Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

PADA POSTER FILM NOMADLAND KARYA CHLOE ZHAO


Amira Nurifkah M
Universitas Pendidikan Indonesia
amiranurifkah@gmail.com
Abstrak
Poster merupakan suatu karya yang mengunakan beragam elemen visual macam warna, tata
letak, konsep, ilustrasi, dan imajinasi. Dalam film, poster film menjadi salah satu solusi dalam
memperkenalkan film kepada khalayak ramai. Poster film banyak ditemui dengan merincikan
gambar dan teks yang merepresentasikan isi film tersebut dengan singkat serta terarah. Penelitian
ini menganalisis poster film Nomadland karya Chloe Zhao dengan pendekatan semiotik
Ferdinand De Saussure. Penelitian ini bertujuan untuk menambah referensi pengetahuan
mengenai semiotika dalam poster yang menjadi perhatian pertama bagi pembaca maupun
penonton. Selain itu Semiotika pada poster film memiliki upaya dalam merepresentasikan tanda
yang dapat memberikan hubungan secara signifikan dengan film. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang
berfokus pada tanda-tanda yang tersirat pada poster film Nomadland. Pembuatan poster film
Nomadland memberikan gambaran kepada khalayak terhadap symbol-simbol yang menegaskan
adanya semiotika dalam penempatannya pada poster film tersebut.
Kata kunci: semiotic, poster film, Nomadland
Pendahuluan
Poster merupakan suatu karya yang mengunakan beragam elemen visual macam warna,
tata letak, konsep, ilustrasi, dan imajinasi. Anggreini (2014: 37) menyebutkan penggunaan
elemen-elemen tersebut menjadikan poster film dapat memperkenalkan diri dan meningkatkan
popularitasnya.

Pengaruh digitalalisasi yang cepat tentu menjadi perantara dalam kesuksesan publikasi
suatu informasi. Dalam film, poster film menjadi salah satu solusi dalam memperkenalkan film
kepada khalayak ramai. Poster film banyak ditemui dengan merincikan gambar dan teks yang
merepresentasikan isi film tersebut dengan singkat serta terarah. Sejatinya, penonton yang ingin
menonton film tersebut dapat dengan jelas menangkap maksud dari film yang akan ditontonnya.
Oleh sebab itu, poster film tentu menjadi publikasi yang tepat untuk memberikan suasana dan
gambaran kepada penonton untuk menonton film tersebut.
Film yang mengangkat tema perekonomian begitu sentimental di masyarakat, biasanya
karena menyangkut tentang kehidupan sosial. Dipilihlah poster film Nomadland sebagai objek
penelitian dan diimbangi dengan analisis semiotika yang berfokus pada tanda-tanda yang
menarik dalam poster film tersebut. Melalui analisis semiotika pada poster film ini, tentu
diharapkan dapat menjadi referensi pengetahuan mengenai semiotika dalam poster yang menjadi
perhatian pertama bagi pembaca maupun penonton yang yang ingin menonton film tersebut.

Semiotika adalah kajian ilmu mengenai tanda yang ada dalam kehidupan manusia serta
makna yang ada dibalik tanda tersebut (Halid, 2019). Semiotik dapat bermanfaat pada suatu
objek yang sangat kompleks terhadap pemaknaannya. Semiotik dapat juga dihubungkan dengan
cara mengeksplorasi makna yang dibangun dengan pembentukkan tanda yang beragam makna.

Salah satu orang yang mengemukakan mengenai semiotica adalah Ferdinand De


Saussure, menurut beliau semiotika merupakan pengakajian tanda yang terdapat di lingkungan
sosial yang meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda tersebut seperti hukum yang
membentuk tanda yang di kaji. Saussure memiliki prinsip dimana beliau mengungkap bahwa
dalam Bahasa merupakan sistem dari tanda dimana sitem tersbeut dapat terbagi menjadi dua,
yaitu signified (penanada) dan signifier (petanda). Yang dimaksud dalam signified disini yaitu
impresi atau sesuatu yang memiliki makna , sedangkan signifier atau petanda berupa fisik yang
dapat berupa suara, kata, ataupun sebuah gambar.

Semiotika pada poster film memiliki upaya dalam merepresentasikan tanda yang dapat
memberikan hubungan secara signifikan dengan film. Semiotika dalam poster film juga
bertujuan sebagai penanda pada ide dan realitas alur film.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika
Ferdinand de Saussure yang berfokus pada tanda-tanda yang tersirat pada poster film
Nomadland. Analisis semiotika yang mengkaji tanda-tanda yaitu konotasi dan denotasi. Konotasi
merupakan penandaan yang menghubungkan tanda yang tersirat dan tidak langsung. Denotasi
juga memfokuskan terhadap makna tersurat dan langsung.

Hasil dan Pembahasan


Nomadland adalah film karya Chloe Zhao yang dirilis pada tahun 2020. Film ini dibuat
berdasarkan buku nonfiksi “Nomadland: Surviving America in The Twenty First Century” karya
Jessica Bruder yang menceritakan tentang fenomena gaya hidup nomad pada masyarakat lansia
Amerika Serikat yang diakibatkan oleh resesi ekonomi. Nomadland dinobatkan sebagai juara
utama dari Academy Awards ke-93, atau yang lebih dikenal dengan Piala Oscars, dengan
kategori Best Picture.

Nomadland menceritakan tentang seorang wanita bernama Fern yang baru saja
kehilangan suami, pekerjaan, dan tempat tinggalnya sehingga memutuskan untuk hidup sebagai
nomaden dengan mengendarai mobil karavan yang dimilikinya. Dalam perjalanannya, Fern
bertemu dengan sesama nomaden lainnya dengan berbagai latar belakang dan saling bertukar
cerita sepanjang film berlangsung.

Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Poster Film Nomadland

Untuk melakukan analisa semiotika Ferdinand de Saussure pada poster film Nomadland,
perlu ditentukan objek-objek yang dapat digolongkan sebagai signifier beserta makna yang
terkandung di dalamnya sebagai signified. Untuk itu masing-masing pasangan tersebut akan
dibahas satu per satu sebagai poin-poin di bawah ini:

1. Dualitas langit fajar dan petang

Untuk menggambarkan isi dari filmnya, setting waktu dari poster Nomadland sengaja
dibuat ambigu. Dilihat dari hasil color grading pada obyek langit yang ada pada poster ini, di
mana kondisi langit dapat digolongkan baik sebagai langit fajar maupun langit petang,
Umumnya, waktu fajar dan petang merupakan latar waktu di mana seseorang sedang
beristirahat di rumahnya. Hal ini menegaskan bahwa karakter utama merupakan seorang
nomaden yang menganggap mobil karavan yang ia miliki sebagai rumahnya.

Selain itu, langit petang merupakan pertanda bagi orang-orang untuk segera pulang ke
tempat tinggalnya karena malam akan segera tiba, sedangkan langit fajar merupakan pertanda
bahwa hari akan dimulai. Hal ini mempertegas dualitas awal dan akhir yang tak terpisahkan
sebagai latar waktu dari film.

2. Pakaian tidur

Pada poster terlihat bahwa karakter utama sedang bersantai menggunakan pakaian berupa
satu set daster. Daster merupakan jenis pakaian yang digunakan seseorang untuk beraktivitas
dalam rumah dan nyaman digunakan untuk tidur. Hal ini menandakan bahwa latar tempat yang
diperlihatkan pada poster merupakan tempat yang dianggap sebagai rumah oleh karakter utama.

Selain itu, dalam banyak kebudayaan daster merupakan pakaian yang digunakan oleh
wanita dalam rumah untuk menonjolkan sisi keintiman keluarganya, Bagi karakter utama, mobil
karavan yang dia tinggali merupakan kesatuan rumah dan keluarga sekaligus.

3. Lentera

Sebuah lentera diletakkan tepat di samping karakter utama dengan jarak yang bisa diraih
dengan mudah. Lentera merupakan sebuah alat penerangan yang cocok digunakan saat sedang
menetap maupun bergerak karena durasi penerangannya yang relatif lama.

Dengan diletakannya lentera dalam jarak raih karakter utama, ini menandakan bahwa
karakter utama terbiasa menggunakan lentera sebagai alat penerangan dan siap untuk berpergian.
Adanya lentera tersebut juga menandakan bahwa latar tempat dari poster merupakan suatu
daerah yang tidak memiliki penerangan baik yang jauh dari keramaian kota.

Lentera juga merupakan simbol dari petualang yang akan berkelana jauh dari tempat ke
tempat meski harus menerobos kegelapan. Simbol ini menguatkan gaya hidup karakter utama
sebagai seorang nomaden.

4. Jemuran pakaian
Terdapat tali jemuran pada poster dengan pakaian dalam yang menggantung di atasnya.
Umumnya, pakaian dalam merupakan barang pribadi yang seharusnya tidak ditunjukan di tempat
publik atas rasa malu.

Adanya pakaian dalam yang dijemur ini menggambarkan persepsi karakter utama pada
latar tempat yang menganggap bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang cukup privat
baginya dan jauh dari kerumunan publik.

5. Karavan dan instalansi tenda

Pada poster terdapat dua objek yang jika disandingkan menonjolkan suatu pertanda yang
unik, yaitu kendaraan karavan dan instalansi tenda. Perlu diperhatikan bahwa interior kendaraan
karavan yang dimiliki karakter utama berisi peralatan sehari-harinya, sedangkan tenda yang
digunakan untuk berteduh merupakan instalansi tenda nonpermanen yang dapat dicopot pasang
dengan mudah.

Adanya kedua benda ini menegaskan bahwa sebenarnya tempat yang dianggap rumah
oleh karakter utama adalah mobil karavannya, sedangkan instalasi tenda tersebut hanya
merupakan tempat persinggahan sementara. Tersirat bahwa karakter utama sudah biasa
berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya.

Simpulan

Berdasarkan poster film yang terbahas, terdapat lima poin penting dalam aspek semiotika
yang telah dirincikan. Terdapat dualitas langit fajar dan petang, pakaian tidur, lentera, jemuran
pakaian, dan karayan serta instalasi tenda. Pembuatan poster film Nomadland memberikan
gambaran kepada khalayak terhadap symbol-simbol yang menegaskan adanya semiotika dalam
penempatannya pada poster film tersebut.

Daftar Pustaka

Anggreini, L. &. (2014). Desain Komunikasi Visual: Dasar-dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendikia.

Halid, Riska (2019). Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali Dan
Cakrabirawa Karya Ayu Utami. (Skripsi). Program Pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Hindarti, A. C. (n.d.). ANALISIS SEMIOTIKA POSTER FILM “PENGABDI SETAN” 2017.


Maharani, M., Patriansyah, M., & Mubarat, H. (2021). ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE
PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN.”
Besaung: Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 6(2).
Patriansah, M. (2020). POSTER ANALYSIS OF PUBLIC SERVICES ADVERTISING BY
SEPDIANTO SAPUTRA: STUDY OF SAUSSURE SEMIOTICS. Arty: Jurnal Seni
Rupa, 9(3), 203–214.

Anda mungkin juga menyukai