“Senyawa Alkohol”
5. Rikkit, S.Farm
Asisten Dosen : Nafa Angreani Prameswari
Nama Penyusun : Siti Ayumia Sabilah (066121239)
Kelas : 2G Farmasi
Kelompok :6
Anggota Kelompok : 1. Siti Nurul Habibah (066121236)
BOGOR
1.2.DASAR TEORI
Alkohol memiliki kesamaan geometris dengan air sudut ikatan R-O-H
mendekati nilai tetrahedral dan atom oksigen terhidrasi sp³. Gugus -OH
merupakan gugus polar dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen
yang elektronegatif ( Riswiyanto,2009)
Fenol atau Benzena adalah zat kristal yang tidak berwarna dengan bau
yang khas. Rumus kimianya adalah C²H⁵OH dan strukturnya memiliki
gugusan hidroksil -OH yang berikatan dengan cincin fenil (Brady, 1999)
BAB II
METODE KERJA
2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Etanol
3. Fenol
4. H2SO4
5. Griserol
6. K2CR2O7
Etanol
pentanol
3. Larut
Gliserol Aquadest
4. Aquadest Larut
Fenol
1. Etanol pH 6
(uji pH)
2. Pentanol pH 5
(uji pH)
pH 6
3. Griserol
( uji pH )
4. Fenol pH 4
(uji pH)
3. Oksidasi dengan kalium dikromat Alat :
pipet tetes, tabung rekasi, beaker glass
Bahan : etanol, pentanol, griserol, fenol, aquadest
Pereaksi : campuran K2Cr207 dan H2SO4
(stopwatch)
(0 ,5ml)
( pentanol)
( stopwatch)
sudah di campur
(0 ,5ml)
( Griserol )
(stopwatch)
(0,5ml)
(fenol))
( opwatch
(kapas)
Pentanol
(kapas)
2. Etanol Pentanol
Digreskan
Digreskan
( kaca Arloji )
5. Esterifikasi alcohol
Alat : Pipet tetes, Tabung reaksi, Beaker glass, Penangas
1.
Tabung a
Etanol
2.
Tabung b
Pentanol
3.
Tabung A Tabung B
Tabung A
menhasilkan bau
balon tiup
Tabung B
menghasilakn bau
minak pisang
(dipanaskan)
4.
Air 20 ml Air 20 ml
(dihirup)
1. Gliserol KH2SO4
2.
Menghasilkan bau
tengik
dipanaskan
1. Fenol aquadest
2. Tabung b
L. atas
mengendap
Dibagi 2
3. Tabung b
Awal mengendap
menjadi larut
dipanaskan
4. Tabung A NaOH
5. Tabung 1B Tabung 2B
Dibagi 2
6. Tabung 1B FeCl3
Bewarna coklat
Fenol
9. Larutan campuran Aquadest
10. NaOH
Sampai basa
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Etanol
pentanol
3. Aquadest Larut Larut
Gliserol
Fenol
(uji pH)
2. Pentanol pH 5 pH 5
(uji pH)
3. pH 6 pH 6
Griserol
( uji pH )
4. Fenol pH 4 pH 4
(uji pH)
3. Oksidasi dengan kalium dikromat
No Cara kerja Hasil Literatur
1.
H2SO4
(2 ,25 ml
Aquadest)
K2Cr207
2. Larutan yang 60 detik 60 detik
sudah dicampur
(0 ,5ml)
(Etanol)
(stopwatch)
3. 45 detik 45 detik
Larutan yang
sudah dicampur
(0 ,5ml)
( pentanol)
(stopwatch)
(0,5ml)
(Griserol)
(stopwatch)
5. 10 detik
Larutan yang
sudah dicampur
(0 ,5ml)
( fenol ))
( stopwatch )
1. Tabung a
Tabung A
Tabung A menhasilkan
menhasilkan bau balon tiup
bau balon tiup
Etanol
Tabung B
Tabung B menghasilakn
menghasilakn bau minak
bau minak pisang
pisang
2.
Tabung b
Pentanol
3.
Tabun g A Tabung B
(dipanaskan)
4.
Air 20 ml Air 20 ml
(dihirup)
6. Uji Gliserol
No Cara kerja Hasil Literatur
1. Gliserol KH2SO4
2.
Menghasilkan Menghasilakan
bau tengik bau tengik
dipanaskan
1. Fenol aquadest
2.
Tabung b
L. atas mengendap
Dibagi 2
Tabung A keruh
Tabung B mengendap
Tabung A keruh
Tabung B mengedap
3.
Tabung b
dipanaskan
6. Tabung 1B FeCl3
Warna Wrna
beubah berubah
mnjadi menjadi
violet/ungu violet/ungu
Warna Warna
berubah berubah
seperti seperti
semula semula
(keruh) (keruh)
8. NaNO3 H2SO4
Bewarna Bewarna
coklat coklat
Fenol
9. Larutan campuran Aquadest
10. NaOH
Berwarna Bewarna
hijau hijau
lumut lumut
Sampai basa
8. Penentuan Densitas Etanol dengan
Piknometer
No Cara kerja Hasil Literatur
0,854
gram/ml
0,997
gram/ml
3. Etanol
dicuci pikno
sebelumnya
sudah
c. Estrifikasi Etanol
3.3.3. Gliserol
A. Kelarutan dalam air
H2C – OH H2C – OH2+
H2C – OH+H2O H2C – OH + OH-
H2C – OH (air) H2C – OH
(gliserol) (as. konjugasi)
H2C – OH H2C – O-
H2C – OH+H2O H2C – OH + H3O+
H2C – OH (air) H2C – OH
(gliserol) (basa konjugasi)
Gliserol + KHSO4
H2C – OH O
H2C – OH+KHSO4 C + H20
H2C – OH C - H
(gliserol) C
H H
3.2.4. Fenol (C6H5OH) •
Reaksi :
• Reaksi :
• Reaksi :
• Reaksi :
• Reaksi :
prinsipnya
3.3.6 Reaksi Oksidasi
3.3. Pembahasan
Adapun pembahasan dalam laporan praktikum alkohol dan fenol ini adalah
sebagai berikut :
Pada praktikum kimia organik alkohol dan fenol kali ini, kami melakukan
empat percobaan yakni, kelarutan dalam air dan n-heksana; membedakan alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier dengan pereaksi Lucas; reaksi
dengan Na2CO3 dan NaHCO3; dan reaksi dengan FeCl3.
• _gambar 1_
• _gambar 2_
Pada 1-propanol dan 2-propanol dapat larut dalam air maupun n-heksana,
dan membentuk 1 fasa. Hal ini berarti kedua senyawa tersebut merupaka senyawa
semi polar. Berdasarkan teori 1-propanol dan 2-propanol merupakan senyawa
polar dimana keduanya dapat larut dalam senyawa polar maupun nonpolar. Reaksi
1propanol dan 2-propanol dengan air :
• _gambar 3_
Pada amil alkohol (n-pentanol) didapatkan tidak larut dalam air namun
larut dalam n-heksana. Secara teoritis amil alkohol sukar larut dalam air, dan dapat
bercampur dengan pelarut organik. Gugus alkil yang dimiliki amil alkohol lebih
mendominasi molekul yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen
antara gugus hidroksil dengan air, sehingga sukar larut dalam senyawa polar (air),
dan dapat larut pada senyawa nonpolar (n-Heksana). Kelarutan amil alkohol
adalah 27 g/L (pada suhu 20C). Seperti yang dijelaskan sebelumnya karena amil
alkohol memiliki gugus alkil berantai sedang, sehingga keelektronegatifannya
sedikit berubaha akibat pengaruh ketidakpolaran yang dimiliki gugus alkil,
sehingga gugus hidroksil (-OH) dan gugus alkil (-R) pada zat tersebut mengambil
bagian yang hampir sama besar dalam molekulnya yang menyebabakan bersifat
semi polar, yang seharusnya amil alkohol dapat sedikit larut dalam air. Maka
berdasarkan teori terdapat kesalahan dalam proses praktikum, sehingga tidak
didapatkan hasil yang sesuai. Reaksi amil alkohol dengan air :
• _gambar 4_
Pada saat 1-butanol dan 2-butanol direaksikan dengan air memberikan
hasil sedikit larut, dan ketika direaksikan dengan n-heksana larut. Menurut teori
senyawa alkohol yang berantai pendek atau memiliki atom C 1 – 5 akan
mempunyai sifat menyerupai air yang berarti dapat larut dalam beberapa pelarut
polar seperti air.
Kelarutan yang didapat pada fenol adalah, sedikit larut dalam air dan larut
dalam n-heksana. Menurut teori fenol memilki kelarutan terbatas dalam air,
dengan kelarutan 8,3g/ 100ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, berarti
fenol merupakan senyawa polar. Hal ini pula yang membuat fenol dapat larut
dalam pelarut air. Karena hasil yang didapat fenol sedikit larut dalam air, maka
dapat dikatakan bahwa fenol larut dalam air namun dalam jumlah yang terbatas.
Faktor perbandingan pelarut dan zat terlarut harus diperhatikan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Dari hasil yang didapatkan, kepolaran alkohol berkurang secara bertahap, sesuai
bertambahnya gugus karbonil dan dapat bersifat semi polar bahkan bersifat
nonpolar. Adanya gugul -OH dalam air, membuat alkohol memiliki polaritas yang
hampir sama dengan polaritas air, sehingga alkohol dapat larut dalam air. Namun
kepolaran yang dimiliki oeh alkohol tidak akan sebanding dengan polaritas air. Hal
ini dipengaruhi oleh kehadiran gugus alkil -R pada molekulnya.
BAB IV KESIMPULAN
Fessenden, R J., dan Fessenden, J.S., 1989, _kimia organik_, jilid 1 edisi ketiga,
Erlangga, Jakarta
Fessenden, R J., dan Fessenden, J S., 1997, _Dasar Dasar Kimia Organik_.
Erlangga,jakarta
Hart, H., dkk.,2003, _Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat_, Edisi Kesebelas,
Erlangga, Jakarta.
Wilbraham, A. C., dan Malta, M. S., 1992. _pengantar kimia organik dan
hayati_, Institut Teknologi Bandung, Bandung
LAMPIRAN
Lampiran bukti mengikuti praktikum