Anda di halaman 1dari 43

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA IKAN ASIN DALAM

MEMBANGUN PEREKONOMIAN MASYARAKAT


MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(studi kasus di pulau baai kota bengkulu)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Pengajuan Judul Skripsi

Dalam Bidang Ekonomi Syariah (S.E)

OLEH:

Armauli Islamiyah
1711130068

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KOTA BENGKULU

BENGKULU , 2020 M/ 1441 H

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini

yang berjudul “ Prospek Pengembangan Usaha Ikan Asin dalam

Membangun Perekonomian Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi

Islam”.

Sholawat dan salam untuk Nabi besar Muhammad SAW, yang

telah berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam

mendapatkan petunjuk ke jalan yang lebih lurus baik di dunia maupun di

akhirat. Penyusunan tugas akhir (skripsi) bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada program

Studi Ekonomi Syari’ah (EKIS) Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

(UINFAS) Bengkulu. Dalam proses penyusunan tugas akhir (skripsi) ini,

penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................i
DAFTAR ISI............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………….……………1
B. Rumusan Masalah………………………………...9
C. Tujuan Penelitian………………….………….…...10
D. Kegunaan Penelitian……………………………....10
E. Penelitian Terdahulu……………………………...10
F. Metode Penelitian…………………………...…….14
G. Sistematika Penulisan..............................................18
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Ekonomi Islam………………...………20
1. Pengertian Ekonomi Islam……………….…….20
2. Dasar Hukum Ekonomi Islam…………………25
3. Tujuan Ekonomi Islam………………...............28
4. Karakteristik Ekonomi Islam………….……….29
B. Produksi……………………………………………32
1. Pengertian Produksi……………………………32
2. Prinsip-prinsip produksi………………………..35
3. Produksi dalam pandangan Islam………………37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian…............................40
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................40
C. Subjek/Informan Penelitian.......................................40
D. Sumber dan Teknik pengumpulan data.....................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nelayan adalah salah satu kelompok masyarakat yang kehidupannya

tergantung langsunng pada hasil laut, baik dengan cara penangkapan maupun

dengan budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah

lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.

Sesungguhnya nelayan bukanlah suatu entitas tunggal, mereka terdiri

dari bebarap kelompok. Di lihat dari segi pemilik alat tangkap, nelayan dapat

di bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan

nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat

tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang

memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan

perorangan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap sendiri dan dalam

pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. 1

Dalam Islam di wajibkan berusaha untuk berusaha agar ia

mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Islam juga

mengajarkan kepada manusia bahwa Allah Maha Pemurah sehingga rezeki-

Nya sangat luas. Bahkan, Allah tidak memberikan izin itu kepada kaum

muslimin saja, tetapi kepada siapa saya yang bekerja keras. Manusia dapat

bekerja apa saja, yang penting tidak melanggar garis-garis yang telah di

tentukan-Nya, Ia bisa melakukan aktivitas produksi, seperti pertanian,

1
Mulyadi S, Ekonomi Kelautan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007), h.7

4
perkebunan, peternakan, dan pengolahan makanan dan minuman, dan

sebagainya. 2

Kita sebagai makhluk individu yang memiliki berbagai keperluan

hidup telah di sediakan oleh Allah SWT. Beraga benda yang dapat memenuhi

kebutuhannya sesuai dengan firman Allah dalm (QS. Al-A’raaf:10)

َ ࣖ ْ‫ش قَلِ ْياًل َّما تَ ْش ُكرُو‬


َ ۗ ِ‫ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِ ْيهَا َم َعاي‬ ٰ
‫ن‬ ِ ْ‫َولَقَ ْد َم َّكنّ ُك ْم فِى ااْل َر‬

Artinya:“Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana

kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (tetapi) sedikit sekali

kamu bersyukur.”3

Bekerja merupakan sebagai sarana untuk memanfaatkan perbedaan

karunia Allah SWT pada masing-masing Individu. Agama Islam memberikan

pembalasan kepada seluruh umatnya untuk memilih pekerjaan apa yang ada

dibumi yang mereka senangi dan kuasai dengan baik demi untuk memperoleh

harta.4

Dalam ilmu ekonomi bekerja dan berusaha mencari perolehan harta

melalui beragam cara yang halal, aktivitas demikian termasuk dalam aktivitas

produksi. Produksi suatu barang atau jasa mempunyai utilitas nilai guna. Dan

oleh sebab itu manusia dalam kehidupannya di tuntut melakukan sesuatu

2
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Ed. Ke-1 h. 169
3
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1989),
h. 222
4
Ruqaiyah Waris Masqood, Harta dalam Islam, (Jakarta:Perpustakaan Nasional, 2003), Ed. Ke-1
h. 66

5
usaha untuk mendatangkan hasil dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di

dalam islam, bekerja merupakan suatu kewajiban kemanusiaan.5

Pengolahan adalah hasil rangkaian terakhir dari kegiatan budi daya

nya,6 Ikan adalah satu diantara bahan makanan protein yang paling mudah

mengalami pembusukan. Oleh sebab itu, sangat di perlukan Tindakan yang

cepat dan cermat di dalam pencegahan pembusukan tersebut, Tindakan yang

di maksud adalah berupa pengolahan seperti perebusan, pembekuan,

pengasapan, pengasinan dan pengeringan.7

Pulau Baai merupakan salah satu Kawasan yang sangat potensial

terhadap sumber daya alam perikanan, karena keadaan alam yang mendukung

masyarakat Pulau Baai memanfaatkan sumber daya yang ada. Kehidupan

masyarakat di Pulau Baai yang mana masyarakatnya adalah masyarakat

Nelayan, kehidupan sehari-hari mereka bekerja sebagai nelayan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Strategi dan kebijakan pembangunan

perikanan di Pulau Baai di arahkan untuk memanfaatkan sumber daya

perikanan secara optimal yang berwawasan lingkungan hidup, baik potensi

penangkapan maupun dalam pengolahan ikan.

Dari potensi tersebut masyarakat Pulau Baai membuka usaha

pengolahan ikan asin, awal berdirinya usaha ini pada tahun 2008, pertama

kali usaha ini tidak begitu besar dan tidak memiliki karyawan dan hanya
5
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006),
Ed. Ke-3, h. 253
6
Yan Fauzi, Budi daya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, (Jakarta:
Penebar swadaya, 2008), Cet. Ke-23, h. 114
7
Mulyadi S, op.cit., h. 91

6
keluarga saja yang menjalani usaha ini, lama kelamaan pada tahun 2009

usaha ini semakin berkembang sehingga tidak sanggup jika hanya keluarga

saja yang mengerjakannya, setelah itu baru membutuhkn karyawan dan

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pulau Baai yang mau bekerja

sebagai pengelola ikan asin. Adapun usaha ini sudah berjalan 13 tahun.

Mudah-mudahan kedepan nya usaha ini makin berkembang dan dengan

adanya usaha pengolahan ikan asin ini bisa mengurangi pengangguran bagi

masyarakat yang ada di Pulau Baai terutama bagi kaum Wanita.8

Pengangguran merupakan masalah yang ada di dalam setiap

perekonomian, terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Secara

umum pengangguran adalah sebagai ketidak mampuan Angkatan kerja untuk

memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.9

Adapun jumlah nelayan yang ada di Pulau Baai Kecamatan Kampung

Melayu dari tahun 2008-2021 berjumlah 150 kapal, yang mana masing-

masing kapal berjumlah 6 orang nelayan.10 Dalam penangkapan ikan, ada 2

musim yaitu, musim pasang surut selama 4 hari dalam 1 bulan. Musim ini

yang mana para nelayan tidak pergi kelaut untuk menangkap ikan, sedangkan

musim pasang dalam, para nelayan pergi kelaut untuk menangkap ikan,

apabila factor cuaca bagus pendapatan mereka sangat banyak, tetapi apabila

cuaca tidak bagus maka pendapatan mereka akan berkurang. Karena

8
Achiaruddin, (Pemilik usaha ikan asin), wawancara Pulau Baai senin 08 November 2021
9
Suparmono, Pengantar Ekonomi Makro, (Yogyakarta: Percetakan (UUP) AMP YKPN, 2002 ),
Ed. Ke-1., h.164
10
H.Assek, (yang memiliki beberapa kapal yang ada di Pulau Baai), wawancara, selasa 09
November 2021

7
banyaknya para nelayan yang melaut di Pulau Baai maka dari itu sangat

berpotensi membuka usaha pengolahan ikan asin, tetapi hanya beberapa

orang yang mau membuka usaha tersebut, sebab ikan yang didapat dari laut

tidak bisa tahan lama dan mudah membusuk, oleh karena itu perlu Tindakan

yang cepat untuk di olah berupa pembuatan ikan asin dan sebagainya. Banyak

baahan makanan yang mudah busuk atau tidak tahan lama sehingga

terbatasnya lama penyimpanan dan daerah pemasarannya tidak begitu luas.

Salah satu dari bahan makanan tersebut adalah ikan. Oleh sebab itu dilakukan

pengawetan makanan yang bertujuan untuk mempertahankan kualitas suatu

makanan selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama

sekali penyebab kemunduran mutu (pembusukan) maupun penyebab

kerusakan makanan.

Salah satu tujuan dari pengawetan bahan pangan adalah mencegah

atau mengalihkan pembusukan, dimana pembusukan merupakan hal yang

membuat makanan memiliki kondisi yang tidak nyaman bagi pertumbuhan

mikroorganisme yang merugikan. Dengan cara menurunkan kadar air,

menurunkan suhunya dan meningkatkan kesamaan merupakan cara yang baik

dan harus di tempuh untuk mencegah pembusukan

Proses pengawetan pada ikan tentu akan menambah rasa lezat tetapi

tidak semua masyarakat melakukan pengawetan dengan baik dan benar. Pada

dasarnya masyarakat mengeringkan ikan pada tempat yang terbuka sehingga

debu mudah menempel pada ikan dan menyebabkan iakn tidak higenis dan

mudah terkontimidasi oleh bakteri yang pada akhirnya kandungan gizinya

8
berkurang. Masalah gizi makro terutama masalah kekurangan gizi yang

sedang berkembang. Hal ini dapat terjadi di sebabkan kurangnya kesadaran

masyarakat dalam memilih sumber protein yang bermutu.

Garam biasanya digunakan untuk memasak maupun sebagai bahan

pengawet. Garam yang di gunakan sebagai bahan pengawet adalah garam

dapur (NaCI), karena garam dapur mempunyai daya awet yang tinggi. Garam

merupakan faktor utama dalam proses penggaraman ikan. Pengawetan ikan

dengan cara pengaraman sebenarnya terdiri dari dua proses, yaitu proses

penggaraman dan prses pengeringan.

Ada bermacam-macam cara pengasinan ikan , pengasinan dengan cara

kering banyak di lakukan di daerah rembang, yaitu dengan merendam ikan

dengan garam selama 12 jam, kemudian di cuci degan air lalu dilakukan

pengeringan selama 2 hari, ikan yang di asinkan dengan cara ini antara lain :

tamban (dencis), beledang, dan palu-palu (gabus laut). Daerah pemasarannya

yaitu: pulau baai, pasar malabro, pondok kelapa dan sungai hitam. Selain

daerah yang disebutkan ada juga pedagang yang menjadi pengepul ikan asin

yang berdomisili di Curup, Kepahiyang, Linggau, dan Ipuh. Di daerah Pulau

Baai juga ada beberapa pedagang yang melakukan penjualan atau pembelian

sampai ke luar Kota, contoh nya seperti salah satu pedagang Ikan Asin yang

bernama Achiaruddin. Bapak Achiaruddin ini melakukan penjualan sampai

ke Provinsi Medan dan Tanjung Balai, adapun ikan asin yang dijual bapak

Achiaruddin ini seperti ikan Teri. Ikan teri ini di ambil di Pondok Kelapa dan

sungai Hitam, sistem penjualan keluar kota bisa menghasilkan keuntungan

9
15.000-20.000/kg karena harga ikan teri di tanjung balai lebih tinggi

dibandingkan dengan harga teri Kota Bengkulu.

Di pulau baai cara pengasinan dengan cara basah, yaitu ikan di

rendam dengan larutan garam selama 12 jam, kemudian di cuci dengan air

lalu di keringkan selama 2 hari dengan suhu 30 0 cc. Jenis ikan nya, kerong,

beledang, bulu ayam, dan palabatu.

Perkembangan kehidupan manusia diikuti oleh perkembangan

kebutuhan hidup, ekonomi, dan kependudukan. Kebutuhan manusia tersebut

terwujud dalam pola kehidupannya. Pertumbuhan ekonomi juga diikuti

dengan berbagai kelompok pekerja dan kelompok jabatan, baik yang bersifat

formal ataupun informal. Pertumbuhan penduduk juga membentuk pola-pola

kehidupan manusia baru, letak geografis penduduk serta kepadatan jumlah

penduduk mengubah fungsi dan peran manusia11.

Usaha kecil adalah kegitan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang12.

Dalam perkembangan dibidang industri merupakan bagian dari usaha

pembangunan ekonomi jangka panjang untuk menciptakan struktur

perekonomian yang lebih kokoh dan seimbang. Pengembangan sektor

industri khususnya industri kecil mempunyai dampak positif terhadap

pertumbuhan perekonomian suatu daerah khususnya dan negara pada

umumnya. Meskipun penghasilan industri kecil pada umunya masih

11
Sirod Hantoro, Kiat Sukses Berwirausaha, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2005). h. 1
12
M.Tohar, Membuka Usaha Kecil, ( Yogyakarta: Kanisius, 2000). h. 1

10
tergolong rendah, namun eksistensinya tidak dapat diabaikan dalam dalam

kelesuan ekonomi13.

Dalam dunia usaha harus ada pengembangan baik dari segi fisik

ataupun dari produk-produk yang dihasilkan, dengan tujuan memperoleh

keuntungan yang banyak agar usaha yang dijalankan tetap eksis dan

langgeng. Eksis dan langgengnya sebuah usaha tercipta dengan adanya kerja

sama yang baik antara pengusaha dengan pekerja. Kerja sama yang baik pun

akan terwujud jika kesejahteraan pekerja diperhatikan dengan memberi upah

sesuai dengan skill yang dimiliki pekerja. Seorang pengusaha harus jeli dan

pandai mengambil hati pelanggan dengan menciptakan produk yang

menarik14.

Usaha Ikan Asin merupakan bagian dari kegiatan muamalah dimana

dalam kegiatan tersebut terjadinya transaksi antara dua orang atau lebih

dalam memasarkan suatu barang atau jasa. Dalam kaedah ushul fiqh yang

mendasar dalam konsep Islam dikatakan bahwa asal dari kegiatan mua’malah

itu adalah boleh kecuali datang/ada dalil yang mengharamkannya15.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

lebih jauh dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Prospek

Pengembangan Usaha Ikan Asin Dalam Membangun Perekonomian

Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus Di Pulau

Baai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu).

13
Fachri Yasin, Agribisnis Riau dan Perkebunan Berbasis Kerakyatan, (Pekanbaru : UNRI Pers,
2003) h. 140
14
MJ. Moris, Kiat Sukses Mengembangkan Usaha Kecil, (Jakarta : Arcan, 1996) h. 2
15
Ahmad Basyir, Asas Hukum Muamalat, (Yogyakarta : UII Pers, 2003) h. 34

11
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat

di simpulkan adalah

1. Bagaimana cara mengembangkan industry ikan asin ?

2. Bagaimana potensi pengembangan usaha ikan asin ditinjau dari prospek

ekonomi islam.

3. Apa faktor yang mendorong masyarakat Pulau Baai dalam membuka

usaha ikan asin ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka tujuan yang dapat

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan usaha ikan asin di wilayah pulau baai

2. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam terhadap usaha Ikan Asin.

3. Untuk mengetahui faktor apa yang mendorong masyarakat Pulau Baai

dalam membuka usaha ikan asin

D. Kegunaan Penelitian

Ada pun kegunaan penelitian berdasarkan masalah diatas yaitu :

1. Sebagai sumbangsih penulis dalam mengembangkan disiplin ilmu, guna

pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah intelektual tentang

pemikiran ekonomi Islam dan kaitannya dalam kehidupan masyarakat.

3. Sebagai tugas dan syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada

fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Bengkulu.

12
E. Penelitian Terdahulu

Sepengetahuan penulis, pembahasan tentang perspektif islam telah

banyak di bahas sebagai karya ilmiah, untuk mendukung persoalan yang lebih

mendalam terhadap masalah di atas, penyusun berusaha melakukan penelitian

terhadap literature yang relevan terhadap masalah yang menjadi obyek

penelitian. Berdasarkan penelusuran data yang peneliti lakukan, peneliti

melihat ada beberapa skripsi yang membahas tentang perspektif islam. Di

antara skripsi itu yaitu :

Evan Yuwanda, 2019 mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari’ah IAIN

Bengkulu dalam skripsinya berjudul “Pengembangan Produk Bubuk Kopi

dalam Meningkatkan Penjualan di Tinjau dari Perspektif Ekonomi Islam”.

Ada dua persoalan yang di kaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) untuk mengetahui

pengembangan produk bubuk kopi yang dilakukan oleh kelompok BUMDES

dalam meningkatkan penjualan, (2) untuk mengetahui bagaimana

pengembangan produk kopi bubuk yang dilakukan oleh BUMDES menurut

perspektif ekonomi islam16. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara

menyeluruh, peneliti menggunakan metode deskriptif Kualitatif. Yang

membedakan dengan penulis adalah skripsi ini membahas tentang prospek

pengembangan usaha ikan dalam membangun perekonomi masyarakat di

tinjau dari perspektif ekonomi islam.

Rini Margianti, 2018 mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari’ah IAIN

Bengkulu dalam skripsinya yang berjudul “ Pelaksanaan Penyaluran Dana

16
Evan Yuwanda, Pengembangan Produk Bubuk Kopi dalam Meningkatkan Penjualan di Tinjau
dari Perspektif Ekonomi Islam (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019)

13
Oleh Unit Pengelola Kegiatan(UPK) kecamatan Air Periukan dalam

Perspektif Ekonomi Islam”. Ada tiga persoalan yang di kaji dalam skripsi ini,

yaitu: (1) untuk mengetahui pelaksanaan Penyaluran Dana Oleh Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) ke kelompok Simpan Pinjam Perempuan di

Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma, (2) untuk mengetahui

Efektivitas Pengelola Kegiatan (UPK) dalam Penyaluran Dana Ke Kelompok

Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma,

(3) untuk mengetahui Perspektif Ekonomi Islam tentang Pelaksanaan

Penyaluran Dana Oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ke Kelompok Simpan

Pinjam Perempuan di Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma 17. Untuk

mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh peneliti menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Yang membedakan dengan penulis adalah skripsi

ini membahas tentang prospek Pengembangan Usaha Ikan dalam

Membangun Perekonomian Masyarkat di Tinjau Dari perspektif Ekonomi

Islam.

Siti Fatonah, 2019 mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari’ah IAIN

Bengkulu dalam skripsinya yang berjudul. “Kapasitas Harga Pada Label

Price di Hypermart Bencoleen Indah Mall dalam Perspektif Ekonomi Islam”.

Ada dua persoalan yang di kaji dalam penelitian ini, yaitu: (1) untuk

mengetahui bagaimana praktek kepastian harga pada label price di Hypermart

Bencoolen Indah Mall, (2) untuk mengetahui bagaimana pandangan Ekonomi

Islam terhadap kepastian harga pada label price di Hypermart Bencoleen

17
Rini Margianti, Pelaksanaan Penyaluran Dana Oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
kecamatan Air Periukan dalam Perspektif Ekonomi Islam (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2018)

14
Indah Mall18. Unutk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh

peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yang membedakan

dengan penulis adalah skripsi ini membahas tentang prospek pengembangan

usaha ikan asin dalam membangun perekonomian masyarakat menurut

perspektif ekonomi islam.

Bebin Okrasi Saputra, 2018 mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari’ah

IAIN Bengkulu dalam skripsinya yang berjudul, “ Jual Beli Rokok Pada

Anak di Desa Pagar Gunung Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur

Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Ada dua persoalan yang dibahas dalam

penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengetahui jual beli rokok pada anak desa

pagar gunung kecamatan padang guci hulu kabupaten kaur, (2) untuk

mengetahui perspektif ekonomi islam terhadap jual beli rokok pada anak di

desa pagar gunung kecamatan padang guci hulu kabupaten Kaur19. Untuk

mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh peneliti menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Yang membedakan dengan penulis adalah skripsi

ini memabahas tentang prospek pengembangan usaha ikan asin dalam

membangun perekonomian masyarakat menurut perspektif ekonomi islam.

Khanifullah Nurman, 2019 mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari’ah

IAIN Bengkulu dalam skripsinya yang berjudul “Pembinaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah Oleh Partai Persatuan Indonesia di Kota Bengkulu

Perspektif Ekonomi Islam”. Ada dua persoalan yang dibahas dalam penelitian

18
Siti Fatonah, Kapasitas Harga Pada Label Price di Hypermart Bencoleen Indah Mall dalam
Perspektif Ekonomi Islam, (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019)
19
Bebin Okrasi Saputra, Jual Beli Rokok Pada anak di Desa Pagar Gunung Kecamatan Padang
Guci Hulu Kabupaten Kaur, (Bengkulu: IAIN Bengkulu 2018)

15
ini, yaitu: (1) untun mengetahui bagaimana pembinaan usaha mikro kecil dan

menengah yang dilakukan oleh partai persatuan indonesia di kota Bengkulu,

(2) untuk mengetahui bagaimana perspektif ekonomi islam terhadap

pembinaan usaha mikro kecil dan menengah oleh partai persatuan Indonesia

di kota Bengkulu20. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh

peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yang membedakan

dengan penulis adala skripsi ini membahas tentang prospek pengembanghan

usaha ikan dalam membangun perekonomian masyarakat di tinjau dari

perspektif ekonomi islam.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian mempunyai arti yang sangat penting, karena

metode penelitian akan menentukan bagaimana cara kerja dalam mekanisme

penelitian sehingga akan tepat sasarannya.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian

kualitatif yaitu, penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. 21

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

perilaku yang dapat diamati.22 Dalam penelitian kualitatif, peneliti

20
Khanifullah Nurman, Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah oleh Partai Persatuan
Indonesia di Kota Bengkulu Perspektif Ekonomi Islam, (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019)
21
Lexi J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.2002),
hal.2
22
Lexi J, Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002),
hal. 4

16
menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang dapat

berhubungan langsung dengan instrument atau obyek penelitian.23

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan

penelitian serta mengambil data yang diperlukan dalam rangka penelitian

yang dilakukan di Lokasi penelitian bertempat di Pulau Baai Kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu. Di Pulau Baai. Alasan peneliti

mengambil tempat di Pulau Baai ini masyarakatnya banyak yang

berprofesi sebagai nelayan, sehingga penulis menganggap lokasi ini

sudah strategis-representatif untuk melakukan penelitian sesuai dengan

judul.

3. Subjek/Informan Penelitian

Subyek dalam penelitian ini yaitu 4 orang nelayan dan 4 orang

pengusaha ikan asin yang ada di Pulau Baai Kecamatan Kampung Melayu

Kota Bengkulu.

4. Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer

dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui

serangkaian kegiatan.24 Sumber data primer dalam dalam penelitian

23
Sugiyono, Memahami Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005)
24
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), hlm.252.

17
ini terdiri dari observasi dan wawancara. Adapun sumber data

primer pada penelitian ini adalah pemilik usaha ikan asin dan

nelayan di Pulau Baai Kecamatan Kampung Melayu Kota

Bengkulu.

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui

pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi

(analisis dokumentasi) berupa penelaahnya terhadap dokumen

pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan

(literatur laporan, tulisan dan lain-lain) yang memiliki relevansi

dengan objek penelitian.25

b. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur yang di pakai dalam pengumpulan data yaitu :

1) Observasi

Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan-

pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran.26 Dalam

hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung berkaitan dengan

system kerja sama antara pemilik kapal dan pengusaha ikan asin.

Observasi ini dilakukan di Pulau Baai Kecamatan Kampung

Melayu Kota Bengkulu

25
William Chang, Metode Penulisan Ilmiah (Teknik Penulisan Esai, Tesis, Skripsi, Disertai untuk
Mahasiswa), (Jakarta:Erlangga,2014), hlm.38
26
Abdurrahman, Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT.
Rinekha Cipta,2006) hal. 104-105.

18
2) Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

cara bertanya langsung (komunikasi langsung) dengan responden.

Dalam berwawancara terdapat proses interaksi antara

pewawancara dengan responden.27 Wawancara ini bertujuan

untuk menggali informasi dari masyarakat tentang penelitian yang

dilakukan. Melalui wawancara diharapkan peniliti mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterprentasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana

hal ini tidak bisa di temukan melalui observasi. 28 Interview

merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk di jawab secara lisan

pula.29

3) Dokumentasi

Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi

sekaligus menambah keakuratan, kebenaran data atau informasi

yang di kumpulkan dari bahan-bahan dokumentasi yang ada di

lapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan

keabsahan data. Analisis dokumentasi dilakukan untuk

mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen

27
Ibid, hal. 92
28
Sugiyono, Memahami Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta,2005), hal.72
29
Margono, Metodologi Penelitian, hal. 165

19
yang berada ditempat penelitian yang ada hubungannya dengan

penelitian tersebut.30

Metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data yang

sudah tersedia dalam catatan dokumen. Fungsinya sebagai

pendukung dan pelengkap bagi data-data yang di peroleh melalui

observasi dan wawancara.

5. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis data kualitatif. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka

analisis data dilakukan dengan tehnik sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” peneliti

tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi, data kualitatif dapat di

sederhanakan dan di transformasikan dalam aneka macam cara, yakni

melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.31

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

30
Ibid, hal. 134
31
Slamet Prihatin, Skripsi “Tinjauan Hukum Terhadap Sistem Kerja Sama Antara Pemilik Kapal
asin dan Pengusaha Ikan Asin (Studi Masyarakat Nelayan Kabupaten
Takalar)”(Makassar:Universitas Muhammadiyah Makassar,2020), hlm.33

20
Tindakan.32 Penyajian-penyajian data yang dirancangkan guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah di raih misalnya dituangkan dalam berbagai jenis matriks,

grafik, dan bagan.33

c. Penarikkan kesimpulan

Penarikkan kesimpulan adalah kegiatan mencari arti, mencatat

keteraturan, pola-pola penjelasan, alur sebab akibat dan proposi.

Kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian berlangsung.

Verifikasi adalah penarikan Kembali yang melintas dalam pikiran

penganalisis selama penyimpulan, suatu tinjauan ulang pada catatan-

catatan lapangan dan meminta responden yang telah dijaring datanya

untuk membaca kesimpulan yang telah disimpulkan peniliti.34

32
Melky Guslow, Skripsi: “Persepsi Masyarakat Terhadap Asuransi Takafful Keluarga (Studi
Masyarakat RT. 23 RW. 05 Pagar Dewa)” (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2016), hlm. 12
33
Slamet Prihatin, Skripsi “Tinjauan Hukum Terhadap Sistem Kerja Sama Antara Pemilik Kapal
dan Pengusaha Ikan Asin (Studi Masyarakat Nelayan Kabupaten Takalar)” (Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2020), hlm. 33
34
Slamet Prihatin, Skripsi: “Tinjauan Hukum Terhadap Sistem Kerja Sama Antara Pemilik Kapal
dan Pengusaha Ikan Asin (Studi Masyarakat Nelayan Kabupaten Takalar)” (Makassar:Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2020), hlm. 34

21
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Ada dua istilah yang sering digunakan, untuk ekonomi islam,

yaitu ekonomi syari’ah dan ekonomi islam, keduanya merujuk pada satu

azas, yakni ekonomi yang berdasarkan prinsip syari’ah.

Ekonomi berdasarkan syari’ah tumbuh dan berkembang

bersamaan dengan lahir dan berkembangnya agama Islam di dunia ini.

Ketika Rasulullah SAW berada di Mekkah, kegiatan ekonomi belum

sempat dilaksanakan sebab perjuangan Rasulullah SAW lebih dipusatkan

kepada ketauhidan, beliau lebih dikenal sebagai penganjur agama baru

yang mendapat tantangan yang luar biasa dari kaum Quresy dan

penduduk Mekkah lainnya. Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah

dan beliau di angkat sebagai pemimpin bangsa Madinah, dalam tempo

yang sangat singkat beliau mampu melaksanakan pemerintahan dengan

baik, membentuk institusi negara yang di perlukan, mengatur politik

dalam negeri dan luar negeri dengan prinsip kebersamaan dan

persaudaraan, membangun konstitusi negara Madinah dan meletakkan

dasar-dasar system keuangan negara.. 35


Dalam membahasa perspektif

ekonomi Islam, ada satu titik awal yang benar-benar harus kita

35
Abdul Manan, Sistem Ekonomi Berbasis Syari’ah, Makalah Pelatihan Sertifikat Ekonomi Syari’ah
Tingkat Pertama dan Banding di Mega Mendung, Bogor pada tanggal 29-30 April 2010.

22
perhatikan yaitu: “ekonomi dalam islam itu sesungguhnya bermuara

kepada akidah Islam, yang bersumber dari syari’atnya. Ini baru dari satu

sisi. Sedangkan dari sisi lain ekonomi Islam bermuara pada Al-Qur’an al

Karim dan As-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa arab.

Oleh karena itu, berbagai terminology dan substansi ekonomi

yang sudah ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam

kerangka Islami. Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan

kalimat dalam bingkai lughawi, supaya kita dapat menyadari berapa

pentingnya titik permasalahan ini. Dengan demikian kita dapat dengan

gambling, tegas dan jelas memberikan pengertian yang benar tentang

istilah kebutuhan, keinginan, dan kelangkaan (al nudrat) dalam upaya

memecahkan problematika ekonomi manusia.

Ilmu yang mempelajari bagaimana setiap rumah tangga atau

masyarakat mengelola sumber daya yang mereka miliki, untuk

memenuhi kebutuhan mereka di sebut ilmu ekonomi. Definisi yang lebih

popular yang sering digunakan untuk menerangkan ilmu ekonomi

tersebut adalah : “salah satu cabang ilmu social yang khusus mempelajari

tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya untuk

memenuhi kebutuhan yang relative tidak terbatas, dengan alat pemuas

kebutuhan yang terbatas adanya”.36

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan social yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-

36
Deliarno, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Ed. 3 (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2012),
hlm.3

23
nilai islam. Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak

terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi

modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya

(Mannan;1993). Itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok antara kedua

system ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan

penangan masalah pilihan. 37

Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat

tergantung pada macam-macam tingkah masing-masing individu. Mereka

mungkin atau mungkin juga tidak memperhitungkan persyaratan-

persyaratan masyarakat. Namun dalam ilmu ekonomi Islam, kita tidaklah

berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber semau

kita. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan

Kitab Suci Al-Qur’an dan sunnah atas tenaga individu. Dalam Islam,

kesejahteraan social dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi

juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan Kembali

keadaannya, tidak seorang pun menjadi lebih baik dengan menjadikan

orang lain lebih buruk di dalam kerangka Al-Qur’an atau Sunnah.

Artinya Islam tidak mengenal zero sum games.

Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang hakikat ekonomi Islam

maka ada baiknya diberikan beberapa pengertian tentang ekonomi Islam

yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi Islam.

37
Mustafa Edwin Nasution Budi Setyanto Nurul Huda Muhammad Arief Mufraeni Bey Sapta
Utama, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. (Depok: Kencana, 2017), hlm. 15

24
a. Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic economics: Teory and

Prcatice”

Islamic Economics is a social science whice studies the

economics problems of people imbued with the values of Islam.

(Ekonomi islam adalah ilmu pengetahun social yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai

islam)

b. M. Umer Chapra dalam “The Future of Economic: An Islamic

Perspectif”

Islamic economic was defined as that branch of knowedge

which helps relize human well-being through an allocation and

distribution of scarce reseources that is in conformity with islamic

teaching without unduly curbing individual freedom or creating

continued macro economic and ecological imbalances.

(Ekonomi Islam adalah suatu pengetahuan yang membantu

upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi

sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang megacu

pada pengajaran Islam, tanpa mengekang kebebasan individu untuk

menciptakan keseimbangan makro ekonomi yang berkesinambungan

dan ekologi yang berkesinambungan).

25
c. M. Akram Khan dalam ”Islamic Economic: Nature and Need”

Islamic economics aims at the study of human falah achieved

by organizing the reseource of earth on the basis of cooperation and

participation.

(Ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang

kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan cara

mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar kerja sama dan

partisipasi).

d. Khursid Ahmad dalam “Studies in Islamic Economics (Perspectives

of Islam)”

Islamic Economics is a systematic effort to try to understand

the economic’s problem and man’s behaviour in relation to that

problem form an Islamic perspective.

(ilmu ekonomi islam adalah suatu usaha sistematis untuk

memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia

secara relasional dalam perspektif Islam).

2. Dasar Hukum Ekonomi Islam

Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi

hanyalah sekadar trustee (pemegang Amanah). Oleh sebab itu, manusia

harus mengikuti ketentuan Allah dalam segala aktivitasnya, termasuk

aktivitas ekonomi. Ketentuan Allah yang harus dipatuhi dalam hal ini

tidak hanya bersifat mekanistis dalam alam dan kehidupan social, tetapi

juga yang bersifat teologis (uluhiyyah) dan moral (khuluqiyyah).

26
Ada tiga aspek yang sangat mendasar dalam ajaran Islam, yaitu

aspek akidah (tawhid), hukum (syari’ah), dan Akhlak. Ketika seseorang

memahami tentang ekonomi Islam secara keseluruhan, maka ia harus

mengerti ekonomi Islam dalam ketiga aspek tersebut. Ekonomi Islam

dalam dimensi akidahnya mencakup atas dua hal; 1. Pemahaman tentang

ekonomi Islam yang bersifat ekonomi hilahiyah; 2. Pemahaman tentang

ekonomi Islam yang bersifat Rabbaniyah.38

Adapun pembahasan tentang ekonomi Islam sebagai ekonomi

rabbaniyah, berpijak pada ajaran tawhid rububiyah. Tawhid rububiyah

adalah mengesakan Allah melalui segala hal yang telah diciptakan-nya,

dengan selalu meyakini bahwa Allah merupakan pencipta alam semesta

(az-Zumar[39]:62), Allah juga sang pemberi rezeki (Hud[11]:6), dan

Allah adalah Tuhan pengatur alam semesta (Ali Imran [13]:26-27 dan al-

fatihah [1]:2). Ketika seseorang menyembah Allah, dikarenakan

kapasitas Allah sebagai pemberi rezeki dan segala kenikmatan yang ada

di dunia ini dengan sebaik-baiknya, sehingga bisa membawa

kemaslahatan bagi masyarakat. Segala apa yang dibutuhkan oleh manusia

telah ada dimuka bumi ini, maka menjadi suatu kewajiban baginya untuk

selalu bekerja, bertebaran di muka bumi ini untuk mencari rezeki-Nya.

Hal ini dalam rangka untuk pengabdian kepada Allah. Menyembah-Nya

berarti juga harus bisa mengelola segala anugerah-Nya, sehingga bisa

membawa manfaat bagi manusia. 39


38
Fauziah, Ika Yunia. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid al-syariah.
(Jakarta:Kencana), hlm.8
39
Ibid, 9

27
Selain aspek akidah dan syari’ah dalam ekonomi Islam. Satu

aspek lagi yang menjadi napas bagi tumbuh kembangnya ekonomi Islam,

yaitu aspek moral (akhlaq yang selalu menjadi spirit dalam setiap

aktivitas yang terbangun didalamnya. Segala macam ajaran yang

terkandung alam Al-Qur’an dan Hadis, menjunjung tinggi moral. Hal ini

diawali dengan definisi harta dalam islam, Al-Qur’an banyak

menyebutkan harta dengan lafaz “kahirun”40 yang berarti kebaikan. Dan,

sudah menjadi pemahaman semua manusia bahwa segala aktivitas

perekonomian selalu berkaitan dengan harta, baik yang berbentuk

(tangible assets) maupun yang tidak berbentuk (intangible assets). Jadi,

Ketika seseorang masuk ke dalam area “ekonomi islam”, maka secara

tidak langsung ia telah membuat kontrak pada dirinya agar senantiasa

menjunjung tinggi moral, yang merupakan tonggak perekonomian. Dan

perlu diingat, bahwa professionalitas tanpa adanya integritas yang baik

akan melahirkan system dan praktik yang cacat dalam perekonomian.

Sehingga moral ataupun akhlak merupakan point yang sangat penting

dalam ekonomi islam.

Aktivitas Ekonomi sering melakukan berbagai bentuk perjanjian.

Perjanjian merupakan pengikat antara individu yang melahirkan hak dan

kewajiban. Untuk mengatur hubungan antara individu yang mengandung

unsur pemenuhan hak dan kewajiban dalam jangka waktu lama, dalam

prinsip syari’ah diwajibkan untuk dibuat secara tertulis yang disebut

40
Lihat beberapa surat dan ayat dalam al-qur’an yang menuliskan harta dengan kata khairun
(kebikan), seperti dalam surat al-Adiyat [100]:8, dan al-Baqarah [2]:180.

28
akad. Ada beberapa hukum yang menjadi landasan pemikiran dan

penentuan konsep ekonomi dalam Islam.

Beberapa dasar hukum Ekonomi Islam di antaranya, yaitu:

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an memberikan ketentuan-ketentuan hukum

muamalat yang sebagian besar berbentuk kaidah-kaidah umum;

kecuali itu jumlahnya pun sedikit. Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 188

terdapat larangan makan harta dengan cara yang tidak sah, antara

lain melalui suap yaitu sebagai berikut :

‫اِإْل ْث ِم‬ssِ‫اس ب‬ ِ ‫ َو‬s‫َواَل تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوا بِهَا ِإلَى ْال ُح َّك ِام لِتَْأ ُكلُوا فَ ِريقًا ِم ْن َأ ْم‬
ِ َّ‫ال الن‬

َ‫َوَأ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya: “ dan janganlah sebahagian kamu memakan harta

sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang

bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu

kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian

dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)

dosa, padahal kamu.

3. Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan ekonomi Islam adalah maslahah (kemasalahatan) bagi

umat manusia. Yaitu dengan mengusahakan segala aktivitas demi

tercapainya hal-hal yang berakibat pada adanya kemaslahatan bagi

manusia, atau dengan mengusahakan aktivitas yang secara langsung

dapat merealisasikan kemaslahatan itu sendiri. Aktivitas lainnya demi

29
menggapai kemaslahatan adalah dengan menghindarkan diri dari segala

hal yang membawa mafsadah (kerusakan) bagi manusia.

Menjaga kemaslahatan bisa dengan cara min haytsu wujud dan

min haytsu al-adam. Menjaga kemaslahatan dengan cara min haytsu al-

wujud dengan cara mengusahakan segala bentuk aktivitas dalam ekonomi

yang bisa membawa kemaslahatan. Misalnya Ketika seseorang

memasuki sector industry, ia harus selalu mempersiapkan beberapa

strategi agar bisnisnya bisa berhasil mendapatkan profit dan benefit

dengan baik, sehingga akan membawa kebaikan bagi banyak pihak. Dan,

menjaga kemaslahatan min haytsu al-adam adalah dengan cara

menerangi segala hal yang bisa menghambat jalannya kemaslahatan itu

sendiri. Misalnya, Ketika seseorang memasuki sector industry, ia harus

mempertimbangkan beberapa hal yang bisa menyebabkan bisnis tersebut

bangkrut. Misalnya dengan tegas mengeluarkan para pekerja yang

melakukan berbagai macam kecurangan ataupun menghindari beberapa

perilaku korupsi.

4. Karakteristik Ekonomi Islam

Ada beberapa karakteristik dalam ekonomi Islam, yang menjadi

core ajaran ekonomi Islam itu sendiri. Karakteristik tersebut sesuai

dengan beberapa aspek dalam ekonomi Islam yang mencakup aspek

normatif-idealis-deduktif dan juga hitoris-empiris-induktif. Adapun

karakteristik ekonomi Islam antara lain:

a. Rabbaniyah Mashdar (bersumber dari Tuhan)

30
Ekonomi Islam (al-iqtishad al-islami) merupakan ajaran yang

bersumber dari Allah. Pernyataan tersebut bisa di lacak di beberapa

teks Al-Qur’an dan Hadis yang muncul pada abad ke-6 Masehi.

Walaupun dalam catatan sejarah ekonomi Islam pernah ‘mati suri’,

namun perlahan-lahan kajian tentang ekonomi Islam mulai banyak di

terima oleh masyarakat. Dan di Indonesia, kajian tentang ekonomi

Islam muncul pada sekitar 1990-an. Tujuan Allah dalam

memberikan “pengajaran” yang berkaitan dengan kegiatan

berekonomi umat-Nya adalah untuk memperkecil kesenjangan

diantara masyarakat. Sehingga umat-Nya bisa hidup dalam

kesejahteraan didunia dan di akhirat.

b. Rabbaniyah al-Hadf (bertujuan untuk Tuhan)

Selain bersumber dari Allah, ekonomi Islam juga bertujuan

kepada Allah. Artinya, segala aktivtas ekonomi Islam merupakan

suatu ibadah yang diwujudkan dalam hubungan antar manusia untuk

membina hubungan dengan Allah. Ibadah bukan hanya diwilayah

masjid, musala, langar, dan surau. Beribadah juga disyariatkan lewat

kegiatan ekonomi, meliputi area pasar, perkantoran, pasar modal dan

perbankan. Lebih dari itu, Islam mensyariatkan umatnya agar selalu

beraktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Allah disegala penjuru

dimuka Bumi ini, tidak menzalimi orang lain, dan bertujuan

memberikan kemaslahatan bagi semua manusia. Ketika seseorang

beribadah dengan baik tanpa mengimbangi perilaku ekonominya

31
dengan berperilaku baik pula, maka ibadahnya menjadi sesuatu yang

cacat. Hal ini sesuai denga napa yang tertulis dalam surat Al-

Ankabut, ayat 45:

ِ s‫ا ِء َو ْال ُم ْن َك‬s‫اَل ةَ تَ ْنهَ ٰى ع َِن ْالفَحْ َش‬s‫الص‬


‫ ِذ ْك ُر‬sَ‫ر ۗ َول‬s ِ ‫ا ْت ُل َما ُأو ِح َي ِإلَ ْيكَ ِمنَ ْال ِكتَا‬
َّ ‫ب َوَأقِ ِم ال‬
َّ ‫صاَل ةَ ۖ ِإ َّن‬

٤٥ ﴿ َ‫﴾هَّللا ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُون‬

Artinya: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-

kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaanya dari ibadah-ibadah lain). Dan Allah mengetahui apa

yang kamu kerjakan.41

c. Al-Raqabah al-Mazdujah (mixing control/kontrol didalam dan di

luar)

Ekonomi Islam menyertakan pengawasan yang melekat bagi

semua manusia yang terlibat didalamnya. Pengawasan dimulai dari

diri masing-masing manusia, karena manusia adalah leader

(khalifah) bagi dirinya sendiri. Manusia mempunyai jaring

pengaman bagi dorongan-dorongan buruk yang keluar dari jiwanya,

Ketika ia ingin berbuat ketidak adilan kepada orang lain.

Pengawasan selanjutnya yaitu dari luar, yang melibatkan institusi,

Lembaga ataupun seorang pengawas. Kaitannya dengan pengawasan

dari luar, Islam mengenalkan Lembaga pengawas pasar (hisbah)

41
Al-quran online

32
yang bertugas untuk membenahi kerusakan dan kecurangan didalam

pasar. 42

d. Al-jam’u bayna al-Tsabat wa al-Murunah (penggabungan antara

yang tetap dan yang lunak)

Ini terkait dengan hukum dalam ekonomi Islam. Islam

mempersilahkan umatnya untuk beraktivitas ekonomi sebebas-

bebasnya, selama tidak bertentangan dengan larangan yang Sebagian

besar berakibat pada adanya kerugian orang lain. Berbagai macam

keharaman dalam aktivitas perekonomian secara Islam merupakan

suatu kepastian, dan tidak bisa ditawar lagi. Akan tetapi, banyak

sekali hal-hal yang ‘lunak’ dan boleh dilakukan, terlebih lagi boleh

dieksplorasi dengan sebebas-bebasnya karena bertujuan untuk

merealisasikan kemaslahatan manusia. 43

B. Produksi

1. Pengertian Produksi

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output

sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input adalah barang atau jasa

yang diperlukan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau

jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi, produksi tidak

harus berarti suatu mengubah barang yang berwujud menjadi barang lain

yang secara fisik dapat dilihat, seperti halnya pabrik. Jasa transportasi

dan jasa Gedung penyimpanan juga merupakan suatu contoh dari proses
42
Fauziah, Ika Yunia. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid al-syariah.
(Jakarta:Kencana), hlm.32
43
Ibid, 33

33
produksi karena keduanya memberikan nilai tambah (value added).

Orang yang melakukan kegiatan ini di sebut produsen. Pada umumnya

seorang produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang

maksimum, meskipun tidak semua produsen akan berusaha untuk

mendapatkan keuntungan maksimum.

Meskipun perusahaan bisnis hanya focus mencari laba atau

keuntungan perlu di pahami produksi dan aktivitas produktif tidak hanya

dilakukan diperusahaan bisnis swasta. Rumah tangga juga terlibat dalam

proses transformasi produktif (tenaga, modal, energi, sumber-sumber

alam dan lain-lain)menjadi barang-barang yang berguna. Produktivitas

adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari setiap jam kerja satu

orang pekerja. Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan

utility nilai guna suatu barang.

Berikut pengertian produksi menurut para ekonomi muslim

kontemporer.

a. Kahf, mendifinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam

sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisin

fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk

mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam,

yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.44

b. Mannan, menekankan pentingnya motif altruisme (altruism) bagi

produsen yang Islami sehingga ia menyikapi dengan hati-hati konsep

44
Monzher Kahf, Ekonom Islam; Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1997), hlm.45

34
pareto Optimality dan Given Demand Hypothesis yang banyak

dijadikan sebagai konsep dasar produksi dalam ekonomi

konvensional

c. Rahman, menekankan pentingnya keadilan dan kemerataan produksi

(distribusi produksi secara merata).

d. Al-Haq, menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalah memenuhi

kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardhu kifayah, yaitu

kebutuhan bagi banyak orang pemenuhannya bersifat wajib.

e. Siddiqi, mendifinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan

barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebijakan

atau kemanfaatan bagi masyarakat. Dalam pandangannya sebagai

produsen telah bertindak adil dan membawa kabajikan bagi

masyarakat makai a telah bertindak islami.

Dalam definisi-definisi tersebut diatas terlihat sekali bahwa

kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi islam pada akhirnya

mengerucut pada manusia dan eksistensinya, meskipun definisi-definisi

tersebut berusaha mengelaborasi dari perspektif yang berbeda. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa kepentingan manusia yang sejalan

dengan moral islam, harus menjadi focus atau target dari kegiatan

produksi. Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan

mengolah sumber daya menjadi output dalam rangka meningkatkan

maslahah bagi manusia. Produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan

35
menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses

dan hasilnya.45

Produksi, distribusi, dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu

rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya

memang saling mempengaruhi, namun harus diakui produksi merupakan

titik pangkal dari kegiatan itu. Tidak akan ada distribusi tanpa ada

produksi. Dari teori ekonomi Makro kita memperoleh informasi,

kemajuan ekonomi pada tingkat individu maupun bangsa lebih dapat

diukur dengan tingkat produktivitasnya, daripada kemewahan konsumtif

mereka atau dengan kemampuan ekspornya ketimbang agregat impor-

nya. rdffferio

2. Prinsip-prinsip Produksi dalam Ekonomi Islam

Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan

syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan

tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan

untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan

untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut.

Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW memberikan arahan

mengenai prinsip-prinsip produksi, yaitu sebagai berikut:

45
Pusat pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali
Pers,2012)

36
a. Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah

memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan

bumi dan langit beserta segala apa yang ada diantara keduanya

karena sifat Rahman dan Rahim-Nya kepada manusia. Karena sifat

tersebut juga harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan

bumi dan langit dan segala isinya.

b. Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. Menurut

Yusuf Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah

yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan.

Akan tetapi islam tidak membenarkan pemenuhan terhadap hasil

karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-

Qur’an dan Hadits.46

c. Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan

manusia. Nabi pernah bersabda: “kalian lebih mengetahui urusan

dunia kalian.”

d. Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama islam

menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan

manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan

membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena

pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan

ketetapan-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat didalam

agama-agama selain Islam. Sesungguhnya Islam itu mengingkari

itu semua dan menyuruh bekerja dan berbuat, bersikap hati-hati


46
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hlm.117

37
dalam melaksanakan-Nya. Tawakal dan sabar adalah konsep

penyerahan hasil kepada Allah SWT. Sebagai pemilik hak

prerogatif yang menentukan segala sesuatu setelah segala usaha

dipenuhi dengan optimal.47

3. Produksi dalam pandangan Islam

Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT

sebagai rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi

pembuka kitab suci umat Islam.

ٍ َ‫ض َج ِميعًا ِّم ْنهُ ۚ ِإ َّن فِى ٰ َذلِكَ َل َءا ٰي‬


َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ٱَأْلر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُكم َّما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Artinya: “Dan dia mendudukkan apa yang ada dilangit dan apa yang

ada dibumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.

Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang

yang berfikir.”48

Rabb, yang sering kali diterjemahkan “Tuhan” dalam Bahasa

Indonesia, memiliki makna yang sangat luas, mencakup antara lain

“pemelihara (al-murabbi), penolong (al-nashir), pemilik (al-malik),

yang memperbaiki (al-mushlih), tuan (al-sayyid), dan wali (al-wali).

Konsep ini bermakna bahawa ekonomi Islam berdiri diatas

kepercayaan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, pemilik, dan

pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya yang menghidupkan

47
Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
hlm.108
48
Al-Qur’an 45:13

38
dan mematikan serta mengendalikan alam dengan ketetapan-Nya

(Sunatullah).49

BAB III

METODE PENELITIAN
49
Muhammad Abdu Al-Mun’im Afar dan Muhammad bin Sa’id bin Naji al-Ghamidi, Ushul Al-Iqtishad al-
Islami (Beirut: Dar al-Fikr al-mu’ashir, 1993), hlm. 59-60.

39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Lapangan (field research) yang

bersifat kualitatif. Prosedur penelitian lapangan yang menghasilkan data

deskriptif yang berupa data-data terhadap pengembangan usaha ikan asin

di Pulau Baai. Wawancara ke pedagang Ikan Asin atau lisan dari orang-

orang dan penelitian yang di amati yaitu para pedagang ikan asin dan

pengelola. Karena itu dalam penelitian ini setiap gejala yang terkait, akan

di kaji secara menyeluruh dan mendalam serta diupayakan memberikan

makna yang mendalam tentang fenomena yang ditemukan. Dengan

demikian antara gejala yang satu dengan yang lainnya akan saling terkait.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Lakukan di Pulau Baai Kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu, mengapa penulis tertarik melakukan

penelitian di Pulau Baai, karena penulis menganggap bahwa masyarakat

Pulau Baai di nilai banyak memiliki kapasitas mengenai masalah yang

akan di teliti.

C. Subjek/Informan Penelitian

Informan penelitian ini di tujukan kepada Bapak Achiaruddin dan

Ibu Sapraini karena mereka merupakan pedagang Ikan Asin yang berada

di Pulau Baai. Dengan mewawancarai mereka, penulis mendapatkan data

yang akurat dan bisa membantu penulis menyelesaikan tugas akhir.

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber data

40
a. Sumber sekunder

Data sekunder diperoleh dari perpustakaan, buku-buku mengenai

Ekonomi Islam, dan dokumen-dokumen ataupun catatan-catatan

yang berkaitan dengan hasil pengecekka Ikan Asin.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu atau proses yang sistematis

dalam pengumpulan, pencatatan dan penyajian fakta untuk tujuan

tertentu. Penelitian ini akan menggunakan tiga jenis Teknik

pengumpulan data yaitu; observasi, wawancara, dan dokumentasi

a. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada obyek penelitian. Observasi yang dilakukan adalah

pengamatan untuk memperoleh data tentang aktivitas penjual Ikan

Asin di daerah Pulau Baai Kota Bengkulu menurut Perspektif

Islam.

b. Wawancara

c. Dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA

41
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M. S. (2001). Bank Syari'ah. Jakarta: Gema Insani.

Fauziah, I. Y. (2014). Prinsip Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.

Karim, A. W. (2006). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo.

Mannan, A. (2010). Sistem Ekonomi Berbasis Syariah. Bogor: Cipta Grafindo.

Musthofa, M. A., & Ningsih, R. (2020). TINJAUAN PRINSIP-

PRINSIPEKONOMI ISLAM DALAM PRAKTIK. practice marketing

salted fish, 131-139.

Qardhawi, Y. (1997). Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

S, M. (2007). Ekonomi Kelautan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

42
43

Anda mungkin juga menyukai