Anda di halaman 1dari 17

Hubungan Antara Desain, System Engineering dan Sustainability pada pekerjaan

Struktur Rangka Baja dalam Pembangunan Proyek Istora Papua Pekan


Olahraga Nasional (PON) Papua 2021

Tugas II System & Rekayasa Nilai


Disusun Oleh :
Faris Haqqul Anwar
NIM. 21121016

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KONTRUKSI

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karenatelah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehinggahmakalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Penulis berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik serta saranyang bersikap membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baikdan penulis akan terbuka terhadap saran dan masukan dari
semua pihak, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
3

DAFTAR ISI

PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Identfikasi Masalah .................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 9
2.1 Definisi Proyek ........................................................................................ 9
2.2 System Eengineering ................................................................................ 10
2.3 Sejarah Singkat Sustainability .................................................................. 11
2.4 Kronolgis Pekerjaan Struktur Atap Baja istora ........................................ 11
2.5 Hubungan Antara Desain, System Engineering dan Sustainability .......... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 17
3.2 Saran ......................................................................................................... 17
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek Pembangunan Istora Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 adalah
salah satu salah satu venue untuk menunjang Pekan Olahraga Nasional 2020 yang mana
Menyediakan Venue untuk penyelenggaraan cabang Senam PON XX di Provinsi Papua
yang memenuhi standar Cabang olah raga yang bersangkutan. Sasaran Jangka Panjang
dibangunya Gedung Istora ialah menyediakan Venue Olah Raga untuk berbagai cabang
olah raga ( Multisport ) yang bisa menunjang pembinaan berbagai cabang olah raga
indoor di Provinsi Papua dan menyediakan Prasarana Multifungsi yang bisa digunakan
sebagai sarana kegiatan non olah raga sekaligus memungkinkan venue ini menjadi
revenue centre. Sehingga menjadikan proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional
yang langsung di pantau oleh Presiden Republik Indonesia dibawah Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Istora


Secara garis besar jumlah suku-suku yang sangat besar di Papua ini dapat
dikelompokkan menjadi 7 Kelompok Budaya, dari 7 Kelompok tersebut di Provinsi
Papua ada 5 Kelompok Budaya, Mamta,Saireri,Meepago, Lapago dan Ha Anim. Untuk
5

Gedung Istora, sosok bangunannya sendiri merupakan representasi dari Kelompok


Budaya Meepago dan Lapago. Dimana gagasan bentuk bangunan mengambil bentuk
bangunan Honai yg merupakan Arsitektur khas suku-suku Pegunungan.

Gambar 1.2 Konsep Design Arsitektur Istora Papua

1.2 Identifikasi Masalah


Proyek Pembangunan Istora Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020
merupakan tipe kontrak unit price, atau sering disebut dengan kontrak harga satuan
dimana nilai pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor dibayar berdasakan volume
yang dikerjakan oleh pemilik proyek. Hal utama mengenai kontrak unit price adalah
penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi. Pada saat
dilakukan review dokumen tender oleh tim proyek, terdapat banyak sekali perbedaan
antara dokumen BoQ dan Dokumen Gambar For Tender. Pada pembahasan kali ini
kami membahas detail pada item pekerjaan Struktur Baja Atap Istora, karena item ini
merupakan item Pareto (18 % NK Original) dan masuk dalam kategori lintasan kritis.
NO. URAIAN PEKERJAAN % % JUMLAH HARGA

A. PEKERJAAN PERSIAPAN 3% 7,419,439,174 7,419,439,174

B. PEKERJAAN STRUKTUR 92,166,815,134


VI PEKERJAAN STRUKTUR BAJA ATAP 18% 18% 41,937,128,189

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR 34,533,502,847


III. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI TRIBUN 2% 2% 3,815,980,764
IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI ATAP 7% 7% 16,454,688,593

E. PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING 66,483,276,150


I. PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN VENTILASI MEKANIK 4% 4% 9,311,603,980
V. PEKERJAAN LISTRIK 12% 12% 29,046,853,750
VI. PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR 0% 0% 874,106,900

F. PEKERJAAN ELEKTRONIC 11,043,162,400


IV. PEKERJAAN TATA SUARA ( SOUND SYSTEM ) 1% 2% 1,412,754,900
VI. PEKERJAAN INSTALASI SCOREBOARD 2% 2% 3,645,807,300

H. PEKERJAAN ARENA 5% 5% 10,852,041,300 10,852,041,300

I. PEKERJAAN LUAR 5% 11,669,999,637 11,669,999,637

TOTAL PEKERJAAN YANG BERADA DI LINTASAN KRITIS 51% 117,350,965,675 234,168,236,642

Gambar 1.3 Resume RAB Istora


6

1.3 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam studi kasus ini adalah Gambar For
tender yang diterima kontraktor untuk pekerjaan struktur rangka atap baja istora
tidak detail, hanya ditemukan 3 lembar gambar Denah, tampak dan Potongan.
Sehingga diperlukan review desain untuk pekerjaan struktur rangka atap baja
istora.
1.4 Tujuan Penulisan
Beberapa tujuan yang dapat diharapkan dalam studi kasus ini adalah Untuk
mengetahui Hubungan antara desain – system engineering dan sustainability
pada pekerjaan struktur rangka baja istora
1.5 Manfaat Penulisan
Studi kasus ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bahwa desain,
system engineering dan sustaibaility adalah 3 hal yang sangat berhubungan erat
dalam pelaksanaan suatu proyek.
7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Proyek


Manajemen proyek saat ini berkembang dengan pesat. Sebelum kita membahas
mengenai manajemen proyek, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu mengenai
proyek. Proyek berasal dari bahasa Latin “projectum” dari kata kerja “proicere” yang
berarti untuk membuang sesuatu ke depan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), proyek merupakan rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan,
pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya) dan dengan waktu penyelesaian yang tegas.
Menurut Dipohusodo (1999) menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya
yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka
waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan. Menurut Soeharto (2004), kegiatan proyek
adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan
alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas. Dari pengertian diatas dapat dilihat ciri pokok
proyek, antara lain :
1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Jumlah biaya, jadwal serta kriteria mutu dalam proses pencapaian tujuan telah
ditentukan.
3. Bersifat sementara, yaitu waktu pelaksanaan proyek dibatasi oleh titik awal dan
titik akhir yang ditentukandenga jelas.
4. Non rutin atau tidak berulang – ulang.
Menurut Barrie (1993), bahwa kostruksi merupakan suatu proses dimana
rencana dan spesifikasi para perancang dikonversikan menjadi struktur
dan fasilitas fisik. Hal ini melibatkan pengorganisasian dan koordinasi dari semua
sumber untuk proyek yakni tenaga kerja, peralatan konstruksi, material tetap dan
sementara dan keperluan umum, dana, teknologi dan metode serta waktu untuk
menyelesaikan tepat pada jadwal waktunya, dalam batas-batas anggarannya dan sesuai
dengan standar kualitas dan pelaksanaannya yang dispesifikasikan oleh perancang.
Jika kita terlibat dalam suatu proyek baru maka pertanyaan yang akan muncul
adalah “Seberapa rumitkah proyek yang kta kerjakan?”. Proyek- proyek yang rumit
8

memerlukan tools dalam manajemen proyek serta Teknik yang baik. Ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai kerumitan dalam suatu proyek, yaitu:
• Isu waktu.
o Kecepatan proyek.
o Kecepatan perubahan.
• Isu kerja.
o Tingkat inovasi.
o Volume dari data.
• Isu orang
o Ukutan dari tim.
o Tingkat Kerjasama dan kolaborasi.
o Tingkat proyek-strategis atau operasi
o Bekerja dengan organisasi yang berbeda.
Setiap proyek memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan proyek yang terbaik. Didalam
proses untuk mencapai tujuan tersebut, maka ada Batasan yang harus dipenuhi, yaitu:
• Anggaran (Biaya) : proyek harus diselsaikan dengan biaya tanpa melebihi
anggaran.
• Jadwa (Waktu) : proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu yang
ditentukan.
• Mutu : hasil proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang disyaratkan.
Banyak sekali perbedaan antara kegiatan proyek dan kegiatan operasional. Perbedaan
yang bersifat mendasar adalah kegiatan operasi berdasarkan pada konsep
mendayagunakan system yang telah ada. Selain itu juga terdapat beberapa perbedaan
lainya, yaitu :
Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional
Bercorak dinamis, nonrutin berulang-ulang, rutin
siklus proyek relatif pendek berlangsung dalam jangka panjang
intensitas kegiatan didalam periode
intensitas kegiatan relatif sama
siklus proyek beruba-ubah )naik-turun)
kegiatan harus diselsaikan berdasarkan
batasan anggaran dan jadwal tidak
anggaran dan jadwal yang telah
setajam proyek
ditentukan
terdiri dari bermacam-macam kegiatan
macam kegiatan tidak terlalu banyak
yang memerlukan berbagai disiplin ilmu

keperluan sumber daya berubah, baik Macam dan volume keperluan sumber
macam maupun volumenya daya relatif konstan

Tabel 2.1 Tabel Kegiatan Proyek Versus Kegiatan Operasional


9

2.2 System Engineering


Dalam buku System Engineering Management rekayasa sistem adalah bidang
intersipliner Teknik dan manajemen teknik yang berfokus pada bagaimana
merancang, mengintegrasikan dan mengelola sistem yang komplek selama siklus
hidupnya. Pada intinya rekayasa sistem menggunakan prinsip-prinsip pemikiran
sistem untuk mengatur kumpulan pengetahuan ini. Hasil individu dari upaya
tersebut, sistem yang direkayasa dapat didefinisikan sebagai kombinasi komponen
yang bekerja secara sinergis untuk secara kolektif melakukan fungsi yang
bermanfaat. Berikut ini merupakan definisi system dalam hal karakteristik:
1. Sebuah sistem merupakan kombinasi kompleks dari sumber daya dalam bentuk
manusia makhluk, bahan, peralatan, perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas,
data, uang, dan segera. Untuk menyelesaikan banyak fungsi seringkali
membutuhkan sejumlah besar personel, peralatan, fasilitas, dan data (misalnya,
maskapai penerbangan atau kemampuan manufaktur). Sumber daya tersebut
harus digabungkan secara efektif, karena terlalu berisiko untuk biarkan ini
kebetulan saja
2. Sebuah sistem terkandung dalam beberapa bentuk hierarki. Sebuah pesawat
mungkin termasuk dalam maskapai penerbangan, yang merupakan bagian dari
kemampuan transportasi secara keseluruhan, yang dioperasikan dalam
lingkungan geografis tertentu, yang merupakan bagian dari dunia, dan
sebagainya. Dengan demikian, sistem yang ditangani sangat dipengaruhi oleh
kinerja sistem tingkat yang lebih tinggi, dan faktor-faktor eksternal ini harus
dievaluasi
3. Suatu sistem dapat dipecah menjadi subsistem dan komponen terkait, sejauh
mana tergantung pada kompleksitas dan fungsi yang dilakukan. Membagi sistem
menjadi unit yang lebih kecil memungkinkan pendekatan yang lebih sederhana
relatif terhadap alokasi awal persyaratan dan analisis sistem selanjutnya dan
antarmuka fungsionalnya. Sebuah sistem terdiri dari banyak komponen yang
berbeda; komponen ini berinteraksi satu sama lain, dan interaksi ini harus
dipahami secara menyeluruh oleh perancang dan/atau analis sistem. Karena
interaksi antar komponen ini, tidak mungkin untuk menghasilkan yang efektif
desain dengan mempertimbangkan setiap komponen secara terpisah. Seseorang
harus melihat sistem secara keseluruhan, uraikan sistem menjadi komponen-
komponen, pelajari komponen-komponen tersebut dan hubungan timbal balik
10

mereka, dan kemudian menyatukan kembali sistem itu sebagai satu kesatuan
utuh.
4. Sebuah sistem pasti memiliki tujuan. Itu harus fungsional, mampu menanggapi
beberapa kebutuhan yang teridentifikasi, dan mampu mencapai tujuan
keseluruhannya dengan cara yang hemat biaya. Mungkin ada konflik tujuan,
dipengaruhi oleh sistem tingkat yang lebih tinggi dalam hierarki, dan sistem
harus mampu memenuhi tujuan yang dinyatakan dengan cara sebaik mungkin.

Gambar 2.1 System


Gambar 2.1. Dalam setiap contoh, ada input, ada output, ada adalah kendala
eksternal yang dikenakan pada suatu sistem, dan ada mekanisme yang diperlukan
diperlukan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan. Dalam kerangka sistem, ada
produk dan proses.
2.3 Sejarah Singkat Sustainability
Dalam buku The Principle of Sustaianability Transforming Law and Governance
(Karya Klauss Bosselmann) Arti dari keberlanjutan dapat dipahami dengan baik
ketika kita dapat menanyakan apakah anda pernah menjadi masyarakat yang
berkelanjutan. Jika kita menafsirkan definisi Brundtland dengan cara yang sama
11

pentingnya dengan pertimbangan ekologi, sosial dan ekonomi, tolok ukur untuk
masyarakat yang berkelanjutan sangat tinggi. Apakah pernah ada ekuitas? antara
kaya dan miskin, antara jenis kelamin dan usia, antara negara dan budaya dan pada
saat yang sama, keberlanjutan ekologis dan kemakmuran ekonomi? Jelas, itu
jawabannya tidak. Masyarakat pemburu dan pengumpul pra-pertanian telah bertahan
selama - lama, Aborigin Australia, misalnya, selama 60.000 tahun. Pertanian
peradaban, seperti Mesir Kuno atau lembah Indus, bertahan lebih dari 5.000
bertahun-tahun; Namun, dari apa yang kita ketahui, mereka juga dibentuk oleh
ketidakadilan, penindasan, kekerasan dan ketidakseimbangan dalam segala bentuk.
Jika karakteristik sosial dan ekonomi keadilan adalah bagian dari makna
keberlanjutan, maka tidak ada masyarakat atau peradaban yang memiliki pernah
berkelanjutan. Keberlanjutan, dalam pengertian ini, akan tetap menjadi ide utopis,
tujuan jauh yang tidak akan pernah bisa dicapai.
Keberlanjutan itu sederhana dan kompleks. Di sini mirip dengan gagasan keadilan
Sebagian besar dari kita secara intuitif tahu ketika ada sesuatu yang tidak 'adil' atau
'adil'. Demikian pula, kebanyakan dari kita sepenuhnya menyadari hal-hal yang
tidak berkelanjutan: limbah, bahan bakar fosil, mobil yang berpolusi, makanan yang
tidak sehat, dan lain-lain. Kita juga dapat berasumsi bahwa banyak orang memiliki
pengertian yang jelas keadilan dan keberlanjutan. Misalnya, mereka merasa bahwa
dunia yang adil dan berkelanjutan adalah sangat dibutuhkan tidak peduli seberapa
jauh ideal itu.
2.4 Kronologis Pekerjaan Struktur Atap Baja Istora
Item Struktur baja dalam proyek istora papua merupakan item pareto atau item
dominan (18 % dari NK), dalam pelaksanaan proyek tim proyek melakukan review
desain . dalam dokumen yang diterima oleh tim proyek pada gambar tender hanya
terdapat 3 lembar gambar dari perencana, yaitu gambar denah atap utama, potongan
atap utama dan potongan atap pemanasan. Sehingga kami melakukan review desain
ulang dengan menggandeng konsultan indpendent untuk dapat menghasilkan desain
yang lebih efisien dan akurat.
12

Gambar 2.2 Kronologis Pekerjaan Baja


Setelah dilakukan review desain terhadap desain pada tender, setelah dilakukan
pengecekan struktur baja tidak dapat menahan beban puntir dari beban yang diberikan.
Sehingga stuktur baja diberikan perkuatan dan diubah desainnya. Pada gambar
permodelan struktur dapat dilihat bahwa tidak terdapat bagian berwarna merah atau
kapasitas pembebanan mendekati 1 (maksimal)

Gambar 2.3 Hasil Analisa


Selain pertimbangan perkuatan struktur, kami menganilsa bahwasanya desain
awal belum mempertimbangkan mobilisasi material yang sudah terfabrikasi karena
dimensi lebih dari 4 m, sehingga sangat menyulitkan dalam pengiriman material menuju
proyek Istora papua. Dilain sisi volume tonase juga bertambah, sehingga akan ada
potensi penambahan biaya pada RAB.
13

Gambar 2.4 Desain yang disetujui


14

Gambar 2.5 Denah Atap utama yang disetujui


Berikut ini merupakan perbandingan yang kami buat dengan
memepertimbangkan kriteria desain, Biaya, Mobilisasi, workability, kemudahan dalam
pelaksanaan, Quality dan HSE.
Tahapan Review Desain & Pelaksanaan
1. Pengecekan Desain sudah memenuhi standar Perencanaan Hasil dari etabs struktur tidak memenuhi untuk Hasil dari etabs struktur tidak memenuhi untuk Hasil evaluasi dari etabs struktur aman terhadap
(pembebanan sesuai standar, kombinasi beban, beban gempa, dll) beban puntir dan pada beberapa member hampir beban puntir dan pada beberapa member hampir semua beban dan gaya yang terjadi.
tidak mampu menerima beban yang ada. tidak mampu menerima beban yang ada.

a. Diameter Bentang :
- As to As Base Plate - 84,800 m - 84,800 m - 84,800 m
- Tepi atap ke Tepi Atap - 90,845 m
b. Tinggi Maksimal Segmen Struktur (As to As Pipa Baja) - 4,5 m - 4,5 m - 2,5 m
c. Jumlah Trap Atap 3 Trap 3 Trap 3 Trap
d. Tonase RAB (Struktur Atap Baja Utama) 940,97 Ton 1.209,87 Ton 957,62 Ton
--> Kenaikan Tonase terhadap Desain Awal 28.57% 1.77%
e. Biaya RAB 41,93 M 54,22 M 42,92 M
% Penambahan Terhadap NK Awal 5,25% 0,42%
Belum mengakomodir perkuatan Sudah mengakomodir Perkuatan dan Sudah mengakomodir Perkuatan dan
Sambungan Baut Sambungan Baut
f. Waste Manajemen Tidak diperhitungkan Desain Segmen per 6 / 12 m Desain Segmen per 6 / 12 m
Total Luas Area Pengecatan

2. Workabilitas :
a. Tipe dan Jenis Sambungan Struktur Menerus Segmen Segmen
Sambungan Las Sambungan Baut (HTB - A 325) Sambungan Baut (HTB - A 325)
b. Tahapan Konstruksi BELUM DIPERHITUNGKAN SUDAH DIPERHITUNGKAN SUDAH DIPERHITUNGKAN
c. Pabrikasi Struktur Baja - Lokasi Proyek - Pabrik Workshop Baja - Pabrik Workshop Baja
- Produktifitas tidak Konsisten +/- 150 ton per bulan - Produktifitas Konsisten +/- 300 ton per bulan - Produktifitas Konsisten +/- 300 ton per bulan
- Penyambungan Segmen dengan Las dan Berada Di - Penyambungan Segmen dengan Las dan Berada Di - Penyambungan Segmen dengan Las dan Berada Di
Ketinggian Ketinggian Ketinggian
- Membutuhan Lahan Pabrikasi seluas +/- 5.000 m2
d. Finishing Cat Struktur Baja Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah Pengecatan dapat dilakukan pada saat sebelum Pengecatan dapat dilakukan pada saat sebelum
pekerjaan pengelasan segmen struktur selesai erection erection
terangkai
e. Dimensi Setiap Segmen harus memperhatikan :
- Dapat dimobiliasi dengan kendaraan standar : Troton, Trailer Dapat Dilaksanakan Tidak Dapat Dilaksanakan Dapat Dilaksanakan
dan Lowbed
Ketinggian Segmen Maksimal 4.5 m Ketinggian Segmen Maksimal 3.5 m
(diatas standar jalan = 4.2 m) (4,2 (standar jalan) - 0,6 (Lowbed)
- 0,1 (ganjal kayu) )
- Akses Jalan yang dilalui dari pabrik material, workshop, pelabuhan, Akses Jalan Dapat Dilalui Maksimal Akses Jalan Tidak Dapat Dilalui Maksimal Akses Jalan Dapat Dilalui Maksimal
lokasi proyek Tinggi 4,2 m; Lebar 5 m; Panj 15 m Tinggi 4,2 m; Lebar 5 m; Panj 15 m Tinggi 4,2 m; Lebar 5 m; Panj 15 m
15

- Jumlah Volume Ruang Total dan Jenis Pengiriman 40 Kontainer 40 feet +/- 3.800 m3 +/- 3.200 m3
(Volume 2.680 m3) (Perhitungan volume bersih As to As) (Perhitungan volume bersih As to As)
(Kapasitas Material 1000 ton) Pengiriman - Kapal Kargo Kapasitas 8000 DWT Pengiriman - Kapal Kargo Kapasitas 6000 DWT
- Pengerolan pipa baja Ada Pengerolan Pipa Baja Dia 14 & 16 Inch Tidak Ada Pengerolan Pipa Baja Dia 14 & 16 Inch Tidak Ada Pengerolan Pipa Baja Dia 14 & 16 Inch
- Kapasitas alat angkut yang tersedia di lokasi produksi dan proyek TC Radius 60 m TC Radius 60 m TC Radius 60 m
Mobil Crane Kapasitas 60 Ton Mobil Crane Kapasitas 60 Ton Mobil Crane Kapasitas 60 Ton
f. Kemudahan dalam tahapan erection / pelaksanaan pekerjaan Pekerjaan Pengelasan di Ketinggian Cukup Banyak Pekerjaan di Ketinggian Hanya Penyambungan Pekerjaan di Ketinggian Hanya Penyambungan
(+/- 30% dari keseluruhan) Struktur dengan Sistem Baut Struktur dengan Sistem Baut
g. Kebutuhan Stuktur Pendukung Sementara Struktur Pendukung yang dibutuhkan lebih banyak Struktur pendukung diperlukan dibeberapa titik Struktur pendukung diperlukan dibeberapa titik
(Pemasangan & Pembongkaran) karena pekerjaan pengelasan sambungan setiap (1 unit BT 1; 8 unit BT 2; 8 Unit BT 3 (1 unit BT 1; 8 unit BT 2; 8 Unit BT 3
rafter dan balok dilakukan di ketinggian. dan 4 Unit BT 4) dan 4 Unit BT 4)
(Disetiap Joint Las)
h. Kebutuhan Alat Berat 2 Tower Crane 2 Tower Crane 2 Tower Crane
2 Mobil Crane 1 Mobil Crane 1 Mobil Crane
2 Trailer 1 Tronton 1 Tronton
i. Pengaruh Kondisi Cuaca (Hujan) Sangat Tergantung Kondisi Cuaca karena semua Kondisi cuaca relatif tidak mempengaruhi Kondisi cuaca relatif tidak mempengaruhi
sambungan dengan tipe Las karena semua sambungan dengan tipe Baut karena semua sambungan dengan tipe Baut
- Pabrikasi & Erection -

3. Quality
a. Mutu Kualitas Pekerjaan Pengelasan Mutu Pengelasan Sambungan di Ketinggian Mutu Pengelasan akan terjamin karena dilakukan di Mutu Pengelasan akan terjamin karena dilakukan di
sering tidak sempurna workshop workshop
b. Konsistensi Hasil Pekerjaan Pengelasan Tidak Konsisten Konsisten Konsisten
(Pengaruh Alat Kerja dan faktor Ketinggian) (dilakukan di Workshop) (dilakukan di Workshop)
c. Kesesuaian / Presisi pekerjaan sesuai dengan desain Tidak Presisi Presisi Presisi
(Pengaruh Alat Kerja dan faktor Ketinggian) (dilakukan di Workshop) (dilakukan di Workshop)
d. Pengujian Hasil Pekerjaan Pengujian baru dapat dilaksanakan Pengujian dapat dilaksanakan Pengujian dapat dilaksanakan
setelah struktur tersambung / terangkai; sebelum struktur tersambung / terangkai; sebelum struktur tersambung / terangkai;
Perbaikan hanya dapat dilakukan diatas. Perbaikan dapat dilakukan dibawah. Perbaikan dapat dilakukan dibawah.
e. Tenaga Las Bersertifikat Susah mendatangkan tenaga las bersertifikat yang Tenaga Las yang dibutuhkan di lokasi proyek Tenaga Las yang dibutuhkan di lokasi proyek
banyak (+/- 40 org) ke lokasi proyek (Papua) hanya sedikit (+/- 5 org) hanya sedikit (+/- 5 org)
- proses pabrikasi - - proses repair - - proses repair -

Tabel 2.2

2.5 Hubungan Antara Desain, System engineering dan sustainability pada


pekerjaan struktur rangka baja istora

dalam dokumen yang diterima oleh tim proyek pada gambar tender /desain
hanya terdapat 3 lembar gambar dari perencana, yaitu gambar denah atap utama,
potongan atap utama dan potongan atap pemanasan. Hal ini menyebabkan adanya
resiko penambahan biaya pada saat pelaksanaan proyek.

Gambar 2.5 memberikan perbandingan dampak biaya dari


penggabungan perubahan di awal proses desain versus yang
dimasukkan kemudian
(Sumber: Buku System engineering Management)
16

Jika kita pelajari gambar diatas, konsep desain seharusnya di matangkan pada saat
Awal. Sehingga kita bisa menekan biaya konstruksi.. hal ini berbeda dengan case yang
terjadi di proyek istora papua. Desain struktur baja yang diberikan kepada kontraktor
tidak lengkap, dan tidak memperhatikan methode pelaksanaan dan pengiriman material
ke lokasi proyek.(Sustainability)

Gambar 2.6 Perbandinga Kurva Waktu dan Efisiensi Biaya


(Sumber : Buku System Engineering Management)
17

BAB III

PENUTUP

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Desain Struktur rangka baja proyek Istora Papua tidak detail pada tahapan Detail
engineering desain, hal ini menyebabkan penambahan biaya konstruksi pada saat
konstruksi sudah dilaksanakan. Dalam hal ini kontraktor PT PP Persero Tbk telah
mengidentifikasi permasalahan ini diawal, sehingga melakukan review desain dengan
mempertimbangkan pagu, metode pelaksanaan dan pengiriman material dan
mengajukan tambahan biaya konstruksi ke owner. Sehingga permsalahan tersebut dapat
diselesaikan pada saat awal proyek berjalan.

3.2 Saran

Untuk menghindari potensi penambahan biaya yang cukup besar , pada saat proyek
berlangsung. Berikut saran penulis :

1. Konsep desain dan prelimery desain harus dievaluasi Bersama dengan pemilik
proyek (owner) / Pemilik anggaran. Hal ini agar dapat menghindari penambahan
biaya yang besar pada saat proses konstruksi

2. Konsultan perencana harus mendesain dengan mempertimbankan system (


Metode pelaksanaa, Quality, dan Mobilisasi material) sehingga dapat dengan
mudah dilaksanakan di lapangan

3. Konsultan perencana harus mempertimbangkan desain yang berkelanjutan,


mengingat proyek ini berada di “remote area”

Anda mungkin juga menyukai