Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH EKOLOGI TANAMAN LANJUTAN

MANAJEMEN AKAR DAN TAJUK TANAMAN

Dosen: Dr. Ir. Arman Effendi AR, MP.

Oleh:

Hendra Pangondian Siahaan


2010247605
Magister Ilmu Pertanian

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS RIAU
PROGRAM PASCASARJANA
PEKANBARU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Manajemen Akar

dan Tajuk Tanaman” sebagai tugas mata kuliah Ekologi Tanaman Lanjutan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekologi

Tanaman Lanjutan Bapak Dr. Ir. Arman Effendi AR, MP. yang telah banyak memberi ilmu

dan pengetahuan dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan makalah ini dapat

memberikan manfaat dan informasi yang baik bagi kemajuan dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Penulis sangat mengarapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun demi penyempuraan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, November 2021

Hendra Pangondian Siahaan

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
II AKAR TANAMAN ............................................................................................... 3
2.1 Struktur Morfologi Akar ................................................................................... 3
2.2 Sistem Perakaran................................................................................................ 5
III TAJUK TANAMAN ............................................................................................. 9
3.1 Daun .................................................................................................................. 9
3.2 Batang ............................................................................................................... 12
3.3 Bunga ................................................................................................................ 16
3.4 Buah dan Biji..................................................................................................... 17
IV MANAJEMEN AKAR DAN TAJUK TANAMAN............................................. 20
V PENUTUP ............................................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 22
5.2 Saran .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar . Halaman

1. Struktur Akar Tanaman.............................................................................................. 4

2. Akar Tunggang........................................................................................................... 6

3. Akar Serabut............................................................................................................... 7

4. Akar Adventif............................................................................................................. 8

5. Bagian-Bagian Daun .................................................................................................. 10

6. Daun Lengkap dan Tidak Lengkap............................................................................. 12

7. Tidak Berbatang Jelas ................................................................................................ 13

8. Berbatang Jelas .......................................................................................................... 14

9. Bunga Lengkap .......................................................................................................... 16

10. Lapisan Pericarp ....................................................................................................... 18

iv
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sehingga tanaman
dijadikan sebagai bahan pangan dalam kelangsungan hidupnya terlebih tanaman buah-buahan
yang memiliki berbagai manfaat dalam kebutuhan sehari-hari (Ziraluo dan Duha, 2020).
Tanaman memiliki morfologi. Secara umum, morfologi tumbuhan mengkaji tentang
karakteristik dan fungsi organ vegetatif dan generatif, sistem perakaran, dan tajuk tanaman.
Mempelajari struktur atau bentuk luar dari organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga,
buah dan biji. Pada tumbuhan dikenal organ bagian vegetatif dan generatif. Akar, batang dan
daun termasuk organ vegetatif dan banyak melakukan fotosintesis. Struktur pokok tumbuhan
hanya terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Kelima struktur pokok ini dapat
mengalami perubahan bentuk atau yang lebih dikenal sebagai metamorfosis tumbuhan
(menjadi bentuk baru), misalnya bentuk rimpang (rhizoma), umbi (tuber), alat pembelit
(cirrhus), duri (spina), kuncup (gemma) dan alat tambahan (organaaccessoria) (Rosanti,
2013).
Istilah tajuk dipakai biasanya untuk menggambarikan morfologi atau ekologi suatu
komunitas pepohonan. Bentuk tajuk bermacam-macam dan sering kali khas untuk kelompok
tumbuhan tertentu. Bentuk itu ditentukan proses adaptasi dan bagaimana suatu individu
bertahan hidup di tempatnya tumbuh. Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan
sekitarnya. Dalam ilmu lingkungan, ekologi dijadikan sebagai ilmu dasar untuk memahami
interaksi dalam lingkungan. Maka manajemen akar dan tajuk tanaman sangat penting dalam
ekologi tanaman, karena untuk mengetahui hubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungannya maka kita harus mengetahui bagaimana sistem organisme atau makhluk hidup
itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat dalam topik makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur morfologi akar tanaman?
2. Apa saja jenis sistem perakaran?
3. Bagaimana morfologi tajuk tanaman berupa daun, batang, bunga, buah dan biji?
4. Bagaimana hubungan akar dan tajuk tanaman?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen akar
dan tajuk tanaman.
II AKAR TANAMAN

Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang pada umumnya terdapat di dalam
tanah yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam minaeral dari alam tanah ke batang.
Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, disesuaikan dengan fungsinya masing-masing.
Walaupun demikian namun pada tumbuhan tertentu khususnya tumbuhan yang memiliki
modifikasi batang terkadang sulit menentukan organ tersebut akar atau batang. Berikut ini
merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar:
1. Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat geotropic,
phototropic, dan hydrotropic.
2. Tidak memiliki mata tunas, nodus, dan internodus.
3. Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler
Fungsi dari akar yaitu membawa air dari dalam tanah menuju batang, absorbsi air dan
garam-garam mineral, tempat penyimpanan makanan, memperkokoh posisi tanaman, dan ada
beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosisntesis maupun respirasi.

2.1 Struktur Morfologi Akar


Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu akar primer dan akar adventif.
Akar primer adalah akar yang berasal dari calon akar (radikula) pada embrio. Akar primer
akan membentuk akar tunggang yang mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan
percabangannya, sedang akar adventif tidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Jaringan
penyusun akar adalah epidermis yang merupakan lapisan terluar, korteks dan silinder pusat.
Jangan penyusun akar tumbuhan yang mengadakan pertumbuhan sekunder berbeda dengan
akar yang tidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Akar yang mengadakan pertumbuhan
sekunder karena aktifitas kambium, menyebabkan terbentuknya jaringan-jaringan sekunder
sehingga terjadi perubahan struktur di bagian stele (Suharti et al., 2017).
Gambar 1. Struktur Akar Tanaman
Bagian-bagian akar yaitu (Gambar 1) leher/pangkal akar (collum), cabang-cabang akar
(radix lateralis), batang akar (corpus radica), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut akar
(pilus radicalis), ujung akar (apex radicalis) dan tudung akar (calyptra) (Suharti et al., 2017).
Terdapat 4 daerah pertumbuhan pada ujung akar, yaitu:
1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi meristem akar dari
keruakan dan membantu penetrasi akar ke dalam tanah. Sel-sel tudung akar sering berisi
amilum. Sel-sel ini tidak mempunyai susunan yang khusus atau tersusun dalam deret random.
Sel tersebut adalah kolumela. Tudung akar mengatur geotropi akar.
2. Daerah pembelahan sel
3. Daerah pembentangan
4. Daerah diferensiasi atau pemasakan sel daerah pertumbuhan ini strukturnya bervariasi
tergantung jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah dan iklim. Daerah ini
tersusun oleh jaringan-jaringan:
1). Epidermis, merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa ruang
antar sel. Pada kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar berkembang
dan sel-sel epidermis yang khusus, dan sel tesebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan
sel epidermis, dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri berasal dari pembelahan protoderm.
Epidermis akar yang berfungsi untuk penyerapan serta bulu-bulu akar mempunyai kutikula
yang tipis.
2). Korteks, Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Pada
beberapa akar beberapa tumbuhan air, sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak dijumpai ruang-
ruang udara, dan parenkim ini disebut aerenkim. Sel-sel korteks sering mengandung tepung,
kadang-kadang kristal. Dibawah epidermis sering terdapat selapis/dua lapis sel berdinding
tebal disebut hipodermis atau eksodermis. Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi
menjadi endodermis (Frasiandini et al., 2012).
3). Stele, bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Lapisan terluar yang
berbatasan dengan korteks adalah perisikel. Perisikel berfungsi untuk menghasilkan primordia
akar lateral, dan sebagian dan kambium pembuluh (yang menghasilkan floem dan xilem
sekunder). Sel-sel perisikel seperti halnya meristem apikal, bersifat diploid. Sistem pembuluh
akar terdiri atas unsur trakeal yang berlignin, dan diselingi oleh floem yang berdinding tipis
tersusun radial, di bagian tengah terdapat empulur yang terdiri atas sel-sel parenkimatis atau
sklerenkimatis, seperti pada akar kebanyakan tumbuhan monokotil. Akar mungkin
mempunyai jari-jari xilem satu sampai banyak. Berdasarkan jari-jari ini maka akar dinamakan
bersifat: 1. monoarkh apabila mempunyai 1 jari-jari xilem; 2. diarkh, apabila mempunyai dua
jari-jari xilem; 3. Triarkh apabila mempunyai 3 jari-jari xilem. Apabila akar mempunyai lebih
dari enam jari-jari xilem maka disebut poliarkh. Xilem pada akar dapat terdapat dibagian luar
atau mengumpul di bagian tengah, membentuk bangunan seperti bintang pada irisan
melintang. Kalau xilem terdapat di bagian luar maka bagian tengah terdapat empulur (Suharti
et al., 2017)

2.2 Sistem perakaran


Sistem perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar
tunggang (tap roots) merupakan akar lembaga (radicula) yang tumbuh terus menjadi akar
utama dan bercabang-cabang lebih kecil. Akar serabut (adventitious roots) merupakan akar
lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya tidak berkembang, tetapi pada pangkal batang
keluar akar yang banyak dengan ukuran relatif sama. Kedua sistem perakaran ini akan
mengalami percabangan untuk memperluas penyerapan unsur hara dan memperkuat
berdirinya batang.

2.2.1 Akar Tunggang (Radix primaria)


Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan. Sistem akar ini biasa terdapat
pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
Pada waktu perkecambahan, radikula terus tumbuh menjadi akar primer, dan akar primer ini
terus tumbuh dan bercabang-cabang (Gambar 2). Sistem akar tunggang hanya di temukan
pada tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalu biji), tetapi tidak bila
diperbanyak secara vegetatif (stek dan cangkok).

Gambar 2. Akar Tunggang (Pratawa, 2017)

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan menjadi:


1) Akar tunggang tidak bercabang
Cabang hanya berupa serabut akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak merupakan
cabang karena berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tunggang tersebut
berfungsi sebagai tempan penimbun zat cadangan makanan. Akar tunggang tidak bercabang
dibedakan menjadi berbentuk tombak, pangkal besar meruncing ke ujung, seperti terlihat pada
wortel (Daucus carota), berbentuk gasing pangkal besar membulat, seperti pada benkuang,
dan berbentuk benang, akar tunggang seperti akar serabut, seperti pada kratok.
2) Akar tunggang yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah, bercabang-cabang
banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga memperluas daerah perakaran yang dapat
menyerap air dan unsur hara.

2.2.2 Akar Serabut (Radix adventicia)


Akar utama pada saat perkecambahan (akar primer) berhenti tumbuh, dan digantikan
dengan akar-akar lain yang sama ukurannya dan tumbuh hampir bersamaan. Akar ini
umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil
juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara
cangkok, atau stek) (Gambar 3).

Gambar 3. Akar Serabut (Hartanto, 2018)


Fungsi utamanya adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. Sistem akar serabut
dibedakan menjadi: (1) Tanaman akar tersusun dari akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
Contoh: padi (Oryza sativa). (2) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar dan kaku.
Contoh: kelapa (Cocos nucifera). (3) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar,
masing-masing tidak banyak cabang. Contoh: pandan buah merah (Pandanus conoideus).
Berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka akar mempunyai sifat
dan tugas khusus sebagai berikut (:
1) Akar udara/gantung, tumbuh ke arah tanah. Apabila keluar dari bagian diatas tanah.
Punya vilamen untuk menyimpan air dan udara. Contoh: Anggrek kalajengking
(Arachnis flos-aeris). Kemudian setelah mencapai tanah berfungsi menyerap dan unsur
hara dari tanah, bagian yang ada diatas tanah berubah menjadi batang. Contoh:
Beringin (Ficus benjamina).
2) Akar penggerek/pengisap, ada pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit, untuk
menggambil air dan hara dari tanaman inang. Contoh: Benalu (Loranthus sp.).
3) Akar pelekat, keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat, untuk menempel
pada tiang panjat Lada (Piper nigrum). Akar pembelit, juga untuk memajat, tetapi
dengan memeluk tiang panjatnya. Contoh: Vanili (Vanilli paniflolia)
4) Akar napas, cabang-cabang akar tumbuh tegak lurus ke atas, sehingga muncul dari
permukaan tanah.akar ini banyak mempunyai celah untuk masuknya udara. Contoh:
Kayu api (Sonneratia sp.)
5) Akar tunjang, akar yang tumbuh dari bagian bawah batang menuju segala arah &
seolah-olah menopang batang agar tidak mudah rebah. Contoh: Pandan (Pandanus
conoideus)
6) Akar lutut, bagian akar yang tumbuh keatas, kemudian membengkok lagi ke dalam
tanah. Contoh: Pohon tanjang
7) Akar banir, berbentuk seperti papan-papan yang disusun miring untuk memperkuat
batangnya. Contoh; Sukun (Arhtocarpus sp.) dan kenari (Canarium ovatum)
2.2.3 Akar Adventif
Sistem perakaran ini adalah sistem perakaran yang bukan berasal dari akar primer.
Contohnya akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek, bahkan ada
akar yang berasal dari daun (Gambar 4).

Gambar 4. Akar Adventif (Prasetyawati et al., 2018)


III TAJUK TANAMAN

Tajuk tanaman merupakan istilah untuk keseluruhan tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah dan biji. Macam-macam tajuk yaitu fastigate yang berbentuk seperti kubah,
columnar tajuk berbentuk silinder, cone-shape tajuk berbentuk kerucut, rounded berbentuk
bulat, spreading yaitu tajuk menyebat ke segalah arah, weeping yaitu tajuk yang menjari
kebawah, picturesque yaitu tajuk dengan pohon yang indah. Terdapat juga macam-macam
pola percabangan yaitu monopodial, simpodial, dan dikotom (Sitanggang et al., 2019).

3.1 Daun
Daun merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk fotosintesis umumnya
melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat/ duduk daun disebut buku/nodus. Jarak antar
nodus disebut ruas/internodus. Sudut antara batang dan daun ketiak daun/axilla. Umumnya
melebar kaya akan zat hijau daun/khlorofil. Daun biasanya pipih, lebar, bewarna hijau dan
memiliki bentuk paling beragam dibandingkan dengan organ tumbuhan yang lain. Daun pada
umumnya memiliki umur yang terbatas sehingga pada saat tertentu akan gugur dan pada
beberapa jenis tanaman meninggal bekas yang mat jelas seperti pada nangka (Artocarpus
heterophylla) dan singkong (Manihot uttilisima). Sepanjang masa hidup daun mengalami
perubahan warna yang pada saat mudah bewarna hijau muda, saat dewasa bewarna hijau tua,
namun menjelang gugur akan berubah warna menjadi pucat atau kekuningan.
Secara umum daun merupakan organ yang berperan sebagai penyerap, pengangkut,
pengolahan dan penimbunan zat-zat makanan. Berikut ini merupakan fungsi daun secara
umum yaitu menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang merah (Allium
cepa), mengambil zat-zat makanan (resorbsi), pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis),
penguapan (transpirasi), dan pernapasan (respirasi) (Sunarti et al., 2018).
3.1.1 Struktur Daun
Pada umumnya daun memiliki bagian-bagian (Gambar 5):
1) Upih/pelepah daun (vagina)
Merupakan bagian daun yang melekat /memeluk batang. Pelepah daun berfungsi
sebagai pelindung kuncup muda seperti terdapat pada tebu (Saccharum officinarum).
Menguatkan batang tanaman, upih sering membungkus batang, contoh: pisang (Musa
paradisiaca).
2) Tangkai daun (petilus)
Merupakan bagian daun mendukung helaiannya dan bertugas menempatkan helaian
daun, sedemikian rupa untuk mendapatkan cahaya matahari. Umumnya berbentuk silinder.
Bentuk tangkai daun yaitu bulat dan berongga, pipih dan tepinya melebar, dan bersegi, serta
setengah lingkaran.
3) Helaian daun (lamina)
Bentuk dan ukuran helaian daun bermacam-macam sesuai dengan jenis tumbuhan.
Sifat-sifat daun yang perlu diketahui meliputi bangunan daun (circumscriptio), ujung daun
(apex), pangkal daun (basis), susunan tulang daun (nervatio/venatio), tepi daun (margo),
daging daun (intervenium), dan permukaan daun,warna daun, aroma (Eriawati, 2017).

Gambar 5. Bagian-Bagian Daun


3.1.2 Tipe Daun
Daun terbagi menjadi daun lengkap dan tidak lengkap (Gambar 6). Daun lengkap
banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil (Liliopsida) seperti pada pisang (Musa
paradisiaca), Pinang (Areca catechu), tebu (Saccharum officinarum). Walaupun demikian bila
dilihat dari jumlah spesies tumbuhan yang memiliki daun lengkap jumlahnya jauh lebih kecil
dibadingkan dengan jenis lainnya. Sebagain besar tumbuhan kehilangan salah satu bagian
daunnya seperti upih atau tangkai, namun paling banyak yang mengelami kehilangan upih.
Daun tersebut disebut dengan daun tidak lengkap.
Daun tidak lengkap ditemukan pada terong Solanum melogena), singkong (manihot
utilissima), dan durian (Durio zibethinua). Daun yang tidak lengkap akan memiliki beberapa
kemungkinan seperti :
1) Hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja sehingga sering disebut sebagai daun
bertangkai. Susunan daun seperti ini merupakan yang paling banyak ditemukan. Seperti pada
tanaman manga (Mangifera indica), cabe (Capsicum annuum), ketapang (Terminalia
catappa). Daun yang terdiri dari upih dan helaian saja sehingga disebut daun berupih atau
daun berpelepah. Daun seperti ini banyak ditemukan pada tamanan dari famili Poaceaae
(rumput-rumputan) dan Cyperaceaae (teki-tekian). Sebagai contoh pada tanaman jagung (Zea
mays), padi (Oriza sativa), tebu (Sacharum officinarum), rumput teki (Cyperus rotundus),
sanggar (Paspalum conjugatum).
2) Hanya terdiri dari helaian saja tanpa upih atau tangkai, setelah helaian daun kelihata
seperti memeluk batang. Daun yang demikian disebut dengan daun duduk (sessilis) seperti
pada Sonchus arvensis, biduri (Calotropis gigantea).
3) Daun yang memiliki helaian saja memiliki bagian basal daun jauh lebih lebar
dibandingkan bagian apeksnya. Daun seperti ini bisanya akan memeluk batang sehingga
disebut daun memeluk batang (amplexicaulis).
4) Daun yang hanya terdiri dari tangkai saja. Pada tanaman seperti ini tangkai daun
menjadi pipih sehingga menyerupai helain daun sehingga merupakan suatu helaian semu atau
palsu yang dikenal dengan nama filodia. Sebagai contoh daun acasia (Acacia auculiformis)
(Sunarti et al., 2018).

Gambar 6. Daun Lengkap dan Tidak Lengkap

3.2 Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berasal dari koleoptil. Sifat umum batang yaitu
biasanya berbentuk silinder atau bersegi, mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan
pada buku ini terdapat daun tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya disebut juga dengan
Fototropisme, memiliki banyak percabangan (kelas dikotil), umumnya tidak berwarna hijau,
kecuali saat muda dan tanaman yang berumur pendek/semusim. Fungsi batang yaitu
mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun, bunga, buah, biji, dan
daun, memperluas bidang asimilasi melalui percabangan, sebagai wadah transportasi air dan
unsur hara serta hasil asimilasi, tempat penimbunan zat makanan, dan kadang-kadang bisa
sebagai alat perkembang biakan (Suharti et al., 2017).
3.2.1 Klasifikasi Batang
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
1) Tumbuhan tidak berbatang jelas (Gambar 7) merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai batang sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan-akan keluar dari
bagian atas akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus).

Gambar 7. Tidak Berbatang jelas


2) Tumbuhan berbatang jelas (Gambar 8) merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan tanah.
Tumbuhan berbatang jelas dibedakan (Karyati et al., 2017) :
a. Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contoh Bayam (Amaranthus sp.)
b. Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat. Contoh Durian (Durio zibethinus)
c. Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata, sering
berongga. Contoh: padi (Oriza sativa)
d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya lebih
panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus)
Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1) Bulat (teres) Seperti pada: Bambu (Bambusa sp.) dan kelapa (Cocos nucifera).
2) Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi; Segi tiga (triangularis).
Misalnya pada Teki (Cyperus rotundus), dan Segi empat (quadrangularis). Misalnya
pada Markisah (Passiflora edulis.
3) Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini disebdakan menjadi:
Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang Kladodia, masih tumbuh terus dan
mengadakan percabangan. Misalnya Kaktus (Opuntia sp.) (Nugroho, 2013).

Gambar 8. Berbatang jelas


3.2.2 Struktur dan Morfologi Batang
1) Permukaan batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi licin (leavis) pada
Jagung (Zea mays), berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur pada Iler,
beralur (sulcatus), terdapat alur-alur pada Cereus peruvianus, bersayap (alutus), pada batang
yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang tipis pada Markisah (Passiflora edulis),
berambut (pilosus) pada Tembakau (Nicotiana tabacum), berduri (spinosus) pada Mawar
(Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x aurantium), memperlihatkan berkas daun pada Pepaya
(Carica papaya), memperlihatkan berkas daun penumpu pada Nangka (Artocarpus
heterophylla), memperlihatkan banyak lenti sel pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen), memperlihatkan lepasnya kerak pada Jambu biji (Psidium guajava).
2) Percabangan Batang
Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi monopodial, batang pokok selalu tampak
jelas, lebih besar dan panjang dari cabang-cabangnya. Misalnya pada Cemara (Casuarina sp.).
Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan perkembangan kadang-
kadang lebih cepat dan lamabat dari cabangnya, misalnya pada Sawo manila.
Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh cabang menjadi dua yang
sama besar, misalnya pada Cabai (Capsicum annuum).

3.2.4 Modifikasi Batang


Tipe dan modifikasi dari batang yaitu batang yang berada di atas permukaan tanah
(Aerial stems/Epiterraneanstem). Batang dapat mengalami reduksi, tegak atau lemah:
1) Batang yang tereduksi menjadi lempengan (disc) seperti terdapat pada Radish
(Raphanus sativus), Carrot (Daucus carota), Turnip.
2) Batang tegak. Merupakan batang yang kuat dan tegal lurus dengan permukaan tanah
seperti terdapat pada maize (Zea mays), wheat (Triticum aestivum), mango (Mangifera
indica).
3) Batang yang lemah atau lembut. Batang ini tipi, lunak dan lemah serta membutuhkan
penopang. Batang seperti ini dapat tumbuh ke atas atau merayap.
4) Merayap (Creepers): batang yang merayap pada permukaan tanah dan akar muncul
dari nodus seperti terdapat pada rumput dan stroberri, dan Oxalis.
5) Memanjat (Traliers): batang yang merayap di atas permukaan tanah tetapai tidak
menghasilkan akar dari nodus.
6) Lianas (stem climber). Merupakan batang tahunan yang memanjat banyak ditemukan
pada hutan hujan tropis. Batang ini memanjat kebatang pohon lain mengelilingi batang
sehingga dapat mencapai matahari Hiptage, Bauhinia vahlii.
7) Climbers: tanaman yang memiliki batang panjang yang lemah dan memiliki organ
yang melekarkannya sehingga dapat memanjat.
Modifikasi batang yang terdapat di bawah permukaan tanah. Modifikasi batang seperti ini
umumnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan alat perbanyakan
vegetatif.
1) Umbi (tuber): merupakan ujung batang yang berada di bawah permukaan tanah yang
membesar. Pada umbi seperti ini biasanya ditemukan mata tunas yang merupakan
tunas aksiler yang ditutup dengan sisik daun. Seperti terdapat pada tanaman Potato,
Helianthus tuberosus.
2) Rhizome: merupakan batang berdaging dan tumbuhnya horizontal dibawah permukaan
tanah. Nodus kecil dan internodus ditemukan yang ditutup dengan sisik-sisik daun.
Ditemukan seperti pada Zingiberaceae, Jahe/Ginger (Zingiber officinale),
kunyit/Turmeric (Curcuma domestica), gayong/Canna (Canna hybrida), Teratai/Water
lily, pisang/Banana (Musa paradisiaca).
3) Corm: merupakan batang yang terkondensasi yang tumbuhnya vertikal di bawah
permukaan tanah. Batang seperti ini memiliki nodus dan internodus sperikal seperti
terdapat pada: Colocasia, Alocasia, Zaminkand, Saffron, Gladiolus, Colchicum
4) Umbi lapis (bulb); merupakan batang yang teresuksi dan memiliki lempeng dan
dikelilingi oleh sisik-sisik daun. Baberapa akar terkadang muncul dari batang-batang
seperti ini. Cadangan makanan disimpan dalam daun yang berdagingseperti terdapat
pada Onion, Garlic.

3.3 Bunga
Bunga merupakan taruk yang terkondensasi untuk menjadi organ reproduktif. Bagian-
bagian dimana munculnya bunga disebut dengan bract. Bunga memiliki tangkai bunga atau
panjang yang disebut dengan pedicel. Bagian pedicel memiliki bentuk mengembang (swollen),
spherical atau conical yang disebut dengan thalamus/ Receptacle. Daun-daun yang
membentuk bunga ditemukan pada: Sepal, Petal, Stamen, dan Carpel (Deswanti et al., 2018).
Gambar 9. Bunga Lengkap

3.3.1 Tipe Bunga


Berikut merupakan macam-macam tipe bunga, yaitu:
1) Bunga lengkap (flower complete) merupakan bunga yang memiliki calyx, corolla,
androecium dan gynoecium (Gambar 9).
2) Bunga tidak lengkap (incomplete flower) merupakan bunga yang tidak memiliki salah
satu dari bagian bunga.
3) Bunga bisexual apabila di dalam bunga ditemukan gynoecium and androecium pada
bunga yang sama.
4) Bunga unisexual merupakan bunga yang hanya memiliki Androecium (staminate
flower) or gynoecium (Pistillate flower) saja
5) Tumbuhan berumah satu (monoecious) merupakan tumbuhan yang memiliki bunga
jantan dan bunga betina pada tanaman yang sama misalnya pada Cocos, Ricinus,
Colocasia, Zea, Acalypha.
6) Tumbuhan berumah dua (dioecious) : merupakan tanaman yang hanya memiliki bunga
jantan dan betina pada tanaman yang berbeda. Mulberry, Papaya (Carica papaya).
7) Tumbuhan polygamous : tumbuhan yang memiliki bunga unisexual (male or female),
bisexual dan netral pada tanaman yang sama. Seperti Mangga (Mangifera indica).
8) Tanaman monocarpic : tanaman yang hanya menghasilkan bunga hanya sekali saja
seperti pada tanaman Pea (Pisum sativum), Mustard, Bamboo (Bambusa sp.), Agave
(Agave sp.).
9) Tumbuhan polycarpic merupakan tumbuhan yang menghasilkan bunga dan buah
berkali-kali seperti Pear, Manga (Mangifera indica).

3.4 Buah dan Biji


Bakal buah (ovarium) yang telah dibuahi (fertilisasi) dan matang disebut dengan buah.
Buah memiliki bagian-bagian yang disebut dengan (i) pericarp (kulit buah), (ii) seed (biji).
Biji dilindungi di dalam bauh. Dalam beberapa buah terkadang biji tidak ditemukan seprti
pada anggur, nenas, dan pisang. Jika buah yang dibentuk tanpa didahului oleh adanya
fertilisasi bakal buah (ovarium) disebut dengan buah parthenocarpic. Pericarp : setelah buah
matang, maka ovarium berubah menjadi pericarp. Pericarp dapat tebal dan berdaging atau
keras dan tipis atau tipis dan halus. Pericarp dibedakan menjadi 3 lapisan (Gambar 10) yaitu:
1) Epicarp : merupakan lapisan luar yang disebut dengan kulit buah.
2) Mesocarp : merupakan lapisan tengah.
3) Endocarp : merupakan lapisan pailing dalam.

Gambar 10. Lapisan Pericarp


3.4.1 Buah Sejati
Buah sejati merupakan buah yang berkembang dari bakal buah. Buah seperti ini
ditemukan pada buah mangga dan kelapa (Cocos nucifera), alpukat (Persea americana). Buah
palsu (pseudocarp) dalam bebarapa buah, letak bakal buah strukturnya mirip dengan bunga
seperti pada thalamus, Buah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Buah sederhana
Buah sederhana berkembang dari bakal buah tunggal (monocarpellary ovary) atau
bakal buah yang multicarpellary syncarpous. Hanya satu buah yang dibentuk oleh gynoecium.
Buah sederhana dibedakan menjadi dua yaitu buah berdaging dan buah kering.
2) Buah aggregate
3) Buah majemuk
Buah ini berkembang dari multicarpellary apocarpous ovary. Karena di dalam
apocarpous ovary, setiap karpel terpisah satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk sebiuah
fruitlet. Buah ini terbentuk dari serangkai/segerombolan buah yang disebut sebagi etaerio.

3.4.2 Penyebaran buah dan biji


Biji secara langsung jatuh dibawah tanaman inang dan berkecambah dan berkembang
dengan kondisi sumber makanan dan ruang yang terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut,
buah dan biji memiliki beberapa bagian untuk untuk penyebaran. Menggunakan agent alami
seperti angin, air, hewan dan berbagai mekanisme lain yang membantu penyebaran buah dan
biji dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang jauh dari tanaman inang.
Penyebaran dengan bantuan angin (Anemochory): pada spesies ini biji ringan dan memiliki
beberapa alat tambahan (assesory) yang membantu menyebar dengan bantuan angin.
Penyebaran dengan bantuan air (Hydrochory): Buah dan biji dengan bagian yang
terpspesialisasi yang memungkinkan terbentuknya rongga dan serat di dinding luar seperti
pada kelapa dan spongy thalamus pada Teratai, biji-biji kecil dengan airy aril pada lily air,
terapung di dalam air sehingga dapat dibawah ke jarak yang jauh mengikuti aliran air.
Penyebaran bantuan hewan (Zoochory): Buah dan biji memiki alat seperti kait, duri, rambut-
rambut halus yang membantu melekatkannya ke tubuh hewan dan membantu penyebarannya.
IV MANAJEMEN AKAR DAN TAJUK TANAMAN

Berbagai karakter fisiologi, anatomi dan morfologi mempengaruhi kemampuan akar


untuk menyerap air beserta unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemampuan akar
untuk mentranslokasikan unsur-unsur tersebut dari akar menuju ke daun serta kemampuan
akar untuk menyebarkan atau memperluas sistem perakaran ke jarak yang lebih jauh untuk
memperoleh suplai hara dikarenakan struktur akar yang mempengaruhinya (Ai dan Torey,
2013). Proses fotosintesis akan berpengaruh terhadap pertumbuhan daerah perakaran dan
bagian pohon yang lainnya. Tajuk melalui proses fotosintesis menyediakan karbohidrat untuk
akar, sedangkan akar akan menyerap air dan hara dari dalam tanah untuk memenuhi
kebutuhan tajuk. Istilah tajuk dipakai biasanya untuk menggambarkan morfologi atau ekologi
suatu komunitas pepohonan, yang mana bentuknya bermacam-macam dan sering kali khas
untuk kelompok tumbuhan tertentu. Bentuk tajuk ditentukan proses adaptasi dan bagaimana
suatu individu bertahan hidup di tempatnya tumbuh. Ukuran tajuk juga dapat dimanfaatkan
untuk menentukan kompetisi antar pohon. Kompetisi ruang untuk mendapatkan unsur hara
dan cahaya akan berpengaruh pada bentuk dan luas tajuk. Lebar tajuk berkorelasi positif
dengan pencapaian akar dalam memperoleh mineral dalam tanah (Raharjo et al., 2008).
Adaptasi tumbuhan juga disertai dengan pengukuran terhadap tajuk yang dipakai untuk
mendekati kesehatan suatu tumbuhan dan efisiensi fotosintesis yang dikakukannya.
Pengetahuan tentang kerapatan tajuk juga berhubungan dengan bentuk-bentuk tajuk, sehingga
diperoleh klasifikasi kerapatan tajuk yaitu tajuk ringan (jarang) yang apabila cahaya matahari
bisa masuk atau menembus permukaan tanah lebih dari 75%. Pohon dengan tajuk jarang
sangat baik dijadikan tumpang sari karena tanaman di strata bawahnya masih meendapat
suplai cahaya, contohnya adalah tanaman sengon. Tajuk sedang yaitu apabila cahaya matahari
masih bisa masuk atau menembus permukaan tanah sekitar 25-75 %. Pohon dengan tajuk
sedang sebisa mungkin jangan digunakan sebagai tanaman sela atau pengisi. Dikhawatirkan
ruang bagi tanaman utama menjadi lebih sempit dan lebih banyak bagian yang ternaungi,
contohnya tanaman akasia. Tajuk berat yaitu apabila cahaya matahari bisa masuk atau
menembus sampai ke permukaan tanah sekitar 25% bahkan kurang. Pohon bertajuk rapat ini
sangat dominan dalam pemanfaatan ruang perkarangan terutama pada strata atas. Akibatnya
strata dibawahnya sedikit kesulitan mendapat suplai cahaya (Booth, 1983). Pada umumnya
daun yang baru muncul jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan daun yang gugur.
Pada tanaman tertentu pada musim kemarau sering menggugurkan daun seperti pada tanaman
ketapang (Terminalia catappa), namun pada tumbuhan yang hidup didaerah temperata hampir
setiap tanaman menggugurkan daunnya menjelang musim gugur. Hal tersebut dilakukan
sebagi efisiensi terhadap pengurangan penguapan atau adaptasi terhadap kekurangan air. Pada
tanaman ketapang, sebelum daun gugur didahului dengan perubahan warna daun menjadi
kuning kemerahan.
V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini yaitu morfologi akar leher/pangkal akar,
cabang-cabang akar, batang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar dan tudung akar.
Terdapat 4 daerah pertumbuhan pada ujung akar yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel,
daerah pembentangan, daerah diferensiasi atau pemasakan sel daerah pertumbuhan ini
strukturnya bervariasi tergantung jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah dan iklim.
Sistem perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut.
Tajuk tanaman merupakan istilah untuk keseluruhan tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah dan biji. Macam-macam tajuk yaitu fastigate yang berbentuk seperti kubah,
columnar tajuk berbentuk silinder, cone-shape tajuk berbentuk kerucut, rounded berbentuk
bulat, spreading yaitu tajuk menyebat ke segalah arah, weeping yaitu tajuk yang menjari
kebawah, picturesque yaitu tajuk dengan pohon yang indah. Terdapat juga macam-macam
pola percabangan yaitu monopodial, simpodial, dan dikotom.
Hubungan antara akar dan tajuk yaitu pada proses fotosintesis akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan daerah perakaran dan bagian tanaman yang lainnya. Tajuk melalui
proses fotosintesis menyediakan karbohidrat untuk akar, sedangkan akar akan menyerap air
dan hara dari dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tajuk.

5.2 Saran
Manajemen akar dan tajuk tanaman perlu dipelajari dan dipahami sebagai dasar ekologi
tanaman, maka dari itu diharapkan makalah ini akan sangat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S., dan P. Torey. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada
tanaman. Jurnal Bioslogos. 3(1).

Deswanti, P., Y. Fakhrurrozi dab S. Rahayu. 2018. Karakterisasi morfologi daun dan bunga
bebrapa varietas Hoya Coronaria dari kawasan hutan kerangan air anyir Bangka.
EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi, dan Mikrobiologi. 2(1): 3-9.

Eriawati. 2017. Karakteristik morfologi daun di Fakultas Tarbiyah dan keguruan sebagai
referensi morfologi tumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Biotik. 55-62.

Frasiandini, I., R. P. Puspitawati dan N. K. Indah. 2012. Struktur morfologi dan anatomi
Syringodium isoetifolium di pantai Kondang Merak Malang. LenteraBio. 1(2): 67-74.

Hartanto, D. 2018. Kajian kuat tarik (Tensile Strength) akar serabut rumput (studi kasus:
sepanjang jalan pawiyatan luhur-bendan duwur). Jurnal PRAXIS. 1(1): 41-48.

Karyati, J. R. Ransun dan M. Syafrudin. 2017. Karakteristik morfologis dan anatomis daun
tumbuhan herba pada paparan cahaya berbeda di hutan pendidikan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. 2017. Jurnal Agrifor. 16(2): 243-256.

Nugroho, H. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Parwata, A., B. B. Santoso dan I. N. Soemeinaboedhy. 2017. Pertumbuhan dan distribusi akar
tanaman muda beberapa genotipe unggul jarak pagar (Jatropha curcas L.) superior
genotipe IGM. Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan. 3(2): 9-17.

Prasetyawati, Y. E., C. Wibowo dan S. W. Budi. 2018. Pengaruh keberadaan akar adventif dan
media tanam terhadap pertumbuhan stek cabang bambu betung (Dendrocalamus asper
Schult Backer ex Heyne) . Jurnal Silvikultur Tropika. 9(2): 109-115.

22
Raharjo, J. T., dan R. Sadono. 2008. Model tajuk jati (Tctona grandis) dari berbagai damili
pada uji keturunan umur 9 tahun. Jurnal Ilmu Kehutanan. 11(2): 89-95.

Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Sitanggang, E., T. F. Manurung dan S. Rifanjani. 2019. Identifikasi model arsitektur jenis
pohon famili lauraceae di Kawasan Arboretum Sylva Universitas Tanjung Pura
Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. 7(3): 1328-1337.

Suharti, Mukarlina dan D. Gusmalawati. 2017. Struktur anatomi akar, batang dan daun gaharu
yang mengalami cekaman kekeringan. Jurnal Protobiont. 6(2): 38-44.

Sunarti, S., V. Fitriana dan Suharyanto. 2018. Tingkat kesamaan Acacia mangium, Acacia
auriculiformis, dan hibridnya berdasarkan sifat anatomi akar, batang dan daun. Jurnal
Ilmu Kehutanan. 12: 234-247.

Ziraluo, Y. P. B. dan M. Duha. 2020. Diversity study of fruit producer Nias Islands. 2020.
Jurnal Inovasi Pertanian. 1(4): 683-694.

23

Anda mungkin juga menyukai