Calon Kepala
(Safrizal Kasim)
PENDAHULUAN
Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta'ala. Shalawat dan Salam dihaturkan kepada
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam karena atas Barakah dan limpahan Rahmah-Nya
penyusun mampu menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat mutlak dalam mengikuti
Proses Seleksi Calon Manajemen Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) untuk mengisi jabatan
Kepala (KA).
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Visi, Misi dan Strategi Pengembangan
BPKS. Visi Misi dan Program Kerja Strategis disusun mengacu pada semangat awal yang diamanahkan
Undang- Undang No. 37 Tahun 2000 seperti dimaksud di dalam huruf c, yang mana berbunyi “bahwa
terwujudnya pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang dalam waktu
yang singkat merupakan prioritas utama untuk mengejar pembangunan dan pengembangan Daerah
Istimewa Aceh sehingga mampu menjadi pendorong dan model bagi pembangunan daerah-daerah
lainnya di Indonesia”.
Adapun Strategi Pengembangan BPKS juga disusun mengacu pada semangat yang
diamanahkan Undang-Undang No. 37 Tahun 2000 seperti dimaksud pada huruf b, yang berbunyi
“bahwa untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di
bidang pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi,
perbankan, asuransi, pariwisata, dan bidang-bidang lainnya, dipandang perlu untuk meningkatkan
kawasan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, menjadi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang”.
Visi dan Misi serta Strategi Pengembangan BPKS yang telah disusun ini kiranya nanti agar
dapat terus dievaluasi, target capaiannya bisa terukur melalui bentuk akuntabilitasnya dan dapat
berkesinambungan dengan masterplan yang telah disusun oleh Badan Pengusahaan Kawasan
1
Sabang (BPKS) selama ini, selain itu juga mengacu kepada perubahan-perubahan kebijakan
pemerintah Daerah dan Pusat, serta Peraturan Perundang-undangan pendukung lain yang berlaku di
Republik Indonesia.
2
VISI DAN MISI PENGEMBANGAN BPKS
Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) yang kini telah berusia lebih dari 17 tahun,
ke depan keberadaannya dalam menjalankan dan mengembangkan fungsi kawasan sabang harus
ber- orientasi pada perbaikan mutu dan daya saing nasional dan internasional sehingga mampu
pengelolaan kawasan Sabang sebagai salah satu Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas
di Indonesia.
Untuk itu, tentunya diperlukan penetapan tolak ukur (benchmarking) Kawasan Pelabuhan
Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang dengan Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone)
lainnya baik dalam lingkup skala nasional dan regional untuk meningkatkan posisi Sabang di kawasan
nasional dan regional agar nantinya bisa terwujud sebagai pusat pelayanan lalu lintas kapal
internasional serta dapat dijadikan sebagai pintu gerbang bagi arus masuk investasi, pariwisata, barang
dan jasa dari Iuar negeri dikarenakan letak kawasan Sabang yang unik dan kedudukannya tepat pada
jalur kapal laut internasional, menyebabkan Kawasan Sabang dan gugusan pulau disekitarnya memiliki
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah melihat potensi besar tersebut, berbagai upaya telah
dan sedang dilakukan untuk mengembalikan denyut nadi perekonomian di Sabang agar kiranya Sabang
bisa kembali berjaya menjadi motor penggerak (lokomotif) perubahan perekonomian Aceh dan
Indonesia dengan menetapkan kembali Sabang menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas.
Kawasan Sabang dalam menjalankan fungsi dan perannya. Untuk itu, rangkaian regulasi yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia mulai dari undang-undang No. 36 tahun 2000 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi undang-undang jo. Undang-undang No.
37 tahun 2000 tentang penetapan Perpu No. 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-undang, Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) No. 193/034 Januari tahun 2001 tentang
3
Pembentukan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
(BPKS), hingga Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah
4
Melihat posisinya yang strategis itu, Pemerintah Indonesia telah memperhitungkan kembali
bahwa Kawasan Sabang dapat difungsikan sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran hasil
produksi baik dari/dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain ataupun sebaliknya
untuk pengembangan industri sarat teknologi yang dapat memberikan manfaat di masa depan, yang
selanjutnya akan mendorong dan meningkatkan daya tarik serta memberikan kepastian hukum
bagi penanam modal asing dan dalam negeri. Jika pengembangan Sabang sebagai kawasan
pelabuhan bebas dan perdagangan bebas berhasil seperti dimaksud di atas, maka efek positifnya agar
benar-benar bisa memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk Kawasan Sabang,
tapi Aceh.
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang belum tergarap maksimal dan optimal,
sehingga belum bisa memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap pertumbuhan
perekonomian di Aceh, ini bisa disebabkan masih banyak persoalan substansial yang belum
mampu diantisipasi oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) sehingga diperlukan
berbagai program revitalisasi pelabuhan dan pengembangan wisata bahari serta dilakukan revitalisasi
(perombakan) dengan menambah personil yang profesional di luar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mempunyai visi dan misi enterpreneur untuk memberi dampak kepada kegiatan ekonomi dan bisnis
Berdasarkan hasil pendalaman atas analisa kondisi tersebut di atas bahwa kawasan bebas
Sabang pada tahun 2000 hingga tahun sekarang ini masih terdapat beberapa faktor kegiatan
investasi, impor dan ekspor yang masih belum berkembang yaitu barang yang didatangkan sebagian
besar adalah barang konsumsi, sedangkan barang modal dan bahan baku untuk produksi sangat
sedikit, selanjutnya fungsi kawasan Sabang belum sepenuhnya dijalankan terutama fungsi untuk
pengolahan, pengepakan, penyortiran barang di Kawasan Sabang dan infrastruktur yang ada belum
optimal ditingkatkan.
Pemerintah dan masyarakat Aceh saat ini, tentunya menaruh harapan (ekspektasi) yang
tinggi dengan keberadaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang untuk
dapat menghidupkan kembali fungsi Kawasan Sabang sekaligus mewujudkan impian Sabang sebagai
5
motor penggerak (lokomotif) ekonomi masyarakat Aceh, sehingga mampu menarik arus investasi
baru dan menciptakan lapangan kerja baru, yang akhirnya membuat masyarakat Aceh, adil, makmur dan
sejahtera.
6
Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui dan bisa disimpulkan bahwa Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (Kawasan Sabang) masih memiliki potensi yang
sangat besar untuk bisa dikembangkan tapi dalam prakteknya hingga saat ini masih belum
dikembangkan secara optimal dimana fasilitas-fasilitas yang diberikan sebenarnya sangat banyak
menguntungkan perusahaan, antara lain fasilitas pembebasan bea masuk, pajak dalam rangka impor
Dengan demikian perlu disusun langkah strategis dan atau program unggulan yang
nantinya tidak hanya mampu menjawab permasalahan yang ada, tetapi juga kiranya mampu
menghasilkan solusi untuk menggerakkan kegiatan perekonomian, bisnis dan investasi di Kawasan
Bebas dan Pelabuhan Bebas sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh
dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan tarap hidup dan
internasional (international hub port), pelabuhan perantara (transhipment port) dan pelabuhan hub
wisata kawasan sabang dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai
pendorong utama memasuki bisnis pariwisata dan peningkatan investasi baru dalam infrastruktur
pariwisata.
3. Pengembangan kawasan perdagangan dan industri yang ter-integrasi langsung dengan pelabuhan:
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan
Hidup kota Sabang dan Provinsi Aceh (konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
7
lingkungan).
Penyelenggaraan ke-tiga misi tersebut di atas, yang InsyaaAllah diyakini akan dapat mempercepat
perwujudan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang
mandiri, maju dan kuat menuju masyarakat Aceh, Indonesia yang adil dan makmur serta sejahtera.
8
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN BPKS
Tujuan awal pembentukan BPKS diharapkan akan mampu menjadikan kembali Sabang
sebagai motor penggerak (lokomotif) ekonomi dalam mengembangkan 4 (empat) sektor unggulan
pembangunan yaitu sektor pelabuhan, sektor industri perdagangan, sektor perikanan dan sektor
pariwisata, serta 2 (dua) sektor pendukung pembangunan yaitu sektor kelembagaan dan sektor
infrastruktur lainnya. Namun, untuk itu maka Konsep pengembangan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang seharusnya tetap dilihat sebagai suatu sub sistem dengan
Infrastruktur ini berupa pelabuhan itu sendiri (fasilitas penunjang, manajemen dan teknologi
Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu, Kawasan Industri yang ber-orientasi ekspor dan impor),
infrastruktur penunjang (jalan, listrik, air bersih (air minum), telekomunikasi dan sumber daya
manusia), konektivitas (global, regional, nasional, daerah) dan aspek ekonomi (indikator ekonomi
makro dan mikro). Setiap sub sistem ini harus dibangun dan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jika
ini tercapai maka keberadaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang akan
memberikan akselerasi yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Aceh dan
Indonesia.
Tujuan, sasaran dan program strategis pengembangan BPKS dalam 5 (lima) tahun ke
depan harus berorientasi pada perbaikan mutu/ peningkatan pelayanan pelabuhan dan daya saing
nasional maupun internasional baik dalam lingkup skala nasional dan regional. Dengan
memperhatikan visi misi di atas, maka Sasaran Strategis Pengembangan BPKS adalah sebagai
berikut:
meningkatkan Potensi Ekonomi Maritim Kawasan Sabang sebagai pendorong utama masuknya
investasi baru;
Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan Hidup kota Sabang dan Provinsi Aceh;
10
PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN BPKS
Berkaitan dengan sasaran strategis tersebut di atas, maka Program Strategis yang ingin
kami realisasikan untuk mempercepat dalam memajukan Kawasan Sabang adalah sebagai berikut :
Sabang dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan infrastruktur yang maju dan
terpadu. Sehubungan dengan sasaran tersebut, pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan realisasi
program- program strategis Badan Pengusahaan Kawasan Sabang di Sektor Pelabuhan diarahkan
untuk:
a. Percepatan Pembangunan dan Operasional Dermaga yaitu CT-1 Pelabuhan Multipurpose, CT-
2 Pelabuhan Marina Bay, dan CT-3 Pelabuhan Peti Kemas, dengan fungsi sebagai berikut:
sebagai pelabuhan hub wisata bahari internasional, yang melayani sandar bagi kapal-kapal
pesiar dan kapal yatch nasional dan internasional secara terjadwal/ intens ke kawasan
sabang;
2. Revitalisasi dan Pengembangan Dermaga CT-2 Pasiran Kota Sabang sebagai Marina
Bay Zone/ Sabang Homeport yang tertata asri, rapih untuk pelabuhan pariwisata berstandar
dunia;
internasional (international hub port) dan pelabuhan transhipment untuk peralihan/ perantara/
internasional (sebaliknya).
b. Tersedianya dana investasi baru dan operator baru untuk pelayanan pelabuhan kawasan
operasional Dermaga CT-1, CT-2 dan CT-3 dengan pola kerjasama sebagai berikut:
• Pola kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) milik BUMN
kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang, yaitu Jepang melalui
closing)
12
hanya membangun fisik pelabuhan, tetapi infrastruktur penunjang, seperti fasilitas air
bersih/ sistem penyediaan air minum (SPAM), listrik, pengolahan sampah, limbah, dan
lainnya BPKS yang akan berperan aktif dengan operator pelabuhan yang telah disetujui oleh
G to G melalui kontrak kerjasama dengan perusahaan terpilih seperti Port Klang and
Penang Port Malaysia, Dubai Port, Humburg Port, China COSCO, Busan Port, dan Port of
• Pola Kerjasama kemitraan dengan Operator Kapal Pesiar atau Cruise dunia guna
Caribbean Cruises Ltd, Holland America Line, MS Rotterdam, Seabourn Cruise Line, MV.
Seven Seas Voyager, serta operator mega-cruise dan super-yacht dunia lainnya.
pariwisata dalam meningkatkan Potensi Ekonomi Maritim sebagai pendorong utama masuknya
investasi baru. Sehubungan dengan sasaran tersebut, pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan
realisasi program- program strategis Badan Pengusahaan Kawasan Sabang di Sektor Pariwisata
diarahkan untuk:
bahari, dengan menarik investor dan pemodal untuk memulai proyek revitalisasi kawasan sabang;
Ekonomi Kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang berbasis masyarakat;
pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara
mengusahakan, mengelola dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik
wisata, berupa:
pendidikan.
13
b. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Allah SWT, yang berwujud keadaan alam dan
flora fauna: pemandangan alam, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, binatang
langka.
c. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan
14
sejarah, seni budaya/ tari/ musik, pertanian, perikanan, petualangan dan taman rekreasi.
d. Sasaran wisata minat khusus: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,
tempat perbelanjaan/ kuliner, sungai air deras, tempat ibadah, tempat ziarah, dan lain-lain.
a. Giat melakukan promosi dan kerja sama dengan pelaku wisata, baik dengan biro
wisata maupun berbagai perhimpunan perhotelan, kapal pesiar, yatch nasional dan
internasional.
b. Giat meningkatkan promosi, kerja sama dan pencitraan destinasi wisata dengan
berbagai media on-line, media cetak, elektronik dan TV lokal, nasional maupun
internasional.
a. Giat dalam meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata (tourism resources) dan
(2) Pemberdayaan masyarakat, antara lain meliputi peningkatan sadar wisata, dan
Mandiri Sektor Pariwisata, melalui: fasilitasi komunikasi jejaring desa wisata, fasilitasi
pemanfaatan CSR dalam rangka pengembangan desa wisata, fasilitasi pemanfaatan KUR
dalam rangka pengembangan desa wisata, bantuan sosial PNPM mandiri pariwisata.
3. Sasaran Strategis #3: Mewujudkan pengembangan kawasan perdagangan dan industri yang
sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan Hidup.
a. Aktif menjajaki pelbagai perusahaan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri
untuk
15
pengembangan dan pembangunan sarana pendukung kawasan industri sabang, yaitu
1. Tersedianya infrastruktur konektivitas dan sistem logistik yang terintegrasi dan terdistribusi
16
seimbang dalam Pusat Logistik Berikat (export processing zone/ bonded logistic center),
serta industri penunjang infrastruktur yang berdaya saing dan memiliki keunggulan kompetitif;
Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang: Rencana pendirian kawasan industri ini dinilai
wajib dilakukan karena kawasan sabang tidak bisa berdiri sendiri hanya sebagai pelabuhan.
landmark baru Kota Wisata Pulau Weh sehingga berstandar pelabuhan wisata yang
baik, bangunan yang menarik dan mudah diingat/dikenali serta berindentitas simbol budaya
Aceh;
2. Menambah fasilitas komersial, rekreasi dan relaksasi yang sekaligus sebagai “public
building” baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Sabang maupun wisatawan yang
fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata liannya seperti fasilitas jasa travel, money changers dan
lain sebagainya.
Perikanan Terpadu Ie Meulee dan Kawasan Ekowisata Maritim serta Sistem Karantina Ikan.
Perikanan: Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Potensi laut yang kaya ikan
membutuhkan cold storage dan docking yard, Pelabuhan pengolahan ikan segar (sea and
air cargo) serta terbangunnya pelabuhan dan usaha perikanan rakyat di desa-desa di
Kawasan Sabang.
sebagai salah satu dari 100 sentra perikanan nasional; Keputusan Menteri Perikanan dan
Kelautan tentang pelimpahan wewenang izin tangkap di perairan Aceh (Turunan PP 83 tahun
17
2010).
18
Sehubungan dengan hal tersebut untuk pencapaian sasaran strategis di atas,
penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya diarahkan untuk
mencapai:
1. Peningkatan sistem perencanaan dan kerjasama yang cermat, akurat dan akuntabel,
kerumahtanggaan dengan baik; dan Pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan yang
efektif;
3. Melakukan sistem penataan dan pengelolaan asset yang ada dengan efisien dan efektif.
penilaian prestasi, remunerasi dan Penerapan Balanced Score Card (BSC) dalam manajemen
kinerja.
1. Perluasan penggunaan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagai
aktivitas dan layanan bisnis yang ditawarkan kepada stakeholder, klien dan investor serta
ter- integrasi secara nasional dengan Indonesia National Single Window (INSW).
lokal, nasional maupun global/ internasional untuk meningkatkan kualitas dan peran dalam
kegiatan parawisata, perdagangan dan investasi serta kelancaran pelayanan arus barang
dan jasa.
PENUTUP
19
Demikian Visi, Misi dan Strategi Pengembangan BPKS disusun. Kami mohon masukan,
saran, kritik dan do’a restu serta dukungannya, semoga kami mendapat kesuksesan. Atas perhatian
Wabarakatuhu.
20