LEMBAR PENGESAHAN
PENYEPAKATAN DOKUMEN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
KELURAHAN SALOMENRALENG KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO
Pada hari ini Sabtu, Tanggal 31 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan Belas, telah diadakan penyepakatan dokumen Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) sebagai hasil perencanaan partisipatif masyarakat melalui Program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU) Kelurahan Salomenraleng Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.
Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini, akan menjadi acuan penataan lingkungan permukiman baik
pencegahan kumuh maupun peningkatan kualitas permukiman pada kawasan prioritas Kelurahan Salomenraleng yang
direncanakan untuk masa 5 (lima) tahun (2017 - 2021).
Demikian penyepakatan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini dibuat dan ditandatangani secara
bersama untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat Kelurahan Salomenraleng
Sengkang, 31 Maret 2018
Kata Pengantar
Sifat dokumen ini adalah perencanaan untuk semua
pihak sehingga dokumen ini bukan bersifat eksklusif tetapi
lebih “terbuka” untuk semua kalangan guna terwujudnya
Alhamdulillahirabbilalamin Puji Syukur kehadirat Allah penanganan kawasan yang lebih komprehensif dan
Subhanahu Wataala, atas berkah dan rahmatnya sehingga menyeluruh
kami dapat menyelesaian Dokumen Rencana Penataan Bagi pihak yang bergerak dalam bidang yang sama,
Lingkungan Permukiman (RPLP) yang menjadi acuan semoga dokumen ini dapat menjadi rujukan bagi
pembangunan di wilayah kelurahan dengan berbasis pada pengembangan kawasan permukiman yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dan berlandaskan pada nilai- komunitas.
nilai kearifan lokal kemasyarakatan. Seperti halnya dokumen perencanaan pada
Salawat dan salam kita curahkan kepada Baginda umumnya tentulah masih terdapat beberapa kelemahan
Rasulullah Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam, sebagai dalam dokumen ini, sehingga kami sangat mengharapkan
pembawa berita gembira juga pembawa peringatan bagi masukan yang membangun guna penyempurnaan dokumen
seluruh ummat manusia. ini dikemudian hari.
Dokumen RPLP ini merupakan perencanaan yang Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
berjenjang dan melibatkan unsur-unsur masyarakat dalam seluruh pihak yang telah membantu dari awal sampai
merencanakan dan membangun wilayah kelurahan, yang rampungnya dokumen RPLP ini. Semoga dokumen ini dapat
berorientasi pada pengembangan kawasan permukiman menjadi acuan perencanaan pembangunan Kelurahan
berbasis komunitas yang saat ini difokuskan pada Salomenraleng.
penanganan kawasan kumuh yang menjadi target nasional Salomenraleng, 31 Maret 2018
yang berbalut dalam RPJMN 2015-2025 tertuang dalam
gerakan 100-0-100. Penyusun
Dokumen ini mengambarkan tentang konsep Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)
penanganan baik skala kawasan kumuh maupun skala Kelurahan Salomenraleng
kelurahan secara umum dengan tidak mengesampingkan
perkembangan ekonomi masyarakat yang menjadi nadi
pengerak perekonomian Kelurahan Salomenraleng.
OUTLINE RPLP
LEMBAR PENGESAHAN………………………………….1 BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN
KATA PENGANTAR………………………………………2 DAN PENINGKATAN KUALITAS
DAFTAR ISI…………………………………………….....3 PERMUKIMAN KUMUH
4.1 ANALISIS SWOT INFRASTRUKTUR …………………...56
BAB I PENDAHULUAN 4.2 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH…..57
1.1 LATAR BELAKANG……………………………….............4 4.3 KONSEP PENGEMBANGAN PERMUKIMAN………….60
1.2 TUJUAN DAN SASARAN………………………………….5 4.4 KONSEP PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH……64
1.3 RUANG LINGKUP…………………………………………6
1.4 METODOLOGI…………………………………………….7
BAB V RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
1.5 OUTPUT/KELUARAN KEGIATAN……………….............8
PERMUKIMAN KUMUH
5.1 RUMUSAN KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN KUMUH…………………………………66
PERMUKIMAN 5.2 SKENARIO PENTAHAPAN PENANGANAN KAWASAN
2.1 KAJIAN TATA RUANG…………………………………….9 PERMUKIMAN KUMUH…………………………………66
2.2 KAJIAN SEKTORAL……………………………………….18 5.3 SKENARIO KOLABORASI PROGRAM (SEL)…………..78
5.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI (SEL)…………………...79
BAB III PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN
3.1 GAMBARAN UMUM KELURAHAN………………………26 BAB VI DESAIN TEKNIS KAWASAN…………………..80
3.2 ISU – ISU KEKUMUHAN…………………………………30 BAB VII PENUTUP DAN TINDAK LANJUT…………….86
3.3 PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN…………40
3.4 SEBARAN LOKASI BERPOTENSI KUMUH……………....55
1.4 METODOLIGI
PROFIL
KAJIAN PERMUKIMAN KONSEP DAN RENCANA
PERSIAPAN
KEBIJAKAN KUMUH STRATEGI AKSI
KELURAHAN
MEMAHAMI
DELINIASI SKALA
MEMPELAJARI KAWASAN YANG
FENOMENA TERDAPAT DI PERUMUSAN
KELURAHAN RENCANA AKSI
KEKUMUHAN
MEMAHAMIDATA PENANGANAN
MENDISKUSIKAN KELURAHAN
MERUMUSKAN KAWASAN
GAMBARAN PERMUKIMAN
KEBUTUHAN
UMUM PENGAMATAN KUMUH
PENANGANAN DAN
KELURAHAN SPASIAL LOKASI PENGEMBANGAN
MENYIAPKAN YANG KAWASAN
PERLENGKAPAN BERPOTENSI PERMUKIMAN
KUMUH PERUMUSAN
MEMAHAMI
DESAIN TEKNIS
KEBIJAKAN KOTA MERUMUSKAN
PENANGANAN
(RP2KPKP) YANG MENYIMPULKAN SKENARIO
KAWASAN
TERKAIT AKAR PENYEBAB PENANGANAN DAN
PERMUKIMAN
MEMETAKAN DENGAN MASALAH PENGEMBANGAN
KUMUH
NARASUMBER KELURAHAN KEKUMUHAN DARI KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH
beberapa unsur sebagai berikut. melalui perlibatan aktif dalam upaya penanganan
1. Tertanganinya kawasan permukiman kumuh Kelurahan kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan
Salomenraleng yang telah ditetapkan melalui SK Bupati permukiman layak huni dan berkelanjutan.
Wajo, dilakukan secara komprehensif dan tuntas 6. Meningkatkan kapasitas masyarakat (LKM, KSM, dan
dengan target 0% (nol persen) luasan kumuh di Tahun kelompok masyarakat) dalam upaya penanganan
2. Terbentuknya rencana dan strategi penanganan Salomenraleng untuk aktif berpartisipasi menjaga dan
Salomenraleng melalui pencegahan dan peningkatan diselenggarakan secara mandiri oleh kelompok
kawasan permukiman kumuh untuk menyelesaikan Berdasarkan beberapa unsur diatas, maka
permasalahan kumuh Kelurahan Salomenraleng output/keluaran dari penyusunan Laporan RPLP (Rencana
4. Meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan komitmen Aksi RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman)
bersama, terkait tugas dan wewenang masing-masing Kelurahan Salomenraleng yang komprehensif, dilengkapi
pemangku kepentingan (pemerintah, swasta,dan dengan skenario penanganan kumuh dan roadmap
BAB II
Kabupaten Wajo yaitu :
“Wajo Yang Berkarakter Religius, Produktif, Unggul,
Sejahtera dan Aman.”
KAJIAN KEBIJAKAN Berdasarkan visi di atas, maka ditetapkan misi
Kebijakan pembangunan Kabupaten Wajo yang pusat-pusat produksi pertanian dan pemasaran
disusun dalam sebuah dokumen RTRW dan komoditas unggulan untuk percepatan
merupakan dasar pembangunan yang berkelanjutan 3. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk
diseluruh wilayah administrasi Kabupaten Wajo. RTRW pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat
Kabupaten Wajo memuat tujuan, kebijakan, dan sehingga dapat mendorong peningkatan
strategi penataan ruang, rencana struktur ruang, pendapatan rakyat dan daerah
rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, 4. Mengembangkan sistem perencanaan yang
ZONA LINDUNG
Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Rawan Bencana Banjir
Daerah Resapan Air
ZONA BUDIDAYA
Kawasan Permukiman Berkepadatan rendah
Kawasan Perkantoran pemerintah
Kawasan Sarana Pelayanan Umum
Kawasan Pertanian
KAWASAN PERTANIAN
- Pola pengembangan kawasan
menempatkan sector pertanian tanaman
pangan sebagai program pengembangan
komoditas strategis.
- Potensi terbesar dari pengembangan
tanaman pangan di wilayah ini terutama
untuk tanaman padi sawah dan umbi-
umbian
B. Arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 2. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan
transportasi, sistem pematusan, dan sistem utilitas. menempatkan kendala pengembangan sebagai
Adapun visi penataan ruang wilayah Perkotaan komponen modal dasar pengembangan dan
“Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat dengan guna menuju kehidupan yang lebih baik.
pengembangan potensi dan kearifan lokal Bagian Menciptakan pemanfaatan ruang yang seimbang di
Tujuan penataan ruang Bagian Wilayah Perkotaan pertanian perkotaan, kawasan budidaya non pertanian
Sengkang, tersebut, merupakan tujuan penataan perkotaan, kawasan terbuka hijau dan kawasan hijau
ruang wilayah Kabupaten Wajo yang digariskan lindung dengan memperhatikan dinamika
KAWASAN
PERMUKIMAN KUMUH
KELURAHAN
SALOMENRALENG NO ASPEK ARAHAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
NO ASPEK KEBIJAKAN
BAB III
Utara : Kelurahan Laelo dan Watallipue
Barat : Danau Tempe
Timur : Kelurahan Teddaopu
PROFIL PERMUKIMAN Selatan : Kelurahan Wiringpalennae
Luas total wilayah Kelurahan Salomenraleng adalah
KUMUH KELURAHAN 268 Ha atau 2,68 Km2 dengan penggunaan lahan
pada umumnya berupa sungai, danau, sawah dan
3.1 GAMBARAN UMUM KELURAHAN permukiman yang tersebar hampir disetiap wilayah
SALOMENRALENG kelurahan.
Kelurahan Salomenraleng adalah salah satu dari 16 Salomenraleng terdiri dari 2 Lingkungan (RW) yakni
kelurahan yang berada di Kecamatan Tempe Lingkungan Bakke Alau (RW 1) dan Lingkungan
dari Danau Tempe.Secara geografis Kelurahan tahun 2015 berdasarkan data BPS adalah sebesar
Salomenraleng terletak antara 4o 07’- 4o 08’ Lintang 1.907 jiwa yang terdiri dari 920 jiwa penduduk laki-
Selatan dan 120o0’ - 120o 1’ Bujur Timur dengan laki dan 987 penduduk perempuan. Sedangkan
batas administrasi sebagai berikut : menurut data baseline 100-0-100 yang dilakukan
survey primer di tahun 2015 adalah yang terdiri dari
908 jiwa penduduk laki-laki dan 926 jiwa penduduk
perempuan.
Persentase Luas
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
(%)
Permukiman 16.51 6.16%
Danau 82.51 30.79%
Jaringan Jalan 1.73 0.65%
Sempadan Sungai 0.58 0.22%
Kebun Campuran 4.52 1.69%
Pelayanan Umum 0.02 0.01%
Pemerintahan 0.03 0.01%
Sungai 19.62 7.32%
Pendidikan 0.25 0.09%
Peribadatan 0.08 0.03%
Sawah 142.15 53.04%
Kelurahan Salomenraleng 268 100.00%
PROFIL KELURAHAN
a. Kelurahan/Desa Salomenraleng
b. Kecamatan Tempe
d. Luas Kelurahan (Ha) 268 Ha
e. Jumlah Penduduk 1834 Jiwa
f. Jumlah KK 517 KK
g. Tipologi Tepian air
NO KRITERIA / PARAMETER
INDIKATOR
1 Bangunan • 54 bangunan yang tidak teratur
• Tingkat kepadatan rendah dan tidak mencapai ketentuan (minimal 150 unit/Ha)
• 198 bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
2 Jalan Lingkungan • Panjang Jalan Ideal yakni 7156,8 Meter
• Panjang jalan Eksisting 7156,8 Meter.
• Panjang jalan yang permukaannya rusak 3499,2 Meter
4 Air Bersih/Air Minum • 450 KK tidak terakses air minum yang aman
• 0 KK tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimal.
5 Persampahan • 517 KK tidak memenuhi sarpras pengolahan sampah yang sesuai dengan
persyaratan
• 517 KK tidak memiliki sistem pengolahan sampah yang sesuai dengan standar
teknis.
• 517 KK Sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara.
6 Sanitasi / Air Limbah • 126 KK tidak terakses sistem air limbah yang sesuai standar teknis
• 142 KK memiliki sarpras air limbah yang tidak sesuai persyaratan teknis
7 Proteksi Kebakaran • 418 unit bangunan tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
• 185 unit bangunan tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
Sosialisasi terkait
Tidak memiliki lokasi lain untuk membangun,
Tata bangunan tidak teratur, Masyarakat sadar akan regulasi pendirian
Tidak adanya pengetahuan masyarakat terkait
FGD, Transek, dan Data 54 unit bangunan yang tidak Tidak memiliki akses jalan, lingkungan yang sehat, Lahan bangunan,
1 Keteraturan Bangunan aturan pendirian bangunan, Rumah terlebuh
Baseline teratur Penanganan bahaya kebakaran pinggir sungai dapat dijadikan Pemberlakuan IMB,
dahulu terbangun daripada jalan, Tidak ingin
sulit, Lingkungan semrawut akses jalan bagi masyarakat Penataan permukiman
pisah dengan sanak keluarga
dan bantaran sungai
Adanya perencanaan
Masyarakat kurang mampu untuk Ada faktor kenyamanan dan
perbaikan bangunan hunian
198 unit bangunan yang tidak memperbaiki kondisi fisik bangunan hunian keselamatan yang tidak
tidak layak di tingkat Pembangunan rumah
2 Kondisi Fisik Bangunan FGD, dan Data Baseline sesuai dengan persyaratan karna lebih mendahulukan kebutuhan primer, dirasakan oleh Penghuni,
Kabupaten dan Adanya tidak layak huni
teknis dan Merupakan Masyarakat Berpenghasilan Bangunan terkesan tidak layak
keinginan masyarakat untuk
Rendah (MBR) huni
berswadaya
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
Adanya perencanaan
Kualitas beton yang Tidak nyaman untuk
peningkatan kualitas jalan di Pembangunan jalan
3499,2 meter jalan kurang baik, kurangnya dilalui, dan
FGD, Transek, dan Data tingkat Kelurahan/Kabupaten, beton, dan
3 Jalan Lingkungan dengan permukaan pemeliharaan, Banjir memperlambat akses
Baseline Jalur alternatif masyarakat Pembangunan saluran
yang rusak yang menggenangi mobilisasi masyarakat
kec. Sabbangparu menuju kota samping jalan
seluruh wilayah maupun hasil pertanian
Sengkang
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
D. Aspek Persampahan
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
NO ASPEK KEKUMUHAN SUMBER INFORMASI PERMASALAHAN FAKTOR PENYEBAB AKIBAT POTENSI ALTERNATIF SOLUSI
Pada pertengahan tahun 2017 di laksanakan proses DATA ISIAN INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN
KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN TA 2016
kumuh sesuai SK Bupati Wajo. Dari data ini kemudian Kelurahan : SALOMENRALENG Luas Verifikasi : 2.26 Ha
Kecamatan : TEMPE Jumlah Bangunan : 43 Unit
2016. Pendataan ini di laksanakan dalam rangka menyusun 1 ASPEK KONDISI BANGUNAN GEDUNG
DATA NUMERIK PARAMETER KEKUMUHAN
Numerik
a. Ketidakteraturan bangunan § Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 7 Unit
perencanaan Permukiman dan Perumahan Kumuh yaitu RP2KPKP b. Tingkat Kepadatan Bangunan § Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan - Ha
Permukiman) untuk mendukung target RPJMN 2015-2019 dan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan § Panjang jalan dengan permukaan rusak 702.00 m'
3 ASPEK KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum § Jumlah KK tidak terakses air minum aman 31.00 KK
RPJMD 2016-2021. dengan target bebas kumuh di tahun 2019 b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum § Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum minimalnya - KK
c. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase § Panjang saluran akses ke sistem kota - m'
Perkotaan
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran § Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 43 Unit
Keteraturan Bangunan
Jumlah Bangunan 43 Unit
Bangunan Teratur 36 Unit
Bangunan Tidak teratur 7 Unit
Persentase ketidakteraturan bangunan 16,28 %
Kelayakan Bangunan
Jumlah Bangunan 43 Unit
Bangunan Layak Huni 26 Unit
Bangunan Tidak Layak Huni 17 Unit
Persentase ketidaklayakan bangunan 39,53 %
Jalan yang
permukaannya
sudah rusak
3.KONDISI DRAINASE
LINGKUNGAN
Drainase Lingkungan
Drainase Ideal 1066 Meter
Ketidaktersediaan Drainase 1066 Meter
Persentase ketidaktersediaan drainase 100.00%
Ketidaktersediaan drainase
di samping jalan
4.KONDISI JARINGAN
AIR MINUM
Ketersediaan Air Bersih
Jumlah Bangunan 43 Unit
Sumber air minum berasal dari sumur bor 15 Unit
Sumber air minum berasal dari sumur terlindung 5 Unit
Sumber Air minum berasal dari sungai 23 Unit
Persentase ketidaktersediaan air bersih 63.27%
5.KONDISI JARINGAN
AIR LIMBAH (SANITASI)
Sistem pengelolaan air limbah (Sanitasi)
Jumlah Bangunan 43 Unit
Yang Memiliki Jamban 31 Unit
Yang menggunakan Jamban umum 1 Unit
Yang Tidak Memiliki Jamban 11 Unit
Persentase ketidaktersediaan jamban 26,53 %
5.KONDISI JARINGAN
AIR LIMBAH (SANITASI)
Sarpras pengelolaan Air Limbah (Sanitasi)
Jumlah Bangunan 43 Unit
Yang Memiliki Septictank 39 Unit
Yang tidak memiliki septictank 4 Unit
Persentase ketidaktersediaan septictank 34,69 %
6.KONDISI PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
Pengelolaan Persampahan
Jumlah Bangunan 43 Unit
Buang Sampah di Dalam Lubang/Dibakar 25 Unit
Buang Sampah di Sungai 18 Unit
Persentase sistem pengelolaan persampahan 100%
Masyarakat masih
membuang sampah di
sungai karna tidak
adanya system Masyarakat masih membuang
pengelolaan sampah di dalam lubang
persampahan kemudian di bakar
7.KONDISI PROTEKSI
KEBAKARAN
Proteksi Kebakaran
Jumlah Bangunan 43 Unit
Terlayani Sarana Proteksi Kebakaran 0 Unit
Terlayani Prasarana Proteksi Kebakaran 0 Unit
Akses ke Kelurahan
Salomenraleng berupa jembatan
gantung jadi tidak terlayani oleh
mobil pemadam kebakaran
8.KONDISI MATA
PENCAHARIAN (SOSIAL)
9.KONDISI EKONOMI
(MBR)
Ekonomi (MBR)
Jumlah Bangunan 43 Unit
NON MBR 12 Unit
MBR 31 Unit
Persentase yang berpenghasilan rendah 72,09 %
SPIDER WEB
BAB IV
KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
4.1 ANALISIS SWOT INFRASTRUKTUR
- 7 unit bangunan yang tidak memiliki keteraturan Pengaturan garis sempadan, dan
Penataan kawasan permukiman Penegakan peraturan pendirian bangunan
bangunan penertiban IMB
1 Bangunan Hunian
- 17 unit bangunan yang tidak memenuhi Pemugaran pada kawasan Penyediaan rumah yang layak dan sesuai dengan
Rehab bangunan hunian standar teknis
persyaratan teknis permukiman kumuh
- 12 unit rumah tangga yang tidak memiliki sistem Penyediaan jamban keluarga yang
Penyediaan jamban keluarga/MCK
pengelolaan air limbah dilengkapi dengan septictank
Peningkatan pelayanan air bersih dan
5 Sanitasi/Air Limbah
kualitas sarpras pengelolaan air limbah
- 4 unit prasarana dan sarana pengelolaan air Penyediaan sistem pengelolaan air
Penyediaan septictank komunal/IPAL
limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis limbah secara komunal
- 7 unit bangunan yang tidak teratur - RDTR : Penerapan ketentuan tata bangunan dan
lingkungan yang meliputi ketentuan KDB, KLB, KDH,
KTB, ketinggian bangunan, dan GSB terhadap jalan
1 Bangunan Hunian
- RP2KPKP : Penegakan aturan dan perizinan dalam
pembangunan hunian
- 48,89% kualitas permukaan jaringan jalan tidak Pemberdayaan masyarakat untuk Melibatkan masyarakat dalam peningkatan
2 Jalan Lingkungan Peningkatan kualitas jaringan jalan
sesuai dengan standar teknis meningkatkan kualitas jaringan jalan kualitas jaringan jalan
BAB V
5.2 Skenario pentahapan penanganan permukiman
kumuh
Berdasarkan konsep penanganan, pengembangan,
- 7 unit bangunan yang tidak memiliki keteraturan Pengaturan garis sempadan, dan
Penegakan peraturan pendirian bangunan Penataan kawasan permukiman
bangunan penertiban IMB
1 Bangunan Hunian
- 17 unit bangunan yang tidak memenuhi Pemugaran pada kawasan Penyediaan rumah yang layak dan sesuai dengan
standar teknis Rehab bangunan hunian
persyaratan teknis permukiman kumuh
- 12 unit rumah tangga yang tidak memiliki sistem Penyediaan jamban keluarga yang
Penyediaan jamban keluarga/MCK
pengelolaan air limbah dilengkapi dengan septictank
Peningkatan pelayanan air bersih dan
5 Sanitasi/Air Limbah
kualitas sarpras pengelolaan air limbah
- 4 unit prasarana dan sarana pengelolaan air Penyediaan sistem pengelolaan air
Penyediaan septictank komunal/IPAL
limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis limbah secara komunal
TAHUN PELAKSANAAN
NO KRITERIA/PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME
2017 2018 2019 2020 2021
PENINGKATAN KUALITAS & PENCEGAHAN
- Sosialisasi peraturan
1 Penataan bangunan hunian KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls
pendirian bangunan
- Pembangunan Instalasi
RT 03/RW 01 31 KK
perpipaan air minum
Peningkatan pelayanan
5
penyediaan air bersih
- Sosialisasi terkait air bersih
KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls
yang layak komsumsi
- Pembangunan jamban
RT 03/RW 01 12 Unit
keluarga
Peningkatan pelayanan dan
6 kualitas sarpras pengelolaan
air limbah
- Pembangunan IPAL
RT 03/RW 01 1 Unit
komunal
TAHUN PELAKSANAAN
NO KRITERIA/PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME
2017 2018 2019 2020 2021
PENINGKATAN KUALITAS & PENCEGAHAN
- Pelatihan keterampilan
KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls
daur ulang sampah
Peningkatan kapasitas
9 Sosial Seluruh wilayah kelurahan 1 LS
masyarakat
- Sosialisasi peraturan
1 Penataan bangunan hunian KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls DINAS PU
pendirian bangunan
DINAS PERKIMTA/
- Pembangunan Drainase RT 03/RW 01 1066 m
DINAS PU
Peningkatan kualitas
4 - Sosialisasi tentang standar
drainase lingkungan
teknis pembangunan KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls DINAS PU
infrastruktur
- Pembangunan Instalasi
RT 03/RW 01 31 KK DINAS PU/PDAM
perpipaan air minum
Peningkatan pelayanan
5
penyediaan air bersih
- Sosialisasi terkait air bersih
KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls DINAS PU/PDAM
yang layak komsumsi
- Pembangunan jamban
RT 03/RW 01 12 Unit DINAS KESEHATAN
keluarga
Peningkatan pelayanan dan
6 kualitas sarpras pengelolaan
air limbah
- Pembangunan IPAL
RT 03/RW 01 1 Unit DINAS PU
komunal
- Pelatihan keterampilan
KELURAHAN SALOMENRALENG 1 Ls BLHD
daur ulang sampah
Peningkatan kapasitas
9 Sosial Seluruh wilayah kelurahan 1 LS KOTAKU
masyarakat
DINAS PERINDAG/
Pelatihan kewirausahaan Seluruh wilayah kelurahan 1 LS
PERBANKAN
10 Ekonomi
Penguatan KSM ekonomi
Seluruh wilayah kelurahan 1 LS KOTAKU
bergulir
BAB VI
PENUTUP DAN TINDAK seperti BDI KOTAKU, APBD Prov, APBD Kabupaten.
b. Masyarakat berkomitmen merawat dan
LANJUT memelihara aset yang dibangun dengan adanya
pembentukan KPP (Kelompok Pemanfaatan dan
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemerintah
Pemeliharaan).
daerah dan masyarakat Kelurahan Salomenraleng.
3. Kesiapan kelembagaan LKM Makkaratte terhadap
1. Komitmen pemerintah daerah Kelurahan
datangnya realisasi usulan kegiatan
Salomenraleng dalam penanganan kumuh
a. Kelembagaan LKM Makkaratte berkomitmen akan
a. Realisasi program atau kegiatan dari kabupaten
terus memperbaiki diri guna mempersiapkan
maupun pusat akan diarahkan paling utama di
berbagai kemungkinan kebutuhan realisasi
kawasan permukiman kumuh terlebih dahulu.
kegiatan yang ada. Terutama dari sisi UPK dan
b. Usulan kegiatan ke kecamatan setiap musrenbang
kelembagaan atau keaktifan perangkat LKM
tahunan, akan mengutamakan usulan kegiatan
Makkaratte sendiri.
dari kawasan permukiman kumuh terlebih dahulu.
2. Komitmen pemerintah daerah dan masyarakat
Kelurahan Salomenraleng menerima dan menjaga
pemeliharaan aset
a. Pemerintah daerah dan masyarakat Kelurahan
Salomenraleng khususnya masyarakat