Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Suplemen Volume 15 Nomor 1 167

POTENSI MUCILAGO BIJI PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) SEBAGAI EKSIPIEN
FARMASI

Nurulita Dina Ulfah, Patihul Husni


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
dinaulfa12@gmail.com

ABSTRAK
Mimosa pudica L. atau putri malu merupakan tumbuhan dari keluarga Fabaceae-Mimosoideae
yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Tumbuhan ini digunakan sebagai obat
tradisional di India, namun tidak dimanfaatkan di Indonesia. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa mucilago dari biji putri malu berpotensi sebagai eksipien farmasi.
Mucilago dari biji putri malu (Mimosa pudica L.) tersusun dari D-xilosa dan D- asam
glukuronat yang dapat digunakan sebagai polimer bucoadhesif, bahan pengikat dan
penghancur tablet, dan agen pembentuk matriks pada sediaan sustained release dengan
mekanisme pelepasan obat seperti, degradasi, difusi dan swelling.

Kata kunci: Mimosa pudica L., mucilago, eksipien farmasi.

ABSTRACT
Mimosa pudica L. is a plant of the Fabaceae-Mimosoideae family that often found in tropics
and subtropics area. The plant is used as a traditional medicine in India, but it’s not used in
Indonesia. Several studies have proven that mucilage of Mimosa pudica seed is potentially as
a pharmaceutical excipient. Mimosa pudica seed mucilage is composed by D-xylose and D-
glucuronic acid which can be used as bucoadhesive polymer, binder and disintegrant, and
matrix-forming agents on sustained release preparations with drug release mechanism such
as degradation, diffusion, and swelling.

Keywords: Mimosa pudica L., mucilage, pharmaceutical excipient.

Pendahuluan plant, tumbuhan sensitive dan sebagainya.

Mimosa pudica L. atau putri malu Secara tradisional putri malu sering

merupakan tumbuhan dari keluarga digunakan dalam system pengobatan

Fabaceae-Mimosoideae yang sering tradisional seperti, Ayurveda, Greco-Arab

ditemukan di daerah tropis dan subtropis. (Unanni), dan pengbatan China

Bagian daun putri malu memiliki (Krishnaswamy et al., 2008).

sensitivitas tinggi terhadap rangsangan Aktivitas farmakologi dari putri

sentuhan atau panas yang menyebabkan malu sekarang sudah banyak diteliti dan

daun menguncup (Volkov et al., 2010). Di telah dibuktikan dalam penelitian

negara lain tumbuhan ini disebut juga diantaranya sebagai antitoksik, anti-

rumput tidur, chuimui, lajwanti, humble hepatotoksik, antioksidan, antiinflamasi,


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 168

analgesik, penyembuh luka, antidiabetes pengemulsi, gelling agent, bioadhesif, dan

dan aktivitas lainnya (Varnika et al., pengikat (Abitha, 2015).

2014). Di Indonesia tumbuhan putri malu

Tidak hanya bermanfaat di bidang jarang dimanfaatkan dan hanya dianngap

farmakologi, tumbuhan putri malu atau sebagai rumput liar pengganggu. Penulisan

Mimosa pudica L. dapat dimanfaatkan review artikel bertujuan agar tumbuhan

menjadi eksipien farmasi yaitu polimer putri malu dapat lebih dimanfaatkan.

alam. Bagian biji dari putri malu dapat Metode

dijadikan altenatif pengganti polimer dapat Metode yang digunakan dalam

digunakan dalam formulasi sediaan penulisan review artikel ini yaitu dengan

farmasi (Choudary and Pawar, 2014). penelusuran pustaka seperti jurnal dan

Polimer alam seperti polisakarida artikel mengenai pemanfaatan putri malu

dan gom sangat efektif digunakan dalam (Mimosa pudica L.) sebagai polimer alam

variasi formulasi sediaan farmasi. Polimer dan aplikasi sebgai eksipien farmasi

alam digunakan secara luas dalam industri dengan mengunakan situs pencari yaitu

farmasi dan sangat cocok untuk Google Scholar. Selain itu pencarian jurnal

pengembangan produk farmasi dan acuan juga dilakukan pada situs jurnal

kosmetik. Penggunaan polimer alam untuk yang terpercaya seperti NCBI,

aplikasi farmasi sangat menguntungkan Sciencedirect, Springer dan beberapa situs

karena mudah didapat, relatif murah, non- lainnya. Kata kunci yang digunakan adalah

toksik, stabil, kemampuan modifikasi “Mimosa pudica as excipient”, “Use of

kimia, dan berpotensi kompatibel karena mimosa pudica mucilage”. Jurnal yang

berasal dari bahan alami. Polimer alam ini digunakan untuk review ini merupakan

memiliki kemampuaan sebagai peningkat jurnal terbaru yang diterbitkan 10 tahun

kekentalan, disintegran, suspending agent, terakhir, terhitung dari tahun 2007-2017.


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 169

Hasil

Potensi mucilago biji putri malu atau Mimosa pudica L. sebagai eksipien sediaan farmasi

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil penelitian biji putri malu

Peneliti/ Tahun Tujuan Penelitian Metode Hasil


Publikasi
Ahuja, et al. Mengevaluasi peng- Sediaan bukal fluko- Hasil optimasi me-
(2010). gunaan mucilago biji nazol dibuat dengan nunjukkan bahwa rasio
putri malu sebagai metode kempa lang- mucilago/laktosa me-
polimer bucoadhesif sung, dengan peng- miliki efek yang lebih
pada formulasi gunaan mucilago biji menonjol terhadap waktu
flukonazol dalam putri malu sebagai bioadhesi daripada ke-
sediaan bukal. polimer mukoadhesif. kuatan pengempaan.
Optimasi formulasi Formulasi optimal se-
sediaan dilakukan diaan bukal flukonazol
dengan de-sain central memiliki waktu
composite. Sediaan bioadhesi dan persentase
dievaluasi dengan pelepasan yang memadai.
melihat beberapa Hasil tersebut
parameter yaitu, menunjukkan bahwa
waktu biodhesif ex- mucilago biji putri malu
vivo, persentase merupakan polimer
pelepasan obat in- mukoadhesif yang
vitro, fria-bilitas, menjanjikan untuk pem-
ketebalan, ke- berian obat melalui
seragaman kadar obat, bukal.
dan keseragaman
berat.
Ahuja et al. Mengisolasi, karak- Disiapkan tablet Pada perbandingan
(2013). terisasi dan evaluasi kempa langsung mucilago biji putri malu
penggunaan muchi- hidroklortiazid yang dengan disintegran
lago biji putri malu mengandung standar menunjukkan
sebagai bahan pe- mucilago biji putri bahwa waktu
ngikat dan peng- malu dengan penghancurannya lebih
hancur tablet. konsentrasi berbeda cepat dibandingkan corn
dan dibandingkan starch dan lebih lama
dengan tablet yang jika dibandingkan Ac-Di-
dibuat dengan Sol. Kemampuan
disintegran standar pengikatan dan granulasi
(corn starch dan Ac- mucilago biji putri malu
Di-Sol ). Dibuat juga dievaluasi, dan me-
tablet parasetamol nunjukkan bahwa tablet
yang mengandung dengan pengikat
pengikat mucilago biji mucilago biji putri malu
putri malu dengan pada konsentrasi 10%
metode granulasi ba- memi-liki kekerasan dan
sah, kemudian di- friabilitas yang memadai.
bandingkan dengan Sehingga dapat di-
tablet parasetamol nyatakan bahwa
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 170

yang dibuat dengan mucilago biji putri malu


pengikat PVP-K2 dan berpotensi sebagai
akasia. penghancur dan pengikat
tablet.
Singh et al. Mengevaluasi Tablet matriks Tablet yang dihasilkan
(2009) mucilago biji putri natrium diklofenak memiliki bentuk fisik
malu sebagai dibuat me-nggunakan seragam, dan rata-rata
eksipien dalam mucilago biji putri bobot, kandungan obat,
sediaan pelepasan malu dengan serta kekerasan yang
diperpanjang konsentrasi berbeda, memadai. Tablet
(sustained-release). dikalsium fosfat di- mengikuti kinetika
gunakan sebagai pelepasan Higuchi
diluen tablet diformu- square root. Pengujian
lasi dengan granulasi swelling dan pengikisan
basah. Tablet diuji me-nunjukkan bahwa
pelepasan secara in- seiring meningkatnya
vitro dan dievaluasi proporsi mucilago pada
dengan parameter tablet maka terjadi
standar tablet. peningkatan persentase
pengem-bangan
(swelling) dan penurunan
persentase erosi tablet.
Pada evaluasi
perandingan, profil diso-
lusi dari formulasi yang
mengandung mucilago
dengan obat 1:40, hasil
ini serupa dengan formu-
lasi diklofenak sustained
release standar.
tumbuhan laut. Mucilago diproduksi oleh

proses metabolik normal dan biasanya

dibentuk dari dinding sel atau disimpan

sebagai lapisan diatasnya. Polimer telah

banyak digunakan di bidang farmasi untuk

memfasilitasi peng-hantarannya ke target

Pembahasan sehingga dapat meningkatkan efektifitas

Mucilago merupakan polimer alam, dan efisiensi obat. Contoh polimer alam

polimer alam pada dasarnya adalah yang sering digunakan dalam bidang

polisakarida yang biokompatibel dan tidak farmasi seperti, gom akasia, pati jagung,

memiliki efek samping. Polisakarida ini dan karagenan (Kumar and Gupta, 2012).

diperoleh dari eksudat, bibit dari tanah, dan


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 171

Tidak hanya dibidang farmasi, polimer percobaan menunjukkan bahwa jika

alam juga digunakan secara luas dalam mucilago digunakan sendirian maka

industri makanan dan kosmetik. cakram yang terbentuk tidak memiliki

Mucilago dari biji putri malu kekuatan yang memadai, tetapi

(Mimosa pudica L.) tersusun dari D-xilosa penambahan laktosa divariasikan sesuai

dan D- asam glukuronat. Berdasarkan dengan rasio mucilago/laktosa dalam

pustaka yang diperoleh, mucilago biji putri formulasi. Desain eksperimental yang

malu memiliki potensi sebagai agen dilakukan adalah desain central composite,

bucoadhesif dalam sediaan bukal, desain ini digunakan untuk

penghancur, pengikat dan agen sustained- mengoptimalkan formulasi dan variabel

release pada tablet. proses yang digunakan dalam pembuatan

Berikut penjelasan dan penguraian cakram bukal. Sediaan bukal dievaluasi

tentang masing-masing penggunaan dengan melihat beberapa parameter

mucilago biji putri malu sebagai eksipien seperti, friabilitas, ketebalan, keseragaman

farmasi. kadar obat, keseragaman berat atau bobot,

Polimer Bucoadhesif pengujian waktu bioadhesi secara ex-vivo,

Adanya gugus hridroksil dan analisis menggunakan spektroskopi FTIR,

karboksil pada mucilago mempermudah pengamatan diferensial kalorimetri, uji in-


[11]
proses adhesi pada permukaan bukal . vitro pelepasan flukonazol dari cakram

Dalam penelitian mucilago biji putri malu bukal.

sebagai polimer bucoadhesif, digunakan Dalam penelitian, karakteristik

obat flukonazol sebagai obat model. Obat tablet flukonazol yang dihasilkan memiliki

model dibuat dalam sediaan bukal, dimana keseragaman rata-rata bobot dan kadar

campuran obat flukonazol, mucilago biji obat, ketebalan tablet menurun dengan

putri malu, dan laktosa sebagai eksipien peningkatan kekuatan pengempaan.

dikempa langsung. Laktosa harus Cakram yang memiliki rasio

ditambahkan karena saat pengamatan mucilago/laktosa yang tinggi menunjukkan


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 172

friabilitas tinggi. Pada studi optimasi peningkatan pada jumlah relatif mucilago

dengan desain central composite, hasil dalam cakram bukal dapat dikaitkan

menunjukkan bahwa respon penggunaan dengan pembentukan lapisan gel yang

desain eksperimental tersebut sesuai lebih kental dengan jalur difusi yang lebih

dengan model polinominal dan tes panjang, menghasilkan reduksi pada

ANOVA dilakukan untuk menilai koefisien difusi obat yang berkontribusi

signifikansi model. terhadap pelepasanya yang lebih rendah.

Hasil analisis ini menyatakan Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan

bahwa waktu bioadhesif dan persentase bahwa mucilago biji putri malu dapat

pelepasan paling sesuai ke dalam model digunakan sebagai polimer mukoadhesif

kuadratik dengan eliminasi mundur. Efek pada pemberian obat secara bukal,

kombinasi dari rasio mucilago/laktosa walaupun studi in-vivo lebih lanjut

dinyatakan lebih menonjol dibandingkan dibutuhkan.

kekuatan pengempaan terhadap waktu Penghancur (disintegrant) dan Pengikat

bioadhesi ex-vivo dari cakram bukal. (binder)

Mucilago putri malu terhidrasi cepat saat Mucilago biji putri malu diisolasi,

kontak dengan air. Sifatnya yang kemudian hasil isolasi distandarisasi

overhidrasi dan pembentukan lapisan gel dengan menentukan indeks swelling,

yang licin dan ikatan yang longgar dari kerapatan curah, kerapatan mampat, indeks

mucilago dapat dikaitkan dengan kompresabilitas. Pada penelitian

penurunan waktu bioadhesi pada cakram hidroklortiazid dan parasetamol dipilih

bukal yang mengandung proporsi mucilago sebagai model obat untuk mengevaluasi

lebih tinggi. Hasil juga menunjukkan mucilago putri malu yang digunakan

bahwa rasio mucilago/laktosa berpengaruh sebagai penghancur pada tablet

nyata terhadap persentase pelepasan obat hidroklortiazid dengan metode kempa

daripada kekuatan pengempaan. Penurunan langsung dan digunakan sebagai pengikat

tingkat pelepasan dari obat dengan


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 173

pada tablet parasetamol yang dibuat hancur lebih cepat pada tablet dengan

dengan metode granulasi basah. konsentasi mucilago 10% dan penyerapan

Disintegransi adalah proses air oleh tablet lebih tinggi, hal ini berkaitan

dinamik dimana tablet hancur menjadi dengan kekentalan mucilago yang lebih

bagian-bagian kecil yang kemudian tinggi dan sifat pembentukan gelnya.

membentuk suspensi homogen. Namun perlu dipertimbangkan kembali

Disintegran umumnya bekerja dengan bahwa tablet yang mengandung mucilago

mekanisme mengembang (swelling) dan dengan konsentrasi tinggi dapat

kombinasi aksi kapiler dan swelling. membentuk masa lembut diluar dan keras

Langkah pertama dalam disintegrasi adalah di bagian dalam sehingga dapat

penetrasi air, penghancuran yang efisien menyebabkan obat mengembang dengan

dari tablet oleh berbagai disintegran cepat namun tidak segera hancur. Oleh

tergantung pada sifat absorpsi air karena itu, mucilago dengan konsentrasi

disintegran tersebut. 3% lebih sesuai digunakan sebagai

Hasil perbandingan dari desintegran tablet kempa langsung

penyerapan cairan tablet hidrklortiazid hidroklortiazid. Perbandingan kecepatan

yang mengandung mucilago dengan disintegran antara tablet yang mengandung

konsentrasi berbeda dapat dilihat dari Ac-Di-Sol, tablet dengan pati jagung dan

jumlah serapan cairan, semakin besar tablet dengan mucilago, menunjukkan

jumlah penyerapan cairan semakin luas bahwa tablet dengan Ac-Di-Sol lebih dulu

penyerapan. Hasil menunjukan bahwa hancur, kemudian diikuti dengan tablet

pada penngkatan konsentrasi mucilago dari dengan mucilago dan terakhir tablet

1%-3% (b/b) terjadi peningkatan pada dengan pati jagung.

tingkat dan luanya penyerapan air oleh Pada evaluasi tablet parasetamol,

tablet yang mencerminkan bahwa tablet dibuat dengan variasi konsentrasi

mucilago 3% memiliki waktu hancur yang pengikat mucilago yaitu 6, 8, 10% (b/b),

lebih singkat. Oleh karena itu waktu dengan pengikat PVP-K25 (1,7%) dan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 174

tablet dengan pengikat akasia (6,8%). Dari masuk dalam rentang yang diperbolehkan.

hasil evaluasi tablet parasetamol dengan Semakin tinggi konsentrasi mucilago yang

PVP-K25 lebih cepat hancur dibandingkan digunakan nilai friabilitas dan kekerasan

tablet dengan pengikat mucilago dan tablet meningkat, keseragaman kandungan

akasia. Tablet dengan pengikat mucilago obat dalam setiap tablet rata-rata lebih dari

memiliki sifat fisikokimia yang baik dan 97%. Pada uji in-vitro pelepasan obat,

pelepasan obat lebih dari 90% dalam 45 tingkat pelepasan obat menurun dari

menit. Dari ketiga konsentrasi mucilago matriks tablet dengan peningkatan pada

yang digunakan, tablet dengan konsentrasi kekuatan gel dan pembentukan lapisan gel

mucilago 10% memiliki kekerasan dan sehingga jalur difusi lebih panjang, yang

friabilitas yang memenuhi syarat. Oleh menyebankan penurunan koefisien difusi

karena itu, mucilago biji putri malu dapat dari obat (Mukherjee et al, 2008). Untuk

digunakan sebagai penghancur dan menentukan mekanisme pelepasan obat,

pengikat dalam formulasi tablet. tingkat pelepasan dicocokan ke dalam

Eksipien Tablet Sustained-Release beberapa model kinetik dan hasil

Dalam evaluasi mucilago biji putri menunjukkan bahwa kinetika pelepasan

malu sebagai eksipien tablet sustained- obat dari tablet matriks natrium diklofenak

realease dipilih natrium diklofenak sebagai sesuai dengan kinetika pelepasan Higuichi

model obat yang dibuat dalam bentuk square yang diindikasikan oleh tinggingya

tablet matriks. Tablet matriks dibuat nilai r2. Tablet matriks diklofenak yang

dengan 6 macam formula berdasarkan mengandung mucilago lebih besar akan

variasi konsentrasi mucilago putri malu meningkatkan persentase swelling,

yang digunakan. sedangkan persentase erosinya menurun.

Hasil karakterisasi menunjukkan Pelepasan obat dari matriks hidrofilik

bahwa mucilago biji putri malu memiliki terjadi sebagai hasil interaksi antar difusi,

sifat kompresi plastik. Karakteristik granul disolusi, dan erosi. Berdasarkan hasil

yang dihasilkan memiliki parameter yang penelitian dinyatakan bahwa faktor


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 175

similaritas dan faktor perbedaan Daftar Pustaka

menunjukkan bahwa formulasi yang Ahuja M, et al. (2010). Evaluation of


Mimosa Seed Mucilage as
digunakan optimal, dimana profil disolusi Bucoadhesive Polymer. Yakugaku
Zasshi. 130(7): 937-944.
tablet yang mengandung mucilago dan Ahuja M, et al. (2013). Mimosa pudica
seed mucilage: Isolation:
obat dengan perbandingan (1:40) serupa characterization and evaluation as
tablet disintegrant and binder.
dengan tablet referensi komersial (Voveran International Journal of Biological
Macromolecules. 57: 105-110.
SR). Hal ini dapat dijadikan dasar bahwa Abhita MH. 2015. Natural Polymers In
Pharmaceutical Formulation.
mucilago biji putri malu dapat dijadikan International Journal of
Institutional Pharmacy and Life
agen pembentuk matriks pada formulasi Sciences. 5(1): 205-231.
Choudary PD and Pawar HA. 2014.
sediaan obat sustained-release. Recently Investigated Natural
Gums and Mucilages as
Simpulan Pharmaceutical Excipients: An
Overview. Journal of
Berdasarkan review diatas dapat Pharmaceutics.
Krishnaswamy K. 2008. Traditional
disimpulkan bahwa mucilago biji putri Indian spices and their health. Asia
Pacif J Clinc Nutr 17:265-8.
malu (Mimosa pudica L.) dapat digunakan Kumar S and Gupta SK. 2012. Natural
polymers, gums and mucilages as
sebagai eksipien farmasi diantaranya excipient in drug delivery. Polim.
Med. 42(3): 191-197.
sebagai polimer bucoadhesif, bahan Mukherjee B, et al. (2008). Gum cordia: a
novel matrix forming material for
pengikat dan penghancur tablet, dan agen enteric resistant and sustained drug
delivery-a technical note. AAPS
pembentuk matriks pada sediaan sustained Pharm Sci Tech. 9(1):330–3.
Singh K, et al. (2009). Evaluation of
release dengan mekanisme pelepasan obat Mimosa pudica Seed Mucilage as
Sustained-realease Excipient.
seperti, degradasi, difusi dan swelling. AAPS PharmSciTech. 10(4): 1121-
1127.
Ucapan Terimakasih Varnika S, et al., 2012. A Review On
Ethnomedical Uses Of Mimosa
Penulis mengucapkan terima kasih Pudica (Chui-Mui). International
Research Journal of Pharmacy.
kepada Bpk. Patihul Husni, M. Si., Apt. 3(2): 41-44.
Volkov AG, et al., 2010. Mechanical and
atas bimbingan, motivasi dan dorongannya electrical anisotropy in Mimosa
pudica pulvini. Plant Signal Behav
sebagai pembimbing dalam penulisan 5(10):1211–21.

review ini.

Anda mungkin juga menyukai