Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN PEMBELAJARAN KIMIA

“PROGRAM TAHUNAN”

Dosen Pengampu,

Nur Asbirayani Limatahu S.Pd., M.Si

Oleh;

Nama : Nur Anisa

Npm : 03291911012

Kelas :A

Semester : VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2021
A. Pengertian Program Tahunan (prota)

Prota adalah susunan alokasi waktu pembelajaran selama satu tahun untuk mencapai
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi waktu sangat
diperlukan agar seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh para peserta didik. 

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas,
berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai , karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian
serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen program tahunan
meliputi identifikasi(satuan pendidikan,mata pelajaran, tahun pelajaran) standart
kompetensi , kompetensi dasar , alokasi waktu dan keterangan.

Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang dikembangkan oleh guru (Mulyasa, 2003:183). Dipertegas Muslich (2007:44) program
tahunan adalah rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah diketahui kepastian
jumlah jam pelajara efektif dalam satu tahun. Program tahunan perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, yakni program semester, silabus, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan
program tahunan antara lain:

1. Daftar standar kompetensi sebagai konsensus nasional, yang dikembangkan dalam


buku garis-garis besar program pengajaran (GBPP) setiap mata pelajaran yang akan
dikembangkan.
2. Skope dan sekuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
diperlukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam
pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan, yang mengandung ide-ide pokok
sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pokok-pokok bahasan dan sub-
sub pokok bahasan tersebut harus jelas skope dan sekeuensinya. Skope adalah
ruang lingkup dan batasan-batasan keluasan setiap pokok dan sub pokok bahasan,
sedangkan sekuensi adalah urutan logis dari setiap pokok dan sub pokok bahasan.
Pengembangan skope dan sekuensi ini bisa dilakukan oleh guru, dan bisa
dikembangkan dalam kelompok kerja guru (KKG). Sebagai pedoman berikut
dikemukakan pendapat Sukmadinata (1988) tentang cara menyusun sekuensi bahan
ajar:
a. Sekuens kronologis. Untuk menyususn bahan ajar yang mengandung urutan
waktu, dapat digunnakan kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah,
perkembangan historis suatu instusi, penemuan-penemuan ilmiah dan
sebagainya dapat disusun berdasarkan sekuens kronologis.
b. Sekuens kausal. Sekuens kausal berhubungan dengan kronologis. Peserta didik
dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau
pendahulu daripada sesuatu peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau
pendahulu para peserta didik akan menemukan akibatnya Menurut Rowntree
(dalam Mulyasa, 2003: 96) sekuens kausal cocok untuk menyusun bahan ajar
ddalam bidang meteorologi dan geomorfologi.
c. Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajar sesuatu bidang studi telah
mempunyai strukturnya. Dalam fisika tidak mungkin mengajarkan alat-alat
optik, tanpa terlebih dahulu diajarkan pemantulan dan pembiasan cahaya.
Masalah cahaya, pemantulan-pembiasan, dan alat-alat optik tersusun secara
struktural.
d. Sekuens logis dan psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan
urutan logis. Menurut sekuens logis bahan ajar dimulai dari bagian kepada
keseluruhan, dari yang sederhana kepada yang kompleks, tetapi menurut
sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan kepada bagian, dari yang
kompleks kepada sederhana. Menurut sekuens logis bahan ajar disusuun dari
yang nyata kepada yang abstrak, dari benda-benda kepada teori, dari fungsi
kepada struktur, dari masalah bagaimana kepada masalah mengapa.
e. Sekuens spiral. Dikembangkan oleh Bruner (1960). Bahan ajaran dipusatkan
pada topik atau pokok bahasan tertentu. Dari yopik atau pokok bahasan
tersebut bahan diperluas dan diperdalam. Topik atau pokok bahan ajaran
tersebut adalah sesuatu yang populer dan sederhana, tetapi kemudian diperluas
dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks dan sophisticated.
f. Rangkaian ke belakang (backward chaining). Dikembangkan oleh Thomas
Gilbert (1962). Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir
dan mundur ke belakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah
meliputi: (a) pembatasan masalah, (b) penyusun hipotesis, (c) pengumpulan
data, (d) pengetesan hipotesis, dan (e) intreprestasi hasil tes. Dalam mengajar
mulai dengan langkah (e), kemudian guru menyajikan data tentang sesuatu
masalah dari langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat
intreprestasi hasilnya (e). pada kesempatan lain guru menyajikan data tentang
masalah lain dari langkah (a) sampai (c), dan peserta didik diminta untuk
mengadakan pengetesan hipotesis (d), dan seterusnya.
g. Sekuens berdasarkan hierakhi belajar. Model ini dikembangkan Gagne (1965)
dengan prosedur tujuan khusus utama dianalisis, dan dicari suatu hierakhi
urutan bahan ajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierakhi tersebut
menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta
didik, berturut-turut sampai pokok-pokok bahasan tertentu hierakhi juga dapat
mengikuti hierakhi tipe-tipe belajar dari Gagne. Gagne (1970) mengemukakan
delapan tipe belajar yang tersusun secara hierakhis mulai dari yang paling
sederhana: ”signial learning, stimulus respos learning, motor-chain leraning,
verbal association, multiple discrimination, concept learning, principle
learning, dan problem solving learning ”.

Berdasarkan sumber-sumber tersebut, dapat ditetapkan dan dikembangkan jumlah


kompetensi, pokok bahasan dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pokok dan sub
pokok bahasan, jumlah ulangan, baik ulangan umum maupun ulangan harian, dan jumlah
waktu cadangan. Setidaknya dalam menyusun Prota, komponen yang harus ada sebagai
berikut:

a. Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran).


b. Format isian (semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, matei pokok, dan
alokasi waktu).
c. Dalam perkembangan dan pengkajian penyusunan Prota, terdapat beragam
alternatif format program tahunan. Dengan demikian guru memiliki kebebasan
dalam menentukan format Prota. Format berikut ini, diadopsi dari berbagai contoh
format yang pernah ada.

B. Fungsi prota

Fungsi prota adalah sebagai berikut:

a. Mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal.


b. Dijadikan pedoman untuk menyusun promes.
c. Dijadikan pedoman dalam menyusun kalender pendidikan.
d. Digunakan sebagai acuan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu efektif
pembelajaran yang tersedia.

C. Langkah penyusunan prota


Menganalisis kalender pendidikan dan menyesuaikan kebutuhan berdasarkan
ciri/karakter unit satuan pendidikan. Memberikan tanda untuk hari libur, permulaan
tahuan ajaran baru, pekan/minggu efektif untuk belajar, dan jam efektif belajar setiap
minggu. Adapun hari libur yang perlu diberi tanda meliputi:
a. libur akhir tahun ajaran
b. libur keagamaan
c. libur hari besar nasional
d. libur untuk hari khusus.

dalam menyusun Program Tahunan (Prota), komponen minimal yang wajib


dipenuhi adalah sebagai berikut;

1. Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran)


2. Format isian ( tema, sub tema, dan alokasi waktu)

Memperhatikan minggu efektif guna menyusun alokasi waktu di setiap kompetensi


dasar. Menetapkan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan pokok bahasannya di pekan efektif. Alokasi waktu yang
disediakan harus sesuai dengan ruang lingkup materi, tingkat kesulitan, pentingnya
materi, dan waktu untuk melakukan review pada materi tersebut.
Langkah-langkah dalam menyusun program tahunan yaitu:
1. Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indikator
2. Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk setiap semester
3. Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dengan
memperhatikan pekan efektif
PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

Satuan Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / Genap
Alokasi Waktu : 3 JP
Tahun Ajaran : 2022

Alokasi
No Materi Pembelajaran/ kompetensi dasar Ket
waktu
Ikatan kimia, bentuk molekul dan interaksi molekul
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
2 JP
koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat
4.5Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan
karakteristik senyawa ion atau senyawa kovalen berdasarkan 1 JP
beberapa sifat fisika
1 3.6 Menerapkan Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan
2 JP
Teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul
4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan
2 JP
yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak komputer
3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat
2 JP
fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam
2 JP
menjelaskan sifat-sifat fisik zat di sekitarnya
Jumlah 11 JP

Anda mungkin juga menyukai