Anda di halaman 1dari 6

Sahmad : Potensi Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Stroke melalui Pengembangan Model Discharger Planning

POTENSI PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT


STROKE MELALUI PENGEMBANGAN MODEL DISCHARGE
PLANNING BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Family Potency Role in the Stroke Care by Developing Discharge Planning


Model Based on Information Technology
Sahmad
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
(sahmad.yadi@yahoo.com)

ABSTRAK
Potensi Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Stroke melalui Pengembangan Model discharge plan-
ning Berbasis Teknologi Informasi di Ruang Lontara 3 Syaraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2013.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelaksanaan model discharge planning berbasis teknologi informasi
terhadap peran keluarga dalam perawatan penyakit stroke di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pene-
litian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Jumlah sampel sebanyak 33 responden. Penelitian ini menggunakan desain one group pretest-posttest
design. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan meng-
gunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan model discharge plan-
ning berbasis teknologi informasi terhadap pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), dan keterampilan (p= 0,000).
Implementasi discharge planning harus selalu dilaksanakan oleh perawat untuk membantu pasien dan keluarga
dalam menyiapkan kepulangan pasien. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa discharge planning sa-
ngat membantu pasien dan keluarga dalam mempersiapkan kepulangan pasien.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, keterampilan, discharge planning

ABSTRACT
Family Potency roleinthe treatment of stroke trough discharge planning model development of information
technology based in Lontara 3 room of nerve, Dr. Wahidin Sudirohusodo public hospital of Makassar in 2013. The
aim of the research is to find out the influence of the implementation of discharge planning model of information
technology based on family role in the treatment of stroke in Dr. Wahidin Sudirohusodo public hospital of Makas-
sar. The research used quasi experiment method conducted in Dr. WahidinSudirohusodopublic hospital of Makas-
sar. The sample consisted of 33 respondents. The research used one group pretest-posttest design. The methods of
obtaining data were questionnaires, observation and documentation. The data were analyzed using wilcoxon test.
The results of the research indicate that the implementation of discharge planning model of information techno-
logy based has influence on knowledge (p=0,000), attitude (p=0,000), and skills (p=0,000). The implementation
of discharge planning should always be done by the nurses to help the patients and their family in preparing the
patient’s to go home. The conclusion of this study is that the discharge planning greatly assist patients and families
in preparing the patient’s departure.
Keywords : Knowledge, attitudes, skills, discharge planning

154
JURNAL MKMI, September 2015, hal. 154-159

PENDAHULUAN perencanaan sistematik yang dipersiapkan bagi


Stroke atau gangguan vaskuler otak atau pasien untuk meninggalkan instansi perawatan
dikenal dengan cerebrovaskular disease (CVD) (rumah sakit) dan untuk mempertahankan konti-
adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat nuitas perawatan. Kegiatan discharge planning ini
yang patologis akibat adanya gangguan pereda- merupakan bagian dari proses keperawatan dan
ran darah.1 Stroke merupakan penyebab kematian fungsi utama dari perawatan. Menurut Carpenito,
ketiga terbesar di negara maju setelah serangan tujuan dilakukannya discharge planning adalah
jantung dan kanker.2 World Health Organization untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik pasien
(WHO) memprediksi bahwa kematian akibat dalam mempertahankan atau mencapai fungsi
stroke akan meningkat seiring dengan kematian maksimal setelah pasien pulang, dan memandiri-
akibat penyakit jantung dan kanker, yaitu kurang kan keluarga dan pasien dalam aktivitas per-
lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di ta- awatan.
hun 2030. Data di Amerika Serikat menunjukkan Berdasarkan studi pendahuluan yang di-
bahwa kejadian baru stroke tercatat hampir setiap lakukan oleh peneliti di ruang Lontara 3 syaraf
45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dis-
terjadi kematian akibat stroke charge planning dilaksanaka hanya pada saat
Di Indonesia, secara nasional stroke meru- pasien akan pulang dengan cara penyampaian
pakan penyebab kematian utama di rumah sakit, dilakukan secara lisan. Mengingat pentingnya
temuan kasusnya terus meningkat dari tahun dilakukan discharge planning yang terprogram
ketahun. Menurut data Riset Kesehatan Dasar maka peneliti tertarik untuk melakukan pene-
(Riskesda) pada tahun 2008, prevalensi jumlah litian khususnya penerapan discharge planning
penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi yang berbasis teknologi informasi pada pasien
di Indonesia. Dengan jumlah populasi sekitar 211 Stroke di Ruang Lontara 3 Syaraf RSUP Dr. Wa-
juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta pende- hidin Sudirohusudo Makassar.
rita stroke.3 Kejadian stroke di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dari tahun 2010 sampai BAHAN DAN METODE
2012 mencapai 1634 jiwa. Pada tahun 2010 jum- Metode pada penelitian ini, yaitu quasi
lah penderita stroke mencapai 549 jiwa, dan pada eksperimen, desain penelitian yang digunakan
tahun 2011 terjadi peningkatan, yaitu mencapai adalah one group pre test-post test design, yaitu
641 jiwa, tetapi pada tahun 2012 pasien stroke dengan memberikan perlakuan kepada subjek
menurun mencapai 444 jiwa (Instalasi Rekam- penelitian tanpa dibandingkan dengan kelas kon-
Medis RSWS, 2012) trol. Penelitian dilaksanakan di Ruang Lontara 3
Fenomena yang patut dicermati adalah Syaraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makas-
bahwa stroke dapat menyebabkan kecacatan yang sar. Mulai tanggal 11 Juni s/d 24 Agustus 2013.
akan memengaruhi ADL (Activities of Daily Li- Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ke-
ving), dari 2.930.000 kasus stroke yang hidup yang luarga pasien yang menderita stroke dan sedang
mengalami gangguan ADL adalah 31% ketergan- dirawat. Sampel dalam penelitian ini adalah
tungan parsial, 20% memakai alat bantu untuk anggota keluarga pasien yang akan membantu
berjalan, 16% masuk asrama khusus stroke.4 Seba- merawat pasien selama pasien di rumah sakit.
gian besar penderita stroke mengalami kelemah- Jumlah sampel diambil dengan menggunakan
an pada anggota gerak tangandan kaki, sehingga tabel jumlah populasi tertentu yang dikembang-
memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuh- kan oleh Isaac dan Michael, jumlah sampel 33
an sehari-harinya, seperti makan, minum, berpa- orang. Teknik pengambilan dengan cara purpo-
kaian dan kebutuhan lainnya. sive sampling. Teknik pengumpulan data meng-
Persoalan utama yang ada adalah bahwa gunakan kuisioner dengan melakukan pre test,
sebelum dilakukan pemulangan, seharusnya post test dan observasi. Dalam penelitian ini data
pasien mempunyai perencanaan pulang (dis- diolah dengan menggunakan program komputer,
charge planning) dari rumah sakit tempat pasien adapun uji yang digunakan dalam penelitian ini
dirawat. Discharge planning merupakan proses adalah uji wilcoxon, dan tingkat kebermaknaan

155
Sahmad : Potensi Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Stroke melalui Pengembangan Model Discharger Planning

data yang dipilih adalah p ≤ 0,05. responden setelah dilakukan intervensi didapat-
kan nilai rata-rata 68,48 dengan nilai median 68,
HASIL nilai terendah 59 dan nilai tertinggi 80 dengan
Karakteristik responden berdasarkan umur, nilai standar deviasi 5,76, sedangkan Confident
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status Interval 95% adalah (66,44-70,53) (Tabel 2).
pernikahan. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bah- Rata-rata keterampilan responden sebelum
wa lebih dari sebagian responden berada pada ke- dilakukan intervensi adalah 2,24 dengan nilai
lompok umur dewasa awal (26-40 tahun), yaitu median 2, nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 4 de-
18 orang (54,5%), lebih dari sebagian responden ngan nilai standar deviasi 1,00 Confident Interval
berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 18 95% (1,89-2,60). Hasil analisis keterampilan res-
orang (54,5%), paling banyak responden yang ponden setelah dilakukan intervensi didapatkan
berpendidikan SMA, yaitu 15 orang (45,5%), nilai rata-rata 17,06 dengan nilai median 17, nilai
lebih dari sebagian responden telah bekerja, yai- terendah adalah 13 dan nilai tertinggi 20 dengan
tu sebanyak 20 orang (60,6%) dan berdasarkan nilai standar deviasi 1,93, sedangkan Confident
status pernikahan sebagian besar telah menikah, Interval 95% (16,27-17,85) (Tabel 2).
yaitu 28 orang (84,8%).
Rata-rata pengetahuan responden sebelum PEMBAHASAN
dilakukan intervensi 9,45 dengan nilai median 10, Berdasarkan hasil penelitian menggunakan
nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 13, nilai stan- uji statistic wilcoxon diperoleh nilai p (0,000) < α
dar deviasi 2,39, dan nilai Confident Interval 95% (0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat penga-
(8,60-10,31). Hasil analisis pengetahuan respon- ruh pelaksanaan model discharge planning ber-
den setelah dilakukan intervensi didapatkan nilai basis teknologi informasi terhadap pengetahuan
rata-rata pengetahuan 15,33 dengan nilai median keluarga dalam perawatan penyakit stroke sebe-
16, nilai terendah 11 dan nilai tertinggi 18, nilai lum dan setelah diberikan intervensi. Hasil pene-
standar deviasi 1,93 dan Confident Interval 95% litian menunjukkan terdapat peningkatan pe-
(14,65-16,02) (Tabel 2). ngetahuan yang bermakna setelah dilakukan
Rata-rata nilai sikap responden sebelum discharge planning yang berbasis teknologi in-
dilakukan intervensi 57,09 dengan nilai median formasi terhadap pengetahuan responden (rata-
55, nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 80 de- rata sebelum = 9,45, rata-rata sesudah = 15,33).
ngan nilai standar deviasi 9,11 dan nilai Confident Peningkatan skor pengetahuan ini disebabkan
Interval 95% (53,86-60,32). Hasil analisis sikap oleh diskusi yang intens dilakukan peneliti dan
keluarga pasien.
Tabel 1. Karakeristik Responden Menurut Mujiono, diskusi sangat penting
Karakteristik n=33 % karena memberikan kesempatan kepada keluarga
Umur (tahun) untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawati-
Dewasa Muda (18-25) 4 12,1 ran pribadi dan juga untuk mengajukan perta-
Dewasa Awal (26-40) 18 54,5
Dewasa tengah (41-65) 11 33,3 nyaan serta menerima klarifikasi informasi dan
Jenis Kelamin salah pengertian yang mungkin terjadi.6 Selain
Laki - Laki 15 45,5 diskusi peneliti juga melakukan pengajaran ke-
Perempuan 18 54,5
Tingkat Pendidikan lompok, hal ini peneliti lakukan karena mereka
SMP 5 15,2 mempunyai masalah yang serupa sehingga kelu-
SMA 15 45,5 arga mempunyai kesempatan untuk saling meng-
D III 5 15,2
Sarjana 8 24,2 identifikasi, dan dengan demikian keluarga akan
Status Pekerjaan merasa mendapat dukungan dan dorongan moral
Bekerja 20 60,6 untuk membantu keluarga yang menderita stroke.
Tidak bekerja 13 39,4
Status Pernikahan Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Menikah 28 84,8 Notoatmodjo, yang mengemukakan bahwa pe-
Belum Menikah 5 15,2 ngetahuan merupakan hasil tahu setelah melaku-
Sumber : Data Primer, 2013 kan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

156
JURNAL MKMI, September 2015, hal. 154-159

Tabel 2. Rata - Rata Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi (n=33)
Median
Waktu Pengukuran Mean SD 95%CI p
(Min-Maks)
Pengetahun
Sebelum Intervensi 9,45 10 (5-13) 2,39 8,60-10,31 0,000
Sesudah Intervensi 15,33 16 (11-18) 1,93 14,65-16,02
Sikap
Sebelum Intervensi 57,09 55 (45-80) 9,11 53,86-60,32 0,000
Sesudah Intervensi 68,48 68 (59-80) 5,76 66,44-70,53
Keterampilan
Sebelum Intervensi 2,24 2 (1-4) 1,00 1,89-2,60 0,000
Sesudah Intervensi 17,06 17 (13-20) 1,93 16,27-17,85
Sumber : Data Primer, 2013

Penginderaan terjadi melalui panca indera manu- kap responden (rata-rata sebelum = 55, rata-rata
sia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, setelah = 68).
rasa dan raba.7 Sebagian besar pengetahuan di- Peningkatan nilai rata-rata sikap ini dise-
peroleh melalui mata dan telinga. Menurut Ohm- babkan karena pada saat penelitian, peneliti
an, metode pembelajaran yang paling sukses melakukan pendekatan secara persuasif dan
adalah dengan meningkatkan pembelajaran aktif memotivasi keluarga untuk selalu melatih pasien
dan isi pembelajaran akan dipelajari ketika materi dalam meningkatkan kapasitas fungsionalnya
tersebut disertakan, diingat dan diperkuat dalam dengan menghilangkan anggapan bahwa penya-
lingkungan yang aman dan menyenangkan. kit stroke adalah penyakit yang susah untuk di-
Hasil penelitian juga telah menunjukkan sembuhkan. Selain memberikan motivasi peneliti
bahwa instruksi berbasis komputer mendorong juga langsung melakukan redemonstrasi ulang
pembelajaran dan mengembangkan perilaku isi dari video discharge planning dan mengajak
positif, lebih memuaskan dan lebih ampuh. Hasil keluarga untuk berpartisipasi secara langsung se-
penelitian tersebut diperkuat oleh pendapat Skiba, hingga keluarga merasa bertanggungjawab penuh
yang meyakini bahwa munculnya teknologi akan dalam perawatan pasien penderita stroke.
merubah cara pendidikan keperawatan yang dita- Menurut Azwar, partisipasi adalah suatu
warkan dimasa depan. Selanjutnya masih menu- keadaan seseorang ikut merasakan bersama-sama
rut Skiba bahwa pembelajaran yang mendalam dengan orang lain sebagai akibat interaksi sosial,
sebaiknya difasilitasi dengan berbagai metode, yang didasari atas rasa saling kasih sayang, ke-
menggunakan kombinasi dari komponen visual, setiaan, dan tanggung jawab.11 Selain terjadi pe-
audio dan animasi. Menurut Hariyati, dkk., pem- ningkatan sikap keluarga dalam merawat anggota
berian edukasi kepada pasien melalui video dis- keluarga yang menderita stroke, terdapat 1 orang
charge planning dapat memberikan deep learn- (3,03%) yang memiliki sikap tetap. Dari hasil ob-
ing kepada pasien, menghemat waktu dan lebih servasi yang dilakukan oleh peneliti responden
efektif. tersebut memiliki pengetahuan yang mening-
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kat, keterampilan juga mengalami peningkatan.
uji statistik wilcoxon diperoleh nilai p (0,000)<α Menurut peneliti hal tersebut bisa saja terjadi
(0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat pe- sebab seseorang yang memiliki pengetahuan dan
ngaruh pelaksanaan model discharge planning keterampilan yang baik belum tentu diaplikasi-
berbasis teknologi informasi terhadap sikap ke- kan dalam bentuk sikap/tindakan seseorang.
luarga dalam perawatan penyakit stroke sebelum Penelitian yang dilakukan oleh Irdawati,
dan setelah diberikan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
menunjukkan terdapat peningkatan sikap yang bermakna antara pengetahuan dan sikap keluarga
bermakna setelah dilakukan discharge planning dalam meningkatkan kapasitas fungsional pasien
yang berbasis teknologi informasi terhadap si- pasca stroke nilai p=0,001. Berdasarkan hasil

157
Sahmad : Potensi Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Stroke melalui Pengembangan Model Discharger Planning

penelitian menggunakan uji statistik wilcoxon kan redemonstrasi ulang isi dari video discharge
diperoleh nilai p(0,000)<α(0,05), dapat disimpul- planning, kemudian peneliti memberi kesempa-
kan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan model tan secara langsung kepada keluarga untuk mem-
discharge planning berbasis teknologi informasi praktikan setelah peneliti memberi contoh terlebih
terhadap keterampilan keluarga dalam perawatan dahulu. Menurut Logan, penggunaan video dapat
penyakit stroke sebelum dan setelah diberikan menjadi metode yang bermanfaat untuk mening-
intervensi. Hasil penelitian menunjukkan ter- katkan proses berpikir kritis, membuat keputusan
dapat peningkatan keterampilan yang bermakna serta kreativitas, selain itu video dapat diguna-
setelah dilakukan discharge planning yang ber- kan untuk mengajarkan keterampilan. Penguatan
basis teknologi informasi terhadap keterampilan dan tindak lanjut, penguatan dan tindak lanjut
responden (rata-rata sebelum = 2,24 rata-rata adalah sangat penting untuk meningkatkan rasa
sesudah = 17,06). percaya diri keluarga dalam mempelajari sebuah
Hasil observasi pada saat penelitian pe- keterampilan baru, selain itu juga memberi ke-
ningkatan rata-rata keterampilan tersebut dise- sempatan kepada keluarga untuk mengevaluasi
babkan oleh beberapa faktor antara lain peragaan kemajuan dirinya dan merencanakan sesi pembe-
dan praktik langsung dihadapan keluarga pasien; lajaran tambahan yang dibutuhkan.
peneliti melakukan peragaan dan praktik langsung
terhadap keluarga pasien. Kegiatan ini merupak- KESIMPULAN DAN SARAN
an unsur yang sangat penting untuk terbentuknya Berdasarkan hasil penelitian yang telah di-
keterampilan. Memperagakan kete-rampilan dan lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kemudian memberikan kesempatan pada kelu- pengaruh pelaksanaan model discharge planning
arga untuk memperaktekkan keterampilan terse- berbasis teknologi informasi terhadap pengeta-
but secara langsung akan memberikan pembe- huan, sikap dan keterampilan keluarga dalam
lajaran yang mendalam terhadap keluarga, alat perawatan penyakit stroke di Ruangan Lontara 3
bantu pembelajaran dalam melakukan intervensi Syaraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makas-
peneliti menggunakan alat bantu untuk pembela- sar. Discharge planning sangat membantu ke-
jaran, yaitu berupa CD interaktif multimedia de- luarga dalam perawatan pasien stroke dan mem-
ngan cara memberi nonton video discharge plan- persiapkan untuk rencana pemulangan pasien ke
ning. Menurut Mujiono, video merupakan media rumah, selain itu CD media pembelajaran juga
pembelajaran yang inovatif, efektif dan efisien. membantu perawat dalam memberikan edukasi
menurut Munadi, manfaat dari media video un- kepada pasien dan keluarga. Pelaksanaan dis-
tuk pembelajaran antara lain mengatasi jarak dan charge planning peran perawat untuk mengomu-
waktu, dapat diulang-ulang bila diperlukan untuk nikasikan isi CD tetap diperlukan, pendampingan
menambah kejelasan, pesan yang disampaikan- dan konseling terhadap isi materi discharge plan-
nya cepat dan mudah diingat, mengembangkan ning akan melengkapi persiapan pulang pasien.
pikiran dan pendapat serta mengembangkan ima- Peningkatan kualitas secara teknis serta
jinasi. isi CD yang interaktif juga harus selalu dikem-
Menurut Smaldino, et al., pada ranah bangkan, dengan CD yang isinya berkualitas dan
kognitif menonton video sebelum atau setelah menarik akan membantu pemahaman terhadap
membaca dapat memperkuat pemahaman terha- perawatan dan dapat meningkatkan persiapan pu-
dap suatu materi, pada ranah afektif video dapat lang dari pasien. Berdasarkan kesimpulan hasil
memperkuat dalam merasakan unsur emosi dan penelitian, peneliti menyarankan agar implemen-
penyikapan, sedangkan pada ranah psikomotorik tasi discharge planning harus selalu dilaksanakan
video memiliki keunggulan dalam mendemon- oleh perawat untuk membantu pasien dan keluar-
strasikan/memperlihatkan tentang cara sesuatu ga dalam menyiapkan kepulangan pasien. Dalam
bekerja, serta pada ranah kompetensi interper- pelaksanaan discharge planning perlu monitoring
sonal video memberikan kesempatan pada me- dan supervisi dari kepala ruangan agar pelaksa-
reka untuk mendiskusikan yang telah mereka naannya dapat terlaksana dengan baik, perlu
saksikan. Redemonstrasi ulang, peneliti melaku- peningkatan kualitas CD media pembelajaran

158
JURNAL MKMI, September 2015, hal. 154-159

dan penambahan topik CD media pembelajaran. Teaching Nursing: The Art and Science. Glen
Bagi peneliti lanjutan tentang discharge palnning Ellyn. 2005(Il: College of Du Page Press:
berkelanjutan sebaiknya dilakukan pada home 711-735.).
care dan pelayanan kesehatan yang lainnya. 9. Skiba DJ. Nursing Education 2.0: Sec-
ond life. Nursing Education Perspectives.
DAFTAR PUSTAKA 2007;28(3):156-7.
1. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf: Publisher 10. Hariyati RTS, Afifah E, Handiyani H. Evalu-
Not Identified; 1976. asi Model Perencanaan Pulang yang Berba-
2. Ginsberg L. Penglihatan dan Nervus Krania- sis Teknologi Informasi. Makara Kesehatan.
lis lainnya. Lecture Notes-Neurologi Jakarta: 2008;12:53-8.
Penerbit Erlangga. 2005:35. 11. Azwar A, Prihartono J. Metodologi Peneli-
3. RI DK. Standar Pelayanan Minimal. Jakarta: tian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Batam : Binarupa Akara; 2003.
Jakarta; 2011. 12. Irdawati I. Perbedaan Pengaruh Latihan
4. Rasyid A, Soertidewi L. Unit Stroke Mana- Gerak terhadap Kekuatan Otot pada Pasien
jemen Stroke secara Komprehensif. Jakarta: Stroke Non-Hemoragik Hemiparese Kanan
Departemen Neurologi FKUI. 2007:1-20. Dibandingkan dengan Hemiparese Kiri. Me-
5. Carpenito J. L. Rencana Asuhan dan Doku- dia Medika Indonesiana. 2009;43(2):75-82.
mentasi Keperawatan Edisi 2; 1999. 13. Munadi Y. Media Pembelajaran Sebuah
6. Mujiono. Video sebagai Perangkat Pembela- Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada
jaran Inovatif/Widyaiswara Balai Diklat Ke- Perss. 2008.
agamaan Semarang. 2009 (Diakses tanggal 14. Smaldino SE, Lowther DL, Russell JD. In-
25 September 2013). structional Technology and Media for Learn-
7. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Ke- ing. 2008.
sehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 15. Logan R. Using YouTube in Periopera-
8. Ohman. Revitalising for Succes with Ac- tive Nursing Education. AORN journal.
tive Learning Approaches. In : Caputil, Ed. 2012;95(4):474-81.

159

Anda mungkin juga menyukai