Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

“Senyawa Alkohol”

Dosen Pengampu : 1. Dr. apt. Bina Lohitasari, M.Pd.,M.Farm.

2. Dr. apt. Euis Nining, M.Si.


3. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.

4. Usep Suhendar, M.Si.

5. Rikkit, S.Farm
Asisten Dosen : Nafa Angreani Prameswari
Nama Penyusun : Siti Ayumia Sabilah (066121239)

Kelas : 2G Farmasi
Kelompok :6
Anggota Kelompok : 1. Siti Nurul Habibah (066121236)

2. Walia Armelia (066121237)

3. Tri Mey Dianisa Mardova (066121382)

LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2022 BAB I PENDAHULUAN


1.1.TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat membedakan dan menggolongkan jeni-jenis
senyawa alcohol

1.2.DASAR TEORI
Alkohol memiliki kesamaan geometris dengan air sudut ikatan R-O-H
mendekati nilai tetrahedral dan atom oksigen terhidrasi sp³. Gugus -OH
merupakan gugus polar dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen
yang elektronegatif ( Riswiyanto,2009)

Alkohol dan Fenol banyak digunakan dalam bidang kedokteran,


kecantikan, maupun industri. Beberapa jenis alkohol digunakan sebagai
pembersih luka, sanitizer, maupun obat tradisional, alkohol juga digunakan
dalam campuran produk minyak wangi dan pembersih wajah, beberapa jenis
alkohol tertentu digunakan pula dalam campuran minuman, makanan. Pada
kehidupan Seharihari juga diterapkan pada proses frementasi, misalnya dalam
pembuatan tapai dan pembuatan boietanol. Dalam industri semua bahan
alkohol digunakan sebagai plarut ( fessenden dan fessenden,1986)

Fenol atau Benzena adalah zat kristal yang tidak berwarna dengan bau
yang khas. Rumus kimianya adalah C²H⁵OH dan strukturnya memiliki
gugusan hidroksil -OH yang berikatan dengan cincin fenil (Brady, 1999)

BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Beaker glass
2. Kaca arloji
3. Kapas
4. pH Universal
5. Pipet tetes
6. Spatula
7. Tabung reaksi

2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Etanol
3. Fenol
4. H2SO4
5. Griserol
6. K2CR2O7

2.1.3 Cara kerja


1. Penentuan kelarutan senyawa alcohol Alat :
Tabung reaksi, Pipet tetes, Spatula lab
Bahan : Etanol, pentanol, grirol, fenol, aquadest
Cara kerja Keterangan
1. Aquadest Larut

Etanol

2. Aquadest Tidak larut

pentanol
3. Larut

Gliserol Aquadest

4. Aquadest Larut

Fenol

2. Penentuan pH senyawa alcohol Alat


: Beaker glas, pH Universal
Bahan : Etanol, Pentanol, Griserol, Fenol
No Cara kerja Keterangan

1. Etanol pH 6
(uji pH)
2. Pentanol pH 5

(uji pH)

pH 6

3. Griserol

( uji pH )

4. Fenol pH 4

(uji pH)
3. Oksidasi dengan kalium dikromat Alat :
pipet tetes, tabung rekasi, beaker glass
Bahan : etanol, pentanol, griserol, fenol, aquadest
Pereaksi : campuran K2Cr207 dan H2SO4
(stopwatch)

3. Larutan yang 45 detik


sudah dicampur

(0 ,5ml)

( pentanol)

( stopwatch)

4. Larutan yang 10 detik

sudah di campur

(0 ,5ml)

( Griserol )
(stopwatch)

5. Larutan yang 10 detik


sudah dicampur

(0,5ml)

(fenol))

( opwatch

4. Perbandingan percepatan penguapan etanol dan pentanol


Alat : Kaca arloji, kapas
Bahan : etanol, pentanol
No Cara kerja Keterangan

1. Etanol Etanol lebih


cepa mengering
dibandinglan
dengan pentanol

(kapas)

Pentanol

(kapas)

2. Etanol Pentanol

Digreskan
Digreskan

( kaca Arloji )
5. Esterifikasi alcohol
Alat : Pipet tetes, Tabung reaksi, Beaker glass, Penangas

Bahan : Etanol, Pentanol, Asam asetat anhidrat, H2SO4


No cara kerja Keterangan

1.

Tabung a

Etanol
2.

Tabung b

Pentanol
3.
Tabung A Tabung B

Tabung A
menhasilkan bau
balon tiup
Tabung B
menghasilakn bau
minak pisang

(dipanaskan)

4.

Air 20 ml Air 20 ml

(dihirup)

6. Uji Gliserol + KHSO4


Alat : Pipet tetes, tabung reaksi dan spatula
Bahan: Gliserol dan KHSO4
No Cara kerja Keterangan

1. Gliserol KH2SO4
2.

Menghasilkan bau

tengik
dipanaskan

7. Uji Spesifik Fenol


Alat: Pipet tetes, Tabung reaksi dan Spatula
Bahan: Fenol dan aquadest
Pereaksi: NaOH 10%, FeCl3 1% dan air brom
No Cara kerja Keterangan

1. Fenol aquadest

2. Tabung b

L. atas
mengendap

Dibagi 2

3. Tabung b

Awal mengendap
menjadi larut
dipanaskan
4. Tabung A NaOH

Awal keruh menjadi


bening

5. Tabung 1B Tabung 2B

Dibagi 2

6. Tabung 1B FeCl3

Warna beubah mnjadi


violet/ungu

7. Tabung 2B Air Brom

Warna berubah seperti


semula (keruh)
8. NaNO3 H2SO4

Bewarna coklat
Fenol
9. Larutan campuran Aquadest

10. NaOH

Berwarna hijau lumut

Sampai basa

8. Penentuan Densitas Etanol dengan Piknometer


Alat: Piknometer, Timbangan Analitik dan Pipet tetes
Bahan: etanol dan aquadest
No Cara kerja Keterangan
1. pikno kosong ditimbang
M1: 23,3944

2. Aquadest pikno kosong


ditimbang
M2: 48,2469

3. Etanol pikno sebelumnya sudah dicuci

4. pikno isi etanol ditimbang


M3: 43,5345

BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Data pengamatan


1. Penentuan kelarutan senyawa alcohol

No Cara kerja Hasil Literatur

1. Aquadest Larut Larut

Etanol

2. Aquadest Tidak Tidak


larut larut

pentanol
3. Aquadest Larut Larut

Gliserol

4. Aquadest Larut Tidak


larut

Fenol

2. Penentuan pH senyawa alcohol


No Cara kerja Hasil Literatur
1. Etanol pH 6 pH 6

(uji pH)

2. Pentanol pH 5 pH 5

(uji pH)
3. pH 6 pH 6
Griserol

( uji pH )

4. Fenol pH 4 pH 4

(uji pH)
3. Oksidasi dengan kalium dikromat
No Cara kerja Hasil Literatur

1.
H2SO4

(2 ,25 ml
Aquadest)

K2Cr207
2. Larutan yang 60 detik 60 detik

sudah dicampur

(0 ,5ml)

(Etanol)

(stopwatch)
3. 45 detik 45 detik

Larutan yang
sudah dicampur

(0 ,5ml)

( pentanol)

(stopwatch)

4. Larutan yang 10 detik


sudah dicampur

(0,5ml)

(Griserol)

(stopwatch)
5. 10 detik
Larutan yang
sudah dicampur

(0 ,5ml)

( fenol ))

( stopwatch )

4. Perbandingan percepatan penguapan etanol dan pentanol


No Cara kerja Hasil Literatur

1. Etanol Etanol lebih Etanol lebih


cepat menguap cepat
dibandinglan menguap
dibandinglan
5. Esterifikasi alcohol
No cara kerja Hasil Literatur

1. Tabung a

Tabung A
Tabung A menhasilkan
menhasilkan bau balon tiup
bau balon tiup

Etanol
Tabung B
Tabung B menghasilakn
menghasilakn bau minak
bau minak pisang
pisang

2.

Tabung b

Pentanol
3.

Tabun g A Tabung B

(dipanaskan)

4.

Air 20 ml Air 20 ml

(dihirup)
6. Uji Gliserol
No Cara kerja Hasil Literatur
1. Gliserol KH2SO4

2.
Menghasilkan Menghasilakan
bau tengik bau tengik
dipanaskan

7. Uji Spesifik Fenol


No Cara kerja Hasil Literatur

1. Fenol aquadest

2.
Tabung b

L. atas mengendap

Dibagi 2

Tabung A keruh
Tabung B mengendap

Tabung A keruh

Tabung B mengedap
3.
Tabung b

dipanaskan

Awal mengendap menjadi larut

Awal mengendap menjadi larut


4.
Tabung A NaOH

Awal keruh menjadi bening

Awal keruh menjadi bening


5.
Tabung 1B Tabung 2B
Dibagi 2

6. Tabung 1B FeCl3

Warna Wrna
beubah berubah
mnjadi menjadi
violet/ungu violet/ungu

7. Tabung 2B Air Brom

Warna Warna
berubah berubah
seperti seperti
semula semula
(keruh) (keruh)

8. NaNO3 H2SO4

Bewarna Bewarna
coklat coklat

Fenol
9. Larutan campuran Aquadest

10. NaOH

Berwarna Bewarna
hijau hijau
lumut lumut

Sampai basa
8. Penentuan Densitas Etanol dengan
Piknometer
No Cara kerja Hasil Literatur

1. pikno kosong ditimbang


M1: 23,3944

0,854
gram/ml

2. Aquadest pikno kosong


ditimbang
M2: 48,2469

0,997
gram/ml

3. Etanol
dicuci pikno
sebelumnya
sudah

4. pikno isi etanol ditimbang


M3: 43,5345 0,8119
grm/ml
3.2. Reaksi

3.2.1 Etanol/etil alcohol (C2H6OH)

a. Uji Kelarutan dalam air

b. Oksidasi dengan kalium dikromat

c. Estrifikasi Etanol

3.2.2. Amil alkohol/pentanol (C6H10OH)

d. Uji kelarutan dalam air (Pentanol)


e. Menentukan titik didih pentanol

3.3.3. Gliserol
A. Kelarutan dalam air
H2C – OH H2C – OH2+
H2C – OH+H2O H2C – OH + OH-
H2C – OH (air) H2C – OH
(gliserol) (as. konjugasi)

H2C – OH H2C – O-
H2C – OH+H2O H2C – OH + H3O+
H2C – OH (air) H2C – OH
(gliserol) (basa konjugasi)

Gliserol + KHSO4
H2C – OH O
H2C – OH+KHSO4 C + H20
H2C – OH C - H
(gliserol) C

H H
3.2.4. Fenol (C6H5OH) •

Reaksi :

• Reaksi :

• Reaksi :
• Reaksi :

• Reaksi :

NaNO2 + H2SO4 NaSO4 +


2HNO

3.3.5. reaksi kelarutan

prinsipnya
3.3.6 Reaksi Oksidasi

3.3.7 reksi Logam Na

3.3.8. Reaksi Esterifikasi

3.3. Pembahasan

Adapun pembahasan dalam laporan praktikum alkohol dan fenol ini adalah
sebagai berikut :

Pada praktikum kimia organik alkohol dan fenol kali ini, kami melakukan
empat percobaan yakni, kelarutan dalam air dan n-heksana; membedakan alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier dengan pereaksi Lucas; reaksi
dengan Na2CO3 dan NaHCO3; dan reaksi dengan FeCl3.

a. kelarutan dalam air dan n-heksana


Alkohol dan fenol mempunyai rumus struktur R-OH. Alkohol merupakan
senyawa organik hidroksilat dimana gugus -OH terikat pada atom karbon alifatik.
Sedangkan fenol merupakan suatu senyawa organik karboksilat dimana gugus -
OH terikat pada cincin aromatis.

Pada percobaan ini, kami bertujuan untuk menganalisis kelarutan alkohol


dan fenol dalam pelarut air yang bersifat polar dan n-heksana yang bersifat
nonpolar. percobaan ini akan merujuk kepada prinsip like dissolve like yang
bermakna suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain,
senyawa polar hanya akan larut dalam senyawa polar dan senyawa nonpolar hanya
akan larut dalam senyawa nonpolar.Selain itu kelarutan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain tetapan dielektrik, dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen,
panjang rantai atom karbon, kemiripan struktur dan lainya.

Dari hasil pengamatan, metanol, etanol dan 2-metil-2propanol larut dalam


air dan tidak larut dalam n-heksana. Ketiga larutan ini membentuk 1 fasa. Hal ini
karena metanol dan etanol memiliki gugus alkil berantai pendek, sehingga tidak
merubah tingkat keelektronegatifan, dan gugus hidroksil -OH pada metanol
tersebut mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya. Metanol, etanol,
dan 2metil-2-propanol bersifat polar. Reaksi metanol dan etanol dengan air :

• _gambar 1_

Reaksi 2-metil-2propanol dengan air :

• _gambar 2_
Pada 1-propanol dan 2-propanol dapat larut dalam air maupun n-heksana,
dan membentuk 1 fasa. Hal ini berarti kedua senyawa tersebut merupaka senyawa
semi polar. Berdasarkan teori 1-propanol dan 2-propanol merupakan senyawa
polar dimana keduanya dapat larut dalam senyawa polar maupun nonpolar. Reaksi
1propanol dan 2-propanol dengan air :

• _gambar 3_

Pada amil alkohol (n-pentanol) didapatkan tidak larut dalam air namun
larut dalam n-heksana. Secara teoritis amil alkohol sukar larut dalam air, dan dapat
bercampur dengan pelarut organik. Gugus alkil yang dimiliki amil alkohol lebih
mendominasi molekul yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen
antara gugus hidroksil dengan air, sehingga sukar larut dalam senyawa polar (air),
dan dapat larut pada senyawa nonpolar (n-Heksana). Kelarutan amil alkohol
adalah 27 g/L (pada suhu 20C). Seperti yang dijelaskan sebelumnya karena amil
alkohol memiliki gugus alkil berantai sedang, sehingga keelektronegatifannya
sedikit berubaha akibat pengaruh ketidakpolaran yang dimiliki gugus alkil,
sehingga gugus hidroksil (-OH) dan gugus alkil (-R) pada zat tersebut mengambil
bagian yang hampir sama besar dalam molekulnya yang menyebabakan bersifat
semi polar, yang seharusnya amil alkohol dapat sedikit larut dalam air. Maka
berdasarkan teori terdapat kesalahan dalam proses praktikum, sehingga tidak
didapatkan hasil yang sesuai. Reaksi amil alkohol dengan air :

• _gambar 4_
Pada saat 1-butanol dan 2-butanol direaksikan dengan air memberikan
hasil sedikit larut, dan ketika direaksikan dengan n-heksana larut. Menurut teori
senyawa alkohol yang berantai pendek atau memiliki atom C 1 – 5 akan
mempunyai sifat menyerupai air yang berarti dapat larut dalam beberapa pelarut
polar seperti air.

Kelarutan yang didapat pada fenol adalah, sedikit larut dalam air dan larut
dalam n-heksana. Menurut teori fenol memilki kelarutan terbatas dalam air,
dengan kelarutan 8,3g/ 100ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, berarti
fenol merupakan senyawa polar. Hal ini pula yang membuat fenol dapat larut
dalam pelarut air. Karena hasil yang didapat fenol sedikit larut dalam air, maka
dapat dikatakan bahwa fenol larut dalam air namun dalam jumlah yang terbatas.
Faktor perbandingan pelarut dan zat terlarut harus diperhatikan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.

Dari hasil yang didapatkan, kepolaran alkohol berkurang secara bertahap, sesuai
bertambahnya gugus karbonil dan dapat bersifat semi polar bahkan bersifat
nonpolar. Adanya gugul -OH dalam air, membuat alkohol memiliki polaritas yang
hampir sama dengan polaritas air, sehingga alkohol dapat larut dalam air. Namun
kepolaran yang dimiliki oeh alkohol tidak akan sebanding dengan polaritas air. Hal
ini dipengaruhi oleh kehadiran gugus alkil -R pada molekulnya.
BAB IV KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam sifat kimia maupun


sifat fisika,hal ini didasarkan pada kelarutannya dalam air yang bersifat
polar, dankelarutannya dalam n-Heksana yang bersifat nonpolar.

2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier dapat dibedakan dengan


menggunakan pereaksi Lucas (ZnCl² + HCl pekat). Alkohol tersier lebih
cepat bereaksidibandingkan dengan alkohol sekunder, dan alkohol primer
bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan alkohol sekunder. Sehingga
urutan kecepatan reaksi dapatdituliskan sebagai: alkohol tersier > alkohol
sekunder > alkohol primer.

3. Terjadi reaksi alkohol dan fenol dengan N²CO³dan NaHCO³, yaitu


pelepasangas CO² yang menandakan bahwa alkohol dan fenol bersifat
asam lemah. Alkohollebih lemah dibandingkan dengan air, dn fenol lebih
kuat dibandingkan denganair. sehingga urutan keasaman dapat dituliskan
sebagai berikut:fenol > air > alkohol.

4. Alkohol dan fenol bereaksi dengan FeCl³ dilihat dari perubahan


warna yangterjadi, yang disebabkan reaksi oksidasi-reduksi pada alkohol
sehingga dapatdiketahui kekuatan
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R J., dan Fessenden, J.S., 1989, _kimia organik_, jilid 1 edisi ketiga,
Erlangga, Jakarta

Fessenden, R J., dan Fessenden, J S., 1997, _Dasar Dasar Kimia Organik_.
Erlangga,jakarta

Hart, H., dkk.,1990, _Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat_, edisi


keenam,Erlangga. Jakarta

Hart, H., dkk.,2003, _Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat_, Edisi Kesebelas,
Erlangga, Jakarta.

MeMerry, J., 1994. _Fundamentals Of Organik Chemistry_, Edisi Ketiga.


Brooks'Cole publishing Company, California

Sumarlin, L.,dkk.,2011, Penghambatan Enzim Pemecahan protein ( papain )


oleh ekstrak Rokok. minuman Beralkohol dan kopi secara in Vitro, _Valensi_,
2(3), 449458

Wilbraham, A. C., dan Malta, M. S., 1992. _pengantar kimia organik dan
hayati_, Institut Teknologi Bandung, Bandung
LAMPIRAN
Lampiran bukti mengikuti praktikum

Anda mungkin juga menyukai