0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mengatasi gejala kejenuhan (boredom), kelelahan (fatigue), kelesuan (staleness), dan drop out. Definisi boredom adalah hilangnya perhatian dan minat, fatigue adalah penurunan fungsi fisik dan mental, staleness adalah kondisi performa menurun, dan drop out adalah berhenti sekolah sebelum lulus.
Deskripsi Asli:
PSIKOLOGI OLAHRAGA
Judul Asli
TUGAS 5 PSIKOLOGI OLAHRAGA_A_038_MUHAMAD FADLAN SYAJIDIN
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mengatasi gejala kejenuhan (boredom), kelelahan (fatigue), kelesuan (staleness), dan drop out. Definisi boredom adalah hilangnya perhatian dan minat, fatigue adalah penurunan fungsi fisik dan mental, staleness adalah kondisi performa menurun, dan drop out adalah berhenti sekolah sebelum lulus.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mengatasi gejala kejenuhan (boredom), kelelahan (fatigue), kelesuan (staleness), dan drop out. Definisi boredom adalah hilangnya perhatian dan minat, fatigue adalah penurunan fungsi fisik dan mental, staleness adalah kondisi performa menurun, dan drop out adalah berhenti sekolah sebelum lulus.
MUHAMAD FADLAN SYAJIDIN 192191038 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI
A. Definisi Menurut Para Ahli
Boredom Menurut Maslach, C mengatakan bahwa “kejenuhan atau boredom merupakan sebagai hilangnya perhatian terhadap orang lain, kehilangan perasaan positif, simpati serta respect, dengan ditandai oleh munculnya ciri-ciri kejenuhan emosi”. Kejenuhan emosi yang dimaksud seperti perasaan mudah marah dan tersinggung yang mengakibatkan seseorang kehilangan perasaan positif pada orang lain dan menimbulkan kejenuhan. Menurut Smith mengatakan bahwa kejenuhan atau boredom sebagai konsep yang sangat kompleks sebagai bentuk kelelahan psikofisiologis akibat gagalnya seseorang memperoleh hasil yang diharapkan padahal telah berusaha sekuat tenaga bahkan mungkin berlebihan. Dari pengertian menurut para ahli di atas tersebut maka diartikan bahwa kejenuhan atau boredom merupakan suatu keadaan psikologis yang dapat terjadi ketika seseorang mencoba mencapai suatu tujuan yang tidak realistis dan pada akhirnya kehabisan energi, waktu serta kehilangan gairah untuk mencapai tujuan tersebut. Boredom merupakan gejala menurunnya minat atlet sehingga atlet yang mengalami boredom atau rasa jemu akan menujukkan gejala malas berlatih atau menjadi kurang bergairah dalam latihan-latihan”. Artinya, kejenuhan memiliki dampak yang buruk bagi perkembangan atlet yang sedang menjalani program latihan, karena dengan menurunnya minat maka latihan yang dijalani atlet tidak berjalan dengan maksimal. Fatigue Kelelahan atau fatigue merupakan perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan fisik yang menghasilkan berkurangnya etos semangat kerja yang dapat mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun (Saito, 1999). Menurut Kroemer 1997, Kelelahan atau fatigue adalah gejala yang ditandai dengan adanya perasaan lelah dan akan merasakan segan dan siswa ketika melakukan aktifitas akan melemah serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh. Kelelahan dapat mempengaruhi kapasitas fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi pada sesuatu dan berkurangnya kemampuan motorik (Australian safety and Compensation Council, 2006). Staleness Staleness merupakan suatu kondisi dimana atlet memiliki ambisius yang tinggi seperti halnya untuk memenangkan kompetisi atau melakukan latihan yang berlebihan dan berakhir dengan performa yang menurun. Kondisi tersebut menyerang psikologi dan emosional atlet sehingga timbulnya kelelahan, emosional, sulit mengatur pola makan dan buang air besar (Griwijoyo, 2012, h. 59). Dapat disimpulkan bahwa staleness merupakan tahapan lanjutan dari overtraining dengan catatan bila atlet terus dipaksakan berlatih oleh pelatih atau memaksakan diri karena memiliki ambisius tinggi. Staleness pada umumnya terkena pada atlet. Drop Out Menurut Ahmad (2011: 86) mendefinisikan bahwa drop out yaitu berhentinya belajar seorang murid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti sekolah. Menurut Imron (2011: 159) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan drop out adalah keluar sebelum waktunya atau sebelum lulus. Menurut Gunawan (2011: 91) berpendapat bahwa drop out merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan drop out merupakan kelompok usia sekolah yang tidak menyelesaikan studinya pada suatu jenjang yang dapat dibuktikan dari tidak dimilikinya ijazah oleh siswa yang bersangkutan pada jenjang studi yang tidak dapat diselesaikan. B. Jenis-jenis Boredom Jenis-jenis kejenuhan atau boredom yang mungkin dialami oleh seseorang atau atlet sebagai berikut ini: a. Indifferent Boredom merupakan tingkat valens positif yang minimal dan diselingi arousal yang minim. Jenis ini cenderung tenang, memiliki sikap menarik diri, dan acuh tak acuh terhadap sekitar. b. Calibrating Boredom merupakan tingkat valens negatif jenis ini lebih tinggi daripada indifferent boredom, tetapi memiliki tingkat arousal yang rendah. Kebosanan ini membawa cenderung merasa tidak yakin, tetapi terbuka terhadap perubahan suasana atau distraksi atau selingan. c. Searching Boredom merupakan valens masih lebih tinggi daripada indifferent boredom, tetapi memiliki tingkat arousal yang lebih tinggi. Jenis ini kerap kali membawa rasa kegelisahan dan mengejar perubahan suasana ataupun selingan secara aktif Fatigue Jenis-jenis kelelahan atau fatigue yang mungkin dialami oleh seseorang atau atlet adalah “physical fatigue” atau kelelahan fisik dan “mental fatigue” atau kelelahan mental. Physical fatigue terjadi karena atlet mengalami kelelahan otot-ototnya, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas fisik seperti terjadi ketegangan otot, badan merasa lemas, dan sebagainya. Mental fatigue terjadi karena atlet merasa lelah, meskipun jika diukur ketegangan otot-ototnya belum tentu menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Secara fisiologis atlet yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tetapi secara psikologis merasakan lelah. Sebagai akibat mental fatigue atlot menunjukkan penampilan yang lesu, lamban reaksinya, dan seolah-olah kehilangan kemampuan untuk bermain seperti biasanya. Staleness a. Kesalaham waktu latihan b. Kebiasaan hidup c. Lingkungan sosial d. Kesehatan Drop out a. Dilihat dari peserta didik itu sendiri b. Dilihat dari segi orang tua c. Dilihat dari segi sekolah d. Dilihat dari segi masyarakat e. Dilihat dari segi rumah tangga C. Penyebab Timbulnya Gejala Boredom Penyebab timbulnya gejala boredom menurunnya minat atau kurang kuatnya motivasi dalam hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan. Dalam olahraga atlet yang mengalami penurunan minat, menjadi malas berlatih atau kurang bergairah dalam melakukan latihan- latihan. Boredom terjadi pada atlet apabila latihan-latihan kurang bervariasi, latihan bersasaran peningkatan kemampuan fisik dan kurang memperhatikan aspek psikis atlet, khususnya yang berhubungan dengan minat dan motivasi atlet. Latihan yang diberikan dengan paksaan semata- mata, tanpa menumbuhkan kesadaran arti pentingnya tiap-tiap jenis latihan bagi atlet, selain itu juga mudah menimbulkan turunnya minat latihan. Fatigue Penyebab timbulnya gejala fatigue ayang dialami oleh atlet ditandai dengan kelelahan otot-ototnya, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas fisik seperti erjadi ketegangan otot, badan merasa lemas, dan sebagainya. Fatigue terjadi karena atlet merasa lelah, meskipun kalau diukur ketegangan otot-ototnya belum tentu menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Secara fisiologis atlet yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tetapi secara psikologis merasakan lelah. Sebagai akibat gejala fatigue menunjukkan penampilan yang lesu, lamban reaksinya, dan seolah-olah kehilangan kemampuan untuk bermain seperti biasanya. Staleness Penyebab timbulnya gejala staleness yang dialami oleh seseorang ditandai dengan sikap dan lingkah laku yang kurang relaks, selalu tampak tegang tidak dapat istirahat dengan tenang, badan merasa lelah, kehilangan ketelitian, sering merasa bimbang dan mudah merasa tersinggung. Akibat lain yang timbul apabila pelatih kurang memperhatikan keadaan atlet yang mengalami “staleness”, misalnya timbul tingkah laku sebagai kompensasi dimana atlet yang bersangkutan menunjukkan bahwa selalu berlatih dengan giat dan tekun, meskipun dalam kenyataannya yang dilakukan sehari-hari tidak demikian (tekun berlatih pada waktu ada orang lain melihatnya). Drop Out Penyebab timbulnya gejala drop out karena ketidakmampuan peserta didik mengikuti pelajaran menjadi penyebab peserta didik merasa berat untuk menyelesaikan pendidikannya. D. Cara Mengatasi Gejala Boredom Cara untuk mengatasi gejala boredom dengan melakukan latihan yang bervariasi harus diterapkan oleh pelatih dan tidak membuat situasi latihan yang tegang, karena kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap tekanan yang dirasakan atlet sehingga mengakibatkan atlet mengalami stress atau bahkan berada di tingkat kejenuhan yang lebih buruk. Fatigue Cara untuk mengatasi gejala fatigue pada atlet yang mengalami “physical fatigus” perlu melakukan istirahat total, karena fisiknya memang mengalami kelelahan. Atlet yang mengalami “mental fatigue” tidak harus menjalankan istirahat total, karena yang diperlukan adalah relaksasi. Mengenai teknik teknik relaksasi, seperti “progressive relaxation”, dan lain-lain, akan dibicarakan dibelakang. Karena mental fatigue tidak selalu diikuti physical fatigue, maka macam kegiatan yang bersifat rekreatif yang menarik minat atlet yang bersangkutan, mungkin dapat menimbulkan gairah untuk melakukan kegiatan-kegiatan fisik selanjutnya. Staleness Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala staleness dengan menciptakan suasana yang sama sekali baru bagi atlet yang bersangkutan, misalnya dengan memindahkan tempat latihan dan digabungkan dengan atlet-atlet yang prestasinya lebih tinggi sehingga timbul motivasi baru unruk menyamainya Drop Out Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi penanganan drop out tentu tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah sendiri, melainkan haruslah terpadu dan bersama sama dengan lingkungan lain seperti keluarga dan masyarakat. Pemerintahan juga perlu mengupayakan bagaimana agar drop out ini tidak dapat ditekan. Sebab, bukan hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angkat drop out, maka tidak akan dapat berhasil sebagai mana yang diharapkan.