Makalah Akar Dan Tajuk Tanaman
Makalah Akar Dan Tajuk Tanaman
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Manajemen Akar
dan Tajuk Tanaman” sebagai tugas mata kuliah Ekologi Tanaman Lanjutan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekologi
Tanaman Lanjutan Bapak Dr. Ir. Arman Effendi AR, MP. yang telah banyak memberi ilmu
dan pengetahuan dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat dan informasi yang baik bagi kemajuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Penulis sangat mengarapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi penyempuraan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Halaman
2. Akar Tunggang........................................................................................................... 6
3. Akar Serabut............................................................................................................... 7
4. Akar Adventif............................................................................................................. 8
iv
I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen akar
dan tajuk tanaman.
II AKAR TANAMAN
Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang pada umumnya terdapat di dalam
tanah yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam minaeral dari alam tanah ke batang.
Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, disesuaikan dengan fungsinya masing-masing.
Walaupun demikian namun pada tumbuhan tertentu khususnya tumbuhan yang memiliki
modifikasi batang terkadang sulit menentukan organ tersebut akar atau batang. Berikut ini
merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar:
1. Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat geotropic,
phototropic, dan hydrotropic.
2. Tidak memiliki mata tunas, nodus, dan internodus.
3. Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler
Fungsi dari akar yaitu membawa air dari dalam tanah menuju batang, absorbsi air dan
garam-garam mineral, tempat penyimpanan makanan, memperkokoh posisi tanaman, dan ada
beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosisntesis maupun respirasi.
Tajuk tanaman merupakan istilah untuk keseluruhan tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah dan biji. Macam-macam tajuk yaitu fastigate yang berbentuk seperti kubah,
columnar tajuk berbentuk silinder, cone-shape tajuk berbentuk kerucut, rounded berbentuk
bulat, spreading yaitu tajuk menyebat ke segalah arah, weeping yaitu tajuk yang menjari
kebawah, picturesque yaitu tajuk dengan pohon yang indah. Terdapat juga macam-macam
pola percabangan yaitu monopodial, simpodial, dan dikotom (Sitanggang et al., 2019).
3.1 Daun
Daun merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk fotosintesis umumnya
melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat/ duduk daun disebut buku/nodus. Jarak antar
nodus disebut ruas/internodus. Sudut antara batang dan daun ketiak daun/axilla. Umumnya
melebar kaya akan zat hijau daun/khlorofil. Daun biasanya pipih, lebar, bewarna hijau dan
memiliki bentuk paling beragam dibandingkan dengan organ tumbuhan yang lain. Daun pada
umumnya memiliki umur yang terbatas sehingga pada saat tertentu akan gugur dan pada
beberapa jenis tanaman meninggal bekas yang mat jelas seperti pada nangka (Artocarpus
heterophylla) dan singkong (Manihot uttilisima). Sepanjang masa hidup daun mengalami
perubahan warna yang pada saat mudah bewarna hijau muda, saat dewasa bewarna hijau tua,
namun menjelang gugur akan berubah warna menjadi pucat atau kekuningan.
Secara umum daun merupakan organ yang berperan sebagai penyerap, pengangkut,
pengolahan dan penimbunan zat-zat makanan. Berikut ini merupakan fungsi daun secara
umum yaitu menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang merah (Allium
cepa), mengambil zat-zat makanan (resorbsi), pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis),
penguapan (transpirasi), dan pernapasan (respirasi) (Sunarti et al., 2018).
3.1.1 Struktur Daun
Pada umumnya daun memiliki bagian-bagian (Gambar 5):
1) Upih/pelepah daun (vagina)
Merupakan bagian daun yang melekat /memeluk batang. Pelepah daun berfungsi
sebagai pelindung kuncup muda seperti terdapat pada tebu (Saccharum officinarum).
Menguatkan batang tanaman, upih sering membungkus batang, contoh: pisang (Musa
paradisiaca).
2) Tangkai daun (petilus)
Merupakan bagian daun mendukung helaiannya dan bertugas menempatkan helaian
daun, sedemikian rupa untuk mendapatkan cahaya matahari. Umumnya berbentuk silinder.
Bentuk tangkai daun yaitu bulat dan berongga, pipih dan tepinya melebar, dan bersegi, serta
setengah lingkaran.
3) Helaian daun (lamina)
Bentuk dan ukuran helaian daun bermacam-macam sesuai dengan jenis tumbuhan.
Sifat-sifat daun yang perlu diketahui meliputi bangunan daun (circumscriptio), ujung daun
(apex), pangkal daun (basis), susunan tulang daun (nervatio/venatio), tepi daun (margo),
daging daun (intervenium), dan permukaan daun,warna daun, aroma (Eriawati, 2017).
3.2 Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berasal dari koleoptil. Sifat umum batang yaitu
biasanya berbentuk silinder atau bersegi, mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan
pada buku ini terdapat daun tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya disebut juga dengan
Fototropisme, memiliki banyak percabangan (kelas dikotil), umumnya tidak berwarna hijau,
kecuali saat muda dan tanaman yang berumur pendek/semusim. Fungsi batang yaitu
mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun, bunga, buah, biji, dan
daun, memperluas bidang asimilasi melalui percabangan, sebagai wadah transportasi air dan
unsur hara serta hasil asimilasi, tempat penimbunan zat makanan, dan kadang-kadang bisa
sebagai alat perkembang biakan (Suharti et al., 2017).
3.2.1 Klasifikasi Batang
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
1) Tumbuhan tidak berbatang jelas (Gambar 7) merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai batang sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan-akan keluar dari
bagian atas akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus).
3.3 Bunga
Bunga merupakan taruk yang terkondensasi untuk menjadi organ reproduktif. Bagian-
bagian dimana munculnya bunga disebut dengan bract. Bunga memiliki tangkai bunga atau
panjang yang disebut dengan pedicel. Bagian pedicel memiliki bentuk mengembang (swollen),
spherical atau conical yang disebut dengan thalamus/ Receptacle. Daun-daun yang
membentuk bunga ditemukan pada: Sepal, Petal, Stamen, dan Carpel (Deswanti et al., 2018).
Gambar 9. Bunga Lengkap
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini yaitu morfologi akar leher/pangkal akar,
cabang-cabang akar, batang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar dan tudung akar.
Terdapat 4 daerah pertumbuhan pada ujung akar yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel,
daerah pembentangan, daerah diferensiasi atau pemasakan sel daerah pertumbuhan ini
strukturnya bervariasi tergantung jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah dan iklim.
Sistem perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut.
Tajuk tanaman merupakan istilah untuk keseluruhan tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah dan biji. Macam-macam tajuk yaitu fastigate yang berbentuk seperti kubah,
columnar tajuk berbentuk silinder, cone-shape tajuk berbentuk kerucut, rounded berbentuk
bulat, spreading yaitu tajuk menyebat ke segalah arah, weeping yaitu tajuk yang menjari
kebawah, picturesque yaitu tajuk dengan pohon yang indah. Terdapat juga macam-macam
pola percabangan yaitu monopodial, simpodial, dan dikotom.
Hubungan antara akar dan tajuk yaitu pada proses fotosintesis akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan daerah perakaran dan bagian tanaman yang lainnya. Tajuk melalui
proses fotosintesis menyediakan karbohidrat untuk akar, sedangkan akar akan menyerap air
dan hara dari dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tajuk.
5.2 Saran
Manajemen akar dan tajuk tanaman perlu dipelajari dan dipahami sebagai dasar ekologi
tanaman, maka dari itu diharapkan makalah ini akan sangat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S., dan P. Torey. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada
tanaman. Jurnal Bioslogos. 3(1).
Deswanti, P., Y. Fakhrurrozi dab S. Rahayu. 2018. Karakterisasi morfologi daun dan bunga
bebrapa varietas Hoya Coronaria dari kawasan hutan kerangan air anyir Bangka.
EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi, dan Mikrobiologi. 2(1): 3-9.
Eriawati. 2017. Karakteristik morfologi daun di Fakultas Tarbiyah dan keguruan sebagai
referensi morfologi tumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Biotik. 55-62.
Frasiandini, I., R. P. Puspitawati dan N. K. Indah. 2012. Struktur morfologi dan anatomi
Syringodium isoetifolium di pantai Kondang Merak Malang. LenteraBio. 1(2): 67-74.
Hartanto, D. 2018. Kajian kuat tarik (Tensile Strength) akar serabut rumput (studi kasus:
sepanjang jalan pawiyatan luhur-bendan duwur). Jurnal PRAXIS. 1(1): 41-48.
Karyati, J. R. Ransun dan M. Syafrudin. 2017. Karakteristik morfologis dan anatomis daun
tumbuhan herba pada paparan cahaya berbeda di hutan pendidikan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. 2017. Jurnal Agrifor. 16(2): 243-256.
Parwata, A., B. B. Santoso dan I. N. Soemeinaboedhy. 2017. Pertumbuhan dan distribusi akar
tanaman muda beberapa genotipe unggul jarak pagar (Jatropha curcas L.) superior
genotipe IGM. Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan. 3(2): 9-17.
Prasetyawati, Y. E., C. Wibowo dan S. W. Budi. 2018. Pengaruh keberadaan akar adventif dan
media tanam terhadap pertumbuhan stek cabang bambu betung (Dendrocalamus asper
Schult Backer ex Heyne) . Jurnal Silvikultur Tropika. 9(2): 109-115.
22
Raharjo, J. T., dan R. Sadono. 2008. Model tajuk jati (Tctona grandis) dari berbagai damili
pada uji keturunan umur 9 tahun. Jurnal Ilmu Kehutanan. 11(2): 89-95.
Sitanggang, E., T. F. Manurung dan S. Rifanjani. 2019. Identifikasi model arsitektur jenis
pohon famili lauraceae di Kawasan Arboretum Sylva Universitas Tanjung Pura
Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. 7(3): 1328-1337.
Suharti, Mukarlina dan D. Gusmalawati. 2017. Struktur anatomi akar, batang dan daun gaharu
yang mengalami cekaman kekeringan. Jurnal Protobiont. 6(2): 38-44.
Sunarti, S., V. Fitriana dan Suharyanto. 2018. Tingkat kesamaan Acacia mangium, Acacia
auriculiformis, dan hibridnya berdasarkan sifat anatomi akar, batang dan daun. Jurnal
Ilmu Kehutanan. 12: 234-247.
Ziraluo, Y. P. B. dan M. Duha. 2020. Diversity study of fruit producer Nias Islands. 2020.
Jurnal Inovasi Pertanian. 1(4): 683-694.
23