Anda di halaman 1dari 25

I.

MODUL : SEJARAH MANAJEMEN


1. PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN
a. Contoh-contoh pemikiran awal manajemen
 Piramida Mesir
Tidaklah mudah bagi kita untuk mengetahui asal usul manajemen,
namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir yang
dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tidak mungkin berdiri jika tidak ada seseorang yang merencanakan apa
yang harus dilakukan, mengorganisir tenaga kerja serta bahan bakunya,
memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan mengendalikan semua
proses agar sesuai rencana.
 Venesia
Contoh-contoh manajemen lainnya dapat dibuktikan sekitar tahun
1400-an di kota Venesia, Italia, yang saat itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan
bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang
umumnya terjadi di organisasi saat ini. Sebagai contoh, di gudang
senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal, pada tiap-
tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Selain bagian perakitan, orang Venesia mempunyai sistem
penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen
sumber daya manusia untuk mengelola tenaga kerja, dan sistem
akuntansi untuk mengetahui pendapatan dan biaya-biaya.

b. The Wealth of Nations oleh Adam Smith


Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah ilmu
manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
mengenalkan teori ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya,
ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang dapat diperoleh organisasi
dari pembagian kerja (division of labor), yaitu pembagian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas lebih khusus. Smith menyimpulkan bahwa pembagian
kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya
keterampilan tiap-tiap tenaga pekerja, menghemat waktu yang terbuang
1
dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang
dapat menghemat tenaga kerja.
c. Revolusi Industri
Peristiwa penting kedua dalam sejarah ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri ditandai dengan dimulainya
penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia. Peralihan ini
mengakibatkan manajer-manajer saat itu membutuhkan teori yang dapat
membantu mereka dalam hal spekulasi permintaan, memastikan
ketersediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli.

2. Teori Klasik
a. Era Manajemen Ilmiah
Perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur menandai era
ini. Manajemen ilmiah dikenalkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam
bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor
memaparkan manajemen ilmiah melalui penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth
mendorong perkembangan manajemen ilmiah. Henry Gantt yang pernah
bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa
seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada
karyawannya untuk bersifat rajin dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang
digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu,
pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan
micromotion yaitu sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan
sistem produksi yang lebih efesien.
b. Teori Administratif Umum
2
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana
cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan
lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-
dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Exhibit MH-3 (Robbins, Stephen P. , p.59)

14 Prinsip Manajemen oleh Henry Fayol

1) Pembagian kerja (division of work)


2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3) Disiplin (discipline)
4) Kesatuan perintah (unity of command)
5) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
(subordination of individual interests to the general interests)
7) Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8) Pemusatan (centralisation)
9) Hirarki (hierarchy)
10) Tata tertib (order)
11) Keadilan (equity)
12) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13) Inisiatif (Inisiative)
14) Semangat kesatuan (esprits de corps)
Ide penting lainnya digagas oleh ahli sosiologi Jerman bernama Max
Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut
birokrasi yaitu bentuk organisasi yang lekat dengan pembagian kerja,
hierarki yang jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci dan hubungan
impersonal. Sayangnya, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang

3
ideal" itu tidak nyata. Dia bermaksud menjadikannya sebagai landasan
untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat diimplementasikan dalam
kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar saat ini.
Exhibit MH-4 (Ibid , p.60)
Karakteristik Birokrasi Weber
1) Pembagian kerja
2) Prinsip hierarki
3) Seleksi formal
4) Peraturan formal
5) Sifat umum
6) Orientasi karir

3. Era Manusia Sosial


Tata perilaku menandai lahirnya era manusia sosial dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen sains. Namun, sampai tahun 1930-an masih
belum mendapatkan pengakuan. Tokoh penting dibalik kelahiran era ini adalah
serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an
di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Eksperimen ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih minim pengaruhnya terhadap output
tenaga kerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok,
serta rasa aman yang menaungi. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma
sosial merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Gagasan penting lainnya datang dari Mary Parker Follet (1868–1933)
yang menimba ilmu pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik. Follet
menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada
tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosofi bisnis yang mengutamakan
integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau
dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk

4
menentukan tujuan organisasi dan menyatukannya dengan tujuan individu
maupun kelompok. Bisa dikatakan, ia berpikir bahwa organisasi harus
didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian,
manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.
Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of
the Executive pada tahun 1938 yang menggambarkan sebuah teori organisasi
bertujuan merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat
perbedaan antara motif individu dan organisasi, Barnard menjelaskan
pemisahan kata efektif-efisien. Menurut Barnard, efektivitas berhubungan
dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah terpenuhinya motif-motif
individu. Dia mendefinisikan organisasi formal sebagai sistem terpadu yang
menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen
universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan,
dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga
mengembangkan Teori Penerimaan Otoritas yang didasarkan pada gagasan
bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.

4. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif
seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer
untuk membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai contoh,
pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil
kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path
Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih
efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model)
membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi
matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II.
Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang
digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di
sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki
"Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada

5
pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif
untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total
(total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh
beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards
Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di
Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas
bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan
pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi
berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang
karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
produktivitas meningkat; pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas
dan penurunan harga; profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat
bertahan dalam bisnis; jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan
14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80
persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol
oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang
memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran
mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol
kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi
dan diimplementasikan.

5. Era Modern
Teori sistem adalah teori yang paling dasar di ilmu fisik, namun tidak
pernah diterapkan utnuk mengatur kinerja manusia. Tahun 1938, Chester
Barnard, seorang eksekutif perusahaan telepon, menulis buku pertamanya, The
Functions of an Executive, mengenai fungsi organisasi seperti sistem
kerjasama. Sayangnya, itu nyatanya tidak ada sampai tahun 1960, riset
manajemen mulai melihat secara hati-hati pada teori sistem dan bagaimana teori
itu berkaitan dengan organisasi.
6
Sistem adalah kumpulan unsur yang saling berhubungan dan saling
bergantung satu sama lain. Ada dua tipe dasar sebuah sistem yaitu sistem
tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak
dipengaruhi dan tidak berinteraksi dengan lingkungan mereka. Sedangkan
sistem terbuka adalah sistem yang saling berpengaruh dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.

Teori Manajemen awal hadir dengan prinsip manajemen yang mereka


asumsikan umumnya dapat diterapkan pada bidang apa saja. Kemudian ada
sebuah riset yang menemukan pengecualian beberapa prinsip tersebut. Sebagai
contoh, pembagian kerja yang bermanfaat dan sangat berfungsi tetapi pekerjaan
benar-benar menjadi sangat spesifik. Birokrasi sangat dibutuhkan di berbagai
situasi, tetapi di situasi lain, struktur lain dirasa lebih efektif. Manajemen tidak
hanya berdasarkan pada prinsip sederhana yang dapat diterapkan di semua
situasi. Perbedaan dan perubahan situasi menuntut seorang manajer untuk
menggunakan pendekatan dan teknik yang berbeda pula. Pendekatan
kemungkinan (Contingency Approaches) atau bisa dikatakan pendekatan
situasional mengatakan bahwa organisasi itu berbeda, menghadapi situasi yang
berbeda dan menghendaki adanya cara berbeda untuk mengelolanya.

Exhibit MH-8 ( Ibid , p.66)

Variabel Kemungkinan

 Ukuran organisasi : semakin meningkat ukurannya, maka dibutuhkan


koordinasi pada masalah yang mungkin ditimbulkan.
 Rutinitas kerja teknologi : untuk meraih tujuan organisasi, sebuah organisasi
menggunakan teknologi. Rutinitas teknologi menghendaki adanya struktur
organisasi, gaya kepemimpinan dan sistem kontrol yang berbeda pula.
 Ketidaktentuan lingkungan : tingkat ketidaktentuan disebabkan oleh
perubahan lingkungan yang mempengaruhi proses manajemen.
 Perbedaan individu : individu berbeda pada keinginan mereka untuk
bertumbuh, otonomi dan toleransi dan harapan. Perbedaan individu ini
sangat penting bagi seorang manajer saat manajer menyeleksi motif
dorongan, gaya kepemimpinan dan gambaran pekerjaan.

7
II. DEFINISI MANAJEMEN
Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Italia “maneggiare”
yang berarti mengendalikan. Kata manajemen juga diadopsi bahasa Perancis dari
bahasa Inggris “ménagement” yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Jadi
kata manajemen erat kaitannya dengan mengatur, mengendalikan dan mengelola.

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif


dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
sumber daya organisasi (Daft, Richard L. , p.6).

Definisi manajemen tersebut mengandung 2 (dua) inti penting yaitu :

1. Empat fungsi manajemen, antara lain perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengendalian.
2. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien

III. EMPAT FUNGSI MANAJEMEN

Fungsi manajemen adalah pedoman seorang manajer dalam mengatur dan


mengendalikan suatu perusahaan. Tentunya sangat dibutuhkan ketrampilan yang
tinggi oleh seorang manajer untuk menjalankan keempat fungsi tersebut. Hal ini
disebabkan karena keempat fungsi tersebut adalah suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam arti, keempat fungsi itu saling berhubungan dan mendukung
satu sama lain. Apabila terjadi gangguan pada salah satu fungsi maka akan
berakibat juga terhadap fungsi lainnya.

1. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan
tujuan untuk kinerja masa depan, memutuskan tugas dan penggunaan sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Daft, Richard L. , p.7).

Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara


keseluruhan baik tujuan umum maupun tujuan khusus dan menentukan cara
terbaik untuk mencapainya. Tentunya diperlukan ketrampilan tinggi oleh
seorang manajer untuk membangun dan menentukan suatu rencana, tidak hanya
rencana utama melainkan juga rencana alternatif untuk menghindari hal-hal

8
yang tidak terduga. Setelah itu manajer mengevaluasi berbagai rencana dan
menentukan manakah rencana yang dirasa sesuai dengan tujuan perusahaan.
Perencanaan adalah bagian terpenting dalam suatu perusahaan karena tanpa
perencanaan maka fungsi-fungsi manajemen lainnya tidak akan berjalan.

2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan
penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, serta alokasi
sumber daya ke dalam departemen (Ibid , p.7).

Pengorganisasian bertujuan untuk memudahkan seorang manajer dalam


mengatur, mengawasi dan menentukan penempatan tenaga kerja karena adanya
pembagian tugas. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. KEPEMIMPINAN (LEADING)
Kepemimpinan adalah fungsi manajemen menggunakan pengaruh untuk
memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan organisasi
(Ibid , p.8).

Pengarahan oleh manajer ini dibutuhkan agar terbentuk suatu budaya


kebersamaan yang disertai pengkomunikasian tujuan perusahaan dan masukan-
masukan yang dapat memotivasi tidak hanya tenaga kerja / karyawan tetapi
juga seluruh departemen, divisi dan individu lain yang terlibat agar kinerja
semua anggota perusahaan meningkat.

4. PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengawasan
aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan dan
pengoreksian bila diperlukan (Ibid , p.8).

Pengendalian dalam suatu perusahaan dilakukan untuk memastikan bahwa


proses yang sedang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan berjalan

9
dengan baik atau tidak. Pengendalian disini bukanlah tekanan, tetapi lebih
dimaksudkan pada kontrol pelatihan, pemantauan dam pemeriksaan apabila
terjadi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dalam kinerja tenaga kerja. Jadi
apabila terjadi hambatan, manajer dapat mengoreksi dan menentukan solusi
yang harus dilakukan.

IV. KINERJA ORGANISASIONAL

Organisasi adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya


dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien (Ibid , p.9).

Definisi manajemen mengandung dua inti penting yaitu pelaksanaan fungsi-


fungsi manajemen dan pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Kinerja organisasi berkaitan dengan proses penggunaan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas manajer disini adalah mengawasi
penggunaan sumber daya apakah sudah digunakan secara bijak atau belum, apakah
sudah digunakan secara efektif dan efisien atau belum.

Efektivitas adalah sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah


ditentukan (Ibid , p.9).

Efisiensi adalah sumber daya minimal yang diperlukan --bahan mentah,


uang dan orang-- untuk menghasilkan sejumlah produksi yang diinginkan (Ibid ,
p.9).

Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif


dan efisien. Organisasi merupakan faktor penting yang berkaitan dengan cara
pencapaian tujuan. Organisasi menjadi bagian dari masyarakat, dan para manajer
bertanggungjawab untuk memastikan agar sumber daya yang ada digunakan secara
bijak guna mencapai tujuan – tujuan organisasional.

Organisasi (Organization) secara formal sebagai suatu entitas yang


diarahkan oleh tujuan dan dibangun secara sengaja (Ibid, p. 9). Entitas social berarti
terdiri atas dua orang atau lebih. Diarahkan oleh tujuan berarti dirancang untuk
mencapai tujuan tertentu. Dibangun secara sengaja berarti bahwa ada pembagian
tugas, dan tanggung jawab pencapaian tugas tersebut dibebankan kepada anggota
organisasi. Definisi ini berlaku untuk semua organisasi baik organisasi profit

10
maupun nonprofit. Organisasi profit adalah suatu organisasi yang orientasinya
mencari keuntungan, sedangkan .isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik
untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba ( diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen pada
tanggal 20 Februari 2014 17.03 ).

Berdasarkan definisi manajemen yang telah dipaparkan , tanggung jawab


manajer adalah mengoordinasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
guna mencapai tujuan organisasi. Efektivitas (Effectiveness) organisasi berarti
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang dikerjakannya (Op.cit, p.9). Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Efisiensi (Efficiency)
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional (Daft, Richard L. , p.9). Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Jika efisiensi dan efektivitas
dilakukan dengan semaksimal mungkin bisa dimungkinkan tujuan organisasi
tersebut akan tercapai dengan baik. Penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien adalah tanggung jawab terbesar seorang manajer agar tercapainya tujuan-
tujuan organisasional.

V. KETERAMPILAN MANAJEMEN

Tugas manajer bersifat kompleks dan multidimensional sehingga


memerlukan berbagai keterampilan. Keterampilan – keterampilan yang diperlukan
untuk mengatur sebuah departemen atau organisasi dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kategori :

1. Keterampilan Konseptual

2. Keterampilan Interpersonal

3. Keterampilan Teknis.

Semua manajer harus memiliki semua jenis keterampilan tersebut agar dapat
bekerja secara efektif.

11
1. Keterampilan Konseptual

Keterampilan Konseptual adalah kemampuan kognitif untuk melihat


organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antar bagiannya (Ibid, p.11).
Keterampilan konseptual mencakup pemikiran, pemrosesan pemikiran,
pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan manajer. Kemampuan ini
berarti kemampuan untuk berpikir strategis , memiliki pandangan secara luas
dan berjangka panjang, serta untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memecahkan berbagai persoalan rumit. Keterampilan ini lebih dikhususkan
untuk manajer puncak, karena banyak tanggung jawab yang dipikul oleh
manajer puncak seperti pengambilan keputusan , alokasi sumber daya, dan
inovasi yang membutuhkan pandangan yang luas.

2. Keterampilan Interpersonal

Keterampilan Interpersonal (antarpribadi) adalah kemampuan manajer


untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif
sebagai anggota tim (Ibid, p.11).

Keterampilan ini tercermin lewat kemampuan manajer untuk berhubungan


dengan orang lain, termasuk memotivasi, memfasilitasi, mengoordinasi,
memimpin, mengkomunikasikan, dan menyelesaikan konlik. Seorang manajer
dengan keterampilan interpersonal memungkinkan bahwa bawahannya merasa
termotivasi untuk bekerja dengan baik karena manajernya memberikan
apresiasi terhadap bawahannya yang berprestasi baik.

3. KemampuanTeknis

Kemampuan Teknis adalah pemahaman dan penguasaan dalam


melaksanakan tugas tertentu (Ibid, p.12).

Kemampuan ini mencakup penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang


digunakan dalam fungsi-fungsi tertentu seperti rekayasa, manufaktur, atau
keuangan. Keterampilan ini juga mencakup pengetahuan khusus, kemampuan
analisis, serta kompetensi penggunaan alat dan teknik untuk menyelesaikan
masalah dalam disiplin tertentu.

VI. JENIS-JENIS MANAJEMEN

12
Para manajer menggunakan kemampuan konseptual, interpersonal, dan
teknis untuk melakukan ketiga fungsi manajemen tersebut yang mencakup
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian di semua
organisasi termasuk perusahaan besar maupun kecil, perusahaan barang maupun
jasa, organisasi profit maupun nonprofit, atau organisasi tradisional maupun
berbasis internet. Akan tetapi, tidak semua pekerjaaan manajer sama. Para manajer
bertanggungjawab terhadap berbagai departemen, bekerja di beragam tingkat yang
berbeda dalam hierarki, dan memenuhi tuntutan yang berbeda-beda dalam
mencapai kinerja tinggi. Oleh karena itu manajemen dibedakan menjadi dua yaitu
berdasarkan perbedaan vertikal dan perbedaan horizontal.

1. PerbedaanVertikal

Penentu utama pekerjaan manajer adalah tingkatan hierarkis. Tingkatan ini


dibedakan berdasarkan seberapa besar tugas yang dipikul oleh seorang manajer.

 Manajer Puncak
Manajer puncak adalah manajer yang berada pada puncak hierarki
dan bertanggungjawab atas keseluruhan organisasi (Ibid, p.15).
Mereka disebut sebagai presiden, direktur, direktur eksekutif, CEO,
dan wakil presiden eksekutif. Manajer puncak bertanggungjawab
menentukan tujuan-tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan tersebut, memonitor dan menafsirkan lingkungan eksternal, dan
membuat keputusan yang memengaruhi seluruh organisasi,
mengomunikasikan visi bersama organisasi, membentuk budaya
korporat , dan memupuk semangat kewiraswastaan yang dapat
membantu perusahaan berinovasi dan mengimbangi perusahaan yang
terjadi secara cepat.
 Manajer Menengah
Manajer menengah adalah manajer yang bekerja pada tingkat
menengah organisasi dan bertanggungjawab atas unit usaha dan
departemen utama (Ibid, p.15).
Contoh manajer bagian menengah adalah kepala departemen, kepala
divisi, manajer kendali mutu, dan direktur laboratorium penelitian.
Tugas manajer menengah adalah menerapkan strategi dan kebijakan

13
umum yang ditetapkan oleh manajer puncak. Akan tetapi dewasa ini
tugas manajer menengah berubah karena ada percepatan aliran
informasi sehingga mempercepat pengambilan keputusan.
 Manajer Proyek
Manajer proyek adalah seorang manajer yang bertanggungjawab
untuk proyek pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang
yang datang dari berbagai fungsi dan tingkatan organisasi (Ibid, p.16).
 Manajer Lini Pertama
Manajer lini pertama adalah seorang manajer yang berada pada
tingkatan pertama atau kedua manajemen dan secara langsung
bertanggungjawab atas produksi barang dan jasa (Ibid, p.16).
Mereka adalah supervisor, manajer lini, kepala bagian, dan kepala
kantor. Mereka bertanggungjawab terhadap kelompok karyawan
nonmanajemen. Fokus utama mereka adalah penerapan aturan dan
prosedur untuk mencapai produksi secara efisien, memberikan
bantuanteknis, dan memotivasi bawahan. Kerangka waktu di tingkatan
ini sangat pendek, dengan penekanan utama untuk mencapai tujuan
harian.
2. Perbedaan Horizontal
 Manajer Fungsional
Manajer fungsional adalah seorang manajer yang bertanggungjawab
atas departemen yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan
memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa (Ibid,
p.16).
 Manajer Umum
Manajer umum adalah seorang manajer yang bertanggungjawab
terhadap beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda (Ibid,
p.17).

VII. PERAN MANAJER

14
Aktifitas yang dilakukan oleh manajer dapat dibagi menjadi sepuluh peran.
Peran tersebut merupakan kumpulan harapan atas perilaku manajer. Peran-peran ini
dibagi menjadi tiga kategori konseptual :

 Informasi (mengelola dengan informasi)


 Antarpribadi (mengelola melalui orang)
 Keputusan (mengelola melalui tindakan)

Masing-masing peran menunjukkan aktifitas yang dilakukan manajer


hingga pada akhirnya melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian.

Peran informasi menjelaskan kegiatan yang digunakan untuk


mempertahankan dan mengembangkan jaringan informasi. Dalam kategori ini,
terdiri dari tiga peran, yaitu pengawasan, penyebarluas dan juru bicara. Peran
pengawasan dilakukan dengan mencari informasi terkini dari banyak sumber.
Sehingga manajer memperoleh informasi dari pihak lain dan membaca singkat
bahan tertulis agar mereka tetap mendapatkan informasi dengan baik. Selanjutnya,
peran penyebarluas dan juru bicara. Kedua peran tersebut merupakan kebalikan
karena dalam peran penyebarluas, manajer menyebarkan informasi ke anggota
organisasi yang lain, sedangkan juru bicara harus menyampaikan informasi kepada
pihak luar yang mungkin ingin menggunakannya.

Peran antarpribadi berkaitan dengan hubungan dengan orang lain dengan


keahlian manusia. Dalam kategori ini, terdapat tiga peran, yaitu peran figur kepala,
pemimpin. Peran figur kepala biasanya menangani aktifitas resmi dan simbolis
untuk organisasi atau departemen. Peran pemimpin mencakup hubungan dengan
bawahan, termasuk pemberian motivasi, komunikasi, dan pengaruh. Peran
penghubung berkaitan dengan perkembangan informasi, baik di dalam maupun luar
organisasi.

Peran keputusan ini relevan dalam peristiwa dimana manajer harus


menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Peran ini sering kali memerlukan
keterampilan konseptual dan manusia. Dalam kategori ini, terdiri dari empat peran,
yaitu peran wirausahawan, penyelesai masalah, pembagi sumber daya dan
negosiator. Peran wirausaha mencakup inisiatif melakukan perubahan. Manajer

15
menyadari adanya masalah dan mencari proyek perbaikan yang akan mengkoreksi
masalah tersebut. Peran penyelesai gangguan mencakup penyelesain konflik
diantara bawahan atau departemen si manajer dengan departemen lainnya. Peran
pembagi sumber daya bermanfaat dalam keputusan mengalokasikan orang, waktu,
peralatan, anggaran dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Peran negosiator berkaitan dengan negosiasi dan tawar-menawar secara
resmi untuk mendapatkan hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer.

VIII. MANAJEMEN DI USAHA KECIL DAN ORGANISASI NIRLABA

Lingkungan usaha kecil menjadi semakin rumit karena pengaruh teknologi,


globalisasi, aturan pemerintah dan permintaan pelanggan yang semakin meningkat.
Manajemen yang solid merupakan kunci keberhasilan, namun usaha kecil
terkadang menghadapi kesulitan untuk mengembangkan keahlian manajemen yang
diperlukan agar tetap bertahan dalam lingkungan yang kompleks.

Manajer pada usaha kecil cenderung menekankan peranan yang berbeda


dari manajer di perusahaan besar. Manajer di usaha kecil sering kali melihat bahwa
peranan yang paling penting adalah sebagai juru bicara karena mereka harus
mempromosikan perusahaan kecil yang tumbuh ke dunia luar. Peranan wirausaha
juga sangat penting dalam usaha kecil, karena manajer harus kreatif dan membantu
organisasi dalam mengembangkan ide-ide baru agar tetap kompetitif.

Organisasi nirlaba juga menunjukkan pemanfaatan talenta manajemen yang


sangat besar. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian berlaku untuk organisasi nirlaba, sebagaimana halnya untuk
organisasi bisnis, dan manajer pada organisasi nirlaba menggunakan keterampilan
dan melakukan aktivitas yang serupa pula. Perbedaan utamanya adalah manajer
dalam bisnis mengarahkan aktivitas mereka pada upaya untuk menghasilkan uang
untuk perusahaan, sedangkan manajer pada organisasi nirlaba mengarahkan upaya
mereka untuk menghasilkan sedikit pengaruh sosial.

Sumber daya keuangan untuk organisasi nirlaba umumnya berasal dari


pendanaan pemerintah, hibah, sumbangan dan buka dari penjualan produk atau jasa
kepada para pelanggan. Untuk organisasi nirlaba, layanan atau jasa diberikan

16
kepada klien yang tidak membayar, dan masalah utama bagi banyak organisasi
adalah menjaga arus dana yang stabil agar dapat terus beroperasi. Manajer nirlaba
harus berkomitmen untuk melayani klien dengan sumber daya yang terbatas,
sekaligus fokus untuk mempertahankan biaya operasionalnya agar tetap dapat
serendah mungkin.

IX. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN KERJA BARU

Perubahan lingkungan yang cepat menyebabkan transformasi mendasar


yang menimbulkan pengaruh dramatis terhadap pekerjaan manajer. Karakeristik
utama dari lingkungan kerja baru terpusat pada informasi dan ide, daripada mesin
dan aktiva fisik.

 Kekuatan pada Organisasi


Organisasi semakin menggunakan teknologi jaringan digital untuk
menghubungkan karyawan dan mitra perusahaan yang beroperasi di tempat
berjauhan. Semakin banyaknya penggunaan teknologi “nirkabel” (wireless
technology), juga memperluas opsi tersebut, sehingga benar-benar
memungkinkan orang bekerja praktis dimana saja dan tidak hanya dari sebuah
komputer yang disambungkan dengan jaringan perusahaan.
Salah satu kemajuan teknologi terbesar adalah internet. Perusahaan
mengembangkan intranet dan ekstranet, system komunikasi yang menggunakan
teknologi pemasok, mitra, subkontraktor, serta pemegang secara bersamaan
dalam arus informasi tanpa batas. Internet teknologi baru lainnya berkaitan erat
dengan globalisasi, yaitu kekuatan lain yang dengan signifikan memengaruhi
organisasi. Orang di seluruh dunia terhubung dalam arus informasi, uang, ide,
produk dan ketergantungan semakin meningkat.

 Kompetensi Manajemen Baru


Tidak semua pekerjaan manajer akan sama. Manajer mengandalkan
ketrampilan dan melakukan aktivitas berbeda, yang bergantung pada tingkatan
hierarki dan tanggung jawab kerjanya. Manajer sering kali memberikan
supervise kepada karyawan yang tersebar di lokasi yang berbeda, sehingga
memerlukan pendekatan kepemimpinan baru yang lebih terpusat pada
17
mentoring dan pemberian arang serta dukungan, daripada pemberian perintah
dan memastikan perintah diikuti.
Daripada memiliki fokus tunggal pada laba, manajer saat ini harus
mengakui bahwa titik krisis penting adalah tetap berhubungan dengan
karyawan dan pelanggan. Di beberapa organisasi, manajer hampir saja
mengabaikan laba dan lebih memerhatikan upaya untuk membangun hubungan
dengan pelanggan.
Keberhasilan di tempat kerja yang baru bergantung pada kekuatan dan
kualitas hubungan kolaborasi (kerja sama). Kemitraan, baik di dalam organisasi
,maupun pelanggan di luar, pemasok dan bahkan dengan para pesaing diakui
merupakan kunci untuk menjadi organisasi pemenang. Tantangan manajemen
yang penting di lingkungan kerja baru adalah untuk membangun organisasi
pembelajaran, dengan menciptakan iklim organisasi yang menghargai
percobaan dan pengambilan risiko, menerapkan teknologi baru, menoleransi
kesalahan dan kegagalan, serta menghargai pemikiran nontradisional dan
pembagian pengetahuan.
Peranan manajer tidak hanya mengambil keputusan, tetapi juga
menciptakan kemampuan pembelajaran, dimana setiap orang bebas
bereksperimen dan mempelajari yang terbaik.

 Apilkasi : Mengelola Krisis dan Peristiwa Tidak Terduga


Organisasi menghadapi berbagai tingkatan krisis setiap harinya, mulai
dari hilangnya data komputer, hingga tuduhan melakukan diskriminasi rasial,
pabrik yang terbakar atau wabah flu. Namun demikian, krisis organisasi ini
semakin sulit di tingkat global.
Berkaitan dengan peristiwa tidak terduga yang selalu menjadi bagian
dari pekerjaan manajer, dunia kita telah menjadi begitu cepat, saling terkait dan
kompleks sehingga peristiwa tidak terduga terjadi lebih sering, diikuti dampak
yang lebih besar dan menyakitkan. Seluruh kompetensi dan keterampilan
manajemen baru menjadi sangat penting bagi para manajer di lingkungan
seperti ini. Selain itu, manajemen krisis menjadi kebutuhan yang meningkat
sehingga menambah tuntutan terhadap manajer saat ini. Beberapa pemikiran
terbaru mengenai manajemen krisis menimbulkan pentingnya lima
keterampilan kepemimpinan, yaitu :
18
a. Tetap tenang
Emosi seorang pemimpin biasanya menular, sehingga pemimpin
harus tetap tenang, fokus dan optimis menghadapi masa depan.
b. Tetap terlihat
Ketika dunia manusia menjadi ambigu dan tidak pasti, orang
memerlukan adanya sesorang yang memegang kendali.
c. Memprioritaskan orang sebelum bisnis
Perusahaan yang mengatasi krisis terbaik, apakah krisis besar atau
kecil, adalah perusahaan yang memiliki manajer yang dapat membuat
orang dan perasaan manusiawi sebagai prioritas mereka.
d. Menyampaikan kebenaran
Manajer harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari
berbagai sumber, melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan,
terbuka dan bersikap apa adanya terhadap hal yang sedang terjadi.
e. Tahu kapan saatnya untuk kembali
Meskipun manajer harus mengedepankan kebutuhan fisik dan
emosional orang, mereka juga perlu untuk kembali berbisnis secepat
mungkin. Perusahaan harus tetap berjalan dan kebanyakn orang ingin
menjadi bagian dari proses pembangun kembali, merasa bahwa mereka
memiliki rumah di dalam perusahaan dan sesuatu yang dapat
diharapkan.

Manajemen krisis merupakan aspek yang penting dalam pekerjaan


setiap manajer, khususnya dalam waktu yang penuh pergolakan seperti
sekarang ini. Sekarang adalah waktu yang menantang untuk memasuki
bidang manajemen.

19
RINGKASAN MATERI

1. Modul
a. Pemikiran Manajemen Awal
Belajar mengenai sejarah sangatlah penting karena hal tersebut dapat
membantu kita untuk melihat asal mula praktek manajemen saat ini dan
mengetahui apa yang telah dikerjakan maupun yang belum dikerjakan. Contoh
dari praktek manajemen awal terlihat pada konstruksi piramida Mesir dan
penyimpanan alat senjata di Venice. Salah satu peristiwa sejarah penting adalah
publikasi The Wealth of Nations dari Adam Smith, di mana dia berpendapat

20
mengenai manfaat pembagian tenaga kerja ( spesialisasi pekerjaan ). Selain itu,
dengan adanya Revolusi Industri menjadi sangat ekonomis bagi industri
manufaktur daripada industri rumah tangga. Manajer dibutuhkan untuk
mengelola industri dan membutuhkan teori manajemen formal untuk memandu
kinerja mereka.
b. Teori Klasik
Frederick W. Taylor, yang dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah,
belajar secara otodidak menggunakan prinsip ilmiah untuk menemukan cara
terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Kontribusi utama The Gilbrenth
yaitu menemukan gerakan efisien hand-and-body, serta peralatan dan
perlengkapan khusus untuk mengoptimalkan semua usaha bisnis melainkan
fungsi nyata dari semua fungsi bisnis. Dia mengembangkan 14 prinsip
manajemen dari berbagai macam konsep manajemen yang telah ada. Weber
mendeskripsikan tipe ideal suatu organisasi dinamakan birokrasi, karakteristik
yang sampai saat ini dimiliki oleh organisasi besar. Manager saat ini
menggunakan konsep manajemen ilmiah ketika mereka menganalisis tugas
dasar suatu pekerjaan yang harus ditunjukkan, menggunakan ilmu gerak dan
waktu untuk menghilangkan gerakan pemborosan, merekrut tenaga kerja yang
memenuhi persyaratan pekerjaan dan merencanakan sistem insentif berdasarkan
hasil usaha. Mereka menggunakan teori administrasi umum pada fungsi
manajemen dan struktur organisasi sehingga sumber daya dapat digunakan
secara efektif dan efisien.
c. Era Manusia Sosial
Advokat OB ( Robert Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follet dan
Chester Barnard ) menyumbangkan banyak ide, tapi semua percaya bahwa
orang-orang adalah aset paling berharga dari suatu organisasi dan maka dari itu
perlu dikelola. The Hawthorne Studies secara dramatis mempengaruhi
peraturan di suatu organisasi,
d. Pendekatan Kuantitatif
e. Era Modern
2. Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan
efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
sumber daya organisasi.
3. Empat fungsi manajemen meliputi :

21
a. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan
tujuan untuk kinerja masa depan, memutuskan tugas dan penggunaan
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan
penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, serta alokasi
sumber daya ke dalam departemen.
c. Kepemimpinan adalah fungsi manajemen menggunakan pengaruh untuk
memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan
organisasi.
d. Pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengawasan
aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan dan
pengoreksian bila diperlukan.
4. Kinerja Organisasional
a. Organisasi adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
b. Efektivitas adalah sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
c. Efisiensi adalah sumber daya minimal yang diperlukan --bahan mentah,
uang dan orang-- untuk menghasilkan sejumlah produksi yang diinginkan.
5. Keterampilan Manajemen
a. Keterampilan Konseptual adalah kemampuan kognitif untuk melihat
organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antar bagiannya.
b. Keterampilan Interpersonal adalah kemampuan manajer untuk bekerja
dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai anggota
tim.
c. Kemampuan Teknis adalah pemahaman dan penguasaan dalam
melaksanakan tugas tertentu.
6. Jenis Manajemen
a. PerbedaanVertikal

Penentu utama pekerjaan manajer adalah tingkatan hierarkis. Tingkatan ini


dibedakan berdasarkan seberapa besar tugas yang dipikul oleh seorang
manajer. Tingkatannya yaitu manajer puncak, manajer menengah, manajer
proyek dan manajer lini pertama.

22
b. Perbedaan Horizontal
 Manajer Fungsional
Manajer fungsional adalah seorang manajer yang bertanggungjawab
atas departemen yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan
memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa.
 Manajer Umum
Manajer umum adalah seorang manajer yang bertanggungjawab
terhadap beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda.
7. Peran Manajer
a. Informasi (mengelola dengan informasi)
b. Antarpribadi (mengelola melalui orang)
c. Keputusan (mengelola melalui tindakan)
8. Manajemen di Usaha Kecil dan Organisasi Nirlaba

Manajer pada usaha kecil cenderung menekankan peranan yang berbeda


dari manajer di perusahaan besar. Manajer di usaha kecil sering kali melihat bahwa
peranan yang paling penting adalah sebagai juru bicara karena mereka harus
mempromosikan perusahaan kecil yang tumbuh ke dunia luar. Organisasi nirlaba
juga menunjukkan pemanfaatan talenta manajemen yang sangat besar. Fungsi
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian berlaku untuk
organisasi nirlaba, sebagaimana halnya untuk organisasi bisnis, dan manajer pada
organisasi nirlaba menggunakan keterampilan dan melakukan aktivitas yang serupa
pula. Perbedaan utamanya adalah manajer dalam bisnis mengarahkan aktivitas
mereka pada upaya untuk menghasilkan uang untuk perusahaan, sedangkan
manajer pada organisasi nirlaba mengarahkan upaya mereka untuk menghasilkan
sedikit pengaruh sosial.

9. Manajemen dan Lingkungan Kerja Baru


a. Kekuatan pada Organisasi
Organisasi semakin menggunakan teknologi jaringan digital untuk
menghubungkan karyawan dan mitra perusahaan yang beroperasi di tempat
berjauhan. Semakin banyaknya penggunaan teknologi “nirkabel” (wireless
technology), juga memperluas opsi tersebut, sehingga benar-benar
memungkinkan orang bekerja praktis dimana saja dan tidak hanya dari
sebuah komputer yang disambungkan dengan jaringan perusahaan.
23
b. Kompetensi Manajemen Baru
Tantangan manajemen yang penting di lingkungan kerja baru adalah untuk
membangun organisasi pembelajaran, dengan menciptakan iklim organisasi
yang menghargai percobaan dan pengambilan risiko, menerapkan teknologi
baru, menoleransi kesalahan dan kegagalan, serta menghargai pemikiran
nontradisional dan pembagian pengetahuan.
c. Mengelola Krisis dan Peristiwa Tidak Terduga

CATATAN AKHIR

Daft, Richard L. , “New Era of Management, 9th Edition”, (Jakarta, 2010), p.5-31

Robbins, Stephen P. , “Management, 11th Edition”, (United States, 2012), p.55-66

Manajemen diakses dari dari http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen pada tanggal 20


Februari 2014 17.03

1. Daft. , p.34

24
2. Ibid , p.36
3. Robbin. , p.23
4. Op.cit. , p.37
5. Daft. , p.12

25

Anda mungkin juga menyukai