Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tegar Maesabudi Pratama

NPM : 202191108

Kelas : C

Rangkuman Mata Kuliah Psikologi


Boredom, Fatigue, Staleness, dan Drop Out

A. Definisi Boredom dan Fatigue


a. Boredom
Boredom adalah perasaan jemu atau bosan, sehingga atlet tidak bergairah
untuk melakukan latihan-latihan ataupun Pertandingan. Hal ini berkaitan dengan
menurunnya minat, yaitu perasaan yang berhubungan dengan perhatian terhadap
objek tertentu, atau kegiatan tertentu (Setyobroto, 2001:75).
Boredom merupakan gejala menurunnya minat atlet sehingga atlet yang
mengalami boredom atau rasa jemu akan menunjukkan gejala malas berlatih atau
kurang bergairah dalam latiihan-latihan. Boredom adalah perasaan jenuh, jemu
atau bosan. Gejala ini sering kita jumpai dalam olahraga sehingga atlet tidak
menunjukkan minat dan gairah dalam melakukan latihan atau pertandingan. Salah
satu faktor yang dapat mendorong atlet melakukan suatu kegiatan dengan bergairah
adalah minat.
Boredom merupakan gejala menurunnya minat atau kurang kuatnya motivasi
dalam hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan. Dalam olahraga atlet yang
mengalami penurunan minat, menjadi malas berlatih atau kurang bergairah dalam
melakukan latihan-latihan.
b. Fatigue
Fatigue atau kelelahan adalah kondisi di mana Anda selalu merasa lelah, lesu,
atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan sekadar merasa ngantuk.
Fatigue adalah kondisi yang membuat Anda tidak memiliki motivasi dan energi.
Mengantuk mungkin adalah gejala fatigue, tetapi kedua kondisi itu tidak sama.
Dalam psikologi pendidikan jasmani, fatigue sering dikaitkan dengan konsep
overtraining, yang merupakan kondisi kelelahan fisik dan mental yang
berkelanjutan akibat latihan fisik yang terlalu intens atau tidak diimbangi dengan
istirahat yang cukup. Overtraining dan fatigue dapat memengaruhi kemampuan
seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik, dan bahkan dapat
menyebabkan cedera fisik.
Kelelahan (fatigue) adalah rasa capek yang tidak hilang waktu kita istirahat.
Kelelahan dapat fisik atau mental. Dengan kelelahan fisik, otot kita tidak dapat
melakukan kegiatan apa pun semudah seperti sebelumnya. Kita mungkin
menyadari ini waktu kita naik tangga atau membawa kantong penuh dari pasar.

B. Jenis-Jenis Fatigue
Jenis-jenis kelelahan yang mungkin dialami attet adalah “physical fatigue" atau
kelelahan fisik dan “mental fatigue” atau kelelahan mental.
 “Physical fatigue" Seseorang merasa sulit secara fisik untuk melakukan hal-hal yang
biasa dilakukan, misalnya naik tangga. Kondisi ini termasuk otot lemah. Diagnosis
nantinya mungkin melibatkan tes kekuatan, terjadi karena atlet mengalami kelelahan
otot-ototnya, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas fisik: terjadi ketegangan otot,
badannya merasa lemas, dan sebagainya.
 “Mental fatigue" Seseorang merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi pada banyak hal.
Orang tersebut mungkin merasa mengantuk. Kesulitan untuk tetap terjaga saat
bekerja juga kondisi yang menggambarkan kelelahan mental, terjadi karena atlet
merasa lelah, meskipwi kalau diukur ketegangan otot-ototnya belum tentu
menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Secara fisiologis atlet yang bersangkutor tidak
menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tetapi secara psikologis ia merasakan lelah.
Sebagai akibat mental fatigue atlot menunjukkan penampilan yang lesu, lamban
reaksinya, dan seolah-olah kehilangan kemampuan untuk bermain seperti biasanya
C. Penyebab Boredom dan Fatigue
 Boredom terjadi pada atlet apabila latihan-latihan kurang bervariasi, latihan
bersasaran peningkatan kemampuan fisik dan kurang memperhatikan aspek psikis
atlet, khususnya yang berhubungan dengan minat dan motivasi atlet. Latihan yang
diberikan dengan paksaan semata-mata, tanpa menumbuhkan kesadaran
artipentingnya tiap-tiap jenis latihan bagi atlet, juga mudah menimbulkan turunnya
minat latihan.
 Tidak memperoleh kesenangan lagi dalam cabang olahraga itu.
 Latihan-lathan yang rutin-monoton.
 Merasa terlalu sering mendapatkan teguran, baik dari pelatih maupun dari
teman-teman seregunya.
 Tidak pernah masuk tim inti, sehingga tidak pernah diberi kesempatan
bertanding, melawat ke lain kota dan sebagainya.
 Tidak mampu menghadapi stress pertandingan.
 Tidak dapat dukungan dari pelatih atau orang tua.
 Hubungan yang tidak menyenangkan dengan pelatih.
 Merasa tidak ada tantangan dalam latihan atau kehilangan tantangan ataupun
dorongan.
 Terlalu sering mengalami situasi yang kurang menyenangkan.
 “Physical fatigue" terjadi karena atlet mengalami kelelahan otot-ototnya, sehingga
tidak dapat melakukan aktivitas fisik. “Mental fatigue" terjadi karena atlet merasa
lelah, meskipwi kalau diukur ketegangan otot-ototnya belum tentu menunjukkan
tanda-tanda kelelahan.
 Masalah Kesehatan Mental ( Stres, Rasa duka, Gangguan makan, Kebosanan,
Kelelahan emosional dan peristiwa kehidupan yang memengaruhi psikologis,
seperti pindah rumah atau bercerai ).
 Alasan Endokrin dan Metabolisme ( Sindrom Cushing, Penyakit ginjal, Masalah
elektrolit, Diabetes dan Kondisi tiroid ).
 Pengaruh Obat-Obatan ( Beberapa obat antidepresan, Obat kecemasan,
Antihipertensi, Statin, Steroid, Antihistamin dan Obat penenang ).
 Kondisi Jantung dan Paru-Paru ( Radang paru-paru, Aritmia, Asma, Penyakit
paru obstruktif kronis, Penyakit katup jantung, Penyakit jantung koroner, Gagal
jantung kongestif ).
 Gangguan Tidur.
D. Cara Mengatasi Boredom dan Fatigue
 Minat bukan hal yang bersifat tetap, tetapi dapat berubah, oleh karena itu juga dapat
dipengaruhi. Mengingat besarnya makna minat dalam belajar dan berlatih, maka
pelatih harus pandai, memanipulasi atau memberi perlakuan yang dapat menarik
minat, berusaha mencari dan mengembangkan minat-minat baru. Hal tersebut
terutama dapat dilakukan dengan mengadakan variasi programprogram latihan.
 Atlet yang mengalami "physical fatigus" perlu istirahat total, karena fisiknya
memang mengalami kelelahan. Atlet yang mengalami mental fatigue tidak harus
menjalankan istirahat total, karena yang diperlukan adalah relaksasi. Mengenai
teknik teknik relaksasi, scperti “progressive relaxation", dan lain-lain, akan
dibicarakan dibelakang. Karena mental fatigue tidak selalu diikuti physical fatigue,
maka macam kegiatan yang bersifat rekreatif yang menarik minat atlet yang
bersangkutan, mungkin dapat menimbulkan gairah untuk melakukan kegiatan-
kegiatan fisik selanjutnya. Sebagai contoh perenang yang mengalami mental fatigue
dapat diajak rekreasi naik gunung, bermain selancar, dan sebagainya.
 Untuk mengatasi menurunnya motivasi dapat dilakukan tindakan-tindakan antara
lain

 Menimbulkan harapan baru, yaitu dengan cara menunjukan sasaran untuk


dicapai sesuai dengan kemampuan atlet yang bersangkutan.
 Menimbulkan rasa mampu dan percaya diri. Artinya pelatih harus pandai
mengamati segi-segi positif atau kemampuan-kemampuan dan kelebihan-
kelebihan atlet yang bersangkutan, dan digunakan untuk menimbulkan rasa
percaya diri bahwa dengan latihan lebih intensif pasti atlet tersebut mencapai
prestasi lebih tinggi.
 Tekruk menimbulkan motivasi dengan memberikan tantangan juga merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk memacu atlet mencapai prestasi
lebih tinggi.
 Sistem reward and punishment atau pemberian penghargaan dan hukuman.
Artinya pelatih seyogianya lebih mengutamakan cara, pemberian penghargaan
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan pujian, acungan
jempol, memberi nilai yang lebih dari apa yang dicapai, memberi tanda-tanda
yang menunjukkan kenaikan kelas atau tingkat (seperti bela diri).
E. Definisi Staleness dan Gejalanya
“Staleness” adalah gejala pada atlet yang menunjukkan tanda-tanda atlet yang
bersangkutan merasa “sudah tidak mampu lagi” untuk mencapai prestasi sebagainya
diharapkan (meskipun ditinjau dari kemampuan fisiknya masih memungkinkan)
(Setyobroto, 2001:75).
“Staleness” yang dialami atlet ditandai dengan sikap dan lingkahlaku yang kurang
relaks, selalu tampak tegang tidak dapat istirahat dengan tenang, badan merasa lelah,
kehilangan ketelitian, sering merasa bimbang dan mudah merasa tersinggung.
Gejala staleness dalam pendidikan jasmani bisa meliputi:
 Kelelahan atau kelelahan yang terus menerus saat berlatih.
 Kurangnya minat atau motivasi untuk melakukan aktivitas fisik.
 Kurangnya kemajuan dalam performa fisik, meskipun telah melakukan latihan
secara rutin.
 Menurunnya konsentrasi saat melakukan aktivitas fisik.
 Kehilangan rasa percaya diri atau keyakinan dalam kemampuan fisik.
F. Pembinaan Boredom, Fatigue dan Staleness
a. Boredom: Untuk mengatasi rasa bosan saat melakukan aktivitas fisik, cobalah
memperkenalkan variasi dalam program latihan. Anda dapat mencoba berbagai jenis
latihan, seperti yoga, berenang, atau bersepeda.
b. Fatigue: Untuk mengatasi kelelahan atau kelelahan yang terus-menerus saat berlatih,
pastikan bahwa Anda mendapatkan istirahat yang cukup antara sesi latihan. ·Selain
itu, pastikan untuk menjaga asupan makanan yang sehat dan terhidrasi dengan baik
sebelum, selama, dan setelah latihan.
c. Staleness: Untuk mengatasi gejala staleness, cobalah untuk mengubah program
latihan Anda secara teratur dan memperkenalkan variasi dalam aktivitas fisik Anda.

Anda mungkin juga menyukai