Indikator Mortalitas Jakarta
Indikator Mortalitas Jakarta
INDIKATOR MORTALITAS
DISUSUN OLEH :
JAKARTA
2018
INDIKATOR MORTALITAS
PROVINSI DKI JAKARTA
CDR adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu. Secara
matematis, rumus menghitung CDR adalah sebagai berikut.
TABEL 1.1
TAHUN
INDIKATOR
2010 2015 2020 2025 2030 2035
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
CDR 4,2 4,4 4,9 5,7 6,8 8,1
8.1
8
ANGKA KEMATIAN
6.8
6 5.7
4.9
4 4.2 4.4
0
2010 2015 2020 2025 2030 2035
TAHUN
INTERPRETASI
Pada tahun 2010, angka kematian kasar Provinsi DKI Jakarta adalah 4,2.
Artinya terdapat 4 atau 5 kematian untuk tiap 1000 penduduk. Pada tahun
2015, angka kematian kasar Provinsi DKI Jakarta adalah 4,4. Artinya terdapat
4 atau 5 kematian untuk tiap 1000 penduduk. Angka kematian kasar Provinsi
DKI Jakarta terus meningkat dalam tren 5 tahunan ini. Kenaikan yang terjadi
juga meningkat, terlihat dari selisih angka kematian kasar tahun 2015 dan
2020 sebesar 0,4. Kemudian selisih angka kematian kasar tahun 2020 dan
2025 sebesar 0,6. Begitu pula selisih tahun 2025 dan 2030 sebesar 1,1. Pada
tahun 2030 dan 2035, selisihnya menurun yaitu sebesar 1,3.
IMR adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun
dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga
sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun
(dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup).
TABEL 2.1
TAHUN
INDIKATOR
2010 2015 2020 2025 2030 2035
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
IMR Laki-laki 25,6 22,4 20,0 18,3 17,1 16,1
IMR Perempuan 15,2 13,7 12,5 11,7 11,2 10,7
IMR Total 20,5 18,1 16,3 15,1 14,2 13,5
250
200
ANGKA KEMATIAN
150
100
50
0
INTERPRETASI
Angka kematian bayi di Provinsi DKI Jakarta dalam tren lima tahunan
terus menurun. IMR taki-laki, IMR perempuan, dan IMR total ketiganya
mengalami penurunan. Pada tahun 2010, besar IMR total adalah 20,5. Artinya
pada tahun 2010, terdapat 20,5 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per
1.000 kelahiran hidup.
AKB laki-laki lebih kecil dibanding AKB perempuan, hal ini dikarenakan
pada bayi perempuan terdapat genetik yang membuat ia lebih kuat (lebih
kebal terhadap serangan infeksi) dibanding bayi laki-laki.
Sumber : Profil Sudinkes dan Laporan Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta
GRAFIK 2.2
5
4
3
2
1
0
Sumber : Profil Sudinkes dan Laporan Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta
INTERPRETASI
AKB tahun 2012 adalah 7,5. Artinya pada tahun 2012 di Provinsi DKI Jakarta
terdapat 7,5 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1.000 kelahiran
hidup. AKB tahun 2014 adalah 6,8. Artinya pada tahun 2014 di Provinsi DKI
Jakarta terdapat 6,8 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1.000
kelahiran hidup. AKB tahun 2015 adalah 3,1. Artinya pada tahun 2015 di
Provinsi DKI Jakarta terdapat 3,1 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per
1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2016 adalah 4,1. Artinya pada tahun 2016
di Provinsi DKI Jakarta terdapat 4,1 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun
per 1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2017 adalah 4,5. Artinya pada tahun
2017 di Provinsi DKI Jakarta terdapat 4,5 kematian bayi berusia di bawah 1
tahun per 1.000 kelahiran hidup.
AKB di Provinsi DKI Jakarta pada 2014 adalah 6,8. Kemudian mengalami
penurunan yang cukup besar menjadi 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan masyarakat di DKI Jakarta mengalami peningkatan, yang
mana peningkatan ini berdampak pada sejahteranya kehidupan masyarakat.
Sedangkan dari tahun 2015 sampai 2017 terus mengalami kenaikkan.
AKB Provinsi DKI Jakarta diperoleh dari Profil Sudinkes terdapat perbedaan
dari yang dihasilkan oleh BPS. Hal ini dikarenakan data hasil registrasi yang
kurang baik.
AKI adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Yang dimaksud dengan
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
TABEL 3.1
TAHUN
INDIKATOR
2012 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
MMR 65,1 42 38 53 44
GRAFIK 3.1
42 44
40 38
30
20
10
AKI di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2012 adalah sebesar 65,1. Artinya
terdapat 65,1 kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan
sampai 42 hari setelah melahirkan pada periode tersebut per 100.000
kelahiran hidup. AKI di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 adalah sebesar
42. Artinya terdapat 42 kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan,
persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada periode tersebut per
100.000 kelahiran hidup. AKI di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015
adalah sebesar 38. Artinya terdapat 38 kematian ibu yang disebabkan karena
kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada periode
tersebut per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2016 adalah sebesar 53. Artinya terdapat 53 kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan
pada periode tersebut per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2017 adalah sebesar 44. Artinya terdapat 44. kematian ibu
yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah
melahirkan pada periode tersebut per 100.000 kelahiran hidup.
AKI pada tahun 2012 ke 2014 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan
meningkatnya fasilitas kesahatan. Masyarakat makin menyadari pentingnya
untuk menangani kelahiran di tempat-tempat yang semestinya, seperti di
bidan atau rumah sakit. Hal ini menunjukan berkurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap dukun beranak. Kemudian dari tahun 2014 ke 2015,
AKB juga mengalami penurunan, yaitu dari 42 ke 38. Selanjutnya mengalami
kenaikan di tahun 2015, sebesar 15. Kemudian kembali mengalami
penurunan di tahun 2017 yaitu dari 53 menjadi 44.
4. ANGKA HARAPAN HIDUP / LIFE EXPECTANCY (AHH)
AHH adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang
yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi
mortalitas yang berlaku di lingkngan masyarakatnya.
TABEL 1.1
TAHUN
INDIKATOR
2010 2015 2020 2025 2030 2035
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
AHH Laki-laki 69,6 70,4 71,1 71,6 72,0 72,4
AHH Perempuan 73,4 74,2 74,8 75,3 75,7 76,0
AHH Total 71,4 72,2 72,9 73,4 73,8 74,2
250
200
ANGKA HARAPAN
150
100
50
0
INTERPRETASI
Pada tahun 2010, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 71,4. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2010 akan dapat hidup sampai 71 atau
72 tahun.
Pada tahun 2015, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,2. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2015 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2020, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,9. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2020 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2025, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 73,4. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2025 akan dapat hidup sampai 73 atau
74 tahun.
Pada tahun 2030, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 73,8. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2030 akan dapat hidup sampai 73 atau
74 tahun.
Pada tahun 2035, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 74,2. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2035 akan dapat hidup sampai 74 atau
75 tahun.
TABEL 4.2
75
70
65
ANGKA HARAPAN
60
Tahun 2013Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016Tahun 2017
TAHUN
72.3
72.2
72.1
72
D K I Jakarta
INTERPRETASI
Pada tahun 2013, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,19. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2013 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2014, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,27. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2014 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2015, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,43. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2015 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2016, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,49. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2016 akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada tahun 2017, AHH di Provinsi DKI Jakarta adalah 72,55. Artinya bayi-
bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2013akan dapat hidup sampai 72 atau
73 tahun.
Pada 5 tahun berturut-turut ini, dimulai dari tahun 2013, AHH di DKI Jakarta
tidak terlalu mengalami kenaikan yang signifikan. Walaupun angkanya tetap
naik, berarti menandakan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di DKI
Jakarta. Indikatornya yaitu kesehatan dan pendidikan yang meningkat.
bps.go.id
sirusa.bps.go.id
ipm.bps.go.id
depkes.go.id
dinkes.jakarta.go.id
data.jakarta.go.id