Anda di halaman 1dari 7

BIOKIMIA 1

LAPORAN UJI AKROLEIN

PRODI: D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

NAMA KELOMPOK :

1. Alfiana Herawati (1335020001)


2. Martha Intan Nagari P (1335020003)
3. Nunuk Herowati (1335020005)
4. Rifki Firdaus (1335020006)

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS 2021
I. JUDUL
Uji Reduksi Gliserol (Uji Akrolein)

II. HARI/TANGGAL
Kamis,03 Juni 2021

III. PRINSIP
Dalam uji imi terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
bentuk lemak/minyak menghasilkan aldehid atau akrolein. Uji akrolein
digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (NaHSO4) yang akan
menarik air maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk
aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein yang memiliki bau
tengik.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Bunsen
- Penjepit
- Pipet volume
- Pipet pump
- Pipet tetes
Bahan :
- NaHSO4 1 Ml

Bahan uji :
- Minyak sawit
- Minyak bekas
- Santan

V. PROSEDUR/CARA KERJA
1. Siapkan 4 tabung dan beri label pada masing-masing tabung
2. Isi pada masing-masing tabung 2-5 tetes bahan uji
3. Tambahkan NaHSO4 sebanyak 1 mL ke masing-masing tabung
reaksi
4. Nyalakan bunsen dan panaskan masing-masing tabung
5. Amati bau yang timbul seperti bau tengik/bau menyengat selama 1
menit

VI. HASIL

No Bahan Uji Hasil (Bau Tengik/Tidak)


1. Minyak Sawit 5 Tetes Minyak -(Tidak Bau Tengik)
Sawit + NaHSO4
+ panaskan
dengan bunsen
2. Minyak Bekas 5 Tetes Minyak + (Bau Tengik)
Bekas + NaHSO4
+ panaskan
dengan bunsen
3. Santan 5 Tetes Santan + (Bau Tengik)
+ NaHSO4 +
panaskan dengan
bunsen

VII. TINJAUAN PUSTAKA


Lipid (dari kata Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun
tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya (Hart 2003).
Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform, eter, dan benzena. Penyusun utama lipid adalah trigliserida,
yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya
(Gordon 1990). Struktur penyusun utama lipid dapat dilihat pada gambar
1.

Trigliserida asam lemak gliserol


Gambar 1 Penyusun utama lipid (Fessenden dan Fessenden 1986)
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu
lipid
sederhana dan lipid kompleks. Lipid yang paling sederhana dan paling
banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah
trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering
dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Trigliserida adalah
molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung
muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehninger
1982).
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara
alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18,
atau 20 atom karbon. Penyusun lipid lainnya berupa gliserida,
monogliserida, asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipid
sederhana (yang tidak mengandung komponen asam lemak) seperti derivat
senyawa terpenoid atau isoprenoid serta derivat steroida. Lipid sering
berupa senyawa kompleks dengan protein (lipoprotein) atau karbohidrat
(glikolipida) (Poedjiadi 1994).
Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya
mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi
cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa
adisi). Lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan
pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan lipid yang mengandung
asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak (Pratt 1992).
Akrolein adalah termasuk golongan aldehida tak jenuh yang dapat
dijumpai pada berbagai jenis asap yang akan merangsang tenggorokan,
seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor dan asap kebakaran hutan
serta dari makanan yang terbentuk sewaktu pembakaran materi organik
(Ardhany & Lamsiyah, 2018, p.64)
Uji akrolein adalah uji untuk mengetahui adanya gliserol dalam
lemak atau minyak dan untuk mengetahui kualitas lipid tersebut. Dalam
uji ini gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau
minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau
disebut juga akrolein.

VIII. KESIMPULAN
 Prinsip:
Dalam uji imi terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
bentuk lemak/minyak menghasilkan aldehid atau akrolein. Uji akrolein
digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika
lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (NaHSO4)
yang akan menarik air maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam
bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein yang
memiliki bau tengik.
 Alat dan bahan :
Alat :
- Bunsen
- Penjepit
- Pipet volume
- Pipet pump
- Pipet tetes
Bahan :
- NaHSO4 1 Ml
Bahan uji :
- Minyak sawit
- Minyak bekas
- Santan

 Prosedur/cara kerja:
1. Siapkan 4 tabung dan beri label pada masing-masing tabung
2. Isi pada masing-masing tabung 2-5 tetes bahan uji
3. Tambahkan NaHSO4 sebanyak 1 mL ke masing-masing tabung
reaksi
4. Nyalakan bunsen dan panaskan masing-masing tabung
5. Amati bau yang timbul seperti bau tengik/bau menyengat selama 1
menit
 Hasil Pengamatan :
 Bahan uji
1. Minyak sawit = tidak bau tengik (-)
2. Minyak sawit = bau tengik (+)
3. Santan = bau tengik (+)
 Urutan bau yang paling tengik :

I Santan (+) akrolein = bau tengik

II Minyak bekas (+) akrolein = bau tengik

III Minyak sawit (-) tetapi masih + akrolein

 (+) akrolein yaitu ikatan rangkap (lemak tak jenuh) :


santan,minyak bekas
 Minyak sawit yaitu ikatan rangkap (lemak tak jenuh)
 Kualitas minyak:
I Minyak sawit
II Minyak bekas
III santan

Anda mungkin juga menyukai