Anda di halaman 1dari 4

UAS ILMU NEGARA

Senin, 13 Desember 2021

Nama : Adelheid Aretha Renoningtyas

NIM : 11000121130413

Kelas : F

1. Berdasarkan klasifikasi konstitusi menurut KC Wheare, UUD NRI


termasuk ke dalam konstitusi tertulis ( written constitution), kontitusi
kaku ( rigid constitution), serta konstitusi derajat tinggi ( supreme
constitution). Alasanya, yang pertama UUD NRI termasuk konstitusi
tertulis karena UUD NRI Tertuang dalam suatu dokumen resmi tertulis
yang memuat hal-hal yang sifatnya mendasar bagi negara Indonesia.
Kedua, UUD NRI termasuk dalam konstitusi rigid atau kaku karena
UUD NRI sangat sulit untuk dirubah, dan untuk merubahnya
diperlukan danya prosedur khusus. Selain itu, UUD NRI sulit untuk
dirubah karena didalam te terdapat banyak pasal-pasal. Ketiga, UUD
NRI termasuk konstititus derajat tinggi karena UUD NRI memiliki
kedudukan yang tinggi, yang mana dijadikan sebagai dasar dalam tata
peraturan dan perundang-undangan yang lain. Selain itu, sebagai
konstitusi derajat tinggi UUD NRI memiliki syarat yang lebih berat untuk
dirubah disbanding perundang-undangan yang lain.
2. A. Organisasi negara

UUD NRI TAhun 1945 pasal 4 yang didalamnya tercatum bahwa


Prediden merupakan pemegang kekuasaan pemerintah dibantu oleh
wakil presiden, presiden dan wakil presiden termasuk kedalam lembaga
eksekutif. Kemudian pasal 20A ayat 1 yang didalamnya bersis bahwa
DPR memiliki fungsi sebgai badan legislative. Kemudian pasal 24 yang
berisi tentang kekuasaan kehakiman guna menegakkan hukum dan
keadilan,

B. HAM

HAk Asasi Manusia tercantum dalam UUD NRI 1945 pasal 28 A sampai
J. Didalam nya tercantum bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan kehidupanya. Pasal-pasal tersebut juga
tercantum bahwa setiap orang berak untuk memenuhi kebutuhanya,
memperoleh pendidikan, membentuk keluarga, meiliki kepastian
hukum, bebas memluk agama, berhak untuk memperole informasi,
berhak untuk bebas dari penyiksaan,berhak untuk hidup sejahtera dan
lainya.

C. Prosedur mengubah UUD ( Amandemen)

Tercantum dalam UUD NRI 1945 pasal 37 yang di dalam nya berisi
tetntang sayar UUD dapat dirubah yaitu jika MPR dihadiri minial 2/3
dari jumlah anggota MPR, usul perubahan pasal disampaikan dalam
sidang MPR, setiap usulan perubahan pasal-pasal diajukan secara
tertulis dan ditunjukkan dengan jelas baian yang diusulkan dan disertai
alasan, yang terakhir perubahan dapat dilakukan terhadap pasal-pasal
UUD 1945 kecuaili mengenai bentuk negara.

D. dalam pasal 37 ayat 5 UUD NRI 1945 disebutkan bahwa khusus


mengeneai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.

E. UUD NRI Tahun 1945 secara keseluruhan merupakan aturn tertinggi


yang mengikat seluruh warganegara dan lembaga negara tanpa
terkecuali karena pasal-pasal yang terkandung dala UUD 1945
merupakan dasar dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
3. Perbedaan antara federasi dan konfedearsi menurut George
Jellinek adalah dalam konfedersi, kedaulatan terleak pada masing-masing
negara anggota konfederasi sedangkan pada federasi kedaulatan teletak di
federasi itu sendir dan bukan ada negara bagian. Namun Kranenburk tidak
setuju dengan pendapat Jellinek tersebut karena menurut Kranenburg,
kedaulatan tidak dapat dipkai sebagai pebedaan karena pegertianya sudah
beberapakali berubah. Dengan demikian, Perbedaan konfederasi dengan
federasi menurut kranenburg adalah federasi apabila warga negara dari
negara bagian terikat langsung oleh peraturan-peraturan pusat. Sedangkan
konfederasi apabila perturan pusat tidak mengikat lngsung penduduk wilayah
anggotanya.

4. Sistem presidensiil adalah system pemerintahan dimana lembaga


eksekutif atau presiden memiliki kekuasaan paling tinggi dan menterei
bertanggung jawab kepada presiden selaku kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Sistem Presidensiil lebih cocok digunakan di Indonesia karena
system presidensiil ini merupakan sitem yang sesuai dengan system
demokrasi Pancasila yang di anut oleh Indonesia,kemudian system
presidensial juga cocok diterapkan di Indonesia karena stabil dan tidak
bergantung pada parlemen, periode jabatan tercantum dengan jelas dalam
undang-undang. Hal- hal tersebut membuat system presidensiil lebih cocok
jika dibandingkan dengan system parlementer. Karena dalam system
parlementer, jabatan eksekutif bergantung pada dukungan parlemen sehingga
kurang stabil, periode pemerintahan eksekutif tergantung sura dari parlemen.

5. Partai politik lebih menyukai system pemilu proporsional karena


dianggap representative yang mana jumlah kursi dalam parlemen sesuai
dengan jumlah suara masyarakat dalam pemilu, system proprsional juga lebih
demokratis karena semua golongan masyarakat memperoleh peluang untuk
mnampilkan wakilnya di parlemen. Kemudian rasa keadilan ( sense of justice )
masyarakat sedikit banyak terpenuhi ( Miriam Budiarjo )

Anda mungkin juga menyukai