Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CRITICAL ill

“ASUHAN GIZI PADA CRITICAL ill PASIEN STROKE”

Disusun Oleh :
SELPIA AGUSTINI (P05130219072)
SHINTIA PERMATA (P05130219073)
SYLVI WULANDARI Y (P05130219075)

Dosen Pengampu :
Kusdalina, SST.,M,Gizi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI D-IV GIZI 2022
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Critical
Ill. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu acuan, dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................1

Daftar Isi...........................................................................................................................2

BAB PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................................3
B. Rumusan masalah...................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Stroke...................................................................................................5
B. Penatalaksaan Diet Penyakit Stroke.......................................................................5
C. Kasus Stroke...........................................................................................................8
D. Klasifikasi Stroke...................................................................................................12
E. Stroke Dan Status Gizi...........................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia setelah penyakit
jantung. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke.2
Selain itu stroke dikenal luas sebagai penyakit yang menimbulkan disabilitas kompleks
yang mempengaruhi mobilitas fisik, keseimbangan, koordinasi, gangguan menelan,
kemampuan bicara serta penglihatan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membuat penderita menjadi tidak produktif. Stroke juga berdampak terhadap
meningkatnya biaya hidup karena kebutuhan pengobatan yang harus dipenuhi oleh
penderita.
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena gangguan peredaran darah di
otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke dengan defisit neurologik yang
terjadi tibatiba dapat disebabkan oleh kondisi iskemik maupun hemoragik otak. Stroke
iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya
aliran darah sebagai suplai oksigen dan glukosa sehingga muncul tanda dan gejala pada
stroke. Sedangkan stroke hemoragik terjadi karena pembuluh darah di otak pecah yang
dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subarakhnoid.
Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran
oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang
semakin bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh
dunia. Di Indonesia data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 7 dari 1000
orang terkena stroke. Dari seluruh angka kejadian stroke, 85% adalah stroke iskemik dan
15% adalah stroke hemoragik.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Asuhan Gizi Pada Critical ill Pasien Stroke ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana proses asuhan gizi critical ill pasien stroke
BAB II

PENDAHULUAN

A. Pengertian Stroke
Stroke semakin sering terjadi dan sering kali berakibat fatal atau melumpuhkan. 1.
Tidak adanya tes diagnostik definitif untuk stroke dan potensi intervensi darurat untuk
mengembalikan perfusi otak, 2. meningkatkan kelangsungan hidup bebas dari cacat, dan
meminimalkan kekambuhan dini stroke, 3. berarti dokter harus mampu mendiagnosis
akut pukulan dengan cepat dan akurat.
Stroke tidak secara konsisten didefinisikan dalam praktek klinis, klinis penelitian,
dan kesehatan masyarakat. Secara tradisional, stroke telah didefinisikan secara klinis oleh
timbulnya gejala fokal yang tiba-tiba disfungsi neurologis yang berlangsung lebih dari 24
jam (atau timbal) kematian dini) dan disebabkan oleh cedera vaskular akut pada bagian
dari otak. 4 Penyebab vaskular termasuk darah yang tidak memadai suplai ke bagian otak
atau sumsum tulang belakang (stroke iskemik, arteri atau vena) dan perdarahan spontan
menjadi bagian dari otak (perdarahan intraserebral primer) atau di atas permukaan otak
(perdarahan subarachnoid). Kemajuan teknologi telah mendorong definisi yang
diperbarui stroke sebagai episode akut disfungsi fokal otak, retina, atau sumsum tulang
belakang dari setiap durasi di mana pencitraan (computed tomography atau magnetic
resonance imaging) atau otopsi menunjukkan infark fokal atau perdarahan yang relevan
dengan gejala. 5 Definisi ini menunggu pengesahan, terutama untuk daerah tanpa akses
ke pencitraan resonansi magnetik.

B. Penatalaksaan Diet Penyakit Stroke


a) Gambar Umum Stroke atau penyakit peredaran otak adalah kerusakan bagian otak
yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat zat gizi ke bagian
otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan kemampuan makan paien yang pada akhirnya berakibat penurun
status gizi. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan diet khusus (Sunita
Almatsier 2004).
b) Jenis Diet Diet Stroke Menurut Sunita Almatsier 2004
c) Tujuan Diet
1. Memberikan makan yang sesuai dengan kebutihan penderita dengan
memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
2. Memperbaiki keadaan stroke, disfagia, pneomonia, kelainan ginjal dan dekubitus.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
d) Syarat Diet
1. Energi cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB, pada fase akut energi diberikan 1100-1500
kkal/hari.
2. Protein cukup yaitu 0,8-1 gr/kg BB, apabila pasien berada dalam keadaan status
gizi kurang.
3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, diutamakan sumber
lemak jenuh yaitu kurang dari 10% dari kebutuhan enrgi total. Untuk lemak
omega 3 dianjurkan pada pasien stroke trombosis.
4. Karbohidrat cukup 60-70 % dari energi total, diutamakan karbohidrat komplek.
5. kolesterol dibatasi kurang dari 300 mg
6. Vitamin cukup, terutama vitamin A,C,E, sebagai anti oksidan ( sumber dari buah
yang berwarna, hati sapi dll), asam folat, B12 untuk mencegah hiper homosisten
yang dapat menyebabkan proses aterosklerosis (sumber pada rumpt laut, hati
ayam dll).
7. Mineral cukup, terutama mangan kalsium dan kalium.Penggunaan natrium
dibatasi dengan memberika garam dapur maksimal ½ sdt/hari ( setara dengan
kurang lebih g gr garam dapur/ 2 gram natrium).
8. Serat cukup, kurang lebih 20-30 gr/hari untuk menurunkan kadar kolesterol darah
dan mencegah konstipasi.
9. Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan udema dan asites cairan
dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makan
dapat dihabiskan. Untuk pasien yang disfagia cairan diberikan secara berhati-hati.
cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.
10. Bentuk makanan sesuaikan dengan keadaan pasien.
11. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
e) Diet dan Indikasi Pemberian Berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi menjadi 2
fase yaitu:
1. Fase akut (24-48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau
kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (Nothing Per
Oral/ NPO) dan dilanjukan dengan makan enteral ( Naso Gastric Tube/ NGT).
Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan
cariran dapan menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energi pada NPO total
adalah AMB x 1 x 1,2 ; protein 1,5 g/kg BB ; lemak maksimal 2,5 g/kg BB;
dekstrosa maksimal 7 g/kg BB.
2. Fase pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien suda sadar dan
tidak mengalami ganguan fungsi menelan ( disfagia). Makanan diberikan per
oral secara bertahap dalam bentuk makan cair, makan saring, makan lunak,
dan makan biasa. Bila ada disfagia, makan diberikan secara bertahap sebagai
gabungan makanan NP, per oral, dan NGT sebagai berikut: a) NPO b) ¼
bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT. c) ½ bagian
per oral (bentuk semi padat) dam ½ bagian melalui NGT d) Diet per oral
(bentuk padat dan semi cair) dan cair melalui NGT.
f) Diet lengkap per oral
Apabila makanan melalui NGT bertahan selama 6 minggu, perlu dipertimbangkan
kemungkinan pemberian makanan melalui gastrostomi atau jejunostomi bila ada
tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin meningkat (terutama pada
stroke hemoragik), maka makanan yang akan diberikan harus secara bertahap dan
sesuai dengan syarat, sebagai berikut:
1. Bila tidak ada perdarahan lambung dan cairam maag slang (CMS) <200ml
dapat diberikan makanan enteral.
2. Bila ada perdarahan, untuk sementara diberikan makanan parenteral sampai
perdarahan berhenti dan CMS <200ml dalam 6 jam.
3. Bila CMS sudah jerni, makan parenteral dapat diubah menjadi makan enteral.

Sesuai dengan fase penyakit, diberika diet stroke I atau II:


1. Diet srtoke I Diet stroke I diberikan pada pasein dalam fase akut atau bila ada
gangguan fungsi menelan. Makan diberikan dalam bentuk cair kental atau
kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan secara oral atau NGT
sesuai dengan keaadan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tipa 2-
3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Diet stroke II Diet stroke II diberikan sebgian makanan perpindahan dari diet
stroke I/ pada pasien fase pemuliahan. Bentuk makanan merupakan
kombinasi cair jernih dan cair kental, sring lunak, dan biasa. Untuk
pemberian diet pada asien stroke disesuaikan dengan penyakit penyertanya.
Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap yaitu:
1) diet stroke IIA : makan cair + bubur saring 1700kkal
2) diet stroke IIB : lunak 1900 kkal (3) diet stroke IIC : biasa 2100kkal
g) Cara Memesan Diet
 Diet stroke I
 Diet IIA/IIB/IIC/ (DS IIA/ DS IIB/ DS IIC)

C. Kasus Stroke
Nama Pasien : RW
Diagnosa Medis : Kontrol Rutin Gizi Buruk Setiap Minggu
a Skrining
Catatan :
- Skor 0 Risiko malnutrisi rendah
- Skor 1 – 3 Risiko malnutrisi sedang
- Skor 4 – 5 Risiko malnutrisi tinggi
- Terdapat kondisi khusus Risiko malnutrisi
Total skor 3, pasien risiko malnutrisi sedang
b Assessment
*dilakukan 3 jam setelah pasien datang
c Diagnosa

d Intervensi
Pemberian diit
 Kebutuhan energi 25 kkal/kgBB pada fase akut (ESPEN) yaitu sebesar
1750 kka dengan protein 1 gr/kg BB (70 gr), lemak 30% dari total keb
energi (131 gr), dan karbohidrat 60% dari total keb enegi (241 gr)
 Kepadatan kalori NGT tinggi, minimal 1 kkal/ml cairan
 Osmolaritas NGT 300-500 mOsm/kg
 Kandungan Gizi NGT seimbang, mudah diserap
 Osmolaritas NGT sama dengan osmolaritas cairan tubuh
 Kebutuhan cairan 30-40 ml/kgBB, sebesar 2800 ml
 Pemberian bertahap menyesuaikan cairan infus dan injeksi yang diberikan,
maka enteral yang diberikan sebesar 375 ml

Nama diit : Biasa

Bentuk : makanan cair Entramix

Rute : NGT

Frekuensi :

1. Bolus
2. 93-94 ml Entramix setiap 6 jam
3. Intermittent
4. 93-94 ml selama 20-30 menit Entramix setiap 6 jam
5. Continuous infusion
6. “slow rate infusion” 375 ml/24 jam = 15,6 ml/jam
e Monitoring dan Evaluasi

PERHITUNGAN
Cairan infus
600 cc 20 tpm / 6 jam x 4 = 1800 cc/ hari
Cairan manitol
250 cc / 6 jam x 1 jam = 250 cc
125 cc / 6 jam x 3 jam = 375 cc
Total = 2425 cc
Pemberian Enteral = kebutuhan cairan – (inf+inj)
= 2800-2425 cc
= 375 cc
D. Klasifikasi Stroke
Menurut (Juniadi, 2011) stroke ada dua jenis yaitu:
1) Stroke pendarahan (hemoragik) Adalah stroke yang diakibatkan oleh pembuluh
darah yang pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan merembus
ke daerah otak dan merusaknya. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. kesadaran klien umumnya
menurun. serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun (Batticaca, 2008).
menurut Leila (2002), perdarahan otak dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Perdarahan subarakhnoid (PSA). Darah yang masuk ke selaput otak.
Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneuri sme berry. Perdarahan subarakhnoid
dapat mengakibatka n vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini
dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiperase, gangguan hemisensorik,afasia).
b) Perdarahan intraserebral (PIS). Darah yang masuk ke dalam struktur jaringan
otak. Pecahnya pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah
masuk kedalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak,
dan menimbulkan edema otak.
2) Stroke non perdarahan (Non hemoragik)
Adalah stroke yang diakibatkan oleh penyumbatan sepanjang jalur pembuluh
darah arteri yang menuju otak. Stroke iskemik mempunyai berbagai etiologi,
tetapi pada prinsipnya disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang
masingmasing akan mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau
cerebral blood flow (CBF). nilai normal CBF adalah 50-60 ml/100mg/menit.
Iskemik terjadi jika CBF < 30 ml/100mg/menit. Jika CBF turun sampai < 10
ml/mg/menit terjadi kegagalan homeostatis, yang akan menyebabkan influx
kalsium secara cepat, aktivitas protease, yakni suatu cascade atau proses berantai
eksitotoksik dan pada akhirnya kematian neuron.

E. Stroke Dan Status Gizi


Dalam pandangan gizi, stroke merupakan proses evolusi yang dimulai dengan
fase akut, berlanjut pada rehabilitasi dan resolusi keadaan disfagi. Proses ini dipengaruhi
oleh usia pasien, komplikasi, lokasi, dan luasnya lesi otak. Pendekatan terapi gizi berbeda
bergantung pada kondisi pasien, adanya disfagia, dan rehabilitasi. Kebutuhan gizi harus
dihitung berulangulang, sesuai dengan stadium masing-masing. Pada fase akut, pasien
tidak mampu mencukupi kebutuhan energi dan gizi yang disebabkan oleh defisit
neurologik, dan parameter vital yang bervariasi. Perhatian terhadap cairan penting
dilakukan sebagai terapi anti-edema. Pada 5 hari kritis pertama: 25% pasien dengan
stroke mengalami fase kritis pada 24-48 jam pertama, dan 10% pasien setelah 96 jam.
Beberapa studi, dengan jumlah pasien yang terbatas, telah menghitung kebutuhan energi
selama respon metabolik akut terhadap trauma otak. Finestone and Greene-Finestone
menyimpulkan, kebutuhan energi basal meningkat sekitar 30% dari kebutuhan orang
normal. Penilaian status gizi pada pasien stroke dapat dinilai dari lemak, otot, serta
ukuran seperti biokimia serum.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung.
Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke.2 Selain itu
stroke dikenal luas sebagai penyakit yang menimbulkan disabilitas kompleks yang
mempengaruhi mobilitas fisik, keseimbangan, koordinasi, gangguan menelan,
kemampuan bicara serta penglihatan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membuat penderita menjadi tidak produktif.
Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh
karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. Di
Indonesia data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 7 dari 1000 orang terkena
stroke. Dari seluruh angka kejadian stroke, 85% adalah stroke iskemik dan 15% adalah
stroke hemoragik.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/kasus-harian-critical-ill-pdf-free.html
Kasim, Vivin Novarina A.Pateda, Sri Manovita.2020.Nutrisi Dan Imunitas Pada Stroke.
Gorontalo : Athara Samudra
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.2020. Buku Ajar Critical Ill

Anda mungkin juga menyukai