Anda di halaman 1dari 30

Natalia Angreini Gunawan / 11.2013.

217
Pembimbing : dr.Fitriah Sp.THT
 Otitis media adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustakhius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

 Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah radang


kronis telinga tengah dengan adanya perforasi pada
membran timpani dan riwayat keluarnya cairan dari
telinga (otore) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus
atau hilang timbul
Membran timpani mempunyai tiga
lapisan yaitu Stratum kutaneum --- Stratum
fibrosum ---- Stratum mukosum

Secara Anatomis dibagi dalam 2 bagian :


Pars tensa
Pars flaksida atau membran Shrapnell.
Kavum timpani terdiri dari :
 Tulang-tulang pendengaran, terdiri
atas: malleus, inkus, stapes
 Otot, terdiri atas: muskulus tensor
timpani dan muskulus stapedius
 Saraf korda timpani.

 Saraf pleksus timpanikus.


Tuba eustakhius /tuba auditori berbentuk seperti huruf S,
menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring.

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :


 1/3 Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek
 2/3 Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan
panjang

Fungsi Tuba Eustakhius adalah ventilasi, drainase sekret dan


menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga
tengah.

 Perasat Valsava
 Perasat Toynbee
 Paling banyak ditemukan di negara sedang berkembang
dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi.

 Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan


termasuk dalam klasifikasi tinggi dalam tingkatan klasifikasi
insidensi.

 Pasien OMSK meliputi 25% dari pasien-pasien yang berobat di


poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

 Data poliklinik THT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006


menunjukkan pasien OMSK merupakan 26% dari seluruh
kunjungan pasien.
Tipe tubotimpani (tipe Tipe atikoantral (tipe
jinak/tipe aman/tipe ganas/tipe tidak
rinogen) aman/tipe tulang)
 Proses peradangan  Proses peradangan
terbatas pada mukosa umumnya sampai
saja dan biasanya tidak mengenai tulang
mengenai tulang.
 Perforasi marginal atau
 Perforasi sentral atau
pars tensa atik , mengenai pars
 Faktor yang
flaksida.
 Karakteristik utama :
mempengaruhi : patensi
tuba eustakhius, ISPA , kolesteatom
pertahanan mukosa
terhadap infeksi yang
gagal pada pasien
dengan imunodefisiensi
Kolesteatom + proteus sp.dan pseudomonas sp 
respon imun lokal  pelepasan mediator inflamasi
dan sitokin (IL-1, IL-6, TNF-α, dan transforming
growth factor)  menstimulasi sel-sel keratinosit
matriks kolesteatom yang bersifat hiperproliferatif,
destruktif, dan mampu berangiogenesis.

Kolesteatom dapat mendesak organ sekitarnya serta


menimbulkan nekrosis terhadap tulang,
diperhebat oleh reaksi asam oleh pembusukan
bakteri.

.
Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu:

Kongenital
 Teori Teed : penebalan epitel ektodermal  involusi menjadi
lapisan lapisan epitel telinga tengah  Jika gagal menjadi
kolesteatom kongenital.

 Membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi, lokasi di


kavum timpani, daerah petrosus mastoid atau di
serebelopontin angle
Primary acquired Secondary acquired
cholesteatoma cholesteatoma.
 Timbul akibat adanya  Timbul setelah terjadi
proses invaginasi dari perforasi membran timpani.
membrane timpani pars
flaksida karena adanya Teori Migrasi : masuknya
tekanan negatif di telinga epitel kulit dari liang telinga
tengah akibat gangguan atau dari pinggir perforasi ke
tuba. telinga tengah

Teori metaplasia : terjadi


metaplasia akibat infeksi lama

Teori implantasi : terjadi


implantasi epitel kulit secara
iatrogenik ke dalam telinga
tengah sewaktu operasi
 Lingkungan
 Genetik
 Otitis media sebelumnya
 Infeksi
 ISPA
 Autoimun
 Alergi
 Gangguan fungsi tuba eustakhius
 Telinga berair (otore)
Sekret dapat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan
encer)

 Gangguan pendengaran
Pada OMSK tipe maligna tuli konduktif berat karena putusnya
sambungan antar tulang pendengaran, Penurunan fungsi koklea
perlahan  penetrasi toksin melalui foramen rotundum atau fistel
labirin . Bila terjadi labirinitis supuratif tuli saraf berat.

 Otalgia (nyeri telinga)


Disebabkan karena terbendungnya drainase pus.

 Vertigo
Tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin
oleh kolesteatom
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :

 Adanya abses atau fistel retroaurikular


 Jaringan granulasi atau polip di liang
telinga yang berasal dari kavum
timpani.
 Pus berbau busuk (aroma kolesteatom)
 Foto rontgen mastoid  kolesteatom
Anamnesis (history-taking)
 OMSK : Terjadi perlahan dan keluhan utama telinga berair.
 Pada tipe tubotimpani sekretnya banyak ,seperti benang, tidak berbau
busuk, dan intermiten.
 Tipe atikoantral sekretnya lsedikit, berbau busuk, bercampur darah ,
kadangkala disertai jaringan granulasi.

Pemeriksaan otoskopi  Melihat letak perforasi dan kondisi mukosa telinga


tengah.

Pemeriksaan audiologi mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran

Pemeriksaan radiologi  Mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan yang


normal.

Pemeriksaan bakteriologi  Bakteri yang sering dijumpai Pseudomonas


aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Proteus sp.
 Tujuan mastoidektomi ialah mengeradikasi
seluruh jaringan patologik di mastoid 
mastoidektomi modifikasi radikal.

Tulang yang melapisi sinus sigmoid harus


ditipiskan dan dibuang. Lempeng dura
posterior pada segitiga Trautman harus
ditipiskan dan tegmen mastoid harus
dikupas.
Komplikasi telinga tengah
 Akibat infeksi telingan tengah hampir
selalu berupa tuli konduktif. Pada
membran timpani yang masih utuh,
tetapi rangkaian tulang pendengaran
terputus, akan menyebabkan tuli
konduktif yang berat.
Paresis nervus fasialis
 Kerusakan terjadi oleh erosi tulang oleh

kolesteatom atau oleh jaringan granulasi,


disusul oleh infeksi ke dalam kanalis
fasialis tersebut.
 Pada pasien OMSK tindakan dekompresi

harus segera dilakukan tanpa harus


menunggu pemeriksaan
elektrodiagnostik.
KOMPLIKASI TELINGA DALAM
Fistula labirin Labirinitis
 Kolesteatom merusak
 Labirinitis yang
vestibuler labirin sehingga
terbentuk fistula. mengenai seluruh
 Tindakan bedah : Matriks bagian labirin /labirinitis
kolesteatom dan jaringan general  gejala vertigo
granulasi harus diangkat berat + tuli saraf berat
dari fistula sampai bersih  Labirinitis terbatas
dan daerah tersebut harus
segera ditutup dengan (labirinitis
jaringan ikat atau sekeping sirkumskripta)  vertigo
tulang/ tulang rawan saja atau tuli saraf saja.
Komplikasi ke Ekstradural
Petrositis
 Penyebaran infeksi telinga tengah ke apeks os
petrosum. Keluhannya antara lain diplopia (n.VI), nyeri
daerah parietal, temporal, dan oksipital (n.V), otore
persisten (sindrom Gradenigo)

Tromboflebitis Sinus Lateralis


 Akibat infeksi ke sinus sigmoid ketika melewati os
mastoid. Hal ini jarang terjadi. Gejalanya berupa
demam yang awalnya naik turun lalu menjadi berat
yang disertai menggigil (sepsis). Nyerinya tidak jelas
kecuali terjadi abses perisinus. Kultur darah positif
terutama saat demam.
Abses Ekstradural
 Terkumpulnya nanah antara duramater dan tulang. Hal ini
berhubungan dengan jaringan granulasi dan kolesteatom yang
menyebabkan erosi tegmen timpani atau mastoid. Gejala
berupa nyeri telinga hebat dan nyeri kepala.

Abses Subdural
 Biasanya terjadi tromboflebitis melalui vena. Gejala berupa
demam, nyeri kepala dan penurunan kesadaran sampai koma,
gejala SSP berupa kejang, hemiplegia dan tanda kernig positif.
Komplikasi ke SSP
Meningitis
 Gambaran klinik berupa kaku kuduk, demam, mual muntah,
serta nyeri kepala hebat, kesadaran menurun. Analisa LCS kadar
gula menurun dan protein meninggi.

Abses Otak
 Ditemukan di serebelum, fossa kranial posterior/lobus temporal,
atau fossa kranial media. Umumnya didahului abses ekstradural.

Hidrosefalus Otitis
 Hal ini disebabkan tertekannya sinus lateralis sehingga lapisan
arakhnoid gagal mengabsorbsi LCS.
 Pada komplikasi intrakranial DOC :
ampisilin 4 × 200-400 mg/kg/hari
kloramfenikol 4 × 500-1000 mg/hari
(dewasa) atau 60-100 mg/kg/hari (anak)
metronidazol 3 × 400-600 mg/hari

*Antibiotika disesuaikan dengan kemajuan


klinis dan biakan sekret telinga atau LCS.
 Pasien OMSK memiliki prognosis bonam
apabila dilakukan kontrol yang baik terhadap
infeksinya.

 Hilangnya fungsi pendengaran oleh


gangguan konduksi dapat dipulihkan melalui
prosedur pembedahan, walaupun hasilnya
tidak sempurna.

 Kematian akibat OMSK terjadi pada 18,6%


pasien karena telah mengalami komplikasi
intrakranial yaitu meningitis
 OMSK adalah radang kronis telinga tengah dengan
adanya perforasi pada membran timpani dan riwayat
keluarnya cairan dari telinga (otore) lebih dari 2
bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.

 2 tipe: tipe tubotimpani dan tipe atikoantral (ganas


karena terdapat kolesteatom yang bersifat destruksi)

 OMSK dapat memiliki komplikasi otologik hingga


intrakranial

 Penatalaksanaan OMSK : medikamentosa dan operasi

Anda mungkin juga menyukai