Anda di halaman 1dari 20

VISI, MISI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN SABANG

Calon Kepala
(Safrizal Kasim)

PENDAHULUAN

Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta'ala. Shalawat dan Salam dihaturkan kepada

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam karena atas Barakah dan limpahan Rahmah-Nya

penyusun mampu menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat mutlak dalam mengikuti

Proses Seleksi Calon Manajemen Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) untuk mengisi jabatan

Kepala (KA).

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Visi, Misi dan Strategi Pengembangan

BPKS. Visi Misi dan Program Kerja Strategis disusun mengacu pada semangat awal yang diamanahkan

Undang- Undang No. 37 Tahun 2000 seperti dimaksud di dalam huruf c, yang mana berbunyi “bahwa

terwujudnya pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang dalam waktu

yang singkat merupakan prioritas utama untuk mengejar pembangunan dan pengembangan Daerah

Istimewa Aceh sehingga mampu menjadi pendorong dan model bagi pembangunan daerah-daerah

lainnya di Indonesia”.

Adapun Strategi Pengembangan BPKS juga disusun mengacu pada semangat yang

diamanahkan Undang-Undang No. 37 Tahun 2000 seperti dimaksud pada huruf b, yang berbunyi

“bahwa untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di

bidang pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi,

perbankan, asuransi, pariwisata, dan bidang-bidang lainnya, dipandang perlu untuk meningkatkan

kawasan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, menjadi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas Sabang”.

Visi dan Misi serta Strategi Pengembangan BPKS yang telah disusun ini kiranya nanti agar

dapat terus dievaluasi, target capaiannya bisa terukur melalui bentuk akuntabilitasnya dan dapat

berkesinambungan dengan masterplan yang telah disusun oleh Badan Pengusahaan Kawasan
1
Sabang (BPKS) selama ini, selain itu juga mengacu kepada perubahan-perubahan kebijakan

pemerintah Daerah dan Pusat, serta Peraturan Perundang-undangan pendukung lain yang berlaku di

Republik Indonesia.

2
VISI DAN MISI PENGEMBANGAN BPKS

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) yang kini telah berusia lebih dari 17 tahun,

ke depan keberadaannya dalam menjalankan dan mengembangkan fungsi kawasan sabang harus

ber- orientasi pada perbaikan mutu dan daya saing nasional dan internasional sehingga mampu

mengidentifikasi potensi perkembangan, peluang dan tantangan dalam pembangunan dan

pengelolaan kawasan Sabang sebagai salah satu Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas

di Indonesia.

Untuk itu, tentunya diperlukan penetapan tolak ukur (benchmarking) Kawasan Pelabuhan

Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang dengan Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone)

lainnya baik dalam lingkup skala nasional dan regional untuk meningkatkan posisi Sabang di kawasan

nasional dan regional agar nantinya bisa terwujud sebagai pusat pelayanan lalu lintas kapal

internasional serta dapat dijadikan sebagai pintu gerbang bagi arus masuk investasi, pariwisata, barang

dan jasa dari Iuar negeri dikarenakan letak kawasan Sabang yang unik dan kedudukannya tepat pada

jalur kapal laut internasional, menyebabkan Kawasan Sabang dan gugusan pulau disekitarnya memiliki

potensi bisnis yang strategis.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah melihat potensi besar tersebut, berbagai upaya telah

dan sedang dilakukan untuk mengembalikan denyut nadi perekonomian di Sabang agar kiranya Sabang

bisa kembali berjaya menjadi motor penggerak (lokomotif) perubahan perekonomian Aceh dan

Indonesia dengan menetapkan kembali Sabang menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan

bebas.

Langkah konkritnya dengan dikeluarkannya sederetan regulasi yang memperkuat posisi

Kawasan Sabang dalam menjalankan fungsi dan perannya. Untuk itu, rangkaian regulasi yang telah

dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia mulai dari undang-undang No. 36 tahun 2000 tentang

penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 tahun 2000 tentang

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi undang-undang jo. Undang-undang No.

37 tahun 2000 tentang penetapan Perpu No. 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-undang, Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) No. 193/034 Januari tahun 2001 tentang
3
Pembentukan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

(BPKS), hingga Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah

Kepada Dewan Kawasan Sabang.

4
Melihat posisinya yang strategis itu, Pemerintah Indonesia telah memperhitungkan kembali

bahwa Kawasan Sabang dapat difungsikan sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran hasil

produksi baik dari/dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain ataupun sebaliknya

untuk pengembangan industri sarat teknologi yang dapat memberikan manfaat di masa depan, yang

selanjutnya akan mendorong dan meningkatkan daya tarik serta memberikan kepastian hukum

bagi penanam modal asing dan dalam negeri. Jika pengembangan Sabang sebagai kawasan

pelabuhan bebas dan perdagangan bebas berhasil seperti dimaksud di atas, maka efek positifnya agar

benar-benar bisa memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk Kawasan Sabang,

tapi Aceh.

Namun sayang, muncul pertanyaan kritis apa penyebab keberadaan Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang belum tergarap maksimal dan optimal,

sehingga belum bisa memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap pertumbuhan

perekonomian di Aceh, ini bisa disebabkan masih banyak persoalan substansial yang belum

mampu diantisipasi oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) sehingga diperlukan

berbagai program revitalisasi pelabuhan dan pengembangan wisata bahari serta dilakukan revitalisasi

(perombakan) dengan menambah personil yang profesional di luar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

mempunyai visi dan misi enterpreneur untuk memberi dampak kepada kegiatan ekonomi dan bisnis

masyarakat Sabang dan Aceh pada umumnya.

Berdasarkan hasil pendalaman atas analisa kondisi tersebut di atas bahwa kawasan bebas

Sabang pada tahun 2000 hingga tahun sekarang ini masih terdapat beberapa faktor kegiatan

investasi, impor dan ekspor yang masih belum berkembang yaitu barang yang didatangkan sebagian

besar adalah barang konsumsi, sedangkan barang modal dan bahan baku untuk produksi sangat

sedikit, selanjutnya fungsi kawasan Sabang belum sepenuhnya dijalankan terutama fungsi untuk

pengolahan, pengepakan, penyortiran barang di Kawasan Sabang dan infrastruktur yang ada belum

optimal ditingkatkan.

Pemerintah dan masyarakat Aceh saat ini, tentunya menaruh harapan (ekspektasi) yang

tinggi dengan keberadaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang untuk

dapat menghidupkan kembali fungsi Kawasan Sabang sekaligus mewujudkan impian Sabang sebagai
5
motor penggerak (lokomotif) ekonomi masyarakat Aceh, sehingga mampu menarik arus investasi

baru dan menciptakan lapangan kerja baru, yang akhirnya membuat masyarakat Aceh, adil, makmur dan

sejahtera.

6
Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui dan bisa disimpulkan bahwa Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (Kawasan Sabang) masih memiliki potensi yang

sangat besar untuk bisa dikembangkan tapi dalam prakteknya hingga saat ini masih belum

dikembangkan secara optimal dimana fasilitas-fasilitas yang diberikan sebenarnya sangat banyak

menguntungkan perusahaan, antara lain fasilitas pembebasan bea masuk, pajak dalam rangka impor

serta fleksibilitas lainnya.

Dengan demikian perlu disusun langkah strategis dan atau program unggulan yang

nantinya tidak hanya mampu menjawab permasalahan yang ada, tetapi juga kiranya mampu

menghasilkan solusi untuk menggerakkan kegiatan perekonomian, bisnis dan investasi di Kawasan

Sabang dan Aceh.

VISI PENGEMBANGAN BPKS

Mengoptimalkan percepatan pembangunan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh

dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan tarap hidup dan

kesejahteraan masyarakat Sabang, Aceh maupun Indonesia secara menyeluruh.

MISI PENGEMBANGAN BPKS

1. Pengembangan infrastruktur Pelabuhan Sabang dalam mendukung pembangunan

berkelanjutan: Dengan menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai pelabuhan penghubung

internasional (international hub port), pelabuhan perantara (transhipment port) dan pelabuhan hub

wisata bahari internasional.

2. Pengembangan Potensi Wisata Bahari dalam Meningkatkan Ekonomi Maritim: Mendiversikasi

wisata kawasan sabang dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai

pendorong utama memasuki bisnis pariwisata dan peningkatan investasi baru dalam infrastruktur

pariwisata.

3. Pengembangan kawasan perdagangan dan industri yang ter-integrasi langsung dengan pelabuhan:

Menerpadukan pembangunan infrastruktur berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)

yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan

Hidup kota Sabang dan Provinsi Aceh (konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
7
lingkungan).

Penyelenggaraan ke-tiga misi tersebut di atas, yang InsyaaAllah diyakini akan dapat mempercepat

perwujudan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang

mandiri, maju dan kuat menuju masyarakat Aceh, Indonesia yang adil dan makmur serta sejahtera.

8
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN BPKS

Tujuan awal pembentukan BPKS diharapkan akan mampu menjadikan kembali Sabang

sebagai motor penggerak (lokomotif) ekonomi dalam mengembangkan 4 (empat) sektor unggulan

pembangunan yaitu sektor pelabuhan, sektor industri perdagangan, sektor perikanan dan sektor

pariwisata, serta 2 (dua) sektor pendukung pembangunan yaitu sektor kelembagaan dan sektor

infrastruktur lainnya. Namun, untuk itu maka Konsep pengembangan Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang seharusnya tetap dilihat sebagai suatu sub sistem dengan

infrastruktur penunjang lainnya.

Infrastruktur ini berupa pelabuhan itu sendiri (fasilitas penunjang, manajemen dan teknologi

informasi), pusat-pusat pertumbuhan industri baru/ perdagangan (Kawasan Ekonomi Khusus,

Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu, Kawasan Industri yang ber-orientasi ekspor dan impor),

infrastruktur penunjang (jalan, listrik, air bersih (air minum), telekomunikasi dan sumber daya

manusia), konektivitas (global, regional, nasional, daerah) dan aspek ekonomi (indikator ekonomi

makro dan mikro). Setiap sub sistem ini harus dibangun dan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jika

ini tercapai maka keberadaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang akan

memberikan akselerasi yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Aceh dan

Indonesia.

Tujuan, sasaran dan program strategis pengembangan BPKS dalam 5 (lima) tahun ke

depan harus berorientasi pada perbaikan mutu/ peningkatan pelayanan pelabuhan dan daya saing

nasional maupun internasional baik dalam lingkup skala nasional dan regional. Dengan

memperhatikan visi misi di atas, maka Sasaran Strategis Pengembangan BPKS adalah sebagai

berikut:

1. Mewujudkan percepatan pengembangan Pelabuhan di Kawasan Sabang dalam mendukung

pembangunan yang berkelanjutan dan infrastruktur yang maju dan terpadu;

2. Mewujudkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur pariwisata dalam rangka

meningkatkan Potensi Ekonomi Maritim Kawasan Sabang sebagai pendorong utama masuknya

investasi baru;

3. Mewujudkan pengembangan kawasan perdagangan dan industri yang terintegrasi langsung


9
pelabuhan dengan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis yang sesuai dengan Rencana

Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan Hidup kota Sabang dan Provinsi Aceh;

4. Mewujudkan tatakelola manajemen Badan Pengusahaan Kawasan Sabang yang baik.

10
PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN BPKS

Berkaitan dengan sasaran strategis tersebut di atas, maka Program Strategis yang ingin

kami realisasikan untuk mempercepat dalam memajukan Kawasan Sabang adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Strategis #1: Terwujudnya percepatan pengembangan Pelabuhan di Kawasan

Sabang dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan infrastruktur yang maju dan

terpadu. Sehubungan dengan sasaran tersebut, pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan realisasi

program- program strategis Badan Pengusahaan Kawasan Sabang di Sektor Pelabuhan diarahkan

untuk:

a. Percepatan Pembangunan dan Operasional Dermaga yaitu CT-1 Pelabuhan Multipurpose, CT-

2 Pelabuhan Marina Bay, dan CT-3 Pelabuhan Peti Kemas, dengan fungsi sebagai berikut:

1. Revitalisasi Dermaga CT-1 dan Pengembangan Wisata Bahari diperuntukkan khusus

sebagai pelabuhan hub wisata bahari internasional, yang melayani sandar bagi kapal-kapal

pesiar dan kapal yatch nasional dan internasional secara terjadwal/ intens ke kawasan

sabang;

2. Revitalisasi dan Pengembangan Dermaga CT-2 Pasiran Kota Sabang sebagai Marina

Bay Zone/ Sabang Homeport yang tertata asri, rapih untuk pelabuhan pariwisata berstandar

dunia;

3. Revitalisasi dan Pengembangan Dermaga CT-3 sebagai pelabuhan penghubung

internasional (international hub port) dan pelabuhan transhipment untuk peralihan/ perantara/

persinggahan/ pengumpan/ operator/ penyangga (buffer zone) bagi kapal-kapal container

atau kapal-kapal nasional dan internasional dari pelabuhan nasional ke pelabuhan

internasional (sebaliknya).

b. Tersedianya dana investasi baru dan operator baru untuk pelayanan pelabuhan kawasan

sabang berstandar internasional dalam upaya mendorong Percepatan Pengembangan dan

operasional Dermaga CT-1, CT-2 dan CT-3 dengan pola kerjasama sebagai berikut:

• Pola kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) milik BUMN

ataupun BUP swasta: bentuk kerjasamanya yaitu membangun infrastruktur transportasi,

termasuk di dalamnya pembangunan, pengembangan fasilitas dan pengelolaan pelabuhan.


11
• Pola kerjasama antara Pemerintah dengan Pemerintah (G to G): contoh bentuk

kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang, yaitu Jepang melalui

Japan International Cooperation Agency (JICA) memiliki kewajiban pembiayaan (financial

closing)

12
hanya membangun fisik pelabuhan, tetapi infrastruktur penunjang, seperti fasilitas air

bersih/ sistem penyediaan air minum (SPAM), listrik, pengolahan sampah, limbah, dan

lainnya BPKS yang akan berperan aktif dengan operator pelabuhan yang telah disetujui oleh

G to G melalui kontrak kerjasama dengan perusahaan terpilih seperti Port Klang and

Penang Port Malaysia, Dubai Port, Humburg Port, China COSCO, Busan Port, dan Port of

Rotterdam, dan lain-lain.

• Pola Kerjasama kemitraan dengan Operator Kapal Pesiar atau Cruise dunia guna

meningkatnya jumlah kedatangan calls (cruise internasional) dan wisatawan mancanegara

ke kawasan sabang, melalui kontrak kerjasama kemitraan dengan perusahaan Royal

Caribbean Cruises Ltd, Holland America Line, MS Rotterdam, Seabourn Cruise Line, MV.

Seven Seas Voyager, serta operator mega-cruise dan super-yacht dunia lainnya.

2. Sasaran Strategis #2: Terwujudnya pengembangan dan pembangunan infrastruktur

pariwisata dalam meningkatkan Potensi Ekonomi Maritim sebagai pendorong utama masuknya

investasi baru. Sehubungan dengan sasaran tersebut, pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan

realisasi program- program strategis Badan Pengusahaan Kawasan Sabang di Sektor Pariwisata

diarahkan untuk:

a. Peningkatan bisnis pariwisata melalui pengembangan infrastruktur berbagai potensi wisata

bahari, dengan menarik investor dan pemodal untuk memulai proyek revitalisasi kawasan sabang;

b. Mendiversifikasi destinasi potensi wisata dan peningkatan produk-produk inovatif untuk

Ekonomi Kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang berbasis masyarakat;

1. Aktif melakukan pengembangan diversifikasi destinasi pariwisata kawasan sabang yaitu

pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara

mengusahakan, mengelola dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik

wisata, berupa:

a. Ekowisata atau ekoturisme: kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan

mengutamakan aspek konservasi alam (konservasi ekosistem terumbu karang),

aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat, aspek pembelajaran dan

pendidikan.
13
b. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Allah SWT, yang berwujud keadaan alam dan

flora fauna: pemandangan alam, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, binatang

langka.

c. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan

14
sejarah, seni budaya/ tari/ musik, pertanian, perikanan, petualangan dan taman rekreasi.

d. Sasaran wisata minat khusus: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,

tempat perbelanjaan/ kuliner, sungai air deras, tempat ibadah, tempat ziarah, dan lain-lain.

2. Aktif melakukan pengembangan diversifikasi pemasaran pariwisata yang berpotensi

untuk menarik minat wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.

a. Giat melakukan promosi dan kerja sama dengan pelaku wisata, baik dengan biro

wisata maupun berbagai perhimpunan perhotelan, kapal pesiar, yatch nasional dan

internasional.

b. Giat meningkatkan promosi, kerja sama dan pencitraan destinasi wisata dengan

berbagai media on-line, media cetak, elektronik dan TV lokal, nasional maupun

internasional.

3. Aktif melakukan pengelolaan dan pengembangan diversifikasi kemitraan;

a. Giat dalam meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata (tourism resources) dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat: (1) Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata;

(2) Pemberdayaan masyarakat, antara lain meliputi peningkatan sadar wisata, dan

pengembangan potensi usaha masyarakat di bidang pariwisata.

b. Giat dalam peningkatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Sektor Pariwisata, melalui: fasilitasi komunikasi jejaring desa wisata, fasilitasi

pemanfaatan CSR dalam rangka pengembangan desa wisata, fasilitasi pemanfaatan KUR

dalam rangka pengembangan desa wisata, bantuan sosial PNPM mandiri pariwisata.

3. Sasaran Strategis #3: Mewujudkan pengembangan kawasan perdagangan dan industri yang

terintegrasi langsung pelabuhan dengan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis yang

sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Analisis Dampak Lingkungan Hidup.

Sehubungan dengan sasaran tersebut, pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi, pengendalian isu-

isu strategis dalam me-realisasi-kan program-program strategis Badan Pengusahaan Kawasan

Sabang di Sektor Industri Perdagangan diarahkan untuk:

a. Aktif menjajaki pelbagai perusahaan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri
untuk

15
pengembangan dan pembangunan sarana pendukung kawasan industri sabang, yaitu

1. Tersedianya infrastruktur konektivitas dan sistem logistik yang terintegrasi dan terdistribusi

16
seimbang dalam Pusat Logistik Berikat (export processing zone/ bonded logistic center),

serta industri penunjang infrastruktur yang berdaya saing dan memiliki keunggulan kompetitif;

2. Tersedianya titik kawasan industri untuk menunjang keberadaan Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang: Rencana pendirian kawasan industri ini dinilai

wajib dilakukan karena kawasan sabang tidak bisa berdiri sendiri hanya sebagai pelabuhan.

b. Revitalisasi Percepatan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Industri yang ter-

integrasi langsung dengan Pelabuhan Penyeberangan Nasional-Balohan Sabang, yaitu:

1. Meredesain pembangunan dan revitalisasi pelabuhan Penyeberangan Balohan sebagai

landmark baru Kota Wisata Pulau Weh sehingga berstandar pelabuhan wisata yang

baik, bangunan yang menarik dan mudah diingat/dikenali serta berindentitas simbol budaya

Aceh;

2. Menambah fasilitas komersial, rekreasi dan relaksasi yang sekaligus sebagai “public

building” baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Sabang maupun wisatawan yang

berkunjung sehingga mendatangkan penghasilan dan keuntungan bagi kawasan serta

fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata liannya seperti fasilitas jasa travel, money changers dan

lain sebagainya.

c. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Sabang, seperti:

1. BPKS Bekerjasama dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) dalam

pengembangan kawasan yaitu: technopark berbasis perikanan rakyat, Kawasan Sentra

Perikanan Terpadu Ie Meulee dan Kawasan Ekowisata Maritim serta Sistem Karantina Ikan.

2. Koordinasi dan Sinergifitas Program BPKS dengan Kementerian Kelautan dan

Perikanan: Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Potensi laut yang kaya ikan

membutuhkan cold storage dan docking yard, Pelabuhan pengolahan ikan segar (sea and

air cargo) serta terbangunnya pelabuhan dan usaha perikanan rakyat di desa-desa di

Kawasan Sabang.

3. Kebijakan Pemerintah untuk memasukkan Pelabuhan Perikanan Gugop Pulo Aceh

sebagai salah satu dari 100 sentra perikanan nasional; Keputusan Menteri Perikanan dan

Kelautan tentang pelimpahan wewenang izin tangkap di perairan Aceh (Turunan PP 83 tahun
17
2010).

4. Sasaran Strategis #4: Mewujudkan tatakelola penyelenggaraan yang baik (good

corporate governance) di Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS).

18
Sehubungan dengan hal tersebut untuk pencapaian sasaran strategis di atas,

penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya diarahkan untuk

mencapai:

a. Perbaikan dan Peningkatan Mutu Tata Kelola

1. Peningkatan sistem perencanaan dan kerjasama yang cermat, akurat dan akuntabel,

dan pengelolaan reformasi birokrasi, yang terkoordinasi dengan baik;

2. Penyelenggaraan urusan kepelabuhanan, kesekretariatan, ketatausahaan,

kerumahtanggaan dengan baik; dan Pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan yang

efektif;

3. Melakukan sistem penataan dan pengelolaan asset yang ada dengan efisien dan efektif.

b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Peningkatan kinerja dan profesionalisme pelayanan Sumber Daya Manusia untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif;

2. Meningkatkan kualifikasi, kapabilitas dan kinerja Sumber Daya Manusia melalui

pendidikan, latihan dan pendampingan untuk mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi;

3. Pengembangan sistem karir pegawai berdasarkan realisasi kerja/ target kerja,

penilaian prestasi, remunerasi dan Penerapan Balanced Score Card (BSC) dalam manajemen

kinerja.

c. Peningkatan Penggunaan Sistem Informasi Bebasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Perluasan penggunaan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagai

aktivitas dan layanan bisnis yang ditawarkan kepada stakeholder, klien dan investor serta

ter- integrasi secara nasional dengan Indonesia National Single Window (INSW).

d. Peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholders

1. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai institusi pemerintah dan swasta di tingkat

lokal, nasional maupun global/ internasional untuk meningkatkan kualitas dan peran dalam

kegiatan parawisata, perdagangan dan investasi serta kelancaran pelayanan arus barang

dan jasa.

PENUTUP
19
Demikian Visi, Misi dan Strategi Pengembangan BPKS disusun. Kami mohon masukan,

saran, kritik dan do’a restu serta dukungannya, semoga kami mendapat kesuksesan. Atas perhatian

dan do’a restu serta dukungannya kami haturkan terimakasih.Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi

Wabarakatuhu.

20

Anda mungkin juga menyukai