Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA DASAR BUDIDAYA TANAMAN

“PERBANYAKAN VEGETATIF CARA SAMBUNG”

Oleh :

Mochammad Abdul Mu’iz

19024010146

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2020
“PERBANYAKAN VEGETATIF CARA SAMBUNG”
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Kamboja (Adenium) dikenal luas di seluruh dunia dan hingga kini
menjadi salah satu tanaman hias yang popular di Asia. Beberapa Negara di Asia,
seperti Taiwan, Thailand, dan India menjadi sentra agrobisnis yang telah banyak
mengembangkan tanaman Adenium. Semakin berkembangnya zaman, tanaman
Adenium mulai diminati oleh banyak masyarakat Indonesia dengan
dikenalkannya berbagai variasi bunga hasil persilangan spesies. Tanaman
kamboja bisa dikembangbiakkan secara vegetatif melalui cara sambung/grafting
yang mempunyai keuntungan 1) Individu baru mempunyai sifat yang sama
dengan induknya 2) Bisa memperbanyak secara berkelanjutan.

Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan


batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa
sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru. Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas
(sepotong cabang dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah
yang sehingga gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru.
Pada dasarnya banyak sambung yang dapat kita gunakan tergantung dari
berbagai macam tanaman yang akan kita jadikan media untuk
perkembangbiakannya.

Batang bawah berumur enam bulan disisakan 15 cm dan dicoget menyerupai


huruf V, sedangkan batang atas dari pucuk panjang 3 cm daunnya dipangkas
dan di coget menyerupai huruf V terbalik, setelah itu batang atas dimasukkan
kebatang bawah lalu diikat dengan plastik lalu ditutup dengan plastik es dan
diikat bagian bawahnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan dan
percepatan penyambungan jaringan sel di biarkan selama dua minggu dan
dibuka dibiarkan untuk tumbuh.

Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cerah, tidak hujan,


dan tidak di bawah terik matahari. Waktu terbaik melaksanakan penyambungan
adalah pada pagi hari, antara jam 07.00 – 11.00, karena pada saat tersebut
tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam
kondisi aktif dan optimum. Di atas jam 12.00 siang daun mulai layu, tetapi ini bisa
diatasi dengan menyambung ditempat teduh, terhindar dari sinar matahari
langsung

1.2 Tujuan

Untuk mengenal dan mempelajari teknik pembiakan vegetatif, macam


tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan sambung dan untuk mengetahui
serta mempelajari pertumbuhan sambung yang berasal dari tanaman kamboja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ciri-ciri batang yang baik untuk grafting yakni kambium masing-masing


sel tanaman membentuk jaringan kalus berupa sel-sel parenkim, sel-sel
parenkim dari batang bawah dan batang atas saling kontak, menyatu dan
membaur, sel-sel parenkim yang terbentuk akan terdiferensiasi membentuk
kambium baru sebagai lanjutan dari lapisan kambium batang atas dan batang
bawah yang lama, dari lapisan kambium akan terbentuk jaringan pembuluh
sehingga proses translokasi nutrisi dari batang bawah ke batang atas dan
sebaliknya hasil fotosintesis dari batang atas ke batang bawah dapat
berlangsung Adinugraha dkk, (2012).

Pucuk yang digunakan sebagai batang atas adalah pucuk pada stadium
istirahat atau tunas tidur menjelang fase generatif. Waktu pengambilan entres
yang baik adalah pagi hari, antara pukul 7.00-9.00 dengan menggunakan gunting
pangkas. Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang
perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih
kuat dan kedua batang dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas.
Kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang
memiliki diameter mirip (Sukarmin, 2010).

Keunggulan dari teknik grafting ini diantaranya mengekalkan sifat-sifat


klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperti stek
dan cangkok, dapat diperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya
tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang
rendah atau gangguan lain yang terdapat dalam tanah, memperbaiki jenis-jenis
tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan dapat diubah
dengan jenis yang dikehendaki dapat mempercepat buahnya tanaman (untuk
tanaman buah-buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan
batang (jika tanaman kehutanan), dan keunggulan yang terakhir adalah
memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak
diinginkan dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki (Jawal, 2010).

Ciri-ciri yang menentukan keberhasilan grafting diantaranya, perisai tetap


segar dan tidak membusuk, setelah beberapa hari apabila dikerik menggunakan
kuku terlihat masih hijau. Sambungan tidak layu dan bahlan tumbuh tunas.
Grafting dapat dikatakan berhasil apabila tumbuh mata tunas yang baru dan
setelah beberapa hari terlihat kalus (kulit yang tebal dan keras) pada luka
penyambungan (Ashari, 2010).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum ini dilakukan pada hari Senin tanggal 15


November 2020 Pukul 11.10-12.50 WIB di rumah masing-masing.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Alat Tulis
2. Pisau/cutter
3. Kamera HP

3.2.2 Bahan

1. Campuran tanah, sekam dan pupuk kandang


2. Batang Atas dan Batang Bawah Tanaman Kamboja
3. Media tanam (polibag/botol bekas)
4. Plastik Es
5. Tali Plastik

3.3 Cara Kerja

1. Pilih bunga kamboja yang akan disambung


2. Potong batang bawah secara horizontal dan lurus.
3. Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari
tempat hasil potongan horizontal berukuran panjang 2-2,5 cm.
4. Buat potongan huruf V terbalik untuk batang atas, kemudian potong
bagian atasnya sehingga entress berukuran panjang 2-2,5 cm.
5. Rekatkan batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V.
Pastikan bahwa kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika
direkatkan, tidak ada rongga.
6. Ikat bidang sambungan dengan tali rafia/plastik dengan hati – hati dan
kuat.
7. Setelah selesai pengikatan langsung disungkup dengan plastik dan
tunggu hingga 2 atau 3 minggu setelah penyambungan.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

No Tanggal pelaksanaan Nama tanaman Keterangan

Kamboja
1. 15 November 2020
(Plumeria Sp)

Gambar 4.1 Hasil


Sambung
(Mati/Tidak Berhasil)

4.2 Pembahasan

Taksonomi Pucuk Merah

- Kingdom : Plantae
- Divisi : Tracheophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Gentianales
- Famili : Apocynaceae
- Genus : Plumeria L
- Spesies : Plumeria Sp.

Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan


batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa
sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru. Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas
dengan batang bawah yang sehingga gabungan ini bersama-sama membentuk
individu yang baru. Keunggulan dari teknik grafting ini diantaranya mengekalkan
sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya
seperti stek dan cangkok, dapat diperoleh tanaman yang kuat karena batang
bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan,
temperatur yang rendah atau gangguan lain yang terdapat dalam tanah

Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu


benih atau bibit dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro
(naungan), serta keterampilan sumber daya manusia, di samping pemeliharaan
setelah penyambungan. Pertumbuhan tunas yang baik akan mengakibatkan
pertumbuhan daun yang baik karena proses fotosintesis akan berjalan dengan
baik dan tanaman dapat melakukan kegiatan metabolisme untuk perkembangan
dan pertumbuhan tanaman tersebut (Riodevrizo, 2010).

Kegagalan sambungan ditandai dengan tidak munculnya tunas pada batang


atas yang digunakan, dan tunas-tunas baru yang muncul berasal dari batang
bawah. Kegagalan ini disebabkan oleh tidak terbentuknya saluran pembuluh
xylem dan floem untuk mengalirkan air dan hara ke bagian batang atas. Tunas
yang muncul dari batang bawah merupakan mekanisme untuk tetap bertahan
hidup tumbuhan guna menggantikan batang atas yang telah dipotong (Riodevizo,
2010). Berdasarkan hasil gambar percobaan sambung kamboja dapat diketahui
bahwa hasilnya tidak berhasil (hasil sambung tanaman kamboja mati). Hal
tersebut tampak dari daunnya yang menguning dan pada sambungan tidak
tumbuh tunas.

Keberhasilan penyambungan ditandai dengan terbentuknya pertautan yang


sempurna antara batang bawah dan batang atas serta laju pertumbuhan bibit
hasil sambungan (Ciobotari et al., 2010). Keberhasilan grafting sangat ditentukan
oleh batang bawah untuk disambung serta kompatibilitas antara batang atas dan
batang bawah (Yang et al., 2015). Pada percobaan grafting/sambung tanaman
kamboja ukuran diameter antar batang atas dan batang bawah yang tidak terlalu
mirip membuat batang atas sering lepas walaupun sudah diikat dengan tali
plastik. Pertautan yang baik akan menghasilkan transportasi air. Hara dan zat
pengatur tumbuh dan karbohidrat dari batang bawah ke batang atas dan
sebaliknya lancar (Supriadi et al., 2010).

Kemudian kebersihan alat pemotong juga berpengaruh, pada saat


penyambungan alat pemotong yang digunakan tidak terlalu bersih juga
menyebabkan gagalnya penyambungan tanaman dan penyebab matinya
sambungan yang terakhir yakni waktu penyambungan. Penyambungan yang
baik dilakukan pukul 07.00 – 11.00 saat udara masih segar dan suhu tidak
panas, karena suhu yang panas dapat menyebabkan penyambungan tidak dapat
bertahan lama dan akhirnya mati.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Grafting merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif


menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang
berbeda
2. Waktu merupakan faktor penting dalam keberhasilan grafting/sambung
selain ukuran diameter pada batang, kebersihan alat pemotong dan
kualitas entrees (batang atas) yang baik.
3. Ukuran diameter batang atas dan batang bawah berpengaruh terhadap
keberhasilan sambung tanaman yakni munculnya tunas pada hasil
sambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H. A., Mahfudzi, E. W. Muchtiari, dan S. Huda. 2012. Pertumbuhan


dan Perkembangan Tunas pada Bibit Nyamplung Hasil Pembiakan
dengan Teknik Sambungan.Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(2):91-102.
Ashari, S. 2010. Hortikultura Aspek Budidaya. Yogyakarta: Kanisius.

Ciobotari, Gheorghii, Maria Brinza, Aliona Morariu, & Gica Gradinariu. (2010).
Graft incompatibility influence on assimilating pigments and soluble
sugars amount of some pear (Pyrus sativa) cultivars. Notulae Botanicae
Horti AgrobotaniciCluj-Napoca 38 (1): 187–92.

Jawal, M. 2010. Penggunaan jenis entries, posisi sambungan, dan posisi


penyisipan entries pada batang bawah terhadap keberhasilan
penyambungan dan pemacuan pertumbuhan bibit manggis. Jurnal
Hortikultura, 352-354.

Riodevriza, 2010. Pengaruh Umur Pohon Induk terhadap Keberhasilan Stek dan
Sambungan Shorea selanica BI. Departemen Silvikultur. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sukarmin. 2010. Teknik penyambungan mangga arumanis dengan batang


bawah mangga madu dan saigon. Buletin Teknik Pertanian Vol. 15( 1 ) : 1
– 3.

Supriadi, H dan N. Heryana. 2012. Sesuai batang bawah dan batang atas pada
grafting jambu mete. Buletin RISTRI 3(2): 117-124.

Yang, Yingzhen, Mao Linyong, Yingyos Jittayasothor, Youngmin Kang, Chen


Jiao, Zhangjun Fei, and Gan-Yuan Zhong. (2015). Messenger RNA
exchange between scions and rootstocks in grafted grapevines.” BMC
Plant Biology 15: 251–54.

Anda mungkin juga menyukai