Benua
Benua Atlantis
Atlantis yang
yang Hilang
Hilang
Itu
Itu Indonesia
Indonesia ??
Antitesis-Antitesis Geo
Antitesis-Antitesis logi
Geologi
* ahli geologi BPMIGAS, anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Geological Society of America (GSA),
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Ufuk Publishing House (2009)
dos Santos, A.N., 2005, Atlantis, The Lost Continent Finally Found,
Atlantis Publications, North Miami Beach, Florida. 367 pp.
Atlantis : apakah fiksi atau fakta ?
Bila ia fakta, perdebatan lokasi Atlantis :
Kawasan Laut Tengah Kawasan Samudra Atlantik
1 Andalusia 1 Azores Islands
2 Sea of Azov 2 South Morocco
3 Black Sea 3 Canary Islands, Madeira and Cape
4 Santorini Verde
5 Helike 4 Bahama Bank and Caribbean
6 Turkey 5 Cuba
7 Near Cyprus 6 Northern Spain
8 Middle East 7 Irish Sea Kawasan Lainnya
9 Malta 8 Great Britain
10 Sicily 9 Ireland 1 Antarktika
11 Sardinia 10 North Sea 2 Bolivia
12 Spartel Bank 11 Denmark 3 Mexico
13 Troy 12 Finland 4 Sundaland (Indonesia)
13 Sweden
Total 30 lokasi pernah diajukan
Tesis Prof. Santos vs. Antitesis Geologi
• Lokasi Atlantis yang hilang sejak kira‐kira 11.600 tahun yang
lalu (9600 BC) itu adalah di Indonesia dan Laut Cina Selatan
(tepatnya Sundaland). Atlantis merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra,
Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang
sekarang) sebagai pusatnya.
Æ India, Srilangka, Laut Cina Selatan dan
Indonesia Timur bukan bagian Sundaland.
Laut Cina Selatan bukan paparan benua
yang tenggelam.
ta a
la in
Se ut C
n
La
Su
nd
ala
nd
Fisiografi Indonesia
Lempeng Eurasia
Lempeng
Lempeng Filipina
Pasifik
Daratan Sunda
Daratan Sahul
Lempeng Hindia
Lempeng Australia
HallHall
(1999)
(1999)
Tatanan Tektonik Indonesia Masa Kini
Tesis Prof. Santos vs. Antitesis Geologi
• Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan
benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang
secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian
besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan‐lapisan
es (era Pleistosen) .
Æ Atlantis sank into the ocean "in a single
day and night of misfortune". (Plato, 360
BC : Timaeus & Critias)
Tesis Prof. Santos vs. Antitesis Geologi
• Dengan meletusnya berpuluh‐puluh gunung berapi secara bersamaan
yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka
tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang
mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di
Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Samosir, yang
merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang
paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang
memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain‐lainnya serta membentuk
selat dataran Sunda.
Æ “Supervolcano” Toba meletus pada 74.000
tahun yang lalu, jauh lebih awal daripada
masa Atlantis 11.600 tyl. Tidak ada bukti
bahwa Krakatau pernah meletus pada 11.600
tyl.
416 M
1680 M
1883 M
1927 M
Sejarah Letusan Krakatau
van Bemmelen (1949, 1972)
Tesis Prof. Santos vs. Antitesis Geologi
• Dengan meletusnya berpuluh‐puluh gunung berapi secara
bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia
(dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput
oleh air asal dari es yang mencair.
Æ Letusan “supervolcano” lebih mungkin
menyebabkan musim dingin karena abu
volkanik menutupi atmosfer menghalangi
sinar Matahari (Tambora 1815 : a year
without a summer), bukan mencairkan es.
Tesis Prof. Santos vs. Antitesis Geologi
• Pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan
lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya
bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut
membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa
kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua.
Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung‐
gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat.
Æ Gempa tidak disebabkan beban sedimen
dan air pada dasar samudera, bila begitu
maka pusat‐pusat gempa akan memenuhi
seluruh samudera. Gempa disebabkan
patahan batuan pada wilayah pertemuan
lempeng.
Gempa, Tsunami dan
Erupsi Gunung Api
terletak di pertemuan
lempeng-lempeng
kerak Bumi
CONVERGENT (SUBDUCTION)
TRANSFORM FAULT
DIVERGENT
CONVERGENT (SUBDUCTION)
DIVERGENT
Æ Studi detail masalah late glacial &
postglacial sea level rise untuk Sundaland
menggunakan isotop oksigen‐18
menunjukkan bahwa penenggelaman
Sundaland oleh naiknya muka laut terjadi
pada periode antara 14.000 – 13.000 tahun
BP.
EUSTATIC SEA LEVEL (m)
Tinggi muka laut
berubah terus
200 0 -200 sepanjang zaman
0
geologi, bukan karena
aktivitas volkanisme,
NEOGENE REGRESSIVE tetapi karena aktivitas
CYCLE glasiasi dan deglasiasi
10 akibat perubahan
iklim
30
PALEOGENE
TRANSGRESSIVE CYCLE
40
Haq & Hardenbol (1986)
Tidak Ada Air Laut Naik oleh Erupsi Volkanik
• Hanebuth, T.J.J., K. Stattegger, and P.M. Grootes, 2000, Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A
Late‐Glacial Sea‐Level Record. Science. v. 288, no. 5468, pp. 1033‐1035.
• Hanebuth, T.J.J., and K. Stattegger, 2004, Depositional sequences on a late Pleistocene–
Holocene tropical siliciclastic shelf (Sunda Shelf, southeast Asia). Journal of Asian earth
Science. v. 23, pp. 113‐126.
Æ “Detailed studies of late glacial and postglacial sea level rise for the
this part of the Sunda Shelf demonstrates that the first significant
submergence of Sundaland by rising sea level occurred between 14,000
and 15,000 years ago. Periods of abrupt rise in sea level submerged a
significant part of Sundaland beneath the South China Sea between
14,000 and 13,000 years ago. Between 14,600 and 14,300 years ago, a
period of 300 years, sea level rose 16 m (62 feet). Between 13,000 and
12,000 years ago, the submergence of Sundaland by rising sea level was
relatively minor. A final period of rapid flooding of Sundaland by the
South China Sea occurred between 12,000 to 11,000 years ago. The
submergence of Sundaland during this period was minor in extent
relative to the area submerged between 14,000 and 13,000 years ago.”
Tesis Prof. Santos & Antitesis Geologi
• Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan
dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri,
dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya
memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
• Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat
tinggi, yang kemudian menutupi dataran‐dataran rendah diantara
Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan,
dan antara Sumatera dan Kalimantan.
Æ Tsunami dari letusan Krakatau tidak mungkin
menutupi seluruh Sundaland. Sundaland adalah
wilayah sangat stabil secara geologi, tidak ada
gempa, tidak ada gunungapi. Jalur gunungapi dan
gempa hanya terletak di tepi barat dan selatan
Sundaland.
Penyebaran Pusat Gempa Tektonik di Indonesia
Judd (1888)
Æ “Fly ash” berasal dari erupsi supervolcano akan
menyebabkan musim dingin volkanik, sinar Matahari tidak
akan mencapai permukaan Bumi. Tidak ada es yang mencair.
Studi detail glasiasi dan post‐glasial menunjukkan air laut
naik maksimum 16 m selama 300 tahun (5,3 cm per tahun)
dari 14.600‐14.300 tyl oleh proses perubahan iklim.
Kesimpulan
1. Tesis‐tesis yang diajukan Prof. Santos dalam bukunya “Atlantis : the
Lost Continent Finally Found” (2005) tidak mempunyai bukti dan
argumentasi geologi.
2. Sundaland adalah paparan benua stabil yang tenggelam pada 15.000
– 11.000 tahun yang lalu (t.y.l.) oleh proses deglasiasi akibat siklus
perubahan iklim, dengan laju air laut naik maksimum 5,3 cm/tahun
pada 14.600‐14.300 t.y.l., bukan oleh erupsi volkanik. Erupsi
“supervolcano” justru akan menyebabkan musim dingin dalam
jangka panjang.
3. Tidak ada bukti letusan “supervolcano” Krakatau pada 11.600 t.y.l.
Letusan tertua Krakatau yang dapat diidentifikasi adalah pada tahun
460 M. Letusan “supervolkano” Toba terjadi pada 74.000 t.y.l. Tidak
ada bukti letusan supervolkano pada 11.600 t.y.l. di sekitar Indonesia
seperti yang ditulis Santos (2005)
Kesimpulan
4. Gempa, erupsi volkanik dan tsunami tidak pernah
disebabkan beban sedimen dan air laut pada dasar
samudera, tetapi akibat pertemuan lempeng‐lempeng
tektonik.
5. Karena mekanisme‐mekanisme geologi yang diajukan Prof.
Santos tidak mempunyai nalar geologi yang benar, maka
sangat diragukan bahwa Indonesia (Sundaland) merupakan
benua Atlantis.
Was there Lemuria “Lost Continent” ?
There was no Lemuria !