Anda di halaman 1dari 48

ALAT BANTU KOMUNIKASI

UNTUK ANAK YANG TERLAMBAT BICARA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2020
ALAT BANTU KOMUNIKASI
UNTUK ANAK YANG TERLAMBAT BICARA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2020
Judul Seri Pendidikan Orang Tua:
Alat Bantu Komunikasi untuk Anak yang Terlambat Bicara
Cetakan Pertama 2020

CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang Pengarah: Hamid Muhammad, Harris Iskandar
dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi Penanggungjawab: Muhammad Hasbi
pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah. Buku Penyusun: Muhammad Hasbi, Rizki Wahyu
ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi
Harnandita, Theodore Baswara, Maryana,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan
“dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan Muhammad Ngasmawi, Aria Ahmad Mangunwibawa,
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan Jakino, Nia Nurhasanah
zaman. Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai Penelaah: Lucia RM Royanto, Waspada, Mohamad
pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada Roland Zakaria, Roynaldo, Hidayat
alamat penulis dan/atau penerbit dan laman http://buku.kemdikbud. Penyunting: Nanik Suwaryani, Nur Ainy Fardana N
go.id atau melalui post-el buku@kemdikbud.go.id. Ilustrator: Maman Sulaeman, Imawati
Penata letak: Usup Supriadi, Deni Sopian
Diterbitkan oleh:
Sekretariat: Beryana Evridawati, Dian Septiany
Subagio, Samijah, Amalia, Khairati, Robbayanti
Ratna Ningrum, Ina Nurohmah, Mira Kumala Sari

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah Halaman: 44 hlm + ilustrasi


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Ukuran Buku: 210mm x 148 mm
dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

@2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.

ii
iii
Sambutan
Direktur Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ayah dan Bunda yang baik,

Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Sayangnya, menjadi
orang tua adalah profesi yang sangat tidak tersiapkan. Akibatnya, masa emas tumbuh
kembang anak seringkali tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.

Untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak
dan menyiapkan mereka untuk belajar di sekolah dasar, pada tahun anggaran 2020
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyusun sejumlah sumber belajar untuk orang
tua dengan beragam tema. Penyusunan sumber belajar ini juga sebagai respons atas

iv
tuntutan keterampilan abad 21 yang meliputi kualitas karakter yang bagus, literasi
dasar, dan kompetensi 4K (kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi,
dan kreatif).

Semoga sumber belajar ini bermanfaat bagi orang tua dalam mengasuh dan mendidik
anak usia dini, terutama di masa anak belajar dari rumah (BDR) dan masa kebiasaan
baru (new normal) sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada tim penyusun, tim penelaah, ilustrator, dan
pihak-pihak lain yang telah memungkinkan terbitnya sumber belajar ini. Semoga proses
penyusunan sumber belajar ini menjadi proses yang memberikan berkah dan banyak
pelajaran baru bagi kita semua.

Muhammad Hasbi

v
vi
Daftar Isi

Komunikasi 1

5
Terlambat Bicara

Komunikasi dengan Anak 15


Yang Terlambat Bicara

vii
Ayah dan bunda yang baik, berbicara adalah bentuk komunikasi lisan saat
berinteraksi dengan orang lain untuk menyampaikan pesan seperti hal yang
sedang dirasakan, dipikirkan, diinginkan, atau dibutuhkan.

Saat usia anak semakin besar tentu ada banyak hal yang ingin disampaikannya
ke orang tua. Namun, bagaimana jika anak masih belum bisa berbicara?
Bagaimanakah orang tua dapat berkomunikasi dengan anak untuk dapat
mengetahui apa yang dirasakan oleh anak, begitu pula sebaliknya?

Komunikasi dapat terjadi meskipun anak memiliki kendala dalam bicaranya.


Karena komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara lisan saja. Orang tua
dapat mencari cara lain untuk berkomunikasi dengan anak. Yuk belajar beragam
caranya dengan membaca buku ini.
Komunikasi

1
Apakah Komunikasi Itu?

Komunikasi adalah pertukaran pesan antara si pemberi dan penerima pesan.

Contoh: Ketika anak lapar, berkata “Bunda, makan”,


kemudian bunda mengambilkan makan. Anak menjadi
pemberi pesan dan bunda menjadi penerima pesan.

Komunikasi dikatakan efektif


apabila kedua pihak, menerima
dan memahami pesan yang
disampaikan.
Dalam contoh di atas anak lapar
dan minta makan merupakan
pesan yang disampaikan.

2
Bentuk Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi melalui dua cara.

1 Verbal
Pesan disampaikan dengan menggunakan bahasa (dalam kata-kata), baik secara lisan
maupun tertulis. Contoh komunikasi verbal adalah percakapan, pidato, surat, atau
bentuk lain yang menggunakan kata-kata.

2 Non Verbal
Pesan disampaikan menggunakan
bahasa tubuh, ekspresi wajah,
gerakan tubuh, atau gambar dan
simbol.

3
Tujuan Komunikasi

Komunikasi antara orang tua dan anak usia dini berlangsung setiap hari dan setiap
waktu. Komunikasi terjadi saat orang tua berinteraksi dengan anak, seperti saat bermain
bersama, menemani makan, atau saling bercerita saat akan tidur malam.

Tujuan komunikasi antara orang tua saat


­­berinteraksi dengan  anak

Memahami kondisi anak.

Menjalin relasi yang hangat


antara orang tua dan anak.

Menstimulasi perkembangan anak


pada tiap aspek agar mengalami
tumbuh kembang yang optimal.

Menyampaikan aturan atau membuat


kesepakatan dengan anak.

4
Terlambat Bicara

5
Apakah Terlambat Bicara Itu?

Sipa berumur 3 tahun, namun belum bisa mengucapkan satu kata. ­­­
Saat menginginkan sesuatu ia menunjuk barang yang dimaksud.​

Deli berumur 4 tahun, sudah bisa mengucapkan kata, namun


­hanya menggunakan satu kata untuk menyampaikan keinginan-
nya, contohnya:”makan” saat ingin makan. Deli juga belum bisa
bercerita atau memulai bercerita tentang kegiatannya kepada
orang tua tanpa ditanya terlebih dulu oleh orang tua.​

Odi yang berumur 5 tahun mampu menyatakan keinginan dalam


kata-kata. Ia suka menceritakan kegiatannya kepada orang tua tanpa
ditanya. Namun. kata-kata yang diucapkannya tidak dipahami oleh
orang tua, sehingga terkadang Odi mengulang apa yang ia
sampaikan atau menggunakan bantuan bahasa tubuh.

Apakah Sipa, Deli, dan Odi terlambat bicara?


Ketiga anak tersebut terlihat memiliki kesulitan
dalam bicaranya.

6
Apakah Terlambat Bicara Itu?

Para ahli membedakan 3 jenis kesulitan bicara yang dialami anak

1. Gangguan Bicara: ketika 2. Gangguan Bicara: 3. Terlambat Bicarra atau


seorang anak bicara namun ketika seorang anak Bahasa: Ketiaka seorang
tidak dapat menghasil- bicara namun tidak  anak mengalami kendala
kan kata secara tepat atau dapat menghasilkan dalam mengungkapkan
lancar atau bermasalah kata secara tepat atau bahasa secara verbal
dengan/­suaranya. lancar atau bermasalah (lisan) pada usia yang
dengan/suaranya. seharusnya dia maampu
akan tetapi saat ini belum
mampu

Pada buku ini istilah terlambat bicara yang


­­dimaksud meliputi ketiganya karena ketiga
­­jenis kesulitan bicara tersebut mempengaruhi
­komunikasi yang dilakukan oleh anak. 

7
Apakah Terlambat Bicara Itu?

Anak yang terlambat bicara dalam buku ini adalah anak yang mengalami kendala dalam
mengungkapkanatau menerima bahasa secara verbal (lisan). Kendala yang dapat terjadi:

Belum bisa mengucapkan suatu kata dengan tepat.

Kesulitan menyampaikan segala hal yang


sedang ­­dirasakan, diinginkan, atau dipikirkan.

Kesulitan memahami lingkungan sekitar,


seperti memahami apa yang dikatakan
oleh orang lain atau memahami apa
yang dilakukan oleh orang lain.

Terlambat bicara termasuk dalam hambatan komunikasi.

8
Penyebab Terlambat Bicara

Terlambat bicara dapat terjadi karena berbagai hal.

Orang tua perlu melakukan pemeriksaan kondisi anak


kepada ahli untuk dapat ­mengetahui penyebab dan jenis
kesulitan yang dialami oleh anak.

Sebagai langkah awal adalah ­­melakukan


­­pemeriksaan tumbuh kembang anak di
­­Puskesmas.

Melakukan pemeriksaan ke dokter anak,


dokter THT, psikolog anak, dan terapis
wicara.

Mencari dukungan lebih lanjut untuk mem-


bantu anak dengan melibatkan ahli.

9
Kendala Komunikasi pada Anak yang Terlambat Bicara

Kondisi terlambat bicara ini terkadang juga diikuti dengan


perilaku yang sulit dipahami oleh orang tua.

Dengan adanya kendala komunikasi maka sulit untuk


menanyakan ­kepada anak apa yang sedang ia lakukan ataupun
memahami ­penyebab anak melakukan sesuatu.

Bentuk perilaku yang sering kali muncul adalah:

a. Menyebutkan kosa kata yang tidak dapat dipahami oleh


orang lain.
b. Kesulitan mengutarakan ­­perasaan (emosinya) dalam ka-
ta-kata dan ­­­memilih ­­­menyalurkannya dalam ­tindakan sep-
erti memukul, mencubit, atau ­­berteriak, baik ke orang lain
atau ke diri sendiri.

10
c. Kesulitan mempelajari suatu keterampilan baru,
seperti aktivitas bersih diri setelah buang air di
kamar mandi.​
d. Kesulitan memahami situasi sosial, seperti
bagaimana cara bermain dengan teman.

e. Tidak dapat memahami arah-


an misalnya mengenai aturan
­­penggunaan suatu barang,
­­sehingga ia menggunakan
suatu barang dengan cara yang
salah.

11
Kendala Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak
Yang Terlambat Bicara

Orang tua tidak memahami pesan yang


disampaikan anak.

Anak tidak memahami pesan yang disampaikan orang tua.

Orang tua terus menggunakan cara yang sama dalam


berkomunikasi saat cara tersebut tidak berjalan baik
(pertukaran pesan tidak dipahami baik oleh anak
maupun orang tua).

12
Contoh Kendala Komunikasi Antara Orang Tua
dengan Anak Yang Terlambat Bicara

Seorang anak asyik memainkan


sepeda di halaman.

Ibu yang melihat anaknya sedang bermain


sepeda, jadi teringat bahwa ban sepeda
tersebut sedang kempis.

Ibu pun mendekati anak dan memberitahu anak,


ban sepedanya kempis, sambil menunjuk ban
sepeda tersebut. Anak juga melihat ban sepeda.

13
Anak tetap ingin main sepeda.

Ibu mengulang lagi kata-katanya kali ini


dengan nada suara yang makin naik.

Si anak makin kencang memegang


sepedanya, kali ini wajah anak pun
berubah.

Ia marah. Ibu tetap berusaha mencegah anak memainkan


sepeda tersebut. Sedang anak juga mulai bertambah rasa
marahnya karena masih ingin memainkan sepedanya.
Keduanya pun saling menarik sepeda. 

Si ibu pun menyerah dan membiarkan anak tetap 


bermain sepeda yang kempis tersebut.

14
Komunikasi dengan Anak
Yang Terlambat Bicara

15
Empati Dalam Komunikasi Dengan Anak
Yang Terlambat Bicara
Pada anak yang terlambat bicara, komunikasi tetap dapat berjalan
dengan cara yang dapat dipahami baik oleh orang tua maupun anak,
misalnya dengan komunikasi non verbal, menggunakan gestur atau
simbol/gambar.

Empati memainkan peran penting untuk dapat


menentukan bentuk ­­­komunikasi yang tepat.

Dengan empati, orang tua akan terus mencari cara,


pola, atau bentuk komunikasi yang dapat menarik
perhatian, dipahami, dan dilakukan oleh anak, ser-
ta sesuai dengan k­ arakteristik anak.

Perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini belum menetap seperti orang dewasa. Oleh
karena itu, akan ada masa di mana pola komunikasi yang telah dibangun selama ini akan men-
galami sedikit perubahan. Pada saat itulah, empati orang tua sangat berperan, yaitu untuk me-
mahami perubahan tersebut, mencoba mencari tahu kejadian khusus apa yang sedang dialami
anak, dan mencari cara untuk membantu anak ­mengatasinya.

16
Contoh Empati Dalam Komunikasi Dengan Anak
Yang T
­ erlambat Bicara

Pada contoh kendala komunikasi yang disebutkan sebelumnya: Anak tetap ingin


­­memainkan sepeda, padahal Ibu telah memberitahu bahwa ban sepeda itu kempis,
s­ambil menunjuk ban. Dengan empati, ibu akan berusaha mencari tahu hal yang sudah
atau belum dipahami oleh anak di antara ketiga hal: konsep ban kempis, aturan untuk
tidak memainkan sepeda saat ban sedang kempis, atau anak merasa dilarang bermain.

Dengan berempati maka orang tua akan terus cari cara untuk mengerti apa yang
sedang dirasakan anak, apa yang disukai, apa yang membuat anak merasakan suatu hal
(marah, sedih, takut, dan lain sebagainya).

17
Prinsip Dalam Komunikasi Dengan Anak
Yang Terlambat Bicara

Empati dan amati


Mengamati kondisi anak. 
Menemukan hal yang diminati anak untuk dapat
menarik ­perhatian dan terlibat dalam komunikasi. 

Berada dalam posisi yang berdekatan (berhadapan


atau ­­bersebelahan) dalam posisi yang sejajar.
Contoh: Berbicara dalam posisi berjongkok saat
memberitahu anak bahwa ban sepeda sedang kempis.

Menaruh perhatian yang sama pada hal yang sedang ­­dikomunikasikan. Misal: Mengajak
anak memegang ban kempis untuk memberitahu kondisi ban sepeda yang kempis.

Menggunakan sedikit kata-kata, perlahan, dilakukan ­berulang (namun berjeda).

Menilai keberhasilan cara komunikasi yang dilakukan. Apabila dinilai belum berhasil,
maka akan mencari tahu hal yang membuat belum ­­berhasil. Jika cara komunikasi
yang dilakukan tidak cocok untuk kondisi anak, maka orang tua akan mencari cara
komunikasi yang lain.
18
Alat Bantu Komunikasi Dengan Anak
Yang Terlambat Bicara
Salah satu cara untuk dapat berkomunikasi dengan anak yang terlambat bicara adalah
dengan ­menggunakan alat bantu komunikasi. Berikut ini beberapa contoh alat bantu
komunikasi yang dapat digunakan.

Bantuan Visual Cerita Sosial Isyarat Sentuhan Isyarat Tekstur/­


Referensi Benda

Isyarat Lingkungan Ekspresi wajah, gerakan Bahasa Isyarat Teknologi Bantu


dan bahasa tubuh
19
Bantuan Visual

Beberapa anak yang terlambat bicara


mengalami kendala dalam memproses
informasi yang berupa kata-kata lisan
atau audio.

Oleh karenanya, dibutuhkan suatu media


selain audio saat berkomunikasi.

Informasi selain audio yang dirasa


tepat adalah dalam bentuk visual, yaitu
informasi yang terlihat.

20
Bantuan Visual

Bentuk bantuan visual yang dapat digunakan


adalah:
• Poster jadwal harian berupa gambar (urutan kegiatan
harian anak mulai dari bangun tidur di pagi hari sampai
akan tidur di malam hari).
• Poster jadwal harian berupa tulisan
• Kartu ekspresi emosi (marah, senang, sedih, dan lainnya).
• Kartu nama benda (seperti: nama mainan, nama alat
makan, nama pakaian, dan lainnya).
• Kartu nama huruf dan angka
• Label nama pada benda di sekitar anak (Contoh: memberi
nama kotak penyimpanan berupa gambar dan tulisan).
• Menggunakan papan untuk menuliskan hal yang
diinginkan atau harus dilakukan. (Contoh: anak menuliskan
keinginnya pada papan tulis yang bisa dibawa)

21
Bantuan Visual
Contoh Bantuan Visual

Memberi nama pada tempat


­penyimpanan (berupa gambar
dan tulisan) agar anak dapat
merapikan benda yang dipakainya
secara mandiri
Jadwal Visual

22
Bantuan Visual
Contoh bantuan visual

Basahi sikat gigi

Letakkan pasta gigi di atas sikat

Sikat gigi depan

Sikat gigi belakang

Kumur-kumur

Bantuan visual untuk mengenalkan urutan kegiatan sikat gigi


23
Bantuan Visual
Pembuatan bantuan visual:

Orang tua perlu mengenali karakteristik anak (hal yang


sudah ­dikuasai anak, hal yang menjadi minat anak,
dan hal yang belum dikuasai). Orang tua perlu mengingat
­kembali prinsip empati. Hal ini akan membantu untuk
menentukan jenis visual yang akan digunakan:
• Untuk anak yang sudah bisa membaca maka dapat
menggunakan tulisan
• Untuk anak yang belum bisa membaca dapat menggunakan
simbol dan gambar (bisa juga menambahkan tulisan)
• Menentukan gambar yang dapat menarik perhatian anak
(didasarkan pada gambar yang sedang menjadi minat anak)

Menggunakan ukuran gambar/simbol/tulisan yang terlihat


jelas oleh anak
24
Bantuan Visual
Bagaimana menggunakan bantuan visual?
Bantuan visual dapat digunakan untuk mengenalkan sebuah kata (benda/kerja).
­Untuk mengenalkan kata perlu dilakukan secara bertahap dimulai dari kata yang
biasa didengar anak atau kata yang berkaitan dengan keseharian anak, seperti:
makan, minum, mandi, tidur, boneka, bola, sendok, piring, gelas,
mengantuk, sakit, menangis, senang dan lucu. 

Mengomunikasikan aktivitas yang sedang atau harus dilakukan anak


atau yang sedang dilakukan oleh orang tua. Contoh: Saat
mengajak anak mandi, orang tua menunjuk gambar anak
mandi s­ ambil ­­­menyebutkan kata mandi pada poster jadwal

­­harian, saat mengajak anak mandi.


Meletakkan pada tempat yang mudah dilihat anak,
pada ­tempat di mana visual tersebut akan digunakan, misal:
visual untuk merapikan mainan maka perlu ditempatkan di
tempat mainan.
25
Bantuan Visual

Bagaimana menggunakan bantuan visual? (lanjutan)


Menggunakan kata yang sama, hal ini dilakukan oleh seluruh anggota keluarga (ayah,
ibu, saudara, dan anggota keluarga lainnya). Contoh: ibu menggunakan kata mandi saat
pertama kali mengenalkan nama aktivitas tersebut ke anak dan tidak mengubahnya
menjadi kata lain, seperti: adus, shower, atau kata dalam bahasa lainnya. Ketika ayah
ingin mengajak mandi maka kata yang digunakan juga harus tetap menggunakan kata
mandi.

Memastikan anak untuk memperhatikan simbol/gambar/


tulisan yang sama dengan orang tua saat menggunakannya.
­Contoh: saat orang tua menunjuk suatu gambar ajak anak
juga melihat gambar yang sedang ditunjuk oleh orang tua.

Memeriksa kembali apakah visual yang digunakan


dapat dipahami dan digunakan secara mandiri oleh anak.

26
Cerita Sosial

Cerita sosial merupakan cerita pendek yang


berisi informasi mengenai bagaimana suatu situasi sosial
terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh anak saat berada
pada situasi t­ ersebut.

Cerita sosial fokus untuk membantu anak memahami


suatu situasi sosial yang akan atau ­­sedang dihadapi
(disesuaikan dengan kebutuhan anak).

Cerita sosial tidak bertujuan untuk mengubah


perilaku anak, namun membantu anak memahami
suatu ­­kondisi dan menumbuhkan kesadaran diri
akan hal yang perlu dilakukan olehnya.

27
Cerita Sosial

Cerita Sosial dapat digunakan untuk:

• Mengajarkan keterampilan baru.
Contoh: Mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari seperti
cuci tangan, mandi, gosok gigi, menyapu, memakai baju, atau
mengambil nasi untuk makan.
• Menjelaskan situasi sosial.
Contoh: Menyapa teman atau bermain bersama teman.
• Menyediakan strategi pemecahan masalah
ketika menemui peristiwa tak terduga.
Contoh: ban sepeda kempis, mainan yang
rusak, atau jatuh saat berlari.
• Memberikan informasi tentang kegiatan yang akan
dilakukan (pada waktu mendatang).
Contoh: pergi ke dokter, pergi ke pasar, atau kakek yang akan
berkunjung ke rumah.
28
Cerita Sosial

Contoh cerita sosial untuk mengajarkan keterampilan gosok gigi

29
Cerita Sosial

Contoh cerita sosial untuk mengajarkan bermain sepeda dengan aman


Judul: Bermain Sepeda Dengan Aman

Aku suka bermain sepeda.

Aku bermain sepeda dengan aman. Agar


dapat bermain sepeda dengan aman, se-
belum bermain aku melihat kondisi sepe-
daku. Aku melihat dan memegang ban
sepeda.

Jika ban sepeda kempis, aku meminta


tolong
ayah atau bunda untuk memompa ban
agar penuh kembali.

Ban sepedaku sudah penuh. Sekarang aku


bisa bermain sepeda.

30
Cerita Sosial

Bagaimana cara membuat cerita sosial?


Siapapun dapat membuat cerita sosial.

Pilih satu perilaku atau situasi yang menjadi fokus cerita.


Contoh: pergi ke dokter gigi, cara bermain sepeda yang
aman, atau belajar gosok gigi.

Tuliskan hal-hal nyata yang ada pada sebuah situasi.


Seperti pada contoh kendala komunikasi yang telah tertulis
sebelumnya, hal nyata dari situasi yang perlu dituliskan
adalah kondisi ban sepeda yang kempis.

Fokus pada perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh anak dalam situasi tertentu.
Contoh: Saat anak melihat ban sepedanya kempis, maka ia mengembalikan sepeda ke
tempatnya.

Cerita sosial disajikan dalam bentuk kata-kata dengan ditambahkan gambar situasi yang
dapat dipahami oleh anak. Namun, gambar bukanlah hal yang utama dalam cerita sosial.
Yang utama adalah kalimat penjelas situasi yang ditulis dalam bahasa sederhana dan
positif.

Hal yang perlu diingat: gunakan kata aku atau mereka.


Hindari menggunakan kata kamu dan seharusnya.
31
Cerita Sosial

Bagaimana cara Perkenalkan hanya satu cerita sosial pada suatu


menggunakan cerita waktu. Misal: dalam satu minggu cerita sosial yang
sosial? akan dibacakan adalah bermain sepeda dengan aman.

Perkenalkan cerita sosial baru ketika anak tenang dan


santai. Hal ini dilakukan agar membaca cerita sosial
menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak.
Misal: saat akan tidur, setelah anak makan, atau saat
anak tidak dalam keadaan sakit atau lapar).

Sebuah cerita sosial dapat dibaca sampai beberapa kali


setiap hari, dengan rencana membaca sebelum kegiatan
atau situasi yang digambarkan dalam cerita tersebut.
Misal: Besok akan bermain sepeda, malam hari
sebelumnya orang tua bersama anak membaca cerita
sosial tentang bermain sepeda dengan aman.
32
Penutup
Bantuan visual dan cerita sosial yang tertulis di buku ini merupakan alat bantu
komunikasi sehari-hari antara orang tua dan anak. Penggunaan alat bantu ini tidak
bertujuan ­untuk meningkatkan kemampuan berbicara dibanding sebelumnya, namun
akan membantu orang dan anak untuk lebih saling memahami saat berkomunikasi.​

Ketika orang tua menentukan suatu bentuk bantuan visual dan cerita sosial,
perlu u
­ ntuk terus melakukan penilaian keberhasilannya. Orang tua perlu terus
mengembangkan ­bentuk bantuan komunikasi yang dapat digunakan saat berkomunikasi
dengan anak.

Penggunaan alat bantu ini akan lebih optimal jika orang tua melakukan pemeriksaan
kondisi anak kepada ahli untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

33
Daftar Pustaka
Mesibov, Gary B., Victoria Shea, and Eric Schopler. 2004. The TEACCH Approach to Autism
Spectrum Disorders. New York: Springer. (E-Book)
Paramita, Pramesti Pradna. 2015. Memahami Karakteristik Komunikasi Pada Anak dengan
Spektrum Autisme. Materi Pelatihan Penanganan Anak dengan Gangguan
Spektrum Autisme Fakultas Psikologi Univ. Airlangga.
Paramita, Pramesti Pradna. 2015. Memahami Implikasi dan Strategi Komunikasi Pada
Anak dengan Spektrum Autisme. Materi Pelatihan Penanganan Anak dengan
Gangguan Spektrum Autisme Fakultas Psikologi Univ. Airlangga.
Shihab, Najelaa. 2017. Keluarga Kita: Mencintai dengan Lebih Baik, Panduan Pengasuhan
Keluarga Indonesia. Tangerang Selatan: Buah Hati.
Trininingtyas, Diana Ariswati. 2016. Komunikasi Antar Pribadi. Magetan: AE Media Grafika.

34
https://www.icommunicatetherapy.com/wp-content/uploads/2015/01/Total-Communica-
tion-and-AAC.pdf
https://www.icommunicatetherapy.com/wp-content/uploads/2012/09/Play-and-Games-
and-the-Development-of-Speech-and-Language.pdf
https://kidmunicate.com/speech_language_disorders/speech-delay-or-disorder/
Referensi Bantuan Visual:
https://do2learn.com/picturecards/printcards/2inch/imagegridswords/bodyparts.htm
https://do2learn.com/picturecards/FunctionalCommunication/index.htm
https://www.iidc.indiana.edu/irca/resources/visual-supports/home.html
Referensi Cerita Sosial:
https://carolgraysocialstories.com/social-stories/what-is-it/
https://www.storyboardthat.com/articles/e/introduction-to-social-stories
http://headstartinclusion.org/social_stories#what

35
Narahubung:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Komplek Kemendikbud
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lt. 7 Senayan Jakarta 10270
Surel: paud@kemdikbud.go.id
Telp: (021) 572-5495

paudpedia

36
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2020

Anda mungkin juga menyukai