Anda di halaman 1dari 3

Nistagmus merupakan suatu kondisi atau keluhan pasien yang memberikan tantangan

tersendiri untuk para dokter mata. Secara umum, nistagmus dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Pertama, nistagmus fisiologis (misalnya optokinetik, vestibular dan end-point). Kedua,
nistagmus kongenital yang muncul saat lahir atau sesaat setelah lahir. Ketiga, nystagmus
didapat (misalnya penyakit saraf atau toksisitas obat).2,3,4,6

Pendekatan klinis untuk keluhan nistagmus terutama ditujukan untuk membedakan


apakah nystagmus berkaitan dengan kelainan atau kerusakan system saraf pusat atau
nystagmus yang berkaitan dengan kelaian system vertibuler perifer. Langkah terpenting untuk
menentukan apakah nystagmus bersifat, sentral ataupun perifer adalah pengenalan bentuk
gelombang nystagmus itu sendiri.1,2,3,7

Nistagmus dengan penyebab central sering kali muncul dalam bentuk pendular
nistagmus, tidak memiliki fase cepat-lambat dan searah vertikal, meskipun demikian tidak
menutup kemungkinan bahwa jerk nystagmus dengan arah horizontal disebabkan oleh lesi
sentral. nystagmus dengan penyebab Kelaina perifer biasanya muncul dalam bentuk jerk
nystagmus dengan arah horizontal. Pada lesi perifer jerk nystagmus memiliki fase cepat dan
bergerak menjauh sisi lesi sedangkan nystagmus dengan lesi sentral memiliki fase cepat
dengan Gerakan kea rah sisi lesi. Selain itu, untuk membedakan lesi sentral dan perifer dapat
dilakukan dengan memfiksasi pandangan, apakah nystagmus berkurang dengan fiksasi
pandangan atau sebaliknya. pada nystagmus perifer sering hilang dengan fiksasi pandangan
sedangkan nystagmus dengan lesi sentral tidak. Pada pasien kasus ini, pasien menunjukkan
nystagmus pendular dengan arah vertical dan tidak menghilang dengan fiksasi penglihatan.4-6,8,9

Petunjuk lain yang dapat digunakan untuk membedakan kelainan sentral dan perifer
pada pasien nystagmus adalah tanda dan gejala asosiatif diantaranya tanda selebelar yang
meliputi kemampuan berbicara, dysmetria yang dapat di uji dengan finger to nose test,
disdiadokinesia serta tremor intensi dan tanda batang otak. seperti palsi bulbar, hemiplegi, atau
kehilangan sensori. Pada kasus ini pasien didapatkan dysmetria bilateral, disdiadokinesia pada
sisi kiri, dan tremor postural pada sisi kiri dan tidak ditemukan kelainan kemampuan sensorik
dan motorik.1,4,7,8

Pemeriksaan neurologi lain yang perlu dilakukan untuk menentukan letak kelainan atau
kerusakan penyebab nystagmus diantaranya Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan
mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian
selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya
pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebral badan
penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. (b) Tandem
Gait, Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri
ganti berganti. Pada kelainan vestibuler, perjalanannya akan menyimpang dan pada kelainan
serebeler penderita akan cenderung jatuh. (c) Uji Unterberger, Penderita berdiri dengan kedua
lengan lurus horizontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin
selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang atau berputar
ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram yaitu kepala dan badan berputar
ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang
lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi. (d) Uji Tunjuk
Barany (past-ponting test), Penderita diinstruksikan mengangkat lengannya ke atas dengan jari
telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada
kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. (e). Uji Babinsky -
Weil, Penderita berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengan
menit dengan mata tertutup berulang kali. Jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan
berjalan dengan arah berbentuk bintang.6-8,10,11

Pemeriksaan fisik dan oftalmologi pada kebanyakan pasien dapat membantu dokter
mata untuk sampai pada diagnosis. Namun, investigasi seperti neuroimaging membantu
menemukan penyebab yang mendasari. MRI dapat menjadi alat yang berharga dalam hal ini,
dan hingga 75% pasien mungkin memiliki lesi yang terlihat. pada studi sebelumnya yang
dilakukan June choi dkk dilaporkan bahwa nystagmus patologis dipertimbangkan akibat adanya
lesi pada otak terutama pada serebelum didukung dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik, Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan MRI dengan hasil Infark pada pons sisi
midline disertai komponen perdarahan punctate akut. Infrak kronis pada nucleus lentiformis
bilateral, subcortex lobus temporal bilateral. Senile brain atrophy dengan degenarasi Fazekas
grade II. 5,11,12

Tujuan terapi nystagmus terutama ditujukan untuk mengobati penyebab yang


mendasarinya. manifestasi terbanyak disebabkan oleh gangguan vestibuler. Dr. Gold
menambahkan, nystagmus vestibular jerk horizontal akan sembuh dalam beberapa hari atau
minggu saat sistem vestibular otak mengkalibrasi ulang. Jika tidak mungkin berhasil mengobati
penyebab yang mendasari, tujuannya adalah untuk mengelola gejala . Obat – obatan yang
perlu dipertimbangkan diantaranya : Baclofen dapat sangat membantu untuk periodic
alternating nystagmus (PAN), Toksin botulinum (misalnya botoks) kadang-kadang digunakan
untuk menenangkan nistagmus, tetapi dapat menyebabkan penglihatan ganda dan ptosis,
Dalfampridine, Gabapentin dan memantine. Pada beberapa kasus perawatan dengan lensa
koreksi, prisma ataupun pembedahan dapat meningkatkan ketajaman visual dan atau
mengurangi nystagmus.7,9,10

Anda mungkin juga menyukai