Disusun oleh:
PERAWAT ORIENTASI
PERIODE 01 MEI-31 JULI 2019
RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA
JL. MAY. JEND. SOENGKONO KM 1 PURBALINGGA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis
GASTROENTRITIS AKUT”
Laporan ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................4
Definisi....................................................................................................................5
Etiologi....................................................................................................................5
Manifestasi Klinis...................................................................................................7
Komplikasi..............................................................................................................7
Patofisiologi............................................................................................................7
Penatalaksanaan......................................................................................................9
Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................10
Asuhan Keperawatan..............................................................................................11
Daftar Pustaka.........................................................................................................16
A. Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi
tinja menjadi cair, dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Guyton, 2006)
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah. (Hidayat, 2011)
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu
tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah
yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau
lender. (Suratun, 2010)
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan
usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
dan darah.
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
1) Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas dan
sebagainya
2) Infeksi virus
Entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,
astovirus dan lain-lain
3) Infeksi parasite
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi
lemak, malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi
makanan
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus. (Hidayat, 2011)
C. Manifestasi Klinis
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah. (Wicaksono, 2011)
D. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Maltrunisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus. (Wicaksono, 2011)
E. Patofisiologi
Mencapai usus halus Infeksi usus halus Peningkatan tekanan osmotik lumen usus
Hiperperistaltik
GEA
Output cairan&elektrolit berlebihan Muntah& Muntah Sering defekasi Reflek spasme otot dinding
perut
Kekurangan volume
cairan
Ketidakseimbangan Gangguan pola Nyeri akut
nutrisi < kebutuhan tubuh eliminasi
F. Penatalaksanaan Medis
Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
1. Jenis cairan yang hendak digunakan
Cairan ringer laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah kalium yang
rendah bila dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada RL dapat diberikan
NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul nabik 7,5% 50
ml pada setiap 1 It NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit yang dapat mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
Upaya Rehidrasi Oral (URO). URO berdasarkan prinsip bahwa absorpsi
natrium usus (dan juga elektrolit lain dan air) dilakukan oleh absorpsi aktif molekul
makanan tertentu seperti glukosa (yang dihasilkan dari pemecahan sukrosa ) atau L
asam amino (yang dihasilkan daripemecahan protein dan peptida). Bila diberikan
cairan isotonik yang seimbang antara glukosa dan garamnya, absorpsi ikatan
glukosa-natrium akan terjadi dan ini akan diikuti dengan absorpsi air dan elektrolit
yang lain. Proses ini akan mengoreksikehilangan air dan elektrolit pada diare.
Campuran garam dan glukosa ini sinamakan Oral Rehydration Salt (ORS) atau di
Indonesia dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (Oralit).
2. Memberikan cairan dan elektrolit
3. Pemberian obat antidiare untuk menormalkan sekresi sehingga dapat
mengembalikan keseimbangan cairan
4. Memberikan obat-obatan, sebagai berikut :
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi). (Suratun, 2010)
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan tinja
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup,bila memungkinkan
4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik
6. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak
membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
H. Asuhan Keperawatan
a. Fokus Pengkajian
1) Pengkajian (data subjektif dan objektif)
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data
dan penentuan masalah
2) Identitas klien
3) Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit
terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4
kali dengan konsistensi encer.
4) Riwayat kesehatan masa lalu
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan)
a)Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik
b)Nutrisi metabolik : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien
c) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang
d)Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain
e) Tidur/istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
f) Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri abdomen
g) Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri karena
kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada
fase sakit
h) Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada
penyakit
i) Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan
j) Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-
angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang adekuat
k) Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang sembahyang
karena gejala penyakit.
7) Pemerikasaan fisik
a) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan
b) Perkusi : adanya distensi abdomen
c) Palpasi : turgor kulit kurang elastis
d) Auskultasi : terdengarnya bising usus.
b. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat,
muntah)
2. Nyeri akut b/d hiperperistaltik
3. Diare b/d inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d gangguan absorpsi nutrien.
C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/KH Intervensi
1. Kekurangan NOC : NIC :
volume a. Tanda-tanda a. Kaji tanda vital (TD,
cairan b/d vital stabil nadi, suhu)
kehilangan
b. Membran b. Awasi masukan
banyak
melalui rute mukosa lembab haluaran, karakter, dan
normal c. Turgor kulit jumlah feses
(diare berat,
membaik c. Observasi kulit kering
muntah)
d. Keseimbangan berlebihan dan membran
masukan dan mukosa, penurunan
haluaran turgor kulit, pengisian
dengan urin kapiler lambat
normal dalam d. Berikan cairan
konsentrasi/ju parenteral sesuai
mlah indikasi
e. Berikan obat sesuai
indikasi anti diare
f. Berikan cairan Elektrolit
.
2. 1. Nyeri akut NOC: 1. NIC :
b/d a. Pasien a. Dorong pasien untuk
hiperperista melaporkan melaporkan nyeri
ltik
hilang atau b. Kaji laporan keram
terkontrol abdomen atau nyeri,
b. Pasien tampak catat lokasi, lamanya,
rileks/mampu intensitas (skala 0-
istirahat dengan 10). Selidiki dan
tepat laporkan perubahan
c. Pasien tidak karakteristik nyeri
gelisah.
c. Catat petunjuk non
verbal misalnya
gelisah, menolak
untuk bergerak,
berhati-hati dengan
abdomen, menarik
diri dan depresi.
Selidiki perbedaan
penunjuk verbal dan
non verbal
d. Kaji ulang factor-faktor
yang meningkatkan
atau menghilangkan
nyeri
e. Izinkan pasien untuk
memulai posisi yang
nyaman misalnya
lutut fleksi
f. Berikan obat analgetik
sesuai indikasi.
3. 2. Diare b/d NOC : NIC :
inflamasi, a. Tidak ada diare a. Kaji faktor penyebab
iritasi, atau b. Hidrasi baik diare
malabsorpsi
usus c. Nyeri perut b. Observasi dan catat
tidak ada frekwensi devekasi,
d. Pola BAB karakteristi, jumlah dan
normal factor pencetus
c. Tingkatkan tirah baring
d. Identifikasi makanan
dan cairan yang
menyebabkan diare
e. Berikan larutan oralit
atau LGG
f. Kolaborasi pemberian
obat antikolinergi
g. Kolaborasi pemberian
terapi antibiotic
4. Ketidakseimb NOC : NIC :
a. BB dalam a. Dorong tirah baring
angan nutrisi
rentan normal dan/atau pembatasan
kurang dari
b. Hemoglobin aktifitas selama fase
kebutuhan b/d
dalam rentan sakit akut
gangguan
normal b. Anjurkan untuk
absorpi
c. Asupan menghindari makanan
nutrient
makanan dan yang merangsang
cairan secara c. Dorong pasien untuk
oral cukup menyatakan
Permasalahaan mulai
makan diet
d. Pertahankan puasa
sesuai indikasi
e. Berikan nutrisi
parenteral total, terapi
IV sesuai indikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika
Wicaksono, Arridho D. 2011. Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut
Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tahun 2009. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wlkinson, Judith M .2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih bahasa:
Widyawati dkk. Jakarta:EGC
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Sdr. W
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Padamara Purbalingga
DX Medis : GEA
No RM : 1335xx
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Alamat : Padamara Purbalingga
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan Klien : Bapak
Pola Tidur dan 1. Jumlah waktu tidur: 6-8 1. Jumlah waktu tidur: 8-10
Istirahat jam/hari jam/hari
2. Gangguan: tidak ada 2. Gangguan: Tidak ada
F. Leher
1. Inspeksi
a. Kesimetrisan : Simetris
2. Palpasi
a. Kelenjar limfe : Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran
b. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Benjolan : Tidak ada
G. Thoraks
1. Inspeksi
a. Bentuk : Simetris
b. Lesi : Tidak ada
c. Retraksi dinding dada: Tidak ada
d. Luka : Tidak ada
2. Palpasi
a. Vocal Fremitus : Teraba normal (Kanan lebih teraba dari pada kiri)
b. Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada perbesaran jantung
3. Perkusi
a. Paru-paru : Sonor
b. Jantung : Pekak
4. Auskultasi
a. Paru-paru : Vesikuler, tidak ada suara tambahan
b. Jantung : S1>S2, Tidak ada suara tambahan
H. Abdomen
1. Inspeksi : Tidak ada luka, sedikit kembung
2. Auskultasi
a. Peristaltik : 18x/menit,bising usus hperaktif
3. Perkusi
a. Suara : Timpani
4. Palpasi
a. Nyeri tekan : Ada
b. Pembesaran Hepar : Tidak ada
I. Organ Reproduksi
1. Tidak ada luka
2. Tidak ada gangguan
J. Ekstremitas
1. Lesi Kulit : Tidak ada
2. Hemparese dextra
3. Kekuatan Ekstremitas: 5 5
5 5
ANALISA DATA
PRIORITAS DIAGNOSA
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI KE 1
EVALUASI KE-1
Memonitor 3 5 4
intake dan
output
cairan
Ttv dalam 4 5 4
batas
normal
P:Lanjutkan Intervensi
Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
Monitor status hidrasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor vital sign
Monitor status nutrisi
Nyeri akut b.d S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
hiperperistaltik P : nyeri perut
Q : Seperti melilit
R : perut
S : Skala 2
T : hilang timbul
Mampu 3 5 4
mengontrol
nyeri
TTV 4 5 4
normal
P:Lanjutkan intervensi
Feses tidak 3 5 3
cair
Tidak 3 5 4
mengalami
diare
Menjelaskan 4 5 5
penyebab
diare dan
rasional
tindakan
P: Lanjutkan intervensi
Identifikasi faktor penyebab diare
Monitor tanda dan gejala diare
Anjurkan pasien untuk makan rendah
serat, tinggi protein dan tinggi kalori
Kolaborasi pemberian obat antidiuretik
EVALUASI HARI KE II
Memonitor 3 5 5
intake dan
output
cairan
Ttv dalam 4 5 5
batas
normal
P: Pertahankan Intervensi
Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
Monitor status hidrasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor vital sign
Monitor status nutrisi
Nyeri akut b.d S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
hiperperistaltik P : nyeri perut
Q : Seperti melilit
R : perut
S : Skala 1
T : hilang timbul
Mampu 3 5 4
mengontrol
nyeri
TTV 4 5 5
normal
P: Lanjutkan intervensi
Lakukan pengkjian nyeri secara
komprehensif
Observasi non verbal dari
ketidaknyamanan
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
Gangguan pola S: pasien mengatakan masih BAB 2 kali, sudah
eliminasi BAB ada ampasnya. Sudah berbentuk
peradangan pada Pasien megatakan nyeri saat BAK
dinding usus
O: Turgor kulit elastis
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
S : 36,2
Feses tidak 2 4 3
cair
Tidak 2 4 4
mengalami
diare
Menjelaskan 4 5 5
penyebab
diare dan
rasional
tindakan
P: Lanjutkan intervensi
Identifikasi faktor penyebab diare
Monitor tanda dan gejala diare
Anjurkan pasien untuk makan rendah
serat, tinggi protein dan tinggi kalori
Kolaborasi pemberian obat antidiuretik
Mampu 3 5 5
mengontrol
nyeri
TTV 4 5 5
normal
P: Pertahankan intervensi
Feses tidak 2 4 4
cair
Tidak 2 4 4
mengalami
diare
Menjelaskan 4 5 5
penyebab
diare dan
rasional
tindakan
P: Pertahankan intervensi
Identifikasi faktor penyebab diare
Monitor tanda dan gejala diare
Anjurkan pasien untuk makan rendah
serat, tinggi protein dan tinggi kalori
Kolaborasi pemberian obat antidiuretik