______________________
NIM. 1516.03.006
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui,
Menyetujui,
Komisi Penguji Skripsi
1 Ketua 1........................................
2 Anggota 2........................................
3 Anggota 3........................................
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
DAFTAR ISI
Table of Contents
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.....................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................6
BAB I.............................................................................................................................8
PENDAHULUAN......................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................13
BAB II KERANGKA TEORITIS..................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................14
BAB V PENUTUP...........................................................................................14
BAB II.........................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................15
1. Komunikasi.........................................................................................................15
a. Pengertian Komunikasi..................................................................................15
1. Strategi Komunikasi..........................................................................................15
a. Pengertian Strategi Komunikasi.......................................................................15
b. Komponen Strategi Komunikasi.......................................................................16
Pemilihan Media Komunikasi......................................................................................17
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi.........................................................................17
Peran Komunikator dalam Komunikasi....................................................................17
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kasus perceraian di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam rentang
waktu antara tahun 2015 hingga 2017. Dalam kurun waktu dua tahun, jumlah
perkara pengajuan cerai talak (suami) dan cerai gugat (isteri) yang terjadi di 29
Pengadilan Tinggi Agama yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2015
sebanyak 353.843 perkara, terdiri dari 99.981 cerai talak dan 253.862 cerai gugat.
Dalam hal tersebut kasus perceraian menunjukkan rata-rata terjadi sebanyak
29.487 setiap bulan atau 983 perceraian setiap harinya, atau 40 kasus perceraian
setiap jamnya. Pada tahun 2016 perceraian setiap harinya sebanyak 365.654,
dengan rata-rata kasus perceraiannya terjadi sebanyak 29.487 perceraian setiap
bulannya, atau 983 setiap harinya, atau 40 kasus perceraiannya setiap jamnya.
Tahun 2017 terjadi 374.516 perceraian, dengan rata-rata terjadi 31.209 perceraian
setiap bulannya, atau 1.040 perceraian setiap hari, atau 43 kasus perceraianya
setiap jamnya (Nisa dkk, 2019)
Kasus perceraian tahun 2018 di Indonesia tercatat mengalami kenaikan,
dengan angka menyentuh 408.202 kasus. Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan
Jawa Tengah secara berturut-turut merupakan tiga wilayah dengan jumlah kasus
perceraian terbanyak. Tercatat pada tahun 2018 kasus perceraian di Jawa Timur
88.955 kasus perceraian, diikuti oleh Jawa Barat dengan 87.307 kasus dan Jawa
Tengah dengan 75.557 Kasus Perceraian (Nisva dan Ratnasari, 2020).
Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah dengan tingkat kasus
perceraian tertinggi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir angka perceraian
mencapai 80 ribu kasus tiap tahunnya. Kasus perceraian di Pengadilan Agama
Kabupaten Bogor cukup memprihatinkan dalam tiga tahun terakhir terjadi
kenaikan jumlah kasus perceraian. Pada tahun 2016 terdapat 4.162 kasus dan pada
tahun 2017 terdapat 5.227 kasus perceraian terjadi kenaikan sebanyak 480 kasus.
Semantara pada tahun 2018, jumlah kasus perceraian menyentuh angka enam
ribu, yakni 5.993 kasus, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 6.742 kasus
perceraian artinya terjadi kenaikan sebanyak 918 kasus. Adapun pada Januari-
Agustus 2020, terjadi penurunan angka perceraian sebanyak 3.868 kasus
perceraian di Kabupaten Bogor (Pengadilan Agama Bogor).
Faktor-faktor penyebab perceraian terdiri atas empat faktor yaitu, 1) usia
muda saat menikah, 2) tingkat pendapatan, 3) perbedaan perkembangan sosio-
emosional di antara pasangan, dan 4)sejarah keluarga berkaitan dengan
perceraian. Sementara penelitian lain menyebutkan delapan faktor yang
mempengaruhi perceraian yakni 1) usia saat menikah, 2) pendidikan, 3) lokasi, 4)
ras, 5) pernikahan orang tua, 6) kepemilikan anak, 7) status pekerjaan dan 8)
keuangan (Nisva & ratnasari, 2020).
Data statistik Pengadilan Agama Cibinong mencatat tentang faktor
penyebab perceraian sebagai berikut; 1) masalah ekonomi, 2) perselisihan dan
pertengkaran terus menerus, 3) meninggalkan salah satu pihak, 4) kekerasan
rumah tangga, 5) murtad, 6) poligami, 7) dihukum penjara, 8) cacat badan, 9) judi
dan mabuk. Dari beberapa faktor penyebab perceraian tersebut jika dilihat dari
data statistik maka dapat disimpulkan penyebab perceraian di kabupaten Bogor
adalah faktor perselisihan dan pertengkaran terus-menerus menduduki peringkat
paling tinggi, pada tahun 2019 mencapai 5.563 gugatan sedangkan periode
Januari-Agustus 2020 tercatat 2.520 gugatan (Laporan Tahunan PA Cibinong,
2020).
Peningkatan kasus perceraian menghambat pencapaian taraf keluarga yang
kuat dan utuh pada masyarakat kabupaten Pamijahan sehingga perlu adanya
pencerahan berupa bimbingan dan pembinaan, baik itu berasal dari tokoh
masyarakat, tokoh agama, psikiater, atau bahkan diperoleh dari lembaga
pemerintah yang berwenang dan bertugas dalam pembinaan perkawinan yang
tujuannya untuk mencegah perceraian dan mampu meningkatkan pemahaman
mengenai konsep keluarga harmonis (sakinah) demi terciptanya keluarga yang
kuat dan utuh (Rosadi, 2019).
Keluarga yang kokoh yaitu keluarga yang menciptakan generasi penerus
berkualitas, berkarakter kuat sehingga terjadi pelaku-pelaku kehidupan
masyarakat dan akhirnya membawa kejayaan sebuah bangsa. Ketika menyeru dan
memberi gambaran tentang indahnya pernikahan, Islam memperlihatkan berbagai
fungsi serta menunjukkan manisnya kehidupan keluarga yang akan memiliki
implikasi terhadap kehidupan individu dan masyarakat itulah diantara nikmat
Allah Swt dan sebagai dari tanda-tanda kekuasaan-Nya yang dipersiapkan dan
dipilihkan untuk hamba-Nya agar kehidupannya bisa berjalan dengan baik dan sisi
keluhnya bisa dijernihkan. Sebuah keluarga menginginkan agar sakinah,
mawaddah dan warahmah. Sesuai al-Qur’an surat ar-Rum ayat 21 yang
menyatakan bahwa, tujuan berumah tangga (berkeluarga) adalah untu mencari
ketenangan dan ketentraman berumah tangga atas dasar mawaddah, dan rahmah,
saling mencintai antara suami istri (Maulana, 2019).
و ٖمBۡ Bَت لِّق َ Bِ ۚةً ِإ َّن فِي ٰ َذلB َل بَ ۡينَ ُكم َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َمBا َو َج َعBBَ ُكنُ ٓو ْا ِإلَ ۡيهBج ا لِّت َۡس
ٖ َك أَل ٓ ٰي Bٗ ُكمۡ َأ ۡز ٰ َوBق لَ ُكم ِّم ۡن َأنفُ ِس
َ Bََو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ۡن َخل
٢١ َيَتَفَ َّكرُون
Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir” (ar-Rum ayat 21).
Surat ar-Rum ayat 21 ini merupakan bukti nyata kekuasaan Allah SWT.,
yang sudah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, karena setiap
manusia sejatinya ditakdirkan untuk mengarungi bahtera rumah tangga dari lawan
jenisnya dan memberikan ketenangan jiwa terhadap suami-isteri.
Pernikahan mampu membuat ketenangan jiwa antara pasangan suami dan
isteri. Selain itu, hikmah pernikahan yaitu untuk menutup kekurangan pasangan
masing-masing. Tetapi dalam mewujudkan keinginan tersebut bukanlah perkara
yang mudah, karena ternyata banyak permasalahan yang timbul dan mengganggu
bahtera rumah tangganya yang pada akhirnya menghambat cita-cita mulia
perkawinan itu. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah manajemen dari
setiap individu yang berkeinginan untuk mewujudkan keluarga sakinah,
mawaddah dan warahmah (Kusumadewi, 2019). Dalam mewujudkan keluarga
sakinah, mawaddah dan warahmah, maka pemerintah dalam hal ini Badan
Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP-4) atau badan dan
lembaga lain yang telah mendapat akreditasi dari Kementerian Agama
mengadakan kursus Calon Pengantin (Maulana, 2019).
Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4)
sebagai lembaga semi resmi yang bernaung dibawah Kementerian Agama
bergerak dalam pemberian nasihat perkawinan, perselishan dan perceraian.
Sebagaimana surat keputusan Menteri Agama No. 85 tahun 1961 yang
menetapkan Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelaestarian Perkawinan (BP-4)
sebagai satu-satunya badan yang berusaha pada bidang penasihatan perkawinan
dan pengurangan perceraian mengenai nikah, talak dan rujuk.
Badan Penasehatan Pembinaan dan pelestarian Perkawinan (BP-4)
merupakan salah satu lembaga yang memberikan bimbingan dan penasehatan
kepada keluarga yang bermasalah dan kepada calon pengantin yang ingin
menikah. Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4)
merupakan badan atau lembaga yang bertugas membantu Kementerian Agama
dalam meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga
sakinah dan pendidikan agama di lingkungan keluarga (Amaliah, 2019).
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian
Agama Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin, Bab 1
Pasal 1 Ayat 2, BP-4 mengadakan Kursus Calon Pengantin yang disingkat
sucantin merupakan pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
dalam waktu singkat kepada calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga
atau keluarga. Tujuan Suscantin adalah untuk meningkatkan pemahaman
pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan
keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah serta mengurangi angka
perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tujuan
sucantin ini sejalan dengan tujuan perkawinan seperti yang dicantumkan dalam
Undang-undang (Maulana, 2019).
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan untuk terbentuknya hidup
berkeluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah belum tercapai jika dilihat
dari peningkatan angka perceraian khususnya Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian dirasa penting untuk
dilaksanakan dengan mengusung judul “Strategi Komunikasi Badan Penasihatan
Pembinaan dan Pelestarian (BP-4) Dalam Membina Calon Pengantin (Studi Kasus
di KUA Pamijahan Kabupaten Bogor)”.
Rumusan Masalah
Penelitian ini akan berfokus pada strategi komunikasi BP-4 dalam
membina calon pengantin menuju rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan
warrahmah di KUA Kecamatan. Pamijahan. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi BP-4 dalam membina calon pengantin di
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor?
2. Bagaimana proses mediasi yang dilakukan oleh Badan Penasihatan
pembinaan & Penyelesaian Perceraian (BP-4) pada pasangan suami istri
yang ingin bercerai?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi BP-4
dalam membina calon pengantin di Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor?
Tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan strategi komunikasi BP-4 dalam membina calon
pengantin di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
2. Mendeskripsikan proses mediasi yang dilakukan oleh Badan Penasihatan
pembinaan & Penyelesaian Perceraian (BP-4) pada pasangan suami istri
yang ingin bercerai.
3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan hambatan strategi komunikasi BP-
4 dalam membina calon pengantin di Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor.
Manfaat Penelitian
Diharapkan, penelitian ini mampu memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi perkembangan
ilmu komunikasi pada umumnya. Penelitian ini mencoba menerapkan
Strategi Komunikasi Lembaga BP-4 dalam membina kepada calon
pengantin yang ingin menikah yang dilakukan KUA Pamijahan Bogor
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi BP-4 untuk
membina hubungan dengan menerapkan konsep strategi komunikasi.
3. Penelitian ini memberikan rekomendasi mengenai dimensi yang perlu
diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui komunikasi.
Sistematika Penulisan
Sistematika dibuat untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan
skripsi ini, peneliti membuat sistematika secara gambaran umum sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah yang menjelaskan kondisi permasalahan
yang terjadi dan membatasi serta merumuskan permasalahan.
Selain itu ada tujuan dan manfaat yang digunakan.
BAB II KERANGKA TEORITIS
Tinjuan Pustaka sebagai bahan perbandingan referensi dan
sistematika penelitian yang menjadi gambaran umum dalam
penulisan. Selain itu menjelaskan tentang teori-teori yang
mendasari permasalahan pada penelitian untuk digunakan dalam
penulisan skripsi yang bertujuan untuk menganalisa dan
merancang sistem yang diperoleh dari berbagai seumber referensi
seperti buku-buku yang bersangkutan, jurnal, artikel, dan data-
data dari internet yang jelas akan sumbernya. Landasan fokus
pada skripsi ini yakni pengertian strategi komunikasi, pembinaan
pada calon pengantin dan program (Suscantin) khursus calon
pengantin.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang latar belakang berdirinya lemabaga BP-4
(Badan Penasihatan Pembinaan dan Penyelesaian Perceraian), Visi
dan Misi BP-4, Struktur Organisasi BP-4, Profil Program BP-4.
Selain itu membahas hasil temuan penelitian dan analisis data yang
diperoleh dari BP-4 tentang strategi komunikasi BP-4 (Badna
Penasihatab Pembinaan dan Penyelesaian Perceraian dalam
membina calon pengantin di Kecamatan Pamijahan.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari aspek permasalahan
yang menjadi topic pembahasan pada penulisan skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna. Maka dua orang yang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan
(Effendy:2005).
Adapun pengertian komunikasi secara istilah diantaranya dikemukakan oleh
sebagian para ahli antara lain:
1. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat sikap.
2. Menurut Harold Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan
efek tertentu
3. Sedangkan definisi menurut pakar komunikasi Indonesia Onong Uchjana
yaitu proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau perilaku baik secara langsung dengan lisan maupun
tidak langsung melalui media (Anggraeni, 2015).
Maka komunikasi merupakan dua orang yang terlibat dalam percakapan
melalui media atau langsung da nada kesamaan makana mengenai percakapan
berlangsung maka akan menimbukan efek atau timbal balik.
1. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana operasionalnya (Effendy, 2005).
Sedangkan secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahas Latin
yaitu “Communicare” yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain yang mengharapkan jawaban, tanggapan, maupun arus balik (feedback)
dari orang yang diajak bicara (John Fiske dalam Anggraeni, 2015) jadi Strategi
komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication
planning) dengan menggunakan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi
ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-
waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy, 2005)
Strategi komunikasi adalah suatu perancanaan komunikasi dengan
menggunakan menejemen komunikasi untuk mencapai tujuan dan mendapatkan
jawaban atau tanggapan, maupun feedback dari pembicara.
2. Komunikasi Interpersonal
a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses
penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan
penerima (receiver) baik langsung maupun tidak langsung (Irawan, 2017)
DeVito dalam Muliana (2019) mendefinisikan komunikasi interpersonal
sebagai pengirim pesan-pesan dari individu dan diterima oleh individu lain atau
sekelompok individu dengan efek dan umpan balik secara langsung. Komunikasi
interpersonal dapat menjadi sebuah sarana untuk belajar memahami diri sendiri,
individu lain, bahkan dunia, karena melalui komunikasi interpersonal individu
dapat mengetahui siapa dan bagaimana individu lain serta dapat mengetahui
pendapat lawan bicara tentang diri sendiri.
Nasrullah dalam Diasmoro (2016) menyatakan komunikasi interpersonal
yang ditandai adalah komunikasi yang terjadi diantara satu individu dengan
individu yang lainnya secara tatap muka yang ditandai dengan suatu proses
pertukaran makna. Ciri-ciri komunikasi interpersonal adalah komunikasi berada
dalam jarak yang dekat, peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal.
Berdasarkan dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal adalah proses dan pertukaran pesan yang dilakukan oleh individu ke
individu lainnya atau sekelompok individu secara verbal maupun non verbal yang
ditandai dengan suatu proses pertukaran makna dan serta komunikasi
interpersonal dapat belajar untuk memahami diri sendiri, individu lain serta dapat
mengetahui pendapat lawan bicara tentang diri sendiri
3. Keluarga Sakinah
a. Pengertian Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Warrahmah
Keluarga adalah individu yang mengembangkan keintiman melalui
perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family
identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita depan (Sari,
2018). Sedangkan keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina berdasarkan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara
layak dan seimbang. (Mawardi, 2016).
Mawaddah adalah cinta yang penuh keikhlasan dalam menerima
kekurangan dan kelebihan orang yang dicintai, dan rahmah adalah rasa saling
mengagumi dan memiliki kebanggan pada pasangannya (Azis, 2020).
Warrahmah adalah kasih sayang, suasana kasih sayang antara anggota
keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan,
menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan dan akhlaq yang mulia
(Khairani, 2020).
4. Perceraian
a. Pengertian Perceraian
Perceraian adalah pemutusan tali perkawinan karena suatu sebab yang
disahkan oleh keputusan hakim atas tuntutan dari salah satu pihak atau kedua
belah pihak (Wijayanti, 2021). Dalam agama perceraian disebut talaq adari kata
ithlaq yang artinya melepaskan atau meninggalkan, talaq itu ialah menghilangkan
ikatan perkawinan pada istri yang tidak halal bagi suaminya. Dalam hal ini suami
tidak ada hak untuk istrinya (Wahyudi, 2020).
Talak secara bahasa berasal dari kata ithlaq, artinya melepaskan, atau
meninggalkan. Sedangkan menurut istilah syara’, talak yaitu :
حل ربطة الزواجو انهاء العالقة الزوجي
Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri
(Nisaurrizqiyah, 2018).
Maka talak atau perceraian adalah pemutusan tali pernikahan antara suami
istri karena suatu hal dan menyebabkan istri sudah tidak halal bagu suaminya dan
suami sudah tidak ada hak untuk istrinya.
5. Mediasi
Mediasi berasal dari bahasa inggris “ mediation” yang artinya
penyelesaian sebuah sengketa (konflik) yang melibatkan pihak ketiga sebagai
penengah atau penyelesaian sengketa penengah (Siagian, 2018).
Peran BP-4
Pembinaan Kepada
Mediasi
Calon Pengantin
1. Jenis Penelitian
Disain penelitian merupakan rancangan penelitian. Rancangan penelitian
disusun dengan mempertimbangkan pada jenis masalah yang dikaji dalam
penelitian, pengalaman pribadi peneliti, dan target atau sasaran dari pembacanya
dimana rancangan penelitian terdapat rencana dan prosedur atau strategi penelitian
meliputi asumsi-asumsi filosofis yang mendasari penelitian, hingga metode dalam
pengumpulan dan analisis serta interpretasi data (Nugrahani, 2014).
Jenis Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan
metode studi kasus (case studi). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
mendiskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi yang
terjadi, dan berusaha untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang ada
dalam meneliti sekolompok manusia atau suatu obyek dengan tujuan deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2008). Moleong dalam Bagaskara (2019)
menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif.
Deskriptif yaitu masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau
memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam
(syahrullah, 2018). Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang berlaku dan pengaruh-pengaruh yang
fenomenal (Nazir dalam Maulana, 2019).
3. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti dalam penelitiannya terkait suatu fenomena. Informasi yang berasal dari
informan merupakan data yang berasal dari informan merupakan data primer yang
sangat penting keberadaannya dalam suatu penelitian kualitatif (Febria, 2019).
Informan dalam penelitian ini adalah pejabat dan pegawai BP-4 Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor dan Calon Pengantin dari rantan umur 17-25 dan 25-
seterusnya.
2. Tugas Pokok, Fungsi, Visi dan Misi serta Motto KUA Kecamatan
Pamijahan.
KUA Kecamatan Pamijahan memiliki tugas pokok yaitu
melakukan pelaksanaan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama
Kabupaten khususnya di bidang Urusan Agama Islam dalam lingkup
wilayah Kecamatan, tepatnya Kecamatan Pamijahan.
KUA Kecamatan Pamijahan memiliki beberapa fungsi yang
dijalankan diantaranya sebagai berikut :
1. Statistik dan dokumentasi
2. Penyusunan surat, kearsifan dan rumah tangga kantor.
3. Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina
masjid, zakat, wakaf, dan ibadah sosial, serta pengembangan keluarga
sakinah.
4. Pembinaan pangan halal
5. Pembinaan kemitraan umat
6. Penyelenggaraan bimbingan manasik haji
PENYULUH PENGAWAS
KEPALA KUA
Dra. Titin Kartini 1. Didi Mardiwan
Drs. Paidillah
2. ABD. Gofar, S.Ag
Nip. 196607212009012002 Nip. 196702041994031005
PENGHULU PENGHULU
DRS. H. Arsudin Roy Fiqri, Ma
Nip. 196611011989031002 Nip. 190627000031004
HONORER
ADMINITRASI 1. M. Sudrajat
Rahmat Taufiq, S. Pd. I 2. Neli Haryaman
3. Iiis Aisah
P3N
(PEMBANTU PEGAWAI
PENCATATAN NIKAH)
4. Pembagian Kerja
Berdasarkan struktur keorganisasian KUA kecamatan Pamijahan di
atas, maka berikut pembagian kerja masing-masing :
Kepala KUA
1. Sebagai kepala kantor :
a. Melaksanakan sebagian tugas kantor Kementerian Agama
Kabupaten di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah
kecamatan.
b. Membantu pelaksanaan tugas pemerintah di tingkat Kecamatan
dalam bidang keagamaan.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas KUA kecamatan.
d. Melaksanakan tugas koordinasi penilik agama Islam, penyuluh
agama Islam, dan koordinasi / kerjasama dengan instansi lain di
kecamatan.
e. Selaku PPAIW, Pembina P2A kecamatan, ketua BP-4 kecamatan,
ketua LPTQ kecamatan, ketua Satgas Pembina gerakan keluarga
Sakinah dan Top KB kecamatan.
f. Bertanggung jawab tentang pembukuan uang muka cabang.
g. Bertanggung jawab tentang penggunaan dana DIPA KUA.
Sekretaris
1. Menerima surat-surat masuk dan mengirimkan surat-surat keluar serta
menggandakan dan mengarsip surat-surat penting.
2. Bertanggung jawab dalam pengetikan, penggandaan dan penyampaian
surat-surat.
3. Mengatur dan menyimpan daftar hadir (absensi) pegawai.
4. Mengatur dan menertibkan arsip-arsip dokumen dan statistik serta
menyelenggarakan administrasi kepegawaian.
5. Menyelesaikan dupikat NR dan administrasi, mengerjakan buku-buku,
laporan-laporan, dan membantu mengerjakan penulisan buku kutipan
akta nikah (Model NA) serta melaksanakan tugas lain yang diberikan
pimpinan.
Bendahara
1. Mengelola keuangan dan laporannya dan menyetorkan biaya nikah ke
Kas Negara melalui Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah
2. Mengerjakan buku Kas Umum
Seksi-Seksi
a. Seksi Pendidikan Keluarga Sakinah dan Pengembangan membantu
kepala KUA untuk melakukan pembinaan dan pengembangan keluarga
sakinah.
b. Seksi Konsultasi Hukum dalam perkawinan membantu kepala KUA
untuk memberikan nasehat hukum yang berkaitan dengan masalah
perkawinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
c. Seksi Penasehatan Perkawinan dan Keluarga membantu kepala KUA
untuk memberikan penasehatan pada kedua mempelai dan masyarakat
lainnya tentang perkawinan dan keluarga.
d. Seksi Ibu Teladan membantu kepala KUA untuk mensukseskan
pembinaan keluarga sakinah.
e. Seksi Penerangan membantu kepala KUA untuk menyampaikan
berbagai ha seputar pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama
kecamatan Pamijahan kepada semua pihak terkait.
f. Seksi Usaha membantu kepala KUA untuk mengembangkan usaha-
usaha dalam rangka mengsukseskan tugas KUA kecamatan Pamijahan.
KEPALA
MAMAT SUDRAJAT, S.Ag, M,SI
NIP. 196203131987031003
SEKRETARIS BENDAHARA
NELY HARYAMAN S, N, SUMIATI, SH.I
Nip:.......................... Nip:.......................
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Rencana Kerja BP-4 Kecamatan Pamijahan untuk
mempertinggi mutu perkawinan dan mewujudkan rumah tangga
yang bahagia sejahtera serta kekal menurut agama islam.
2. Tujuan Khusus
a. Secara khusus BP-4 Kecamatan Pamijahan bertujuan.\
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
c. Memberikan penerangan kepada masyarakat tentang upaya-
upaya untuk membentuk keluarga sakinah.
d. Meningkatkan mutu penasihatan kepada calon penganten yang
akan memasuki jenjang rumah tangga.
e. Memberikan penerangan dan nasehat mengenai nikah dan rujuk
kepada yang akan melakukannya baik perorangan maupun
kelompok.
f. Memberikan bantuan dalam mengatasi masalah perkawinan
keluarga.
g. Memberikan bimbingan dan penyuluhan Undang-Undang
Perkawinan serta hukum munakahat.
c. Saran
1. Umum
a. Terwujudnya rumah tangga bahagia bagi setiap pasangan
suami istri.
b. Hubungan dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait.
2. Penasehatan Preventif
Yaitu penasehatan yang dilakukan baik berupa penyuluhan, kursus-
kursus dan bimbingan seperti :
1. Penyuluhan mengenai perkawinan kepada remaja usia nikah.
2. Memberikan penerangan lewat kursus bagi para calon penganten.
3. Memberikan bimbingan dalam upaya membentuk keluarga
sakinah.
4. Penasehatan Perselisihan Perkawinan
Penasehatan dan pengarahan yang diberikan kepada para pihak dari
keluarga yang tengah menghadapi konflik keluarga.
2. Faktor Penghambat
a. Calon Pengantin yang kurang aktif
Ketika pembinaan calon pengantin dilaksanakan terkadang calon
pengantin memiliki sikap yang tertutup mengakibatkan kurang aktif
dalam mengikuti jalnnya materi, karena calon pengan pengantin yang
malu-malu untuk melakukan mengajukan pertanyaan tentang materi
yang disampaikan oleh pembina. Sebagaimana hasil wawancara saya
dengan calon pengantin yang mengatakan :
“ dalam pembahasan ada yang kurang dimengerti mungkin dari
saya pribadi, mau nanya tetapi malu jadi saya diam saja”
Calon pengantin yang bersikap tertutup menjadi salah satu
penghambat proses komunikasi yang dilakukan pembinaan kepada
calon pengantin, dimana pembina sulit mengetahui apakah calo
engantin mengerti ata tidak terkait materi yang disampaikan.
b. Tidak adanya media sosial
Media sosial sebagai media yang menjadi hal yang banyak digunakan
dimasa sekarang, yang berguba untuk mempermudah mencari
informasi dan sarana berkomunikasi. BP-4 Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor tidak mempunyai media social yang mana media
tersebut untuk mempermudah BP-4 untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya pembinaan Calon pengantin
untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. BP-
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi komunikasi BP-4 dalam
pembinaan calon pengantin di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan calon
pengantin adalah komunikasi interpersonal dengan teknik informatif dan
persuasif. Selain itu strategi komunikasi yang digunakan oleh pembina BP-
4 adalah strategi secara komunikasi dialogis dengan menggunakan metode
ceramah, narasi, tanya jawab, dan simulasi. Pembinaan BP-4 belum
memiliki strategi khusus, sehingga materi yang dilakukan tergantung oleh
masing-masing pembina dan cara memandang sasaran komunikasinya.
2. Program mediasi BP-4 dengan menggunakan teknik komunikasi informatif
dan persuasif yang dilakukan secara langsung antara mediator dengan
suami-istri yang ingin bercerai. Namun pada kenyataannya program
mediasi BP-4 ini tidak berjalan dengan semestinya karena adanya lembaga
lain yang lebih berperan secara langsung dalam menangani kasus
perceraian.
3. Faktor pendukung strategi komunikasi BP-4 dalam membina calon
pengantin adalah pembina BP-4 yang sudah terlatih dan bekerja sama
dengan banyak pihak. Sedangkan, faktor-faktor penghambatnya adalah
calon pengantin yang kurang aktif, tidak adanya media sosial, dan tidak
adanya sosialisasi antara BP-4 kepada masyarakat dan aparat pemerintah
desa.
B. Saran
Dalam hal ini, peniliti memberikan beberapa saran yang berhubungan
dengan strategi komunikasi interpersonal pembina BP-4 pada pelaksanaan
pembinaan calon pengantin di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor,
yaitu:
1. Diharapkan kepada pembina untuk menetapkan strategi komunikasi yang
bisa jadi acuan untuk diterapkan agar pada saat pelaksanaan pembinaan
calon pengantin komunikasi dan penyampaian pesan/materi bisa berjalan
efektif.
2. Diharapkan untuk BP-4 mempunyai media sosial, karena di era modern ini
media sosial adalah salah satu cara untuk memebrikan informasi tentang
program-program yang ada di BP-4 selain itu diharapkan untuk BP-4
bersosialisasi kepada masyarakat tentang seberapa pentingnya program-
program yang berada pada BP-4 dan menjalin kerja sama kepada aparatur
desa untuk sosialisasi tentang program-program yang ada di BP-4. Dalam
hal ini untuk mewujudkan berjalannya program-program yang ada di BP-
4.
3. Kepada calon penngantin agar berperan aktif dan bersikap terbuka dam
mengikuti pembinaan calon pengantin untuk kebaikan calon pengantin.
i