Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andini Larasati

Nim : 1903011
Prodi : S1 Keperawatan A

AIRWAY BREATHING MANAGEMENT


1. Gangguan oksigenasi pada otak dan jaringan sangat Membahayakan pasien, serta
dapat menyebabkan kematian
2. Hipoksia dapat dicegah : Mempertahankan airway dan oksigenasi yang cukup.
3. Kematian dapat dicegah: Dengan cara mengenali gangguan airway dan tidak
terlambat serta tepat dalam penanganan.
4. Penting bagi perawat : Tahu dan mampu serta trampil dalam penanganan gangguan
jalan nafas dan oksigenasi.
Penilaian jalan nafas :
Kaji tanda-tanda obstruksi
1. Look : Penurunan kesadaran,gelisah,pasien trauma kapitis
2. Feel : Rasakan udara pada saat ekspirasi
3. Listen : bunyi napas
UPAYA MEMPERBAIKI AIRWAY AKAN SELALU MENGGERAKAN KEPALA
1. Multitrauma
2. Trauma kapitis dan penurunan kesadaran
3. Luka diwajah
Hasil penilaian AIRWAY:
Tanda- tanda obstruksi
1. Sesak
Subyektif
• Mengeluh sesak (jika pasien sadar)
Obyektif
• Takipnea
• Retraksi otot bantu napas
2. Bunyi napas
• Gurgling (bunyi kumur-kumur) : Cairan
• Snoring (mengorok) : Lidah
• Stridor : Obstruksi anatomis
AIRWAY : Penanganan obstruksi
1. Cairan ( gurgling ) : suction,cairan banyak miringkan kepala
2. Trauma : log roll : jika tidak teratasi airway denitif
Tanda -tanda obstruksi : jika tidak respon ;Buka mulut dengan Cross finger technique
Penanganan obstruksi :
1. Head tilt chin lift
2. Jaw thrust
Penanganan obstruksi
Jalan nafas sementara -> oro/nasofaringeal airway
Penanganan Obstruksi
Sumbatan anatomis (stridor) :
• Trauma :
- Edema laring pada luka bakar
- Fraktur Laring
• Non Trauma :
- Benda asing
- Difteri

Airway denitif
1. Memasukkan pipa(tube) ke dalam trakea
2. Proteksi trakial
Indikasi:
1. Proteksi Airway : Ancaman obstruksi & Ancaman aspirasi
2. Perlu Ventilasi
Blind Naso-tracheal :
• Untuk fraktur servikal
• Sambil mendengarpernafasan
• Dorong saat inspirasi
• Bila suara hilang : masuk esofagus
• Kontra Indikasi :
*Apnea
*Fraktur tulang wajah
*Fraktur basis kranii
Intubasi Naso-trachea :
 Jika pasien apnea Dengan sedasi
 Dengan atau tanpa pelumpuh otot
 Perhatikan pengembangan paru
Intubasi Oro-trachea
• Tanpa / dengan obat pelumpuh otot
• Menggunakan obat sedasi
• Persiapan alat lengkap
• Perhatikan malposisi
• Selalu bersiap untuk kriko- tirotomi

Krikotirotomi - Jarum
• Ditusukkan lewat membran kriko- tiroidea.
• Sambungkan oksigen : 1 detik tutup, 4 detik buka
• Hanya selama 30-45menit

Airway sulit :
• Gelisah,tidak sadar, sulit membuka mulut
• Perlu sedasi atau pelumpuh otot
• Ulangi Tindakan intubasi
• Jika tidak berhasil intubasi naso atau oro trachea, segera crikotiroidotomi dengan
jarum
• Segera surgical krikotiroidotomi
• Jika banyak darah dimulut → suction
• Jika tidak berhasil →segera krikotiroidotomi
Breathing
1. Ventilasi yang baik Mendapatkan oksigenasi
2. Oksigen sel cukup
Gangguan pernapasan :
• Frekuensi pernafasan ( takhipnea, bradipnea)
• Dispnea-sianosis
• Penurunan kesadaran
• Bunyi napas abnormal
• Apnea
• Saturasi O2 ( jika ada)
• Penurunan heart rate
Rentang pernapasan normal:
Bayi : 25 – 50 x/mnt
Anak : 15 – 30x/mnt
Dewasa : 12 – 20x/mnt
1. Jika pasien tidak bernafas segera
2. Lakukan menajemen airway dengan benar
3. Ventilasi & Oksigenasi konsentrasi tinggi
Mouth to Mouth Ventilation
• Resiko terinfeksi
• Gunakan alat pelindung
• Teknik ventilasi tepat
• Lihat adanya sekresi selama ventilasi : cairan, darah, muntah
• Lihat pengembangan dada

Mouth To Mask Ventilation


• Pocket face mask one-way valve.
• Teknik & ukuran benar.
• Posisi tepat
• Sambungkan ke oksigen, jika ada.
• Posisi pasien.
• Buka mulut dengantelunjuk /jari tengah.
• Posisi masker tepat.
• Letakkan mulut pada valve.
• Beri 2x napas (lambat) dengan volume 500- 1000 ml (dewasa) selama 1.5-2 detik.
• Nilai pengembangandiding dada.
• Lanjutkan ventilasi, jika blm berhasil, dengan frekwensi
Bag Valve & Mask
• Buka jalan napas
• Pilih masker yang tepat
• Letakkan masker tepat
• Sambung masker dengan bag-valve
• Beri oksigen tinggi
Ventilator
• Bisa secara Non-Invasive (tanpa Intubasi)
• Invasive (terintubasi)

Anda mungkin juga menyukai