Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas
segala nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Rancangan Percobaan dengan baik dan tepat waktu,
serta mendapat kelancaran dalam menyusun makalah ini tentang “Percobaab
Faktorial 2x2 dengan RAL Taraf Kualitatif”. Tidak lupa shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya akan kita
nantikan kelak.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
4.1 Kesimpulan.................................................................................................22
4.2 Saran............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Pengamatan berulang (Ulangan)
Ulangan merupakan pengamatan yang dilakukan berulang kali
dalam waktu yang berbeda pada suatu objek untuk mengetahui
keragaman yang muncul pada respons.
Suatu percobaan biasanya dilakukan untuk menyelidiki apakah ada
perbedaan efek dari beberapa perlakuan terhadap suatu percobaan. Kerap kali
dijumpai bahwa hasil percobaan itu sebenarnya juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang diselidiki. Dengan adanya hal demikian maka didalam
menganalisis hasil percobaan harus diperhitungkan variabel-variabel yang
dianggap memengaruhi hasil percobaan. Terkadang suatu percobaan
digunakan hanya untuk menguji pengaruh dari satu faktor. Padahal dalam
kenyataannya banyak faktor yang memengaruhi suatu proses. Dalam hal ini,
rancangan perlakuan yang dapat digunakan adalah percobaan faktorial.
Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri atas
semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor (Steel dan Torrie
1991). Dengan kata lain, percobaan ini yang mencoba dua faktor atau lebih
dan masing-masing faktor terdiri dari dua level atau lebih, dimana semua taraf
setiap faktor dikombinasikan menjadi kombinasi perlakuan. Kombinasi
perlakuan ini merupakan satu kesatuan perlakuan yang dicoba dengan suatu
rancangan tertentu. Percobaan faktorial digunakan untuk melihat interaksi
antara faktor yang kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi
terhadap respon (positif). Namun adakalanya juga keberadaan faktor justru
menghambat kinerja faktor lain (negatif).
Analisis statistika yang biasa diterapkan pada percobaan uji daya hasil
adalah analisis ragam (ANOVA), dan analisis komponen utama (AKU).
Penilaian terhadap kedua analisis ini dianggap kurang memadai dalam
menganalisis keefektifan struktur data yang kompleks. Analisis ragam
merupakan suatu model aditif yang hanya menerangkan keefektifan pengaruh
utama. Anova mampu menguji interaksi tetapi tidak mampu menentukan pola
genotip atau lingkungan untuk meningkatkan interaksi. Sedangkan pada
2
analisis komponen utama hanya efektif menjelaskan pengaruh interaksi tanpa
menerangkan pengaruh utamanya.
Salah satu rancangan yang dapat digunakan dalam perancangan faktorial
adalah rancangan acak lengkap. Rancangan ini disebut juga rancangan dua
faktor dalam rancangan acak lengkap atau disingkat Faktorial RAL. Dalam
makalah ini, penulis ingin melakukan analisis variansi tentang Percobaan
Faktorial 2x2 dengan RAL Taraf Kualitatif.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Skala Respon Skala Respon
b1 b1
b2 b2
a1 a2 a1 a2
(1) (2)
Gambar (1) menunjukkan faktor A dan B yang tidak berinteraksi; Gambar (2)
memperlihatkan A dan B berinteraksi.
Model linier untuk percobaan faktorial yang terdiri dari 2 faktor (faktor
A dan faktor B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL adalah :
Y ijk =μ+α i+ β j+(αβ )ij +❑ijk
dimana i=1,2 , … , a ; j=1,2 ,… , b ; k =1,2 , … ,n
5
Keterangan :
Y ijk : pengamatan pada ulangan ke-k yang mendapat perlakuan
faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j
μ : rataan umum
αi : pengaruh faktor A taraf ke-i
βj : pengaruh faktor B taraf ke-j
(αβ )ij : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j
❑ij : komponen galat oleh faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke
j dan ulangan ke-k
a) Merumuskan Hipotesis
Pengaruh utama faktor A:
H 0 :α 1 =…=ai=0 (faktor A tidak berpengaruh terhadap respon yang
diamati)
H 1: paling sedikit ada satu i dimana α i ≠ 0
Pengaruh utama faktor B:
H 0 : β1 =…= β j=0 (faktor B tidak berpengaruh terhadap respon yang
diamati)
H 1: paling sedikit ada satu j dimana β j ≠ 0
Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B:
H 0 :¿ (Interaksi dari faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh terhadap
respon yang diamati)
H 1: paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana ( αβ )ij ≠0 (Interaksi dari faktor
A dengan faktor B berpengaruh terhadap respon yang diamati)
6
b) Perhitungan Analisis Ragam
i, j,k
7
c) Kriteria Pengambilan Keputusan:
Untuk Faktor A :
1. Jika FHitung < FTabel (0,05), maka H0 diterima, hal ini berarti faktor
A tidak berpengaruh nyata.
2. Jika FHitung ≥ FTabel (0,05), maka H0 ditolak, hal ini berarti faktor A
berpengaruh nyata.
3. Jika FHitung ≥ FTabel (0,01), maka H0 ditolak, hal ini berarti faktor A
berpengaruh sangat nyata.
Untuk Faktor B :
1. Jika FHitung < FTabel (0,05), maka H0 diterima, hal ini berarti faktor
B tidak berpengaruh nyata.
2. Jika FHitung ≥ FTabel (0,05), maka H0 ditolak, hal ini berarti faktor B
berpengaruh nyata.
3. Jika FHitung ≥ FTabel (0,01), maka H0 ditolak, hal ini berarti faktor B
berpengaruh sangat nyata.
Untuk Interaksi Kedua Faktor :
1. Jika FHitung < FTabel (0,05), maka H0 diterima, hal ini berarti
interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata.
2. Jika FHitung ≥ FTabel (0,05), maka H0 ditolak, hal ini berarti interaksi
kedua faktor berpengaruh nyata.
3. Jika FHitung ≥ FTabel (0,01), maka H0 ditolak, hal ini berarti interaksi
kedua faktor berpengaruh sangat nyata.
8
Faktor kualitatif → level/taraf yang dicobakan merupakan kelas-kelas atau
kategori
Contoh : jenis varietas : V1, V2, V3.
Dalam beberapa bidang tertentu seringkali respon yang muncul
merupakan akibat dari beberapa faktor. Bila respon yang muncul hanya
dipengaruhi oleh satu faktor dikenal dengan percobaan faktor tunggal.
Apabila faktor yang muncul lebih dari satu dikenal dengan percobaan
multi faktor (Widiharih, T 2007).
Percobaan dicirikan dengan perlakuan yang merupakan komposisi
dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf faktor dari faktor yang
dicobakan. Percobaan yang melibatkan dua faktor, faktor A mempunyai a
taraf dan faktor B mempunyai b taraf maka banyaknya kombinasi
dinyatakan dengan a x b x n. Dimana n adalah banyaknya ulangan.
Percobaan dua faktor dapat diaplikasikan secara langsung terhadap
seluruh satuan-satuan percobaan. Jika satuan percobaan yang digunakan
relatif homogen, maka disebut rancangan dua faktor dalam Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Jika satuan percobaan yang digunakan heterogen
dan memerlukan pengelompokan satu arah maka digunakan rancangan
dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL).
9
BAB III
PEMBAHASAN
Merumuskan hipotesis
a) Pengaruh Faktor Varietas Ikan (A)
H0 : Tidak ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel
varietas ikan nila
H1 : Ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel varietas
ikan nila
b) Pengaruh Faktor Pelet (B)
H0 : Tidak ada perbedaan bobot ikan nila akibat jenis pelet yang
digunakan
H1 : Ada perbedaan bobot ikan nila akibat jenis pelet yang digunakan
10
c) Pengaruh Faktor Varietas Nila dan Faktor Pelet (AB)
H0 : Faktor varietas ikan nila tidak berinteraksi dengan faktor pelet
H1 : Faktor varietas ikan nila berinteraksi dengan faktor pelet
Menentukan taraf signifikansi : 5% (α = 0,05%)
Kriteria Penolakan H0 : H0 ditolak jika taraf sig<0,05 atau Fhitung >Ftabel
i, j,k
11
= 160,067
d) Menghitung Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT – JKA – JKB – JK(AB)
= 12010,333 – 821,4 – 1288,067 – 160,67 = 9740,8
e) Ringkasan Perhitungan (Tabel ANOVA)
12
3.3 Analisis Data dengan MINITAB
13
Input kolom “Respon” pada Responses dan kolom “Ikan” & “Pakan” pada
Factors
Pada bagian Graph, pilih Four in one untuk Residual plots, dan pilih
Standarized untuk Residual for plots
14
Pada bagian Storage, pilih fit,residuals, standardized residuals
15
Pada Options, pilih Convidence level 95
16
Pada kolom select dengan “ikan” dan “pakan”
Klik OK
17
Output yang diperoleh dari Minitab sebagai berikut :
Method
Factor (-1; 0; +1)
coding
Factor Information
Factor Type Levels Values
Ikan Fixed 2 Best; Gift
Pakan Fixed 2 campuran;
murni
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Ikan 1 821,4 821,4 4,73 0,034
Pakan 1 1288,1 1288,1 7,42 0,009
Error 57 9900,9 173,7
Lack-of-Fit 1 160,1 160,1 0,92 0,342
Pure Error 56 9740,8 173,9
Total 59 12010,3
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
13,179 17,56% 14,67% 8,66%
5
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant 783,1 1,70 460,29 0,000
7
Ikan
Best 3,70 1,70 2,17 0,034 1,00
Pakan
-4,63 1,70 -2,72 0,009 1,00
campura
n
Regression Equation
18
Bera = 783,17 + 3,70 Ikan_Best - 3,70 Ikan_Gift - 4,63 Pakan_campuran
t + 4,63 Pakan_murni
R Large residual
19
Individual confidence level = 95,00%
20
3.4 Hasil Analisis
21
1) Faktor Varietas Ikan (A)
Pada perhitungan manual diperoleh Fhitung >Ftabel (4,73>4,00). Juga pada
perhitungan minitab diperoleh Pvalue <0,05 (0,034<0,05). Maka H0 ditolak,
jadi ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel varietas ikan
nila.
2) Faktor Pelet/Pakan (B)
Pada perhitungan manual diperoleh Fhitung >Ftabel (7,42>4,00). Juga pada
perhitungan minitab diperoleh Pvalue <0,05 (0,034<0,009). Maka H0
ditolak, jadi ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel jenis
pelet yang digunakan.
3) Faktor Varietas Ikan dan Pelet/Pakan (AB)
Pada perhitungan manual diperoleh Fhitung <Ftabel (0,92<4,00). Juga pada
perhitungan minitab diperoleh Pvalue >0,05 (0,342>0,05). Maka H0
diterima, jadi faktor varietas ikan tidak berinteraksi dengan faktor pelet.
Dalam hal ini, dapat juga melihat “grafik pengaruh faktor A dan B”. Pada
grafik terlihat tidak saling menyilang jelas bahwa faktor A dan B yang tidak
berinteraksi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
22
1. Berdasarkan analisa dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk Faktor
Varietas Ikan (A), ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh
variabel varietas ikan nila. Untuk Faktor Pelet/Pakan (B), ada
perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel jenis pelet yang
digunakan. Dan untuk Faktor Varietas Ikan dan Pelet/Pakan (AB),
terlihat bahwa faktor varietas ikan tidak berinteraksi dengan faktor
pelet.
2. Rancangan Acak Kelompok Percobaan Faktorial AxB adalah
rancangan acak kelompok yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor)
dalam klasfikasi silang yaitu faktor A yang terdiri dari a taraf dan
faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor tersebut diduga
saling berinteraksi.
3. Suatu faktor dikatakan kualitatif jika taraf-taraf faktor tersebut tak
dapat dinyatakan dalam nilai numerik pada setiap titik taraf itu.
4. Tujuan utama percobaan faktorial adalah untuk mengetahui pengaruh
satu faktor pada berbagai taraf faktor lainnya terhadap respon.
5. Dalam membandingkan Fhitung dengan F(1-α) tabel yang perlu
diperhatikan terlebih dahulu adalah Fhitung dari interaksi apakah nyata
(signifikan) atau tidak nyata (tidak signifikan).
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
23
Sulistyaningsih, Dwi Retno. "Analisis Varian Rancangan Faktorial
Dua Faktor RAL dengan Metode AMMI." Program Studi Matematika
(Skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro (2010).
Susilawati,Made.”Perancangan Percobaan.”Universitas
Udayana(2015).
Pamuji, Unib Sedya. "RANCANGAN ACAK LENGKAP
UNTUK MENGETAHUI PENGARUH JENIS PUPUK TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH." (2017).
24