Modul Pi 4
Modul Pi 4
MODUL PERKULIAHAN
P322130003
PAJAK INTERNASIONAL
Abstrak Sub-CPMK 3
Pendahuluan
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
04
Yenny Dwi Handayani, SE., MSi., AK., CA
Fakutas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Menurut Kevin Homes (2007), konflik-konflik antara suatu negara dan negara
lainnya yang dapat menimbulkan pemajakan berganda adalah sebagai berikut:
1 konflik antara suatu negara dan negara lainnya untuk menjadi negara sumber dari
suatu penghasilan tertentu (source-source conflict);
2 konflik antara negara domisili dan negara sumber untuk mengenakan pajak atas
suatu penghasilan tertentu (source-residence conflict);
3 konflik antara suatu negara dan negara lainnya untuk menjadi negara domisili
(residence state) bagi subjek pajak tertentu (residence-residence conflict); dan
4 konflik antara negara domilisi dan negara sumber atas karakterisasi suatu jenis
penghasilan tertentu (characterization of income conflict).
Pajak berganda dapat menimbulkan beban keuangan yang cukup memberatkan
bagi subjek pajak yang memperoleh penghasilan, sehingga pajak berganda sering
disebut sebagai suatu halangan yang besar bagi aktivitas bisnis lintas batas negara. Oleh
karena itu, banyak negara berupaya untuk menghilangkan dampak pajak berganda
dengan berbagai metode. Pada umumnya, metode tersebut dapat dilakukan secara
unilateral, bilateral, maupun multilateral.
Characterization of Income Conflict
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 Yenny Dwi Handayani, SE., MSi., AK., CA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Agar tidak terjadi pajak berganda atas penghasilan yang sama, yang diterima atau
diperoleh oleh subjek pajak yang sama (juridical double taxation), suatu P3B membatasi
hak pemajakan suatu negara untuk mengenakan pajak atas penghasilan tersebut.
Ketika masing-masing ketentuan pajak domestik suatu negara sama-sama
mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang sama maka berdasarkan perjanjian yang
disepakati, hak masing-masing negara tersebut untuk mengenakan pajak atas
penghasilan tersebut dapat dihilangkan atau dibatasi oleh P3B. Dengan kata lain, ketika
suatu negara sepakat mengadakan P3B maka negara tersebut setuju haknya untuk
mengenakan pajak dibatasi berdasarkan pembatasan yang diatur dalam P3B tersebut.
Cara kerja P3B dalam menghilangkan dampak dari pajak berganda konflik antara negara
domilisi dan negara sumber atas karakterisasi suatu jenis penghasilan tertentu
(characterization of income conflict) adalah sebagai berikut:
Dalam model P3B yang dikembangkan oleh OECD, untuk membagi hak pemajakan
antara negara yang mengadakan perjanjian, terdapat 2 (dua) terminologi yang digunakan,
yaitu sebagai berikut.
i. Shall be taxable only
Terminologi ini untuk menyatakan bahwa hak pemajakan atas suatu penghasilan hanya
diberikan kepada satu negara yang biasanya diberikan kepada negara tempat subjek
pajak tersebut terdaftar sebagai subjek pajak dalam negeri (negara domisili). Dengan
demikian, jika hak pemajakan tersebut hanya diberikan kepada suatu negara, negara
lainnya tidak boleh mengenakan pajak. Jadi, isu pajak berganda atas suatu penghasilan
yang diatur melalui penggunaan terminologi ini seharusnya tidak akan terjadi karena hak
pemajakan diberikan sepenuhnya kepada satu negara saja dan negara lainnya dilarang
untuk mengenakan pajak.
ii. May be taxed
Terminologi ini digunakan untuk menyatakan bahwa hak pemajakan atas suatu
penghasilan diberikan kepada negara domisili dan negara sumber. Makna terminologi
tersebut adalah negara sumber juga dapat mengenakan pajak. Jadi, di samping negara
domisili berhak untuk mengenakan pajak, negara sumber juga dapat mengenakan pajak.
Apabila masing-masing negara mengenakan pajak, akan terdapat isu pajak berganda.
Untuk menghindari adanya pajak berganda, negara domisili diwajibkan untuk memberikan
keringanan pajak berganda melalui metode pembebasan (exemption method) atau
metode kredit (credit method). Hal ini bergantung pada ketentuan domestik dari negara
domisili.
Jenis
Pasal Makna may be taxed dalam Pasal-Pasal Substantif
Penghasilan
Pasal 7 Laba Usaha Dapat dikenakan pajak di negara sumber atas laba usaha
yang diatribusikan kepada BUT yang berada di negara
sumber.
Pasal 10 Dividen Dapat dikenakan pajak di negara domisili (Pasal 10 ayat (1))
dan negara sumber (Pasal 10 ayat (2)).
Pasal 11 Bunga Dapat dikenakan pajak di negara domisili (Pasal 11 ayat (1))
dan negara sumber (Pasal 11 ayat (2)).
Pasal 13 Capital Gains Dapat dikenakan pajak di negara sumber. Kecuali untuk
capital gains yang tunduk pada Pasal 13 ayat (5), hanya
negara domisili yang dapat mengenakan pajak.
Pasal 14 Penghasilan Dapat dikenakan pajak di negara sumber apabila individu
Profesi (dalam yang menjalankan kegiatan profesi tersebut mempunyai
OECD Model tempat tetap (fixed base) di negara sumber.
sudah dihapus)
Pasal 15 Penghasilan atas Dapat dikenakan pajak di negara sumber sepanjang:
Hubungan • Pegawai tersebut hadir di negara sumber dalam periode
Pekerjaan yang melebihi 183 hari dalam periode waktu 12 bulan
yang dimulai dan berakhir di tahun fiskal yang
bersangkutan, atau
• Imbalan tersebut dibayar oleh pemberi kerja yang
merupakan subjek pajak dalam negeri di negara sumber
penghasilan, atau
• Imbalan tersebut dibiayakan di negara sumber oleh BUT
dari si pemberi kerja.
Pasal 16 Penghasilan Dapat dikenakan pajak di negara sumber.
Direktur
Pasal 17 Entertainer dan Dapat dikenakan pajak di negara sumber atas penghasilan
Olahragawan yang diterima oleh entertainer terkait dengan penghasilan dari
pertunjukannya maupun penghasilan olahragawan yang terkait
dengan penghasilan dari pertandingannya.
3. Unilateral
Terdapat pandangan umum yang berlaku sejak lama bahwa P3B sangat diperlukan
untuk menghilangkan dampak pajak berganda. Namun, dampak pajak berganda
sebenarnya juga dapat dihilangkan secara unilateral, yaitu melalui ketentuan
penghindaran pajak berganda yang diterapkan secara sepihak oleh suatu negara menurut
ketentuan pajak domestik negara tersebut.
Tindakan unilateral tersebut dapat dilakukan baik oleh negara domisili maupun
negara sumber. Upaya penghindaran pajak berganda secara unilateral oleh negara
domisili dilakukan dengan cara pembebasan (exemption), pengkreditan (credit), atau
pengurangan (deduction).
Dalam upaya menangkal praktik transfer pricing Direktur Jenderal Pajak diberi
kewenangan untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak (PKP) bagi wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan
wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak
dipengaruhi oleh hubungan istimewa.
e. matching credit
Variasi terakhir dari tax credit adalah matching credit. Metode matching
credit biasaya diberikan oleh negara maju kepada negara berkembang dan
dituangkan dalam suatu persetujuan penghindaran pajak berganda (tax treaty).
Penduduk dari satu negara maju dapat memperoleh kredit pajak dengan tarif
penuh atas dividen yang diterima dari penduduk negara berkembang, walaupun
tarif pajak di negara sumber dividen tersebut adalah lebih rendah.
Daftar Pustaka
https://aguspajak.com/tag/metode-penghindaran-pajak-berganda/
http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=35&list=&q=&hlm=7#_ftn1