Anda di halaman 1dari 1

TUGAS - PERLINDUNGAN DAN INOVASI TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN BASAH

Mampukah Siring Beton Tidak Merusak Ekologi Sungai ?

Kawasan tepi air adalah daerah pertemuan antara muka air dan daratan. Muka air yang
dimaksud adalah laut, sungai, dan danau. Kawasan tepian air disebut juga sebagai Waterfront. Oleh
karena Waterfront merupakan pertemuan antara muka air dengan daratan, maka kawasan Waterfront
dijadikan sebagai sumber kehidupan banyak makhluk yang hidup di bumi ini dan tidak bisa lepas
dari air. Dari lokasi Waterfront yang sangat strategis tersebut, maka tidak jarang masyarakat
menjadikan kawasan Waterfront tersebut sebagai tempat pemukiman bagi penduduk. Pada era
globalisasi ini banyak pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Sehingga
lingkungan mengalami kerusakan yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas kehidupan manusia
itu sendiri. Pembangunan kawasan Waterfront haruslah tidak merusak lingkungan alam yang ada
sehingga tema keselarasan dengan lingkungan dapat di tampilkan. Dalam pembangunan Waterfront,
harus memperhatikan faktor – faktor yang berpengaruh, system pengolahan dan pengelolaan yang
sesuai dengan kebutuhan dan didukung oleh kondisi lingkungan.

Kawasan Bantaran Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin sudah mengalami banyak
perubahan bentuk. Perubahan tersebut mulai dari penataan permukiman hingga area open space
bertema riverfront dengan sistem siring/tanggul beton. Hal positif ketika pemerintah berani
melakukan perubahan wajah kotanya, namun hal ini tidak memperhitungkan kerusakan ekologi
bantaran sungai yang harusnya mampu menahan kerusakan lingkungan khususnya ekosistem sungai.
Hal ini terbukti ketika para pemancing yang sulit mendapatkan ikan sungai yang dulunya mudah di
dapatkan dengan cara memancing di pinggiran sungai martapura ini. Permasalahan ini perlahan akan
menimbulkan kerugian yang begitu banyak nantinya bagi Kota Banjarmasin, belum lagi terkait
kondisi air sungai yag tercemar berat. Hal-hal tersebut mungkin bisa teratasi dengan menggunakan
tanggul alami dengan tanaman mangrove, hanya saja perlu penelitian yang cermat dengan
mempertimbangkan jenis ataupun pola penanaman tanaman mangrove tersebut. Apabila ingin
menambahkan fasilitas umum untuk masyarakat berupa taman, maka pilihannya adalah taman
mangrove tepi sungai. Taman ini juga dapat dipadukan dengan wisata kuliner konsep alam
berkarakteristik sungai itu sendiri. Infrastrukturnya pun akan mengikuti pola sungai dengan
memperhatikan dan meminimalisir kerusakan ekologi sungai itu sendiri. Mengingat begitu
banyaknya produk utilitas yang ramah lingkungan. Sehingga tidak semua bantaran Sungai Martapura
Kota Banjaramsin harus dijadikan ruang terbuka (open space) dengan desain beton yang belum tentu
mampu mempertahankan ekologi sungai itu sendiri.

DIFO MIFTAHUL FARIDL


2020525310004

Anda mungkin juga menyukai