PENDAHULUAN
ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan
tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi.
Asean sudah menerapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau juga salah
bebas dan Pelabuhan Bebas merupakan suatu bentuk perjanjian internasional yang
dianggap dapat memberikan landasan dan harapan baru bagi pembangunan dan
1
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah wilayah dimana
ada beberapa hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota dihapuskan dan
mempermudah urusan birokrasi dengan harapan menarik bisnis baru dan investasi
asing. Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas dapat didefinisikan sebagai
sebuah kawasan dengan batas-batas fisik yang jelas sehingga berakses terbatas di dalam
wilayah suatu negara, yang dikecualikan dari peraturan pabean setempat. Kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas berfungsi sebagai sarana perdagangan bebas,
bongkar muat dan penyimpanan barang, serta manufacturing, dengan atau tanpa pagar
pembatas di sekeliling wilayah, dengan akses terbatas yang dijaga petugas bea cukai.
2
Konsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas sebenarnya merupakan
adalah perekonomian terbuka, yaitu mengekspor barang dan jasa ke luar negeri,
mengimpor barang dan jasa dari luar negeri, serta meminjam dan memberi
pinjaman pada pasar modal dunia. Asumsinya, suatu negara baik negara maju
Pada awalnya Pelabuhan Bebas Sabang ditetapkan pada tahun 1970 dengan
pada era tahun 1970 an merupakan era keemasan yang sangat bergeliat dalam hal
berlangsung lama. Pelabuhan Bebas Sabang ditutup pada tahun 1985 dengan
3
tentang Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, yang meliputi meliputi
Kota Sabang (Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, Pulau Rondo),
Pulau Breuh, Pulau Nasi dan Pulau Teunom serta pulau-pulau kecil di sekitarnya
karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran (International Shipping Line) dan
gerbang arus masuk investasi, barang dan jasa dari dalam dan luar negeri. Didukung
juga dengan pembangunan Terusan Kra (Canal Kra) di Thailand yang hampir
selesai, telah memposisikan Sabang sebagai Buffer Zone bagi kapal-kapal container
atau kapal-kapal kargo lainnya yang melalui Selat Malaka dan Samudera Hindia
menurunkan hambatan (tarif atau non tarif) yang masuk dan keluar dari Sabang
asumsi yang dibangun oleh Mankiw (2007). Oleh karena itu, setidaknya ada tiga
perdagangan bebas tersebut yaitu (1) dalam produksi komoditi untuk konsumsi
lokal, pembelian komponen impor dari luar kawasan diberi kemudahan mekanisme
diekspor dibebaskan dari tarif; dan (3) mekanisme pajak hendaknya lebih
dikenakan terhadap barang produk yang diimpor dibanding barang yang dibuat di
dalam kawasan.
4
Kawasan Perdagangan Bebas dan Perdagangan Bebas direncanakan untuk
diakibatkan rendahnya jumlah kedatangan kapal, selain itu sektor industri dan
perdagangan yang ada di Kota Sabang masih berskala industri rumahan. Kondisi
volume transaksi barang yang keluar (ekspor) dan hanya bertumpu pada volume
barang yang masuk (impor). Buruknya kinerja pelabuhan bebas ini lebih
kebijakan.
dikelompokkan menjadi 2, yaitu (1) program failures di mana kebijakan tidak dapat
diimplementasikan sesuai dengan disain, dan (2) theory failures di mana kebijakan
dapat diimplementasikan sesuai dengan disain tetapi tidak memberikan hasil yang
diharapkan.
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang mengalami banyak hambatan baik
5
pada tahapan implementasi kebijakan hingga pembangunan sarana dan prasarana
pelabuhan, hingga saat ini belum mampu memberikan hasil nyata dari
Sabang.
antara lain:
dan sebagai tambahan referensi bagi penelitian ilmiah lainnya terkait dengan
6
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
Penelitian ini asli karena topik mengenai evaluasi output dan proses
kebijakan penetapan kembali kawasan pelabuhan bebas sabang dengan fokus dan
lokus yang sama belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitian yang
kali pernah dilakukan meskipun dengan fokus dan lokus yang berbeda, seperti yang
pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang: Studi pada
Sabang masih banyak mengalami kelemahan baik dari sisi perencanaan dimana
7
pengarahan, maupun dalam sisi pengawasan. Kemampuan manajerial BPKS masih
cukup lemah baik dalam penyusunan rencana kerja, proses komunikasi, maupun
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apa dan bagaimana penerapan kebijakan ASEAN – China Free Trade
tujuan ekspor dan dapat bersaing dengan produk luar negeri. Pemerintah Pusat
8
melalui Keppres ataupun PP, berdasarkan kisah sukses P. Batam, hendaknya
ekspor produk yang paling dibutuhkan. Bagi wilayah yang tertinggal dalam bidang
menggunakan pendekatan deduktif kualitatif yang fokus pada isi dan implikasi