Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH ASIA TIMUR


Tentang
Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme

Disusun oleh:
Marcel Broklyn Limbong
Rizki Amaliah Lubis

Dosen Pembimbing
DEKA MAITA SANDI, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu waTa’ala. Kepada-
Nya kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaitan yang selalu
menghembuskan kebatilan. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu
waTa’ala, maka tak seorang pun dapat menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya
maka tak seorang pun dapat memberi petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam, keluarga, sahabat, juga
pada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya. Terlepas dari hal tersebut
penulis berharap karya tulis ini ada manfaatnya. Akhirnya penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tiada terhingga kepada semuanya yang telah telah membantu dalam
penyelesaian tugas karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca terutama bagi kami selaku penyusun.

Tak lupa pula kami ucapkan terimah kasih kepada Bapak Dosen Pengampu Mata
Kuliah “SEJARAH ASIA TIMUR”. Yang senantiasa memberikan arahan untuk
penyelesaian makalah ini, .Dengan rahmat dan pertolongan-Nya Alhamdulillah makalah yang
berjudul “Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme“ ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
teman-teman sekalian agar dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk melengkapi materi
pada pembelajaran sejarah di semester ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………… ……………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………

Latar belakang ………………………………………………………………….

Rumusan masalah ……………………………………………………………...

Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………………

Definisi dari Pengertian Nasonalisme …………………………………………


Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme …………………………………….
Pelaksanaan imprealisme jepang ……………………………………………….

BAB III PENUTUP….………………………………………………………………………

Kesimpulan …………………………………………………………………………

Saran……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Negara di dunia itu pasti memiliki sejarah masing-masing tentang
kemerdekaannya, entah itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian
dari Negara lain yang pernah menjajah. Nasionalisme merupakan suatu proses
pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa, suatu sentimen atau kesadaran
memiliki bangsa bersangkutan, suatu bahasa dan simbolisme bangsa, suatu gerakan
sosial dan politik demi bangsa bersangkutan. Nasionalisme sebenarnya boleh
didefinisikan sentimen kecintaan terhadap sebuah negara. Sentimen itu hanya
ditumpukan kepada satu negara bangsa saja yang dapat mendorong kepada keinginan
untuk berjuang mebebaskan tanah air dari cengkaman kuasa asing.
Semangat nasionalisme ini wujud hasil daripada keinginan untuk menebus
perubahan bangsa serta membentuk nasib dan masa depan sebuah bangsa dan Negara.
Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu dan negara
dari cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing. Oleh karena itu perlu
dibahas masalah Nasionalisme suatu Negara, agar para rakyatnya dapat mengerti akan
perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi dari Pengertian Nasonalisme ?
2. Bagaimana Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme ?
3. Bagaimana Pelaksanaan imprealisme Jepang ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Pengertian Nasonalisme
2. Mengetahui perkembangan Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme
3. Mengetahui Pelaksanaan imprealisme Jepang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasonalisme
NASIONALISME nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta tehadap
bangsanya yang tinggi namu tidak merendahkan bangsa lain dalam artian dia sangat
mecintai negara,tanaha airnya yang sangat kuat namun tetap menjunjung tinggi nilai
nilai toleransi terhadapa negara laain ( tidak merendahkan)
Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan
yang mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki
kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa
solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa
dan senegara; persatuan dan kesatuan Nasionalisme berasal dari kata “nasional”
dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan
semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara
kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan
kesatuan
Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik
dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan
demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antara manusia yang
didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kesukuan.
1. Nasionalisme di Jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan
politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini
mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para
penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan
Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang menutup
diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu
bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat,
merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka
hubungan dagang.
Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di
bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853,
mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan
Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau
membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah
Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta
rombongan kembali ke Amerika.
Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya
mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untuk
menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan
Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah
politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat
itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang
menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu
dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito
(Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah
Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya
kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya
nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan
Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti
berikut:
1) Akan dibentuk parlemen.
2) Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus
dihapuskan.
4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa
dan negara.
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan
pembaharuan (restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan
Meiji Restorasi. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik,
ekonomi, pendidikan dan militer.
1) Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah memindahkan ibu kota
dari Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti menjadi Tokyo (yang berarti ibu kota
timur). Selanjutnya, diciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan dan lagu
kebangsaan Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama nasional.
Jabatan shogun dan daimyo dihapuskan (1868) dan samurai dibubarkan. Para daimyo
kemudian diangkat menjadi pegawai negeri, sedangkan para samurai dijadikan tentara
nasional. Di bawah pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal Bapak Konstitusi
Jepang) pada tahun 1889 berhasil disusun konstitusi Jepang.
2) Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang pertanian, perindustrian,
dan perdagangan, namun yang paling berhasil di bidang perindustrian dan
perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat berkat dumping policy. Di bidang
industri muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu yang terdiri atas keluarga
Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo, dan Jassuda.
3) Bidang pendidikan
Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat. Dasar moral
yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan Budhisme. Pada tahun 1871,
dibentuklah Departemen Pendidikan. Selanjutnya Selanjutnya pada tahun 1872
dikeluarkan Undang-Undang Pendidikan yang mewajibkan belajar untuk anak-anak
umur 6–14 dan bebas uang sekolah. Sistem pendidikannya semimiliter.
4) Bidang Militer
Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai peranan besar ialah
keluarga Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu menangani pembaharuan Angkatan
Darat dengan mencontoh Prusia (Jerman), sedangan keluarga Satsuma menangani
pembaharaun Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan
modernisasi angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido sebagai jiwa
kemiliteran.
B. Jepang dari Nasionalisme ke Imprealisme
Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara
Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperti
negara-negara Barat. Faktor-faktor yang mendorongnya:
1) Adanya pertambahan penduduk yang cepat.
2) Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan
mentah.
3) Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat.
4) Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana
Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik).
Ambisi perkembangan Nasionalisme ke Imperialisme Jepang menyebabkan
Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu
mendapatkan kemenenangan. Perang Cina–Jepang I (1894–1895) dimenangkan oleh
Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang
memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia–Jepang (1904–1905)
dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905).
Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan dan menggantikan posisi Rusia di
Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar bagi
tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika. Dalam Perang Dunia I,
Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada Sekutu. Jepang berhasil
menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik. Itulah sebabnya setelah
perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang memperoleh daerah bekas
jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan Marshal, Mariana, dan
Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya Perang Dunia I,
Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah. Jepang telah muncul menjadi negara
besar (the great powers).
C. Pelaksanaan imprealisme jepang
Jepang menunjukkan sifat imprealismenya dengan cara menduduki semua
wilayahyang diami oleh orang jepang, atau wilayah yangsewajarnya termasuk ke
dalam gugusankepulauan jepang. Mereka beranggapan bahwa kepulauan Ryukyu,
pulau Bonin, Karafuto,danHokaido adalah hak jepang, bahkan Korea seharusnya
diperlakukansebagai Negarataklukan. (latourette, 1951:122:123) pulau-pulau itu
sudahdapat dikuasai pada tahun 1891.setelah berhasil menguasai pulau tersebut
jepang kemudian ingin menguasai Korea. Untukmerealisasikankeinginannya itu
jepang terlibat perang dengan cina (1894-1895) danRusia(1904-1905) yang sama-
sama mempunyai kepentingan denganKorea dan Manchuria JepangJuga terlibat
dalam PD I dan PD II. Segala sesuatu pasti memiliki sisi baik dan buruknya masing-
masing. Nah, begitu pula imperialisme yang dilakukan bangsa Jepang di Indonesia.
a. Dampak Negatif Imperialisme Jepang
Tentu dampak yang paling tersasa dari imperialisme Jepang iniadalah dampak
negatifnya. Yang paling mengerikan menurut saya adalah sistem kerja paksa atau
Romusha.
Awalnya Romusha disebut pekerja negeri namun pada perkembangannya lalu
dikenal nama Romusha yang berarti serdadu kerja.Jepang juga menguras kekayaan
yang dimiliki Indonesia. Bangsa Jepang pun membentuk badan tertentu yang bergerak
sebagai penyalur atau pengumpul kekayaan Indonesia, diaantaranya yaitu Jawa
Hokokai dan Romukyoku. Jawa Hokokai bertugas mengumpulkan danauntuk perang
melawan Sekutu. Dana yang dimaksud di sini dapat berupa beras, ternak, barang
logam, kayu jati, dan segala perhiasan rakyat lainnya.Sedangkan Romukyoku
digunakan Jepang untuk memeras tenaga bangsaIndonesia untuk dipekerjakan pada
proyek-proyek pembangunan seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan laut, dan
lapangan udara. Nah, pekerjainilah yang lebih akrab disebut Romusha.Selain
Romusha, ada satu lagi yang tak kalah mengenaskan yaitu Jugun Ianfu.

Jugun Ianfu
adalah wanita-wanita Indonesia yangdijadikan pemenuh nafsu para serdadu
Jepang. Atau lebih akrab disebut dengan wanita penghibur.Selain itu di bidang politik,
Jepang juga membubarkan seluruhkegiatan masyarakat seperti organisasi politik,
organisasi sosial, dan organisasi keagamaan kecuali Majelis Islam A’la Indonesia
(MIAI). Namun, pada tahun 1943 organisasi ini juga diganti dengan Majelis Syuro
MusliminIndonesia atau Masyumi.
Jepang sangan mengawasi dengan ketat gerak-gerik para tokoh pergerakan
yang bersifat nonkooperatif melalui Kempetaiatau polisi rahasia yang tersebar di
lapisan masyarakat. Kempetai ini bahkanmenginterogasi, menangkap, hingga
menghukum mati siapa pun yangdicurigai ataupun dituduh sebagai mata-mata atau
anti Jepang.Jepang juga memegang keseluruhan ekonomi di Indonesia. Jepang
mengekploitasi segala macam sumber daya yang ada di Indonesia. Pada masa
pendudukan Jepang pula, jumlah sekolah di Indonesiamenurun .Intinya Jepang sangat
tidak menghargai nilai-nilai Hak AsasiManusia ketika menjajah Indonesia.
b. Dampak Positif Imperialisme Jepang
Walaupun secara keseluruhan dampak yang diberikan Jepang keIndonesia
lebih banyak dampak negatifnya, namun pasti ada sisi positif yang dapat
diambil.Dengan adanya pendudukan Jepang di Indonesia, bangsa Indonesia dapat
belajar strategi perang, pelatihan menjadi tentara, pelatihanmenggunakan senjata api,
pelatihan menjadi pilot dan segala yang berhubungan dengan pertahanan lewat PETA,
dan Heiho, serta organisasisemi-militer yang lain. Selain itu pada masa pendudukan
Jepang pula bangsa Indonesia dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan bebas,
atau bisa dibilang Bahasa Indonesia mulai dilestarikan dengan kebijakan Jepangyang
mengharuskan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Bahasa
Indonesia juga menjadi mata pelajaran wajib.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari
sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Nasionalisme
muncul dibelahan negara-negara dunia. Nasionalisme pada umumnya bertujuan
mewujudkan kebebasan individu dan negara dari cengkaman dan kongkongan
pemerintah dan kuasa asing.
Ambisi perkembangan Nasionalisme ke Imperialisme Jepang menyebabkan
Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang
selalu mendapatkan kemenenangan. Perang Cina–Jepang I (1894–1895)
dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895).
Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia–
Jepang (1904–1905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan
Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan
dan menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini
memberikan pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara
Asia dan Afrika.

B. Saran
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, dan pendengar, agar saya dapat memperbaiki pembuatan
makalah saya di waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria Ghazali. Sejarah Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur. Kuala Lumpur : Fajar
Bakti,2000.

Barrington Mone.Sejarah Jepang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1967.

Mudji Hartono, Pengantar Sejarah Jepang.Jakarta : Gramedia, 1995.

Anda mungkin juga menyukai