Anda di halaman 1dari 5

COMTOH OPSI

 Contoh: Seorang investor (X) membeli call option dengan harga Rp100, dan saham yang
dijadikan patokan adalah saham ABC. Exercise price ditetapkan Rp1.200. Expiration date adalah
tiga bulan dari sekarang, dan opsi tersebut dapat dilaksanakan kapan saja, sampai dengan
expiration date dan juga pada saat expiration date (gaya Amerika). Untuk memperoleh opsi
tersebut, X membayar premi opsi sebesar Rp100 kepada penjual opsi.

 Setelah membeli call option tersebut, si X dapat memutuskan untuk membeli atau tidak
membeli saham ABC dari penjual opsi, kapan saja sampai batas waktu tiga bulan dengan harga
Rp1.200.

 Kerugian maksimum yang bisa dialami si X adalah sejumlah harga premi opsi, yaitu Rp100,
karena bila kondisinya tidak menguntungkan (harga saham ABC di bawah Rp1.200), maka si X
tidak akan melaksanakan opsi tersebut.

 Sebaliknya dari sisi penjual opsi, keuntungan maksimum yang bisa didapatkan oleh penjual opsi
hanyalah sebesar harga premi opsi, karena kerugian pembeli opsi merupakan keuntungan
penjual opsi.

 Sedangkan potensi keuntungan yang bisa diperoleh pembeli opsi adalah tidak terbatas, dan
sebaliknya potensi kerugian penjual opsi juga tidak terbatas.

Model Black-Scholes: Contoh

Diketahui:

Opsi Beli

Harga Saham (S) = Rp 2.000,-

Exercise Price (X) = Rp 2.200,-

Suku bunga bebas risiko (r) = 7%

Expiration Date (T) = 6 bulan (0,5 tahun)

Deviasi Standar (σ) = 0,25

Jawaban :

Langkah 1. Menghitung Nilai d1


Langkah 2. Menentukan Nilai N(d1)

Langkah 3. Menghitung Nilai d2

Langkah 4. Menentukan Nilai N(d2)

• Nilai dari N(d2) ini dapat dilihat dari tabel distribusi normal atau dapat menggunakan fungsi
NORMSDIST (-0,42952) di MS Excel.

Langkah 5. Menghitung Nilai Pasar dari Opsi


7.2.1 Membeli Call Option

Contoh: Seorang investor memiliki call option untuk membeli saham PT ABC sebanyak 200 lembar
saham dengan harga penebusan (exercise price) sebesar Rp5.000/lembar. Jangka waktu call option
adalah 3 bulan. Jika harga saham PT ABC saat ini sebesar Rp5.500 (S0 ), maka: Nilai intrinsik call option
adalah S0 > E atau 0.

Nilai intrinsik call option = Rp5.500 – Rp5.000

Nilai intrinsik call option = Rp500.

Jika harga saham PT ABC saat ini sebesar Rp4.800 (S0 ), maka nilai intrinsik call option = 0

Contoh pembelian gabungan opsi

Contoh: PT ABC membeli 10.000 lembar saham PT XYZ pada harga Rp3.000/lembar sebagai langkah awal
untuk mengakuisisi PT XYZ. Manajemen PT ABC memiliki kekhawatiran bahwa harga saham PT. XYZ akan
turun harganya dalam waktu dekat sehingga memutuskan untuk membeli put option yang memberikan
hak untuk menjual 10.000 lembar saham PT XYZ pada harga penebusan (exercise price) sebesar Rp2.950
selama 3 bulan ke depan.

Jika 3 bulan mendatang harga saham > Rp2.950 maka manajemen PT ABC tidak akan melaksanakan
haknya dan tetap memegang saham PT XYZ karena akan lebih menguntungkan.

Jika 3 bulan mendatang harga saham PT XYZ < Rp2.950, maka manajemen PT ABC akan melaksanakan
haknya dengan mengirimkan 10.000 lembar saham PT XYZ kepada penjual (writer) put option. PT ABC
memperoleh uang sebesar Rp2.950 dari setiap lembar saham PT XYZ yang dikirimkan. Kerugian
diminimalkan sebesar harga beli (Rp3.000) dikurangi dengan harga penebusan (Rp2.950) ditambah
dengan option premium]

Contoh Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Opsi (Option Premium)

1. Harga penebusan (exercise price) Kenaikan pada harga penebusan akan menurunkan harga call
option. Misalnya terdapat dua call option yaitu atas saham PT ABC dan PT EFG. Saat ini harga kedua
saham tersebut adalah Rp6.000. Harga penebusan saham PT ABC adalah Rp4.000 (in the money =
Rp2.000). Harga penebusan saham PT EFG adalah Rp4.500 (in the money = Rp1.500). Harga Call option
PT ABC lebih tinggi daripada PT EFG.

binomial
Contoh pohon binomial yang disederhanakan hanya memiliki satu langkah.
Asumsikan ada saham yang dihargai $ 100 per saham. Dalam satu bulan, harga saham
ini akan naik $ 10 atau turun $ 10, menciptakan situasi ini:

 Harga saham = $ 100


 Harga saham dalam satu bulan (status naik) = $ 110
 Harga saham dalam satu bulan (keadaan turun) = $ 90

Selanjutnya, asumsikan ada opsi beli yang tersedia di saham ini yang kedaluwarsa
dalam satu bulan dan memiliki harga kesepakatan $ 100. Dalam kondisi naik, opsi
panggilan ini bernilai $ 10, dan dalam kondisi buruk, bernilai $ 0. Model binomial
dapat menghitung berapa harga opsi panggilan hari ini.

Untuk tujuan penyederhanaan, asumsikan bahwa investor membeli setengah saham


dan menulis atau menjual satu opsi beli. Total investasi hari ini adalah harga setengah
saham dikurangi harga opsi, dan kemungkinan pembayaran di akhir bulan adalah:

 Biaya hari ini = $ 50 – harga opsi


 Nilai portofolio (status atas) = $ 55 – maks ($ 110 – $ 100, 0) = $ 45
 Nilai portofolio (keadaan bawah) = $ 45 – maks ($ 90 – $ 100, 0) = $ 45

Hasil portofolio sama tidak peduli bagaimana harga saham bergerak. Mengingat hasil ini, dengan
asumsi tidak ada peluang arbitrase, investor harus mendapatkan tingkat bebas risiko selama
bulan tersebut. Biaya hari ini harus sama dengan pembayaran yang didiskon dengan tarif bebas
risiko selama satu bulan. Persamaan yang harus diselesaikan adalah:

 Harga opsi = $ 50 – $ 45 xe ^ (-tarif bebas risiko x T), dengan e adalah konstanta


matematika 2,7183.

Dengan asumsi tingkat bebas risiko adalah 3% per tahun, dan T sama dengan 0,0833 (satu dibagi
12), maka harga opsi panggilan hari ini adalah $ 5,11.

Model penetapan harga opsi binomial menghadirkan dua keunggulan bagi penjual opsi
dibandingkan model Black-Scholes. Yang pertama adalah kesederhanaannya, yang
memungkinkan lebih sedikit kesalahan dalam aplikasi komersial. Yang kedua adalah operasi
berulangnya, yang menyesuaikan harga secara tepat waktu sehingga mengurangi kesempatan
bagi pembeli untuk melaksanakan strategi arbitrase.

Misalnya, karena memberikan aliran penilaian untuk turunan untuk setiap node dalam rentang
waktu tertentu, ini berguna untuk menilai derivatif seperti opsi Amerika — yang dapat
dieksekusi kapan saja antara tanggal pembelian dan tanggal kedaluwarsa. Ini juga jauh lebih
sederhana daripada model penetapan harga lain seperti model Black-Scholes.

Materi manajemen resiko


CONTOH RISIKO MURNI

TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI

Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi karena Kebakaran yang melanda gudang atau
kejadian tertentu berakibat bangunan perusahaan.
buruk (kerugian) pada aset
Banjir mengakibatkan kerusakan pada
fisik organisasi.
bangunan dan peralatan

Risiko karyawan Risiko karena karyawan Kecelakaan kerja mengakibatkan


organisasi mengalami karyawan cedera, kegiatan operasional
peristiwa yang merugikan perusahaan terganggu

Risiko legal Risiko kontrak tidak sesuai Terjadi perselisihan sehingga perusahaan
yang diharapkan, lain menuntut ganti rugi yang signifikan
dokumentasi yang tidak
benar

Contoh

RISIKO OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF

 Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang obyektif.

 Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur
melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% pertahun. Risiko
subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental
seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.

 Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan
kepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif akan
mengganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif,
risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang
tersebut melihat pada risiko obyektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25%
pertahun.

Anda mungkin juga menyukai