Anda di halaman 1dari 3

DENGAN BOARD GAME BELAJAR KOSA KATA BARU JADI SERU

AWAL :
Salam guru Merdeka Belajar. Perkenalkan nama saya Ika Mar atus Sholekhah,
biasa dipanggil Bu Ika. Guru di TK Dharma Wanita Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur.
Di sekolah, saya mengampu kelompok B2. Sebagai guru TK yang setiap hari
bergelut dengan dunia anak anak atau peserta didik yang mempunyai kemampuan
berbeda beda dan dari latar belakang orang tua yang berbeda beda pula. Saya tidak
hanya dituntut untuk memberi materi pelajaran tetapi juga tanggung jawab dalam
mendidik dan memahami kemampuan satu persatu anak-anak.
Zaman sekarang, masa pandemi ini memiliki tantangan tersendiri. Tak ada yang
bisa disalahkan, dan tak dapat pula dihindarkan dengan situasi ini. Dilema dan tak
bisa dielak, guru dan murid pun begitu orang tua harus ber-adaptasi dengan sistem
sekarang online mulai dari google meet dan Wag kelas. Tidak dipungkiri,
pembelajaran pun tidak bisa tercapai dengan baik. Ya, tidak pernah bersua apalagi
bercengkrama. Jangan ditanya, anak anak bahkan tidak semua kenal dengan Guru
yang ada di sekolah tersebut. Apalagi dari murid kelompok A terhadap Guru
Kelompok B, pun begitu sebaliknya.
Satu tahun berlalu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan awal Tahun Ajaran baru
akhirmya terbitlah SE Bupati Ponorogo dimana mengijinkan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) terbatas dengan ketentuan 30% dari jumlah peserta didik.
Akhirnya dibuatlah kesepakatan dengan walimurid untuk mekanisme masuk PTM
terbatas dengan kesepakatan, Hari Senin sampai dengan Hari Rabu untuk PTM
terbatas Kelompok A, dan pada hari Kamis sampai dengan hari Sabtu untuk
Kelompok B. Tentunya dengan Prokes yang sangat ketat.

TANTANGAN :
Penyesuain demi penyesuaian saya upayakan, ketika PTM terbatas. Apalagi
sebelumnya belum pernah bertatap muka maupun kenal dengan anak anak yang
notabene dari kelompok A.
Mula mula saya berempati , membuat quiziz, dan system reward (memberi bintang)
dari hasil empati saya tersebut saya petakan. Mengingat kesempatan PTM terbatas
ini, hanya 3 hari saja. Permasalahan yang sering ditemukan adalah banyak anak
kelompok B yang belum mengenal huruf, dan ada beberapa anak yang sering
tertukar menyebutkan antara huruf b dengan d, m dengan n, p dengan q, s dengan
z. Hal ini disebabkan kurangnya intensitas pertemuan tatap muka akibat pandemi,
dan rasa bosan yang mendera pada anak karena setahun belakangan harus belajar
secara daring.
Adaptasi tak mudah begitu saja mengkondisikan anak dari PJJ ke PTM. Apalagi
untuk anak Tk kadang rewel sebelum belajar, kurang percaya diri dan belum
mengenal satu dengan yang lain.

AKSI
Saya mulai menyusun strategi dan media pembelajaran. Mula mula saya
menggunakan video pengenalan huruf abjad, awal anak antusias akan tetapi
beberapa hari kemudian loyo lagi. Akhirnya saya membuat board game dadu dan
ular tangga, murid saya buat menjadi 2 kelompok dengan klasifikasi cewek dan
cowok berjumlah 6.
Awal mula anak anak mengambil lotre, per kelompok dan bergantian. Di dalamnya
ada tulisan angka 1 sampai dengan 6. Setelah anak menyebutkan berapa angka
yang didapat guru mengarahkan pada angka berapa dadu tersebut berhenti, Misal
dadu berhenti di angka 4, guru mengarahkan koin ke angka 4 dan tertera kata
AYAM , SODA, ZORO lalu si murid tersebut menyuarakan dengan lantang huruf
apa saja yang ada pada kata tersebut. Sampai semua anak mendapat giliran
masing- masing. Meskipun kadang masih keliru menyebutkan huruf apa yang ada di
dalamnya, tetapi sebagai Guru kita harus tetap memberikan semangat dan empati.
Dan untuk board gamenya pun lebih bervariasi mulai dari melengkapi huruf
konsonan maupun vocal pada gambar, menyebutkan huruf setelahnya, dan lain lain.

PERUBAHAN

Suasana kelas menjadi riuh, anak anak lebih semangat dan lebih mudah menghafal
kosa kata. Dan ketika sebelum pulang, Guru dan murid membuat kesepakatan kelas
yaitu berupa pemberian reward bagi anak yang bisa menjawab lebih dulu dan betul.
Masya Allah luar biasa sekali mereka saling berlomba lomba mengangkat tangan
untuk cepat cepat menjawab.
Anak anak lebih antusias, lebih mudah menghafalkan dan selalu menanti hari masuk
PTM terbatas. Refleksi dan kolaborasi dengan orang tua pun tak kalah pentingnya,
di rumah orang tua tetap harus senantiasa menjadi motivator dan guru bagi anak di
rumah. Intinya dimasa pamdemi sekarang ini semua elemen harus berkontribusi
untuk mencari kegiatan yang sederhana dan menyenangkan demi kemajuan anak.
Seperti pepatah mengatakan semakin tinggi pohon makan semakin kencang angin
nya. Begitu juga dengan pembelajaran ini bila diukur pasti masih banyak
kekurangan. Akan tetapi apabila kita berusaha dan merubah itu semua dengan
usaha maka akan ada hasilnya. Perubahan itu perlu walaupun sana sini masih ada
cercaan dan kekurangan. Berdiam diri bukan solusi. Gagal bukan berarti harus
berhenti, tetapi harus jadi semangat dan tantangan diri. Jangan bersikap apatis
apalagi pesimistis.

Anda mungkin juga menyukai