Anda di halaman 1dari 35

KELAS ON LINE

MANAJEMEN RISIKO DALAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)


PADA STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
JAKARTA 21-22 SEPTEMBER 2021

PROGRAM MANAJEMEN
PENANGGULANGAN BENCANA
RUMAH SAKIT

Dr Djoni Darmadjaja,SpB,MARS.
Dr Djoni Darmadjaja, SpB,MARS,FISQua
HP 08129146524
Palembang 22 Juni 1953
kapuyux@gmail.com
KESIAPAN RS MENGHADAPI BENCANA
MASUK DALAM
STANDAR AKREDITASI RS
MANAJEMEN BENCANA
DALAM SNARS 1.1 STD MFK 6

EP 1 EP 3 & EP 4
MFK 6. EP 2
REGULASI MANAJEMEN HSI
DISASTER PLAN DISATER HVA
DEKONTAMINASI

EP 1 EP 2
MFK 6.1 EP 3
BUKTI PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PREPAREDNESS PESERTA SIMULASI
SIMULASI DEBRIFING
DALAM MENGHADAPI BENCANA
STANDAR MENGHENDAKI
ADANYA HOSPITAL DISASTER PLAN
&
HOSPITAL PREPAREDNESS
• Rumah sakit mengembangkan, memelihara, program
manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster
dan bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi
dimasyarakat

STANDAR Rumah sakit mempunyai regulasi manajemen


MFK 6 disaster meliputi a) sampai i) di maksud dan tujuan. (R)
Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan
HOSPITAL eksternal yang besar seperti keadaan darurat di
masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana
lainnya, serta kejadian wabah besar yang bisa
DISASTER menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan. (D,W)
Rumah sakit telah melakukan self assessment kesiapan
PLAN menghadapi bencana dengan menggunakan hospital
safety index dari WHO. (D,W)
Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang
dekontaminasi sesuai dengan 1) sampai dengan 6) di
maksud dan tujuan. (D,O,W)
• Sebagai pedoman dalam menanggulangi
bencana yang terjadi, baik dari dalam maupun
dari luar RS yang mengenai pegawai, pasien,
pengunjung dan masyarakat sekitar.
• Sebagai acuan dalam penyusunan standar
HOSPITAL prosedur operasional dalam penanggulangan
kegawat daruratan bencana.
DISASTER • Menentukan tanggung jawab dari masing-
masing personel dan unit kerja pada saat
PLAN terjadinya bencana
• Dapat memberikan pertolongan medis yang
optimal dengan waktu secepat mungkin di RS
• Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian
korban akibat bencana
• Rumah sakit melakukan simulasi penanganan/
menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana.
STANDAR MFK • Seluruh program, atau setidaknya elemen-
elemen kritis program dari c) hingga i) di
6.1-HOSPITAL maksud dan tujuan MFK 6 disimulasikan
PREPAREDNESS setiap tahun. (D, W)
• Pada akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi
(debriefing) mengenai simulasi tersebut dan
dibuat laporan dan tindak lanjut (D,W)
• Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf
rumah sakit, pegawai kontrak dan pegawai
dari tenant/penyewa lahan. (D,W)
HVA
HAZARD VULNERABILITY ASSESMENT

APLIKASI MODIFIKASI KARS


Hazard vulnerability
assessment
• HVA adalah sebuah pendekatan sistimatis untuk
mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya yang dapat
mempengaruhi populasi, konsekuensi, atau kerentanan,
terkait dengan kedua dampak pada populasi dan tuntutan
layanan kemungkinan diciptakan oleh dampak.
• Menilai risiko yang terkait dengan setiap bahaya (misalnya,
probabilitas terjadinya bencana dan konsekuensi bagi
masyarakat), dan mempelajari temuan untuk
mengembangkan perbandingan prioritas kerentanan
bencana.
• Sebuah HVA dapat dilakukan di tingkat masyarakat atau di
rumah sakit (dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya)
Scoring dari HVA. Lengkap setidaknya sekali setahun. Diselesaikan oleh
komite keselamatan / staf yang berpengetahuan dan disetujui oleh
pimpinan. total skor tertinggi = risiko tertinggi. Organisasi menentukan apa
skor perlu ditangani. Memanfaatkan data untuk membantu dalam
pengambilan keputusansaya. risiko dikenali. data historis / statistika.
Produsen / vendor data / statistik

Probabilitas dan Dampak Scoring


• 3 = berisiko tinggi (event ~ setiap 1-3 thn)
• 2 = risiko sedang (event ~ setiap 3 -10 thn).
• 1 = risiko rendah (event ~ >> 10 thn
• 0 = tidak terjadi.
Kesiapan / Response Scoring.
• 3 = rendah atau tidak ada risiko
• 2 = sedang.
• 1 = tinggi.
• 0 = NA
HOSPITAL SAFETY INDEX
ALAT UNTUK MENGUKUR
KESIAPAN RS MENGHADAPI BENCANA
Hospital Safety Index
Terdiri dari empat bagian yaitu :
• Tentang lokasi geografis fasilitas
kesehatan
• Tentang elemen-elemen
keamanan struktur bangunan
• Tentang elemen-elemen
keamanan non-struktural
• Tentang kapasitas fungsional
rumah sakit
Safe Hospitals Checklist
• Checklist digunakan untuk membuat diagnosis awal dari keselamatan dan
kapasitas untuk menyediakan layanan dalam hal keadaan darurat dan bencana di
rumah sakit. Ini berisi 151 item, masing-masing memiliki tiga peringkat
keselamatan: rendah, rata-rata dan tinggi
• Checklist ini dibagi menjadi empat bagian atau modul:
• Modul 1: bahaya yg mempengaruhi keselamatan rumah sakit dan peran rumah
sakit dalam keadaan darurat dan manajemen bencana
• Modul 2: keselamatan Struktural
• Modul 3: keselamatan non-struktural
• Modul 4: pelayanan darurat dan manajemen bencana
• HARUS DIYAKINI BAHWA PANDEMI COVID 19
ADALAH BENCANA
BAGAIMANA • SUDAH DITETAPKAN DALAM STANDAR MFK 6, EP 2
PENGALAMAN (KEJADIAN WABAH BESAR)
PADA MASA • SELAMA INI RS LEBIH SIAP UNTUK MENGHADAPI
BENCANA NON WABAH (LEBIH SERING BENCANA
PANDEMI ALAM & MUSIBAH MASAL)
COVID 19 • DALAM MENGHADAPI BENCANA WABAH (COVID
19) KEPATUHAN PADA STANDAR SELAIN MFK,
SANGAT BERPERAN DAN PENTING
• STANDAR LAIN YG TERKAIT DENGAN BENCANA
COVID 19 ANTARA LAIN STANDAR BAB PPI & BAB
ARK
STANDAR LAIN YANG JUGA
TERKAIT PENANGGULANGAN
BENCANA DI RS
ARK 1.2 (EP 1,EP 2,EP 3, EP 4)
ARK 2 (EP 7)

STANDAR ARK 2.2 (EP 1,EP 2,EP 3)


ARK 3 (EP 1)
SNARS LAIN PPI 5 (EP 1, EP 2)
YG TERKAIT PPI 7 (EP 1)
BENCANA PPI 7.3 (EP 1)
PPI 7.7 (EP 1, EP 2)
PPI 8.1 (EP 1, EP 3)
STANDAR ARK 1.2
• Pada proses admisi pasien rawat inap,dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk
menetapkan prioritas pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang
didasarkan atas kondisi pasien.
• Ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan
untuk prioritas pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (R)
• Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
• Temuan diproses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada pasien.
(D,O,W)
• Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
(D)
STANDAR ARK 2

• Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk


rumah sakit untuk rawat inap dan proses pendaftaran rawat jalan, dan
rumah sakit berusaha mengurangi kendala antara lain pada pasien
disabilitas, bahasa dan budaya serta hambatan lainnya dalam memberikan
pelayanan.
• Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara
online. (D,W) (lihat juga MIRM 1)
• Rumah sakit menetapkan proses untuk
mengelola alur pasien di seluruh bagian
rumah sakit.
• Ada regulasi yang mengatur tentang proses
untuk mengatur alur pasien di rumah sakit
STANDAR termasuk elemen a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (R)
ARK 2.2 • Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk
menghindari penumpukan . (D,W)
• Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur
pasien secara berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya. (D,O,W)
• Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
kriteria pasien yang ditetapkan untuk masuk /
keluar rawat pelayanan spesialistik atau
pelayanan intensif.
STANDAR ARK • Ada regulasi tentang kriteria masuk dan
2,3 keluar intensive unit care (ICU), unit
spesialistik lain, ruang perawatan paliatif
termasuk bila digunakan untuk riset atau
program-program lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien berdasar atas kriteria
prioritas, diagnostik, parameter objektif,
serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas
hidup (quality of life). (R)
• Rumah sakit menetapkan penempatan
STANDAR PPI pasien dan proses transfer pasien dengan
airborne diseases di dalam rumah sakit dan
8.1 keluar rumah sakit.
Penempatan dan transfer pasien
airborne diseases sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
termasuk di ruang gawat darurat dan
ruang lainnya (Lihat PPI 8 EP 1). (O,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring
ruang tekanan negatif mekanis atau
alami dan penempatan pasien secara
rutin. (D,O,W)
• Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada
STANDAR PPI fasilitas yang terkait dengan pengendalian
mekanis dan teknis (mechanical dan enginering
7.7 controls)
Rumah sakit menetapkan regulasi
pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan engineering
control) minimal untuk fasilitas yang
tercantum pada butir a) sampai dengan
e) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)
Fasilitas yang tercantum pada butir a)
sampai dengan e) sudah dilakukan
pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan engineering control). (D,
O, W)
BAGAIMANA MENGELOLA
PENANGGULANGAN BENCANA DI RS
HOSPITAL PREPAREDNESS

Program
Sosialisasi Membangun
penyiagaan RS
pedoman/hosp Pelatihan staf RS kerjasama lintas
untuk menghadapi
disaster plan sektor
bencana/KLB

Melakukan Melakukan
Melakukan
latihan/disaster evaluasi hosp
pelatihan/training
drill disaster plan
BENCANA EKTERNAL RS

Kecelakaan 2. Kecelakaan
masal, mobil, pesawat 3. Huru-hara
kereta terbang

4. Bencana 5. Bencana 6. Bencana


alam Kimia Wabah
Kebakaran

2. Gempa bumi/banjir
BENCANA
3. Kecelakaan oleh chemical berbahaya
INTERNAL RS
4. Kejadian luar biasa penyakit

5. Ancaman bom
Direktur RS sebagai penanggung
jawab

Direktur Medis sebagai Ketua Tim


TIM
PENANGGULANGAN
BENCANA RS Kepala IGD sebagai Ketua SubTim
suport medis

Direktur Adm/Keu/Umum sebagai


Ketua SubTim suport manajemen
SATGAS DAN TIM

Satgas Pra-
Satgas Tim SDM, Tim
rumah sakit, Tim keuangan
keperawatan logistik
rumah sakit

Tim Tim pelayanan Tim


operasional medis penunjang
PENANGANAN BENCANA DI RS

• 1. Penanganan korban
• 2. Pengelolaan barang milik korban
• 3. Pengosongan ruangan dan pindah pasien
• 4. Pengelolaan makanan pasien dan petugas
• 5. Pengelolaan SDM RS
• 6. Pengendalian korban dan pengunjung
• 7. Koordinasi dengan instansi lain
• 8. Pengelolaan obat,alat,BHP
• 9. Pengelolaan relawan
• 10. Pengelolaan Kesling
PENANGANAN BENCANA DI RS

• 11. Pengelolaan donasi


• 12. Pengelolaan listrik,air dan telepon
• 13. Pengelolaan keamanan
• 14. Pengelolaan informasi
• 15. Pengelolaan media & konfrensi pers
• 16. Pengelolaan rekam medis
• 17. Identifikasi korban hidup dan mati
• 18. Pengelolaan jenazah
• 19. Evakuasi korban keluar RS
URUTAN PELAKSANAAN OPERASIONAL DI RS

• 1. Aktivasi sistim penanganan bencana


• 2. Mobilisasi tim medis
• 3. Mobilisasi tim manajemen
• 4. Aktivasi pos komando
• 5. Penggunaan media komunikasi
• 6. Bekerja sesuai peran dan tg jawab
• 7. Berikan informasi terkini
• 8. Debriefing untuk kembali ke normal
• Dilakukan sekali setahun
• Untuk setiap latihan dibuat skenario
• Melibatkan semua personil RS
SIMULASI • Bisa juga melibatkan pihak luar yang terkait (pada
skenario luas) yaitu polisi,TNI,pemadam
BENCANA kebakaran,PMI dll
• Ditunjuk observer untuk mencatat kegiatan
sehingga dapat dievaluasi.
• Korban hidup sudah ditangani
• Korban meninggal sudah diidentifikasi
• Kegiatan pelayanan sisa korban bisa
PEMULIHAN ditangani dengan kapasitas normal
KE SITUASI • Dilakukan debriefing untuk memulihkan
ke fungsi normal RS
NORMAL
• Untuk kasus Bencana wabah setelah ada
pernyataan wabah/pandemi dinyatakan
selesai oleh otoritas
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai