Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinda Anggita Asharini

NIM : 2027012

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PENDENGARAN

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien Seorang klien berusia 30 tahun dirawat di RS Medika dengan gangguan
pendengaran yang dialaminya. Klien juga tampak sedikit melamun diam dengan penyakit yang
dideritanya.

2. Diagnosa keperawatan Defisit pengetahuan tentang gangguan pendengaran yang dialaminya.

3. Tujuan khusus Agar klien mengetahui apa yang menyebabkan dirinya mengalami gangguan
pendengaran.

4. Tindakan keperawatan Memberikan edukasi mengenai penyebab gangguan pendengaran


klien.

B. Strategi komunikasi dalam pelaksaan tindakan keperawatan

1. Orientasi

a. Salam teraupetik “Assalamualaikum selamat siang ibu, perkenalkan saya perawat Dinda, ibu
namanya siapa (tersenyum)?” “Apakah ibu dapat mendengar saya dengan jelas?” “Halo bu, ibu
biasa memanggil saya perawat Dinda, saya yang akan membantu merawat dan menjaga ibu di
ruangan ini.

b. Evaluasi / validiasi “Bagaimana keadaan ibu hari ini? Apakah ibu baik baik saja ibu?”

c. Kontrak “(mendekati pasien berbisik), baiklah ibu hari ini saya kesini ingin berbincang –
bincang dan memberikan pengetahuan tentang keluhan apa saja selama ini yang mengganggu ibu
mengenai penyakit yang ibu alami.”
d. Waktu “Tidak lama kok bu, hanya 20 menit saja. Apakah ibu bersedia?”

e. Tempat “Baiklah ibu, ibu maunya dimana kita berbincang- bincang?(sambil menunjukkan
tempat)” “Kalau begitu mari saya bantu ikuti saya ke ruangan lain”

2. Fase kerja

(duduk disebelah pasien dan berbicara sedikit kuat)“Nah, ibu Tika belum mengetahui tentang
penyebab pendengaran bpk terganggu (tuli) yang bpk alamikan?, baiklah saya akan menjelaskan
tentang penyebab penyakit yang ibu alami sekarang.”

“Karena faktor umur (presbikusis) dan mungkin dulu bapak suka mendengarkan suara suara
keras sehingga menyebabkan gangguan pendengaran dapat terjadi karena kerusakan organ
misalnya gendang telinga pecah atau berlubang, atau adanya infeksi virus di telinga bagian
dalam atau saraf pendengaran. Semua ini mengakibat kan penurunan kepekaan terhadap
pendengaran ibu sehingga dapat mengakibat kan ketulian” “Apakah ibu paham dengan apa yang
saya katakana?” “Bagus sekali kalo ibu mengerti, disini ibu bisa mendapatkan alat bantu
pengdengaran ibu selanjutnya ibu bisa memeriksakan lebih lanjut telinga ibu yang mengalami
gangguan kepada dokter”

“Disini dokter spesialis THT sudah menjadwal kan pemeriksaan ibu, jadi ibu tidak usah hawatir.
Karena ibu akan dibantu oleh alat pendengaran yang akan dokter sarankan” “Nah bagaimana ibu,
masih cemas mengenai gangguan pendengaran yang ibu alami?”

“Bagus ibu, ibu tidak usah terlalu mecemaskan sehingga membuat ibu stres tenang saja, semua
akan berjalan dengan lancar”

3. Terminasi

a. Evaluasi “Bagaimana perasaan perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang penyakit yang
ibu alami?” “Apakah paham? “Karena ibu sudah tau apa yang menyebab kan penyakit yang ibu
alami, maka ibu tidak usah khawatir lag iya”
b. Tindak lanjut klien “Nah sekarang ibu boleh istirahat dulu sambil menunggu waktu
pemeriksaan ”

c. Kontak yang akan datang “Nah ibu nanti kita akan bertemu kembali di ruangan ibu.
Sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan lagi?”

d. Waktu nanti sekitar 30 menit lagi saya akan kembali keruangan ibu untuk memeriksa kondisi
ibu setelah pemeriksaan oleh dokter, bagaimana ibu? Bisa ya?”

e. Tempat
“Baiklah ibu, kalau begitu saya permisi keruangan perawat dulu. Nanti kalau ibu perlu bantuan,
ibu bisa panggil saya di ruang perawat. Terima kasih ibu atas kerja sama nya yang sangat
baik.Selamat siang” (tersenyum)

Anda mungkin juga menyukai