuk mengedit suhu, Pilih [2] Temp-Press dan tekan ENT.

Nilai ppm biasanya diperbarui secara otomatis Memilih target


yang ditetapkan. Pilih [3] Target kemudian tekan [ENT]. Akan

muncul 5 daftar perangkat target. Gunakan panah [▲] atau [▼].

Pilih daftar target yang ditetapkan,dan tekan tombol [ENT].

Standart mengubah nilai pengaturan Jenis Prism / Sheet, Const

– 999 hingga 999 mm, HT untuk – 9,9900 99,9900 m…(nilai HT

bisa dibiarkan kosong). Nilai yang di set disini akan disalin ke

MSR1 dan MSR2, dan juuga untuk pengukuran di Qcode. Jika

anda telah menetapkan nilai untuk HT, nilai ini juga disalin ke

HT saat ini.

d) Untuk memasukkan catatan lapangan, Pilih [4] Note dan tekan

[ENT]. Fungsi ini dapat digunakan kapan saja pada setiap

tampilan layar. Setiap catatan bisa sampai 50 karakter. Catatan

ini disimpan sebagai catatan CO dalam data mentah. Untuk

menampilkan daftar catatan sebelumnya pilih softkey stack.

(Stack menyimpan 20 data terakhir). Gunakan [▲] atau [▼]

untuk menyoroti catatan dalam daftar. Kemudian untuk memilih

tekan [ENT].

e) Menetapkan kembali ke standar/default. Untuk mengubah

kedefult, pilih [5] default PT dan tekan. [ENT]. Fungsi ini

tersedia di layar observasi.

1.3 Metodologi

Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam penggunaan total

station
1.3.1 Pengukuran Sudut

Mengukur sudut horizontal dilakukan dengan cara :

a) Bidik target pertama

b) Di halaman pertama dari layar mode MEAS , tekan [OSET]. [OSET]

akanmenyala, sehingga tekan [OSET] sekali lagi. Sudut horizontal di

target pertama akan menjadi 0⸰.

c) Bidik target kedua

d) Tampil horizontal angle HAR antara kedua titik tersebut

1.3.2 Pengukuran jarak

Pengukuran jarak dilakukan dengan cara :

a) Sentringkan alat di titik A dan target di titik B

b) Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER

c) Bidik target

d) Di halaman pertama mode MEAS tekan DIST untuk memulai

pengukuran jarak

e) Ketika pengukuran mulai, informasi EDM (mode jarak, posisi prisma)

akan muncul dengan cahaya flash

f) Ketika terdengar suara beep, maka data pengukuran jarak (S), sudut

vertikal (ZA) dan sudut horizontal (HAR) akan ditampilkan

g) Tekan STOP untu menyelesaikan pengukuran jarak.

2.9 Mengatur Sudut Azimuth

Koordinasi stasiun dan koordinasi stasiun backsight sudah ada, sudut azimuth
dari backsight stasiun sudah terhitung, Adapun Langkah-langkahnya antara

lain:

a) Pilih Set Orientation kemudian Set H angle di Coord

b) Pilih Backsight lalu tekan Edit kemudian masukkan koordinat stasiun

backsight

c) Ketika ingin membaca dan mengatur koordinat dari kartu memori maka

tekan Read

d) Tekan Ok maka koordinasi stasiun akan muncul

e) Tekan Ok lagi untuk mengedit koordinat stasiun

f) Bidik stasiun backsight kemudian tekan Yes untuk mengatur stasiun

backsight Coord akan Kembali

g) Tekan Ok untuk Kembali ke Langkah 2

1.5 Kelebihan dan Kekurangn Total Station

1.5.1 Kelebihan Total Station

Total station saat ini menjadi alat ukur survei yang digunakan

oleh banyak orang untuk mengukur jarak dan sudut. Banyak orang yang

lebih memilih untuk menggunakan alat ukur survei ini karena memiliki

beberapa kelebihan, antara lain :

a) Dapat mengembangkan pembacaan dari semua data pengukuran

yang diterima secara digital dengan menggunakan sistem laser dan

sistem prisma.
b) Semua data yang diterima oleh total station akan disimpan di dalam

media eksternal sehingga dapat diintegrasikan ke dalam program

CAD.

c) Hasil yang diberikan oleh alat ukur survei ini sangat akurat meskipun

kita melakukan pengukuran di tempat-tempat yang berbahaya.

d) Lebih ekonomis, lebih efisien, dan lebih hemat waktu karena

pekerjaan dilakukan secara otomatis.

e) Dapat meminimalkan kesalahan saat proses pengambilan data.

f) Keakuratan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan

1.5.2 Kekurangan Total Station

Selain memiliki kelebihan, total station juga memiliki beberapa kekurangan,

antara lain :

a) Alat ukur survei ini sangat bergantung pada sumber tegangan sehingga

kita harus selalu memiliki dan membawa cadangan sumber tegangan

yangn cukup selama melakukan pekerjaan dengan total station.

b) Untuk dapat menggunakannya, kita tidak hanya perlu melakukan

pelatihan tentang survei. Kita juga harus melakukan pelatihan tentang

hal-hal yang berhubungan dengan total station.

c) Agar dapat digunakan secara maksimal, alat ukur survei ini sangat

bergantung pada kemampuan orang yang menggunakannya.


BAB III

PENGOLAHAN DATA

NAMA : NURUL HASANAH


Waktu Praktikum : Sabtu,
Lokasi : Daerah Bukit Samata, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa

HASIL PENGOLAHAN DATA TOTAL STATION

PATOK KOORDINAT

JARAK BEDA TINGGI


DARI EASTING NORTHING X Y Z HORIZONTAL
KE
BM 776764 942457 0 0 39 0 0
N
BM 776766.641 942435.109 5.282 -43.782 35.864 22,050 -3,136 m
P1
BM 776734.65 942436.617 -58.7 -40.766 35.112 35,734 -3,888 m
P2
BM 776719.325 942455.027 -89.35 -3.946 37.573 44,719 -1,427 m
P3
BM 776710.624 942477.2 -106.752 40.4 41.1 55,07 2,159 m
P4
BM 776753.781 942485.678 -20.438 57.356 40.453 30,444 1,453 m
P5
BM 776791.878 9424588.323 55.756 24.646 38.99 30,467 -0,010 m
P6
BM 776763.792 942445.899 -0.416 -22.202 37.374 11,102 -1,626 m
PD1
BM 776747.88 942447.433 -32.24 -19.134 37.138 18,745 -1,862 m
PD2
BM 776735.067 942455.855 -57.866 -2.29 37.958 28,955 -1,042 m
PD3
BM 776745.907 942467.36 -36.186 20.72 39.875 20,849 0,875 m
PD4
BM 776757.798 942474.452 -12.404 34.904 39.351 18,522 0,351 m
PD5
BM 776779.695 942458.303 31.39 2.606 39.738 15,749 0,738 m
PD6
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum pemetaan topografi acara III

Total station adalah:

1. Praktikan dapat menentukan koordinat setiap titik patok pada poligon yang ada

di lapangan dengan menggunakan Total station.

2. Praktikan dapat menentukan besar kesalahan pembacaan data pada alat Total

station.

3. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pengukuran toopografi

dengan menggunakan Total station dibandingkan dengan Theodolite maupun

dengan metode Tapping kompas yang dimana Total station memiliki kelebihan

yang dapat meng-efisien-kan waktu dalam pengukuran sedangkan dan akurasi

dalam kekurangnya yaitu ketergantungan terhadap sumber daya dan juga biaya

yang mahal dari alat konvensional biasa.

4.2 Saran

Adapun saran untuk Departemen dan asisten adalah sebagai berikut :

4.2.1 Saran Untuk Departemen

1) Selalu memberikan yang terbaik kepada Mahasiswa Geologi.

2) Selalu jaya dan menjadi Departemen terunggul.

3) Selalu menjadi Departemen yang dapat merangkul Mahasiswa dalam

kebersamaan.
4.2.2 Saran Untuk Asisten

1) Selalu ramah dengan praktikan.

2) Selalu tegas juga baik kepada praktikan.

3) Berikan saran-saran yang lebih banyak kepada praktikan dalam

mengerjakan laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Modul praktikum Perpetaan.Makassar : UMI

Agung Prasetia.Sigit. 2010. Buku Pengantar Kuliah Geologi Teknik. Yogyakarta :


STTN.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. Modul Pelatihan


Perencanaan Bangunan Sabo. Bandung : pusdiklatsdankonstruksi.

Noor, Djauhari.2012.Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University.

Stiawan, Aris. 2016. Pemetaan Topografi Menggunakan Teknologi Terrestrial


Laser Scanner. Bandung : ITB

Syaifullah, Arief. 2014. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Sekolah tinggi


Pertahanan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai