Anda di halaman 1dari 3

Tugas matakuliah audit

Dosen: Rosyid Arifin

Permasalahan Garuda Indonesia Hingga Terancam


Bangkrut, Termasuk Dugaan Ada Mafia

Merdeka.com - Garuda Indonesia terancam bangkrut. Maskapai nasional


kebanggaan Indonesia tersebut beberapa kali telah digugat investor karena
terlambat membayar utang.
Pada 9 Juli 2021, PT My Indo Airlines menggugat Garuda Indonesia di Pengadilan
Niaga Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Terbaru, Garuda Indonesia kembali
terancam pailit akibat permohonan PKPU oleh PT Mitra Buana Korporindo pada
22 Oktober 2021.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Garuda Indonesia?
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, dampak
pandemi membuat kondisi industri penerbangan mengalami krisis. Ini
disebabkan larangan ataupun imbauan untuk masyarakat tidak bepergian.
"Industri penerbangan itu adalah industri yang berinteraksi langsung dengan
manusia. Dan hari ini sebenarnya tidak ada masalah apapun dengan industri
penerbangan ini. Tapi yang jadi masalah adalah anxiety to travel. Keengganan
orang untuk terbang. Padahal berapa bulan sebelumnya orang punya begitu
banyak rencana untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain," kata Irfan.
Irfan mencermati apa yang menjadi kunci pulihnya industri penerbangan, yakni
keinginan orang untuk kembali bepergian menggunakan pesawat terbang.
Menurutnya, selama orang-orang masih ada yang ingin terbang, maka industri
ini akan baik-baik saja.
"Recovery atau selamatnya perusahaan maskapai seperti Garuda Indonesia ini
hanyalah berbasis terhadap suatu hal, yaitu keinginan orang terbang," kata dia.
Namun, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu memiliki
pandangan lain. Dia mengungkap persoalan menimpa Garuda Indonesia bukan
hal baru. Dari masa ke masa permasalahan Garuda Indonesia masih sama, yakni
masalah penyewaan pesawat dari lessor. Permasalahan itulah yang kemudian
membuat beban keuangan perseroan menjadi tertekan.
Masalah itu, menurutnya, sudah mencuat sejak zaman Pemerintahan Gus Dur.
Kemudian berlanjut di era Pemerintahan Megawati.
"Saya perlu jelaskan dulu Garuda sebenarnya berkali-kali menghadapi hal
seperti ini dan selalu biang keroknya adalah penyewaan pesawat. Itu selalu. Jadi
diperbaiki pada saat Presiden Gus Dur terus rusak lagi pada saat Pemerintahan
Megawati 2003-2004," kata Said Didu.
"Jadi kita memang harus menduga bahwa ada ada mafia penyewaan pesawat ke
Indonesia kita harus mulai curiga," sambung Said Didu.

1
Melihat permasalahan terus terjadi, akhirnya Kementerian BUMN ikut campur
tangan. Pilihannya saat itu hanya ada dua. Bangkrut atau dihidupkan. "Saat itu
diambil keputusan bahwa Garuda saat itu butuh suntikan modal sekitar Rp2
triliun," katanya.
Pemerintah saat itu menyanggupi dengan syarat Garuda Indonesia harus
memperbaiki manajemen hingga bisnisnya. Said pun meminta agar Garuda
Indonesia berhenti hidup mewah. Kemudian memindahkan Kantor Pusat
Garuda Indonesia yang tadinya di Merdeka Selatan menjadi di Cengkareng.
Setelah permintaan itu dipenuhi semua oleh Perseroan, akhirnya Garuda
Indonesia mendapatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1
triliun. Serta merelakan kantor lamanya di Jakarta untuk dijual.
"Ok bisa kita penuhi dan kita lapor ke Pemerintahan SBY bahwa Garuda cukup
dikasih Rp1 triliun penyertaan modal negara dan kantor nya harus dijual. Dan
saat itu saya pembelinya saat menjadi sekretaris Kementerian BUMN dan itu
menjadi Kantor Kementerian BUMN," ujarnya.
Sejak saat itu, Said bilang kondisi Garuda Indonesia perlahan bisa bangkit.
Puncaknya, pada 2012, Perseroan berhasil membukukan laba mencapai Rp1,5
triliun. "Jadi PNM yang dikeluarkan sudah kembali dalam 1 tahun," pungkas dia.

Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar menyetujui, jika ada anggota
dewan yang mengusulkan untuk membentuk Panitia Kerja (Panja) atau Panitia
Khusus (Pansus) untuk mencari solusi penyelamatan PT Garuda Indonesia.
Langkah tersebut merupakan bagian dari langkah cepat dan efektif untuk
mencari solusi BUMN sektor penerbangan tersebut.
"Saya sangat setuju ya, DPR untuk mengambil langkah-langkah cepat, efektif,
dan tepat sasaran. Sasarannya adalah membersihkan Garuda, menyelamatkan
Garuda, atau sekaligus mencari solusi," ujar Gus Muhaimin.
Meski terbilang cukup terlambat menangani permasalahan Garuda, namun Gus
Muhaimin mendesak untuk menyelamatkan aset-asetnya terlebih dahulu. "Yang
kedua, follow up dari ancaman pailit. Pailitnya sudah di depan mata," tegas
Politisi PKB tersebut.
Sementara, Said Didu mendorong pemerintah untuk segera membentuk tim
independen untuk mengkaji penyewaan pesawat dilakukan oleh PT Garuda
Indonesia Tbk. Mengingat permasalahan di tubuh Perseroan sering kali terjadi
akibat penyewaan pesawat kepada lessor.
"Kalau membenahi Garuda itu saja, pada setiap jenis pesawat dibentuk tim
independen bukan hanya untuk direksi tetapi tim independen untuk melakukan
kajian tentang penyewaan pesawat," kata Said Didu.
Pengamat BUMN, Herry Gunawan menyarankan, untuk menyelamatkan Garuda
Indonesia maka perlu dilakukan restrukturisasi secara menyeluruh. Ini dilakukan
agar model bisnis dilakukan perseroan memiliki warna baru.

2
"Untuk Garuda sendiri, menurut saya, perlu restrukturisasi total. Bersamaan
dengan kewajibannya, anak dan cucu Garuda juga perlu restrukturisasi semua
untuk menjadi model yang baru," kata Herry kepada merdeka.com.
Dia memahami untuk melakukan restrukturisasi secara total butuh effort yang
lebih besar, tapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Sebab, cara ini pernah
dilakukan oleh Krakatau Steel untuk menyelamatkan kondisi perusahaan yang
tengah goyang.
"Kalau melihat Krakatau Steel kan sudah kelihatan hasilnya. Padahal sebelum
2020 kan delapan tahun rugi terus dan beroperasi dengan utang," kata dia.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar perseroan bisa menghentikan
pendarahan keuangan. Kemudian, fokus jalan dengan bisnis yang untung saja
untuk sementara. Serta melakukan audit anak perusahaan, dengan memilah
yang sejalan dengan core bisnis dan untung.
"Nah ini sambil restrukturisasi jalan. Tapi jangan lupa, biang penyakitnya harus
dituntaskan," kata dia.

Catatan:
Dari artikel tersebut diatas, diminta:
1. Apa permasalahan utama yang menyebabkan Garuda Indonesia terancam
bangkrut/pailit?
2. Apa peran Auditor ekternal (KAP) yang telah mengaudit laporan keuangan tahun buku
2020 dan 2019
3. Apa peran dewan komisaris PT Garuda Indonesia yang seharusnya dilakukan agar
perusahaan tersebut tidak mengalami kebangkrutan ?
4. Apa peran komite audit yang seharusnya dilakukan agar permasalahan kebangkrutan
tersebut dapat dihindari.
5. Apa saran yang harus anda berikan, apabila anda sebagai auditor eksternal dari
perusahaan tersebut ?

Note:
1. Jawaban di kumpulkan minggu depan (17 Nopember 2021) sebelum acara perkuliahan
dilaksanakan.
2. Tugas dikerjakan berdasarkan kelompok masing-masing
3. Jawaban di email ke: akuntansiwisnu@gmail.com, untuk jawaban yang dikirim melalui
WA kami anggap tidak mengumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai