Laporan Mikrobiologi Pengujian Zat Desin
Laporan Mikrobiologi Pengujian Zat Desin
A. Dasar Teori
Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba pada alat-alat atau
benda-benda mati. Sedangkan antiseptik merupakan pembunuh mikroba yang mempunyai
daya bunuh yang rendah dan biasanya digunakan pula pada jaringan hidup (Volk, 2005: 43).
Disinfektan mempunyai daya kerja terhadap vegetatif dari mikroorganisme, tetapi belum
tentu mematikan sporanya, sedangkan antiseptik merupakan proses yang mencakup
inaktivasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimiawi. Antiseptik dapat bersifat
bakterisidal atau bakteri kostaktik. Hanya menghentikan pertumbuhan bakteri. Istilah
disinfektan dan antiseptis secara umum sulit dibedakan, sehingga penggunaannya boleh
dikatakan sinonim (Lay, 1990: 247).
Zona Hambat merupakan tempat di mana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat
antibakteri atau anti mikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan
streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986 : 54).
Desinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat menyebabkan
infeksi. Meskipun dengan melakukan desinfeksi dapat tercapai keadaan steril, namun tidak
seharusnya terkandung arti sterilisasi. Desinfeksi biasanya dilaksanakan dengan
menggunakan zat-zat kimia seperti fenol, formadehide, klor, iodium dan sublimat. Pada
umumnya desinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel yang lebih sensitif tetapi bukan
spora-spora yang tahan panas. Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk
melaksanakan desinfeksi. Sering kali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi
pengertian desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati,
seperti lantai, piring dan pakaian (Irianto 2007 : 75-76).
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Komponen-komponen desinfektan terdiri dari garam atau basa yang kuat dengan
komponen-komponen amonium yang terdiri dari empat bagian, adanya unsur radikal dalam
garam atau basa tersebut, radikal merupakan golongan alifat dan asam sulfat. Bakteri yang
lebih muda kurang daya tahannya terhadap disinfektan jika dibandingkan bakteri yang luar
yang memberikan hasil zona hambat yang terbentuk. Hal ini juga sesuai dengan sifat dari
dinding sel dari bakteri (Dwidjoseputro, 2008 : 183).
C. Langkah Kerja
1 Sunlight
Alkohol
Sunlight :- Sunlight :-
Madu :- Madu : 5 mm
2 Sunlight
Madu
Sunlight : 5 mm Sunlight : 5 mm
Madu :- Madu :-
Sunlight
3
Madu
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Sunlight : 6 mm Sunlight : 7 mm
Alkohol 70% : 3 mm Alkohol 70% : 2 mm
4 Sunlight
Alkohol 70%
Nuvo :- Nuvo : 5 mm
Madu : 1 mm Madu : 4 mm
Nuvo Alkohol 70% : 2 mm Alkohol 70% : 2 mm
5 Madu Sunlight :- Sunlight :-
Alkohol 70%
Sunlight
Nuvo : 4 mm Nuvo : 5 mm
Madu :- Madu :-
6 Nuvo
Madu
Sunlight : 5 mm Sunlight : 7 mm
Madu : 10 mm Madu : 20 mm
7 Sunlight
Madu
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Nuvo :- Nuvo :-
Madu :- Madu :-
Nuvo Alkohol 70% :- Alkohol 70% :-
8 Madu Sunlight : 12 mm Sunlight : 18 mm
Alkohol 70%
Sunlight
Nuvo :- Nuvo : 10 mm
Sunlight : 13 mm Sunlight : 20 mm
9 Nuvo
Sunlight
Nuvo : 12 mm Nuvo : 12 mm
Madu : 8 mm Madu : 8 mm
10 Nuvo
Madu
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Tabel 2. Hasil Pengamatan Bakteri Antagonis
Tabel Hasil Pengamatan Kelompok 1
Nama Jamur Waktu Luas Dokumentasi
Aspergillus niger 24 jam 0 cm2
Menyebar seluruh
permukaan
Aspergillus niger 24 jam
5,5 cm
Menyebar seluruh
permukaan
Kontaminan 48 jam
5,5 cm
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Menyebar seluruh
permukaan
Fungi X 24 jam
5,5 cm
2. 48 Jam
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, perubahan apakah yang terjadi pada sekitar kertas
cakram? Jelaskan!
Jawab:
Hal yang terjadi pada kertas cakram adalah tampaknya zona bening yang tidak ditumbuhi
oleh mikroorganisme, hal tersebut karena pada kertas cakram terdapat zat anti mikroba
yang dapat membunuh mikroba yang dengan daya efektivitas masing-masing, sehingga
tampak zona bening.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dan gambar diagram, beberapa larutan alkohol yang
digunakan dalam penelitian tersebut manakah yang paling baik kemampuan daya
desinfektannya? Apakah indikator variabelnya? Jelaskan!
Jawab:
Larutan yang memiliki daya desinfektan paling baik kemampuan daya desinfektannya
adalah Sunlight yang merupakan sabun cuci. Hal tersebut karena luas zona bening yang
ditunjukkan paling tinggi ketika di ukur diameternya, selain itu peningkatan luas zona
dari 24 jam ke 48 jam juga signifikan.
4. Berikan dua persamaan dan dua perbedaan berdasarkan cara-cara kerja pengujian
desinfektan dan hasil pengamatan?
Jawab:
Persamaan:
- Menggunakan Kontaminan yang tidak diketahui jenis Mikroba di dalamnya
- Waktu yang digunakan adalah 24 jam dan 48 jam.
Laporan Praktikum Mikrobiologi
Muhammad Ihsan | 1162060066 | V/B
Perbedaan:
- Zat desinfektan yang digunakan
- Zona Hambat yang ditimbulkan masing-masing Zat Desinfektan
F. Kesimpulan
Dari data dan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa pada zat desinfektan yang
diujikan beberapa memiliki tingkat efektivitas desinfektan masing-masing dalam
membunuh bakteri. Dari data yang didapatkan menunjukkan yang dominan dan memiliki
daya desinfektan tertinggi adalah Sunlight dengan kandungan Surfaktan sebagai zat
antimikroba.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh berbagai larutan Alkohol yakni
zat desinfektan yang lain (Sunlight) terhadap zona hambat bakteri. Selain itu, pada
percobaan Antagonis, terlihat bahwa umumnya hasilnya menunjukkan Sinergis. Artinya
kedua mikroba yang ada pada media tersebut dapat melakukan kerja sama dan tidak
mengeluarkan zat antimikroba yang dimiliki.
G. Daftar Pustaka
Adawiah, Syarifah R. Dkk. 2016. Kristal Hemoglobin pada Bercak Darah yang Terpapar
dengan Beberapa Sabun Antiseptik Cair Menggunakan Tes Teichmann dan Tes
Takayama. Jurnal Jom FK 3(1): 1-11 ISSN 2355-6889.
Asri, Anindya C. Dan Anny Zulaika. 2016. Sinergisme Antar Isolat Azotobacter yang
Dikonsorsiumkan. Jurnal Sains dan Seni ITS 5(2): 57-59 ISSN 2337-3520.
Badiyah, Nuril dan M. Ubaidillah. 2013. Pengaruh Frekuensi Penyemprotan Desinfektan
pada Kandang Terhadap Jumlah Kematian Ayam Broiler. Jurnal Ternak 4(2): 22-26 ISSN
2086-5201.
Djatmiko, Heru A. Dkk. 2007. Potensi Tiga Genus Bakteri dari Tiga Rizosfer Tanaman
Sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit Lincat. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
Indonesia 9(1): 40-47 ISSN 1411-0067.
Dwidjoseputro. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.
Habibah, Siti S. Dkk. 2014. Pengaruh Larutan Madu Dengan Konsentrasi 15% terhadap
Penurunan Skor Gingivitis Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Martapura.
Jurnal Skala Kesehatan 5(2): 1-3.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Yrama Widya.
Lay, B.W. 1990. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Mahgaidren, Raviasan. 2018. Efektivitas Berkumur Larutan Madu Hutan 15% dan Larutan
Povidone Iodine 1% Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Pelczar, M.J. 1996. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sopiah, R. Nida dan Chaerunisah. 2006. Laju Degradasi Surfaktan Linear Alkil Benzena
Sulfonat (LAS) pada Limbah Detergen Secara Anaerob pada Reaktor Lekat Diam
Bermedia Sarang Tawon. Jurnal Teknik Lingkungan 7(3): 243-250 ISSN 1441-318X.
Volk, W. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.