Anda di halaman 1dari 13

Makalah Tentang Perkembangan Konsep

diri

Disusun Oleh:

Arif Yahya Damanik Annisa Harahap David Simanjuntak

NIM:5193131004 NIM:5192431004 NIM:5193131019

M.Irsyad Awaludin

NIM:5193131003

Dosen Pengampu : Ishaq Matondang, S.Si, M.Pd

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik”. Adapun tujun dari penyusunan dalam tugas
makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Psikologi Perkembangan
Peserta Didik”.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen
pengampu mata kuliah “Psikologi Perkembangan Peserta Didik””. penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua didalam
dunia pendidikan. Dan semoga menjadi pendidik yang patut di tauladani oleh anak didik.

Medan, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Konsep Diri .................................................................................................. 3
B. Dimensi Konsep Diri ..................................................................................................... 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ......................................................... 4
D. Perkembangan Konsep Diri Remaja .............................................................................. 6
E. Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Remaja(SMP-SMA) .................................... 8
F. Konsep diri dan perilaku ............................................................................................... 11
G. Konsep diri dan prestasi belajar ..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 17
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Atwater (dalam Desmita, 2009) konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri,
yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk.
Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya
sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai
dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.
Menurut Burns (dalam Desmita, 2009) konsep diri adalah hubungan antara sikap dan
keyakinan antara diri kita sendiri. Sedangkan menurut pendapat Pemily yang dikutip oleh
Atwater, 1984 (dalam Desmita, 2009) mendefinisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis
dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan,
persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari invidu tersebut. Sementara itu Cawages 1983
(dalam Desmita, 2009) menjelaskan konsep diri mencakup seluruh pandangan invidu akan
dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, mitivasinya, ke-lemahannya, kelebihannya, atau
kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Konsep Diri?
2. Apa Saja Dimensi Konsep Diri?
3. Apa Pengertian Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif?
4. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri?
5. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik?
6. Bagaimana Implikasi Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik terhadap Pendidikan?
7. Bagaimana Usaha Guru Untuk Mengembangkan Konsep Diri?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk:
1. Mengetahui Pengertian Konsep Diri.
2. Mengetahui Dimensi Konsep Diri.
3. Mengetahui Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif.
4. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri.
5. Mengetahui Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik.
6. Mengetahui Implikasi Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik terhadap Pendidikan.
7. Mengetahui Usaha Guru Untuk Mengembangkan Konsep Diri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah gagasan atau keseluruhan gambaran tentang diri sendiri yang
mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri
terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa
tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana
yang kita harapkan.

B. Dimensi Konsep Diri


1. Pengetahuan (kognitif)
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau
penjelasan dari ”siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran
mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image). Dimensi pengetahuan dari konsep
diri mencakup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi, seperti ”saya
pintar”, ”saya cantik”, ”saya anak baik”, dan seterusnya.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-citakan di masa
depan. Ketika kita mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa kita sebenarnya, pada saat
yang sama kita juga mempunyai sejumlah pandangan lain tentang kemungkinan menjadi apa diri
kita di masa mendatang. Singkatnya, kita juga mempunyai pengharapan bagi diri kita sendiri.
Pengharapan ini merupakan diri-ideal (self-ideal) atau diri yang dicita-citakan.
3. Penilaian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Penilaian diri
sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
Menurtu Calhoun dan Acocella (1990), setiap hari kita berperan sebagai penilai tentang
diri kita sendiri, menilai apakah kita bertentangan:
a) Pengharapan bagi diri kita sendiri (saya dapat menjadi apa),
b) Standar yang kita tetapkan bagi diri kita sendiri (saya seharusnya menjadi apa).
Hasil dari penilaian tersebut membentuk apa yang disebut dengan rasa harga diri, yaitu
seberapa besar kita meyukai diri sendiri. Orang yang hidup dengan standar dan harapan-harapan
untuk dirinya sendiri yang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang dikerjakannya, dan akan
kemana dirinya akan memiliki rasa rasa harga diri yang tinggi (high self-esteem). Sebaliknya,
orang yang terlalu jauh dari satndar dan harapn-harapannya akan memiliki rasa harga diri yang
rendah (low self esteem). Dengan demikian dapat dipahami bahwa penilaian akan membentuk
penerimaan terhadap diri, serta harga diri seseorang

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri


1. Usia kematangan
Adaya perbedaan usia kematangan menentukan perbedaan bagaimana konsep diri akan
dibentuk. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman yang diperoleh seseorang
sehingga akan semakin mempengaruhi luasnya wawasan kognitif. Selanjutnya akan menentukan
bagaimana persepsi seseorang terhadap pengalamannya dan akhirnya turut juga berpengaruh
dalam mempersepsi dirinya.

2. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan
yang menambah daya tarik fisik.

3. Nama Dan Julukan


Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk
atau bila mereka memberi nama julukan (label) yang bernada cemoohan.

4. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan seseorang anggota keluarga akan
mengidentifisikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.

5. Teman Teman Sebayanya


Roger (1961) menyatakan bahwa perkembangan konsep diri ditentukan oleh interaksi
yang terbentuk antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Ini berhubungan dengan feed back
atau umpan balik yang diberikan oleh orang-orang disekitarnya terhadap perilaku individu
tersebut. Umpan balik yang diberikan orang dilingkungannnya akan mempengaruhi konsep diri
indvidu.
Jika umpan balik yang diberikan orang-orang di lingkungannya menunjukkan
penerimaan maka individu merasa diterima dan akan membantu perkembangan konsep diri ke
arah positif. Tetapi jika umpan balik yang diberikan oleh orang-orang dlingkungannya
menunjukkan penolakan, individu akan merasa terabaikan, terasing, merasa rendah diri, dan akan
membentuk konsep diri yang negatif.

6. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatifdalam bermain dan dalam tugas-
tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh
yang baik pada konsep dirinya.

7. Cita-cita
Remaja yang realistic tentan kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagalan

D. Perkembangan Konsep diri Remaja


Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan
hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang. Anak-anak yang tumbuh dan
dibesarkan oleh dalam pola asuh yang keliru atau negatif,seperti perilaku orang tua memukul,
mengabaikan, kurang kasih sayang, melecehkan, dan seterusnya, ditambah lagi lingkungan yang
kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Sebaliknya jika lingkungan
memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya berharga, sehingga
perkembangan konsep diri anak pun menjadi positif.
E. Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
a. Abstract and idealistic
Pada masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat gambaran tentang diri mereka
dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik.
b. Differentiated
Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi. Dibandingkan dengan anak
yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks
atau situasi yang semakin terdiferensiasi.
c. Contradictions within the self
Setelah remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks
yang berbeda-beda, kaka muncullah kontradiksi antara diri-diri yang terdeferensiasi ini.
d. The Fluctiating Self
Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan fluktuasi diri
dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan. Diri remaja akan terus memiliki
ciri ketidakstabilan hingga masa di mana remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya
yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir, bahkan hingga masa
dewasa awal.
e. Real and Ideal, Live and False Selves
Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal mereka di samping
diri yang sebenarnya. Kemampuan utnuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata
dengan diri yang ideal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif dan adanya
perbedaan yang terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri ideal menunjukkan
ketidakmampuan remaja untuk menyesuaikan diri.
f. Social Comparison
Remaja lebih sering menggunakan social comparison (perbandingan social) untuk
mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun, kesediaan remaja untuk mengevaluasi diri mereka
cenderung menurun pada masa remaja karena menerut mereka perbandingan social itu tidaklah
diinginkan Namun, kesediaan remaja untuk mengevaluasi diri mereka cenderung menurun pada
masa remaja karena menerut mereka perbandingan social itu tidaklah diinginkan.
g. Self-Conscious
Remaja lebih sadar akan dirinya dibandingkan dengan anak-anak dan lebih memikirkan
tentang pemahaman diri mereka.
h. Self-protective
Remaja juga memiliki mekanisme untuk melindungi dan mengembagkan dirinya. Dalam
upaya melindungo dirinya, remaja cendrung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri
mereka.
i. Unconscious
Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang tidak disadari
termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari. Pengenalan seperti ini tidak
muncul hingga masa remaja akhir. Artinya, remaja yang lebih tua, yakin akan adanya aspek-
aspek tertentu dari pengalaman mental dari mereka yang berada di luar kesadaran atau control
mereka dibandingkan dengan remaja yang lebih muda.
j. Self-integration
Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi lebih terintegrasi, dimana bagian
yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua,
lebih mampu mendeteksi adanya ketidakkonsistenan.

F. Konsep Diri dan Perilaku


Menurut Felker (1974), Terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan
perilaku seseorang, yaitu:
1. Self-concept as maintainer of inner consistency. Konsep diri memainkan peranan dalam
mempertahankan keselarasan batin seseorang.
2. Self-concept as set of experience. Konsep diri menentukan bagaimana individu
memberikan penafsiran atas pengalamannya.
3. Self-conceptas set of expectations. Konsep diri juga berperan sebagai pengharapan
individu.
G. Konsep Diri dan Prestasi Belajar
Menurut Nylor (1972) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian yang
membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar disekolah.
Disamping itu juga mereka digolongkan berdasarkan prestasi mereka, yaitu kelompok
berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok berprestasi kurang (underachievers).
Penelitian Walsh (dalam Burns, 1982), juga menunjukkan bahwa siswa-siswa yang
tergolong underachievers mempunyai konsep diri negative, serta memperlihatkan beberapa
karakteristik kepribadian:
1) Mempunyai persaan dikritik, ditolak, dan diusir.
2) Melakukan mekanisme pertahanan diri dengan menghindar dan bahkan sikap menentang.
3) Tidak mampu mengekspresikan perasaan perilakunya.
Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya positif dan menganggap keberhasilan
sebagai hasil kerja keras dan Karena factor kemampuannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang
diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Konsep diri adalah gagasan atau keseluruhan gambaran tentang diri sendiri yang
mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri
terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa
tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana
yang kita harapkan.

B. Saran
Untuk membangun konsep diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan
pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif,
dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri,
kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan
lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyurosidin.blogspot.com/2015/12/makalah-perkembangan-konsep-diri.html
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Elida Prayitno. 1990. Perkembangan Peserta Didik (Remaja) Padang: FIP IKIP Padang

Mudjiran, Dkk. 2007. Buku Ajar; Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.

Pudjijogyanti, Clara. R. 1985. Konsep Diri dalam Ilmu Pendidikan. Jakarta : Arcan

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri, , Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta, Penerbit Arcan.

Anda mungkin juga menyukai